Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


30 March 2020

Hari Pertama Operasional Penuh Bandara YIA Kulonprogo, Penumpang Terpantau Padati Area Keberangkatan




Laporan Reporter Tribun Jogja, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) akhirnya resmi beroperasi secara penuh, Minggu (29/3/2020).

Pengoperasian secara penuh ini dibuka dengan penerbangan dari maskapai Batik Air dengan rute Yogyakarta-Samarinda pada pukul 06.00 WIB.


Sementara kedatangan perdana dilakukan oleh maskapai Lion Air pada pukul 06.20 WIB dengan rute Jakarta-Yogyakarta.

Pada hari pertama operasional secara penuh ini, terpantau banyak calon penumpang yang memadati area keberangkatan Bandara YIA.

Mereka berbaris rapi dengan jarak yang sudah ditentukan sebelumnya yakni dua meter antar penumpang.
 
Pelaksanaan Social Distancing di area bandara pun dilakukan dengan tertib oleh para calon penumpang maupun penumpang yang datang.

Selain itu, satu per satu penumpang juga dipindai menggunakan Thermo Gun dan Thermal Scanner yang dimiliki oleh Angkasa Pura I.


Pencegahan penyebaran Covid-19 di Bandara Internasional Yogyakarta (Istimewa)

Hal tersebut merupakan pengamalan dari langkah mitigasi yang ada dan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di area Bandara.

PTS GM Yogyakarta Internasional Airport (YIA), Agus Pandu Purnama, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 115 movevent penerbangan di bandara YIA.

"Seharusnya ada 168 movemvent penerbangan, namun 53 di antaranya melakukan cancel flight akibat penurunan jumlah penumpang yang disebabkan Pandemi Covid-19," katanya.

Di sisi lain, Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I, Devi Suradji, menyampaikan bahwa hari ini seluruh tenant khususnya food and beverage sudah siap untuk melayani para penumpang pesawat.

"Dengan beroperasinya tenant food and beverage itu diharapkan akan mempermudah para penumpang untuk mencari makan setelah perjalanan yang mereka tempuh," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hari Pertama Operasional Penuh Bandara YIA Kulonprogo, Penumpang Terpantau Padati Area Keberangkatan, https://jogja.tribunnews.com/2020/03/29/hari-pertama-operasional-penuh-bandara-yia-kulonprogo-penumpang-terpantau-padati-area-keberangkatan.
Penulis: Andreas Desca


Editor: Muhammad FatoniSumber Berita :

Share:

Bupati Kulon Progo : Boleh Batasi Akses, Tapi Jangan Tolak Pemudik - Tribun Jogja


Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Beberapa warga padukuhan di berbagai wilayah di Kulon Progo akhir-akhir ini mulai membatasi akses masuk ke perkampungan.
Portal jalan dan poster menghiasi penutupan jalan yang dilakukan oleh para penduduk sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19 di sekitarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati Kulon Progo, Sutedjo, Senin (30/3/2020) menyampaikan bahwa pembatasan akses jalan itu tidak masalah untuk dilakukan.
"Jadi bukan menutup jalan sepenuhnya," katanya.
 Jika menutup kawasan sepenuhnya ataupun sering disebut Lockdown, menurut Sutedjo itu hal yang dilarang.
"Yang boleh memutuskan untuk Lockdown itu hanya pemerintah pusat," katanya.
Sementara itu jika pembatasan akses jalan, menurutnya, hal tersebut bukan merupakan suatu permasalahan asalkan tetap bisa dilalui oleh kendaraan dan tidak menggangu aktivitas.
"Dibatasi boleh, tapi tetap harus ditunggui masyarakat. Jadi nantinya jika ada pemudik yang datang, bisa segera dilaporkan dan dicatat," katanya.
Pembatasan yang dimaksud oleh Bupati tersebut yakni dengan membatasi akses masuk jika disebuah padukuhan terdapat banyak akses jalan untuk masuk.
Sumber Berita :  Bupati Kulon Progo : Boleh Batasi Akses, Tapi Jangan Tolak Pemudik - Tribun Jogja
Share:

