- Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Suhardiyana, mengatakan sebanyak lebih dari 8.300 jiwa yang kesulitan air bersih tersebar di delapan kecamatan.
Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Kokap, Pengasih, Girimulyo, Panjatan, Lendah, dan Sentolo."Kami memperkirakan jumlah warga yang kesulitan air bersih lebih dari 8.316 jiwa. Kami terus memantau distribusi air bersih ke masyarakat supaya mereka tetap bisa mencukupi kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari," kata Suhardiyanta, sepertiyang dikutip dari Antara, Minggu (13/10).
Ia mengatakan sampai saat ini, masih banyak masyarakat mengajukan permintaan bantuan dropping air bersih.
Tidak hanya dari pedusunan, Suhardiyanta menambahkan, permintaan penyaluran air juga datang dari sejumlah rumah ibadah dan sekolah."Jumlah wilayah serta jumlah penduduk yang terdampak, terus mengalami peningkatan. Mata air warga banyak yang sudah mengering," katanya.Sementara itu, Sekretaris Daerah Kulon Progo Astungkoro mengatakan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo memastikan, kebutuhan air masyarakat akan tetap dipenuhi hingga datangnya musim hujan tiba.Hingga saat ini sudah tersalurkan 770 tangki air bersih ke masyarakat, ujarnya."Dari koordinasi dengan pihak BMKG, diperkirakan ada kemunduran musim hujan. Kami memiliki 301 tangki air bersih dan siap disalurkan jika datang permintaan," kata Astungkoro.
Astungkoro menjelaskan air menjadi lebih bermanfaat dibandingkan dengan uang di saat musim musim kemarau. Karena itu, pihak desa di Kulon Progo diminta mencadangkan dana kedaruratan yang diambil dari dana desa, untuk keperluan penanganan kekeringan."Selain untuk membuat pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), dana tersebut juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warganya," katanya.
[Gambas:Video CNN] (ANTARA/agr)
Sumber Berita :