Kuntadi · Selasa, 21 Agustus 2018 - 09:53 WIB
Warga muslim di Triharjo, Wates, Kulonprogo melaksanakan Salat Idul Adha di Lapangan Tambak Wates, Kulonprogo, Selasa (21/8/2018). (Foto: iNews.id/Kuntadi)KULONPROGO, iNews.id –
Ratusan warga muslim di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan Salat Hari Raya Idul Adha di Lapangan Triharjo, Desa Triharjo Kecamatan Wates, Selasa (21/8/2018). Salat Idul Adha ini dilaksanakan oleh Ikatan Pengajian Triharjo. Mereka mengikuti pelaksanaan Idul Adha di Mekkah, yang pada Senin (20/8/2018) kemarin sudah wukuf di Arafah.
Salat Idul Adha dilaksanakan tepat pukul 06.30 WIB. Bertindak sebagai imam dan khatib, H Sholikhul Hadi, pengasuh Pondok pesatren (Ponpes) di Darul Ulum, Galur, Kulonprogo. “Tadi malam kita sudah takbir, paginya dilaksanakan Sholat Idul Adha,” kata Nuri Suharsono, salah satu tokoh agama di Triharjo usai melaksanakan Salat Idul Adha, Selasa (21/8/2018).
Sebagian besar jamaah merupakan jamaah Masjid Baitullah Jala Jalalu yang dikenal dengan Masjid Jalatundo di Pedukuhan Cokrodipan. Meski ada juga warga luar yang berasal dari beberapa kecamatan di Kulonprogo.
Nuri mengatakan, jamaah hadir di Lapangan Triharjo untuk melaksanakan Salat Idul Adha, karena mereka memahami hakikat yang terikat kepada perintah Allah. “Dalam berbagai Firmanya, Allah telah menjelaskan jika haji bulannya sudah tertentu. Masalah adanya perbedaan ini karena yang mengumumkan saja. Sementara kami mengikuti perayaan Idul Adha di Mekkah. Di mana Wukuf di Arafah sudah dilaksanakan pada Senin (20/8/2018) kemarin. Sehingga esok harinya sudah harus dilaksanakan Salat Idul Adha,” ucapnya.
“Yang berhak mengumumkan adalah penguasa di Mekkah sana. Bukan NU atau Muhammadiyah ataupun Dewan Dakwah. Beda Indonesia dengan Arab hanya empat jam itu tidak membedakan harinya,” imbuhnya.
Menurut Nuri, warga dan jamaah juga akan menyembelih hewan kurban pada hari ini. Mereka mendasarkan pada keutamaan menyembelih pada hari pertama Idul Adha. “Tidak masalah ada perbedaan, kami miliki kepercayaan sendiri. Kami tidak ada aliran tertentu hanya ikuti yang di Mekkah,” ucapnya.
Salah seorang jamaah, Andri Susanti mengaku baru pertama kali ini pelaksanaan salat Hari Raya berbeda dengan sebagian masyarakat di sekitarnya. Namun dia tidak mempermasalahkan adanya perbedaan ini. Mereka percaya dan mengikuti perayaan Idul Adha yang ada di Mekkah. “Tidak perlu dipermasalahkan adanya perbedaan ini,” jelas Andri yang datang bersama dengan keluarga.
Dalam khotbahnya, H Sholihul Hadi lebih banyak mengajak kepada jamaah untuk meningkatkan keiamanan dan ketaqwaan. Salah satunya mengajak untuk melaksanakan kurban.
Pelaksanaan Salat Idul Adha ini juga mendapatkan perhatian dari aparat keamanan dari Polres Kulonprogo. Puluhan aparat kepolisian baik menggunakan seragam ataupun berpakaian preman berjaga di sekitar lapangan.
Editor : Himas Puspito Putra
Salat Idul Adha dilaksanakan tepat pukul 06.30 WIB. Bertindak sebagai imam dan khatib, H Sholikhul Hadi, pengasuh Pondok pesatren (Ponpes) di Darul Ulum, Galur, Kulonprogo. “Tadi malam kita sudah takbir, paginya dilaksanakan Sholat Idul Adha,” kata Nuri Suharsono, salah satu tokoh agama di Triharjo usai melaksanakan Salat Idul Adha, Selasa (21/8/2018).
Sebagian besar jamaah merupakan jamaah Masjid Baitullah Jala Jalalu yang dikenal dengan Masjid Jalatundo di Pedukuhan Cokrodipan. Meski ada juga warga luar yang berasal dari beberapa kecamatan di Kulonprogo.
Nuri mengatakan, jamaah hadir di Lapangan Triharjo untuk melaksanakan Salat Idul Adha, karena mereka memahami hakikat yang terikat kepada perintah Allah. “Dalam berbagai Firmanya, Allah telah menjelaskan jika haji bulannya sudah tertentu. Masalah adanya perbedaan ini karena yang mengumumkan saja. Sementara kami mengikuti perayaan Idul Adha di Mekkah. Di mana Wukuf di Arafah sudah dilaksanakan pada Senin (20/8/2018) kemarin. Sehingga esok harinya sudah harus dilaksanakan Salat Idul Adha,” ucapnya.
“Yang berhak mengumumkan adalah penguasa di Mekkah sana. Bukan NU atau Muhammadiyah ataupun Dewan Dakwah. Beda Indonesia dengan Arab hanya empat jam itu tidak membedakan harinya,” imbuhnya.
Menurut Nuri, warga dan jamaah juga akan menyembelih hewan kurban pada hari ini. Mereka mendasarkan pada keutamaan menyembelih pada hari pertama Idul Adha. “Tidak masalah ada perbedaan, kami miliki kepercayaan sendiri. Kami tidak ada aliran tertentu hanya ikuti yang di Mekkah,” ucapnya.
Salah seorang jamaah, Andri Susanti mengaku baru pertama kali ini pelaksanaan salat Hari Raya berbeda dengan sebagian masyarakat di sekitarnya. Namun dia tidak mempermasalahkan adanya perbedaan ini. Mereka percaya dan mengikuti perayaan Idul Adha yang ada di Mekkah. “Tidak perlu dipermasalahkan adanya perbedaan ini,” jelas Andri yang datang bersama dengan keluarga.
Dalam khotbahnya, H Sholihul Hadi lebih banyak mengajak kepada jamaah untuk meningkatkan keiamanan dan ketaqwaan. Salah satunya mengajak untuk melaksanakan kurban.
Pelaksanaan Salat Idul Adha ini juga mendapatkan perhatian dari aparat keamanan dari Polres Kulonprogo. Puluhan aparat kepolisian baik menggunakan seragam ataupun berpakaian preman berjaga di sekitar lapangan.
Editor : Himas Puspito Putra