Hadapi Corona, Kulon Progo Anggarkan Rp21 Milyar untuk APD dan Alat Medis - SuaraJogja.ID



SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menyiapkan anggaran sebesar Rp21 Milyar untuk penanganan pandemi virus corona. Anggaran itu sebagian akan digunakan untuk penambahan alat pelindung diri atau APD dan kebutuhan rumah sakit lainnya.
Hal itu disampaikan Sekda Kulonprogo, yang juga selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Kabupaten Kulonprogo, RM. Astungkoro kepada awak media, saat ditemui langsung di kantornya, Senin, (30/3/2020).
"Anggaran Rp21 Milyar, diambil dari redesign APBD, ada dari perjalanan dinas sebesar 1/4 dari seluruh APBD, makan minum untuk sidang yang sekian bulan tidak sidang, beberapa infrastruktur yang kita pangkas. Ada juga surat edaran dari Menteri Keuangan untuk memangkas Dana DAK, tapi tidak masuk ke dalam anggaran ini, hanya ditarik ke pusat tidak dicairkan," rincinya.
Anggaran tersebut akan masuk ke Dana Tak Terduga yang akan dikhususkan untuk kebutuhan medis di dua rumah sakit rujukan yang ada di Kulon Progo yaitu RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang.
Pemkab pun telah menyiapkan kamar isolasi di RSUD Wates sebagai prioritas, dengan tambahan konsumsi untuk para medis. Sementara, asrama di RSUD Wates yang baru juga dipersiapkan untuk tempat beristirahat para medis dan dokter yang menangani pasien covid-19. 
Terkait dana yang secara khusus diperuntukkan kepada masyarakat, pihaknya mengatakan belum ada. Ada gugus ekonomi yang sudah diminta untuk mengkaji terkait prosedur darurat yang jika memang terjadi lockdown penanganannya akan seperti apa.
"Jika darurat dalam kebutuhan bahan pokok kemungkinan yang dibagi bukan dalam bentuk makanan jadi tapi bahan pangan atau yang lain. Hal itu yang sedang dipelajari gugus sosial dan ekonomi. Termasuk penanganan untuk antisipasi yang terburuk," tegasnya.
Share:

Tak Bisa Tolak Pemudik, Karangtengah Kidul Imbau Warga Karantina Mandiri - SuaraJogja.id


Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Tak Bisa Tolak Pemudik, Karangtengah Kidul Imbau Warga Karantina Mandiri
Spanduk buatan warga yang sudah terpasang di salah satu pos ronda, Karangtengah Kidul RT 07, Margosari, Pengasih, Kulon Progo - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Warga Karangtengah Kidul dalam seminggu terakhir sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya di area desa dan tempat-tempat berkumpul warga.

