Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


16 August 2018

Kekeringan di Kulonprogo Memburuk, 25 Desa Minta Bantuan Air ...

 Bencana kekeringan yang terjadi di Kabupaten Kulonprogo terus meluas. Beberapa desa yang sebelumnya tak pernah mengalami krisis air bersih, kini meminta bantuan air bersih dari pemerintah.

Terbaru, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh dan Desa Pengasih di Kecamatan Pengasih mulai mengalami kekeringan. Dua desa tersebut merupakan desa yang tahun lalu tidak mengalami kekeringan. Desa Gerbosari biasanya dapat bertahan di musim kemarau karena memiliki sejumlah sumber air.


Koordinator Dropping Air Tagana Kulonprogo, Ibnu Wibowo, menyatakan kekeringan pada 2018 lebih parah dibanding 2017. Sejumlah desa yang dulunya terbebas dari kekeringan saat ini masuk menjadi wilayah kekeringan dan meminta bantuan air bersih.


"Musim kemarau datang lebih awal. Pengeringan Saluran Irigasi Induk Kalibawang memperluas daerah yang mengalami kekeringan, karena sebagian besar sumur yang ada di sekitar saluran irigasi kering. Setidaknya sudah ada 25 desa yang mengalami kekeringan," kata Ibnu, Rabu (15/8/2018).


Menurut Ibnu, selama ini Desa Gerbosari tak pernah meminta bantuan air bersih, bahkan menyalurkan air bersih ke desa lain. Hal sama juga dialami Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo. Selama ini, Desa Salamrejo tidak pernah mengalami kekeringan. "Di Samigaluh hanya ada satu desa dari delapan desa yang tidak mengalami kekeringan, yakni Desa Pagerharjo," katanya.

Dijelaskan Ibnu, saat ini ada 25 desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih. Kendala yang dihadapi Tagana saat melakukan dropping yakni medan yang sulit, khususnya di sejumlah desa yang ada di Pegunungan Menoreh.

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi, menyatakan saat ini ada 23 desa yang menjadi daerah prioritas penanganan bencana kekeringan. Puluhan desa tersebut mengajukan permohonan air bersih sejak beberapa bulan lalu.

Saat ini Pemkab Kulonprogo memiliki enam truk tangki yang digunakan untuk dropping air bersih. Seluruh air saat ini masih diambil dari PDAM Kulonprogo dan menggunakan anggaran dari coorporate social responsibilities dan dana tak terduga milik Pemkab. "Ada truk tangki milik PMI, Tagana, dan BPBD, semua dikerahkan untuk menyalurkan bantuan air bersih," kata Ariyadi.

(kha)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive