Air bersih. (Foto ANTARA/)
Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Taruna Siaga Bencana Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendistribusikan air bersih di masjid-masjid wilayah kekeringan untuk membersihkan daging kurban nanti.
Koordinator dropping air Tagana Kulon Progo Ibnu Wibowo di Kulon Progo, Minggu, mengatakan tagana banyak menerima permohonan air bersih dari warga dan panitia kurban untuk membersihkan daging atau "jeroan", khususnya di Kecamatan Nanggulan, Pengasih, Sentolo, dan Kalibawang.
"Kami sudah menerima belasan proposal permohonan distribusi air bersih yang akan digunakan warga untuk membersihkan jeroan hewan kurban," katanya.
Ia mengatakan warga yang biasanya membersihkan jeroan ke sungai atau selokan, mulai beralih menggunakan air dari sumur. Selain air selokan tidak mengalir, Dinas Pertanian dan Pangan melarang panitia kurban atau masyarakat mencuci jeroan ke sungai karena akan menambah banyak bakteri.
"Yang di Sentolo, saluran irigasi belum mengalir, biasanya jeroan dibersihkan di sana, makanya minta bantuan air bersih," katanya.
Ibnu mengatakan pengeringan saluran Kalibawang yang dilakukan untuk perbaikan jembatan air Talang Bowong di Banjaraurum dan saluran tersebut saat ini membuat sejumlah warga mengalami kekeringan.
Selepas diperbaiki, saluran tersebut tidak meresap ke tanah karena telah ditutup rapat dengan semen. Selain itu, debit yang hanya sebesar dua meter kubik membuat sejumlah irigasi tersier tidak terisi dan membuat sebagian sawah masih belum terisi.
"Jadi sumur rumah tangga warga tidak terisi akibat rapatnya dasar aliran irigasi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajat Purbadi mengimbau panitia kurban tidak mencuci "jeroan" ke sungai atau selokan.
Ia mengatakan saat musim kemarau ini banyak orang memanfaatkan sungai untuk berbagai keperluan, kalau panitia kurban mencuci jeroan di sungai berarti semakin menambah banyak bakteri.
"Kami mengimbau panitia kurban tidak mencuci jeroan ke sungai. Jeroan tidak akan bersih, justru akan semakin banyak bakteri," imbau Drajat.
Ia menilai selama ini teknik penyembelihan hewan kurban tidak benar, khususnya teknik perobohan sapi.
"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada panitia korban terkait teknik perobohan hewan hingga penyembelihan yang sesuai standar baku," katanya.
Pewarta : Sutarmi
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018” https://buff.ly/2MB8P3C