SuaraJogja.id - Kepala Pedukuhan Karangtengah Kidul Puryono mengaku tak bisa menolak para perantau yang pulang ke daerah asalnya, termasuk ke kampungnya, Karangtengah Kidul RT 07, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena itu, pihaknya hanya menginstruksikan jajarannya untuk memantau para pendatang di masa wabah COVID-19.
Puryono memerintahkan, pendatang yang masuk daerahnya harus melakukan isolasi secara mandiri, minimal hingga 14 hari, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun begitu, sempat ada warga yang tidak melaporkan diri ke pihak desa atau puskesmas bahwa dia memang datang dari luar kota. Pihaknya berinisiatif melakukan pendataan melalui komunikasi yang ada dengan ketua RT dan RW setempat.
"Kami tidak resah, tapi tetap berjaga-jaga karena memang ada warga yang tidak percaya adanya virus COVID-19 ini, dan ada juga yang percaya. Namun kami tetap edukasi kepada siapa pun," ujarnya.
Ia menuturkan bahwa beberapa orang pendatang dari luar kota yang singgah di desanya mayoritas untuk pulang ke rumah orang tuanya. Hanya satu orang yang punya rumah di situ lalu setelah sekian lama pulang kembali.
Terkait dengan larangan bagi pemudik yang sudah telanjur ditulis di banner dan dipasang warga di pintu masuk desa, pihaknya mengatakan akan mengganti imbauan tersebut agar lebih terdengar halus. Jika sebelumnya bertuliskan larangan, maka nanti akan dituliskan menjadi imbauan untuk warga yang telanjur mudik.
"Karena kami juga tidak bisa melarang atau bahkan mengusir orang-orang dari kota yang mungkin sudah telanjur mudik karena tidak bisa makan di kota karena dibatasi aksesnya, jadi kami beri pengertian saja. Semoga warga yang datang juga menaati aturan yang ada," tegasnya.
Warga Karangtengah Kidul sendiri dalam seminggu terakhir sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya di area desa dan tempat-tempat berkumpul warga, seperti masjid dan pos ronda. Desa juga sudah meniadakan salat Jumat di masjid dan beberapa kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang.
Ia menuturkan, kendala saat ini adalah ketersediaan obat atau bahan baku untuk pembuatan disinfektan, yang makin susah didapat. Namun untuk saat ini, pihaknya mengaku masih memiliki stok untuk penyemprotan yang akan dilakukan lagi pekan depan.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua RT 07 Sugiyo mengatakan, memang ada penyemprotan secara mandiri dari hasil iuran warga yang digunakan untuk membeli bahan-bahan utama pembuat disinfektan.
"Ya itu bisa dibilang donasi dari warga, jadi memang dapatnya tidak seberapa, cuma untungnya cukup untuk membeli kebutuhan disinfektan," terang Sugiyo.
Ia menjelaskan bahwa warga juga sudah diberi sosialiasi terkait imbauan pemerintah, baik untuk sosial distancing atau tidak berkumpul dengan banyak orang untuk sementara waktu. Masyarakat pun mendukung serta menerapkan imbauan tersebut dalam kegiatan sehari-hari.
"Ya semoga semuanya bisa jadi normal kembali, virusnya bisa hilang," harapnya.

Sumber Berita : https://jogja.suara.com/read/2020/03/30/131319/tak-bisa-tolak-pemudik-karangtengah-kidul-imbau-warga-karantina-mandiri

 
Share:

Pelabuhan dan Dusun di Kulon Progo Lockdown Mandiri, Pintu Masuk Dijaga - SuaraJogja.id

Petugas keamanan Pelabuhan Tanjung Adikarta sedang bertugas menjaga pintu masuk pelabuhan setelah dilakukan lockdown mandiri, Minggu (29/3/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Dua hari terakhir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) muncul tren isolasi wilayah atau lockdown mandiri karena keresahan warga akan penularan virus corona dari luar. Hal tersebut juga dilakukan oleh para petugas keamanan Pelabuhan Tanjung Adikarta, yang berada di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Penutupan itu dilakukan di pintu masuk menuju pelabuhan. Para petugas keamanan berinisiatif membuat pagar dari bambu dan spanduk yang ditulis menggunakan cat semprot sejak Sabtu (28/3/2020).

Mulyono, petugas keamanan yang sedang bertugas di lokasi, Minggu (29/3/2020), membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terkait dampak virus corona SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit COVID-19.

"Jadi untuk yang keluar-masuk itu hanya penghuni dalam saja. Untuk orang asing sementara kita larang dulu untuk masuk," ujarnya.

Ia menuturkan bahwa penutupan ini dilakukan setelah ada arahan dari atasan terkait sterilisasi yang harus dilakukan di area pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Adikarta sendiri sering digunakan banyak orang dari berbagai daerah untuk memancing atau sekadar berwisata.

Hal itulah yang membuat pihak keamanan pelabuhan berinisiatif menutup sementara pintu masuk menuju pelabuhan. Pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan penutupan itu akan berlangsung.

Koordinator Dinas Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng yang bertugas di Adikarta, Bagiyo Hungoro, membenarkan adanya penutupan pintu masuk pelabuhan tersebut.

"Sebelum kita tutup, sudah berkoordinasi dengan masyarakat setempat, dan masyarakat juga tidak keberatan, mereka mendukung," tuturnya.

Meskipun pintu pelabuhan ini sudah ditutup dengan bambu sementara, pihak keamanan akan terus menjaga selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi datangnya pemancing yang biasanya masuk pada malam hari.

Selain pintu masuk pelabuhan, Dusun Bendungan Kidul, Kalurahan Bendungan, Wates juga mulai menerapkan lockdown mandiri guna mengantisipasi penyebaran COVID-19. Isolasi wilayah ini dilakukan sejak hari yang sama seperti pelabuhan hingga waktu yang belum ditentukan juga.

Hanya terdapat satu jalan yang digunakan untuk akses keluar-masuk oleh warga. Hampir seluruh pintu masuk dusun telah ditutup menggunakan batang bambu dan banner berisikan larangan melintas.

Kepala Dusun Bendungan Kidul Suharto mengatakan, penerapan lockdown mandiri ini merupakan inisiatif warga. Pihaknya khawatir, mereka terjangkit virus dari pendatang dari luar kota yang singgah ke dusun mereka.

"Sehingga ini untuk mengurangi penyebaran secara langsung [COVID-19] yang dibawa tamu atau warga yang pulang dari perantauan," kata Suharto di sela-sela penutupan pintu masuk dusun, Minggu pagi.  

Dijelaskan Suharto, pemudik akan tetap diizinkan masuk ke kawasan dusun dengan catatan bersedia melapor ke puskesmas setempat dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

"Dari catatan kami sejak minggu lalu, sudah ada 10 warga Bendungan Kidul yang mudik atau pulang dari daerah lain usai menghadiri acara keluarga, seperti kemarin ada yang dari Jakarta dan Lampung. Nah, mereka ini sudah kami minta untuk periksa dan isolasi mandiri," terang Suharto.

Salah satu warga, Yatin Supriyanto, mengatakan, aksi lockdown ini merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh warga Dusun Bendungan Kidul. Pintu-pintu masuk ke gang maupun jalan dusun harus ditutup untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

"Ini untuk melindungi semua warga dusun agar tidak terpapar virus," ucap Yatin, yang juga menjabat sebagai salah satu ketua RT dusun tersebut.

Selain lockdown, warga Bendungan Kidul sebelumnya juga telah melakukan penyemprotan disinfektan ke kawasan permukiman maupun fasilitas publik, seperti sekolah, tempat ibadah, dan poskamling.

Hanya dibukanya satu akses jalan diharapkan akan memudahkan dalam melakukan pemantauan terhadap siapa saja yang datang masuk ke dusun. Yatin juga berharap, dengan cara-cara ini, Bendungan Kidul bisa terbebas dari wabah COVID-19.

Sumber Berita : https://jogja.suara.com/read/2020/03/29/170000/pelabuhan-dan-dusun-di-kulon-progo-lockdown-mandiri-pintu-masuk-dijaga
Share:

BREAKING NEWS : Ditinggal Pergi, Rumah Warga di Kulon Progo Terbakar - Tribun Jogja




Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan.

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Rumah Nyi Suminem (70) warga Pedukuhan Prembulan, Kalurahan Pandowan, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, dilalap api, Minggu (29/3/2020) malam.

Menurut keterangan Kapolsek Galur, Kompol Sutikno, Senin (30/3/2020) kebakaran ini pertama kali diketahui sekitar Pukul 22.00 WIB.

"Keadaan rumah waktu itu kosong karena sedang ditinggal pemiliknya pergi ke rumah anaknya," katanya.

Peristiwa ini awalnya diketahui oleh saksi bernama Rohmat (70) yang juga merupakan tetangga Nyi Suminem.

Menurut keterangan saksi, lanjut Sutikno, dia merasakan hawa panas ketika tengah tertidur.

Bukan hanya itu saja, suara gaduh khas benda terbakar juga terdengar sangat keras dari rumah yang terbakar tersebut.

Setelah Rohmat keluar, dia mendapati bahwa rumah milik Nyi Suminem sudah terbakar.

Nyala api terlihat berkobar-kobar di atap rumah tersebut dan hal itu sontak membuatnya berteriak meminta pertolongan.

"Dia langsung berteriak minta tolong kepada warga untuk memadamkan api dan memanggil petugas pemadam kebakaran," katanya.


Tidak lama setelah itu, warga mulai berdatangan untuk membantu dan juga memanggil petugas pemadam kebakaran.

Akhirnya api berhasil dipadamkan dua jam setelah petugas pemadam kebakaran tiba.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian material ditafsir mencapi Rp 90 juta," katanya.

Menurut analisa yang dilakukan pascakebakaran, diketahui dugaan kebakaran tersebut dipicu oleh hubungan arus pendek listrik.

Adapun yang terlibat dalam upaya pemadaman api tersebut yakni Damkar Kulon Progo, Polri, TNI, TRC BPBD Kulon Progo, PMI Kulon Progo, Relawan, SAR, dan Warga Masyarakat. (TRIBUNJOGJA.COM)

Share:

29 March 2020

Sudah Tak Ada Pengunjung, Pemkab Kulon Progo Belum Tutup Objek Wisata - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Meskipun sudah tak ada wisatawan yang berkunjung, objek wisata yang dikelola Pemkab Kulon Progo masih dibuka. Kondisi itu kemudian justru menjadi alasan Pemkab Kulon Progo belum menutup objek wisata yang dikelolanya, seperti yakni Pantai Congot, Pantai Trisik, Pantai Glagah, Waduk Sermo, Gua Kiskendo, dan Puncak Suroloyo.
"Berdasarkan laporan, objek wisata yang dikelola pemerintah kabupaten sudah tidak ada wisatawan yang berkunjung. Penutupan menunggu situasi yang berkembang," kata Kepala Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, Minggu (29/3/2020).
Ia mengingatkan petugas retribusi untuk menegur wisatawan yang masih nekat berkunjung ke objek wisata. Penyadaran untuk tetap berada di rumah selama status tanggap darurat bencana COVID-19 menjadi tanggung jawab semua pihak.
"Kami minta petugas menegur wisatawan yang berkunjung. Kami juga meminta gugus tugas yang ada di setiap desa untuk lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak berpergian bila tidak ada kepentingan mendesak," katanya, dilansir ANTARA.
Astungkara juga mengatakan bahwa objek wisata yang dikelola masyarakat secara mandiri sudah ditutup. Bencana COVID-19 memang sangat berdampak pada sektor pariwisata. Namun demikian, ia optimistis, sektor pariwisata akan pulih setelah badai COVID-19 selesai.
"Kita berdoa, semoga bencana COVID-19 segera dapat diatasi dan kegiatan bisa pulih kembali," katanya.
Sementara itu, Humas Bukit Wisata Pule Payung Eko Purwanto mengatakan, Bukit Wisata Pule Payung telah menghentikan seluruh aktivitas wisata per 21 Maret sampai 3 April mendatang.
"Penutupan ini sebagai bentuk dukungan kami terhadap program pemerintah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," ujar Eko.
Keputusan menutup Bukit Wisata Pule Payung, menurut Eko, sangat berat karena dipastikan pengelola bakal merugi hingga ratusan juta rupiah. Dalam sehari, terang Eko, pendapatan yang diperoleh objek wisata ini bisa mencapai Rp9 juta. Itu sudah termasuk tiket, wahana, dan penjualan kuliner atau suvenir.
Penutupan ini juga dipastikan berdampak terhadap hajat hidup warga sekitar yang bekerja di obyek wisata tersebut. Terlebih, lanjut Eko, tak semua karyawan memiliki pekerjaan sampingan, sehingga praktis pendapatan mereka selama Pule Payung ditutup akan tersendat.
"Mayoritas menganggur karena mau kerja juga tidak ada, kecuali mereka karyawan yang punya ternak dan penderes, tetap masih ada pendapatan, dan rata-rata punya pinjaman bank. Nah ini yang bikin pusing," keluhnya.
Dirinya berharap, situasi bisa kembali normal, sehingga Pule Payung dapat beroperasi seperti sedia kala. Dia juga mengharapkan ada bantuan dari pemerintah berupa promosi wisata, khususnya wisata berbasis masyarakat.
"Sehingga imbas dari pandemi ini segera tergantikan," tutur Eko.

Share:

Warga Dusun di Kulon Progo Lakukan Lockdown Corona - Tagar News



Kulon Progo - Pandemi Covid-19 atau virus corona di Indonesia semakin membuat warga, khususnya di Kabupaten Kulon Progo, DIY menjadi khawatir. Bahkan warga di Dusun Bendungan Kidul, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Wates, Kulon Progo menerapkan Lockdown untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Kepala Dusun Bendungan Kidul Suharto mengatakan Lockdown dilakukan warga sebagai inisiatif karena kekhawatiran terhadap kehadiran pendatang atau pemudik. Suharto mengaku hal itu dilakukan agar mencegah masuknya Covid-19
ni untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang dibawa oleh tamu atau warga usai pulang dari perantauan.
dilakukan warga memalang dengan menggunakan batang bambu yang disertai dengan tulisan dilarang melintas.Lockdown dilakukan warga memalang dengan menggunakan batang bambu yang disertai dengan tulisan dilarang melintas.
"Ini untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang dibawa oleh tamu atau warga usai pulang dari perantauan," kata Suharto kepada Tagar di Bendungan, Minggu, 29 Maret 2020.
Suharto mengatakan palang bambu nantinya akan dijaga oleh warga selama 24 jam secara bergiliran. Suharto pun mengaku pihaknya juga akan memasang alat penyemprot disinfektan kepada seluruh pendatang masuk ke wilayahnya.
Meski ditutup para pemudik tetap diizinkan masuk ke dusun dengan catatan bersedia melapor ke puskesmas setempat dan mengisolasi mandiri selama 14 hari. Berdasarkan catatan pedusunan sejak minggu lalu, sudah ada 10 warga Bendungan Kidul mudik atau pulang dari daerah lain.
"Seperti kemarin ada yang dari Jakarta dan Lampung. Mereka ini sudah diminta periksa dan isolasi mandiri," ungkapnya.
Sementara itu, seorang warga Yatin Supriyanto mengatakan Lockdown tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama warga Dusun Bendungan Kidul. Pintu masuk ke gang maupun jalan dusun harus ditutup demi mencegah penyebaran Covid-19.
"Cara ini adalah bentuk perlindungan agar warga dusun agar tidak terpapar virus," ucap Yatin.
Selain Lockdown, lanjutnya, warga Bendungan Kidul juga rutin menyemprot disinfektan di permukiman warga dan fasilitas publik seperti sekolah, tempat ibadah dan pos kamling.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo mengaku bisa memahami jika ada perantau dari Kulon Progo yang ingin pulang kampung. Akan tetapi, kondisi saat ini tidak tepat untuk melakukan mudik. Penyebaran virus corona pada saat ini sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan bersama.
"Karena itu saya harap tunda dulu keinginan pulang itu. doa-doa untuk para leluhur untuk sementara dilakukan di rumah masing-masing," ucap Sutedjo.
Sutedjo mengajak semua mendukung kebijakan Pemerintah, agar semuanya terbebaskan dan terhindarkan dari paparan virus corona. []

Sumber Berita : Warga Dusun di Kulon Progo Lakukan Lockdown Corona - Tagar News
Share:

28 March 2020

Bingung ke Bandara Kulon Progo Naik Apa? Ini Daftar Transportasinya - detikFinance


Jakarta -
Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo yang akan dioperasikan secara penuh pada Minggu 29 Maret 2020 mendatang telah didukung oleh transportasi darat multi-moda yang cukup lengkap. Hal ini diharapkan dapat memudahkan pengguna jasa bandara dalam melakukan alih moda transportasi ketika melakukan perjalanan udara melalui YIA.
Adapun beragam jenis transportasi multi-moda tersebut yaitu airport shuttle yang disediakan oleh Damri dan SatelQu, taksi berargo, angkutan sewa khusus, dan kereta api (KA) bandara untuk menuju pusat Kota Yogyakarta dan beberapa daerah di sekitar Provinsi Yogyakarta seperti Cilacap, Kebumen, Purwokerto, Purworejo, Banjarnegara, Wonosobo, dan lainnya.
"Dukungan transportasi multi-moda ini merupakan upaya Angkasa Pura I bersama para pemangku kepentingan transportasi darat lainnya, baik regulator dan operator layanan transportasi, untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang yang melakukan perjalanan udara melalui YIA. Diharapkan, kemegahan serta nilai seni dan budaya di YIA yang dilengkapi dengan dukungan sarana transportasi multi-moda akan memberikan pengalaman perjalanan yang berkesan bagi para pengguna jasa bandara," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/3/2020).
Berikut panduan lengkap menggunakan masing-masing transportasi multi-moda darat tersebut :
Damri
Untuk mencapai YIA dari pusat Kota Yogyakarta, penumpang dapat memilih beberapa titik keberangkatan dari beberapa penyedia layanan transportasi darat.
Untuk layanan shuttle bus Damri, terdapat beberapa titik keberangkatan dengan estimasi waktu tempuh 1-2 jam perjalanan, yaitu:
1. Bandara Adisutjipto-YIA: 2 jam
2. Malioboro-YIA: 1,5 jam
3. Ambarketawang-YIA: 1 jam
Adapun titik keberangkatan Damri menuju YIA yaitu Bandara Adisutjipto, Pool Damri, Jalan Affandi, Galeria Mall, Bundaran UGM, Sleman Citi Hall, Candi Borobudur, Grand Inna Malioboro, Hotel Limaran, Rest Area Ambar Ketawang, Stasiun Wojo, dan Kebumen.
Estimasi biaya Damri menuju YIA yaitu berkisar dari Rp 25.000 hingga Rp 70.000, bergantung pada jarak tempuh. Sedangkan jam operasional Damri yaitu sejak pukul 03.00 hingga 20.00 WIB dengan interval waktu berangkat (headway) selama 30 menit sekali di titik keberangkatan Ambarketawang dan Stasiun Maguwo (Bandara Adisutjipto).

Share:

Gara-gara Corona, 53 Penerbangan di Bandara Kulon Progo Dibatalkan - Detiknews


Kulon Progo -
Pandemi Virus Corona atau COVID-19 mengakibatkan puluhan penerbangan di Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dibatalkan. Hingga saat ini tercatat ada 53 penerbangan yang mengajukan pembatalan.
"Dampak Corona cukup dirasakan maskapai, penumpang turun signifikan. Yang mengajukan cancel flight ada 53 penerbangan," ujar Direktur Utama PT Angkasa pura I, Faik Fahmi kepada wartawan melalui teleconference, Sabtu (28/3/2020).
Pembatalan ini menyebabkan jumlah penerbangan yang akan dilayani pada operasional penuh YIA besok juga berkurang. Sedianya ada 168 rute penerbangan yang ada di YIA.
Faik juga mengungkap penurunan jumlah penumpang yang signifikan gegara pandemi Virus Corona. YIA yang memiliki rata-rata jumlah penumpang per hari mencapai 18 ribu, kini hanya tinggal sekitar 7.000 hingga 8000 per hari.
Share:

27 March 2020

Ratusan Orang dari Daerah Terjangkit Virus Corona Masuk ke Kulon Progo - Kompas.com - KOMPAS.com



  • KULON PROGO, KOMPAS.com – Lebih dari 400 orang dari daerah yang sudah dinyatakan terjangkit virus corona datang ke Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Dinas Kesehatan Kulon Progo mengungkapkan, jumlah itu dihitung sejak Pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama atau 2 Maret 2020.
    Kebanyakan orang itu berasal dari Jakarta dan sekitarnya.
    “(Mereka) itu semua dari kota terjangkit. Malang, Surabaya, paling banyak Jakarta,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Sri Budi Utami, dalam rapat koordinasi mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang berlangsung di Kompleks Pemkab Kulon Progo, Kamis (26/3/2020).
     Sri mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga mencatat ada sejumlah orang yang baru kembali dari luar negeri.
    “Yang luar negeri itu dominan umrah, tapi itu sudah selesai,” kata Sri Budi.
    Pencatatan ini dilakukan agar tracing mudah dilakukan jika temukan kasus positif virus corona. 
    Sri juga mengungkapkan, ada beberapa warga dari daerah terjangkit virus corona yang memeriksakan diri ke Puskesmas.
    Beberapa yang menunjukkan gejala sakit biasa akan masuk dalam pemantauan dan diminta mengisolasi diri.

Sumber Berita :   Ratusan Orang dari Daerah Terjangkit Virus Corona Masuk ke Kulon Progo - Kompas.com - KOMPAS.com
Share:

26 March 2020

Tangani Corona, Kulon Progo Buat Pilot Project Produksi Hand Sanitizer - SuaraJogja.ID





SuaraJogja.id - Pemkab Kulon Progo bersama PT K-24 membuat pilot project produksi hand sanitizer di Kulon Progo guna mendukung percepatan penanganan COVID-19. Pihak PT K-24 juga akan berkerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) dan asosisasi petani biofarmata di Kulon Progo.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan bahwa persiapan pilot project ini ditargetkan selesai dalam waktu dua minggu ke depan.

"Jadi untuk bahan baku pilot project ini akan dipenuhi oleh masyarakat atau petani biofarmata di Kulon Progo. Ini langkah percepatan Pemkab Kulon Progo menanggapi waspada corona," ungkap Agus saat dihubungi SuaraJogja.id, Rabu (25/3/2020).

Pemkab Kulon Progo menanggapi baik rencana pilot project ini. Pihaknya menuturkan bahwa memang proyek ini bukan industri yang besar dengan sendirinya, tapi lebih banyak membantu masyarakat Kulon Progo dari segi bahan baku, seperti jagung, ubi kayu, lidah buaya, dan lain sebagainya. Hal ini yang justru nanti akan menjadi peluang bagi para petani.

Agus mengatakan, memang pihak PT K-24 telah berencana membangun pabrik farmasi di kawasan perindustrian di Kapanewon Sentolo. Namun untuk pilot project ini, realisasinya berada di luar investasi pabrik dan nanti berpotensi berlanjut sebagai program corporate social responsibility (CSR).

Adapun lokasi pelaksanaan pilot project ini akan memanfaatkan gedung bekas Unit Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar (UPTD PAUD dan Dikdas) Sentolo.

Hasil dari pilot project ini nantinya akan diserahkan kepada Pemkab Kulon Progo. Selanjutnya, hasil tersebut bakal dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan di sejumlah tempat, seperti puskesmas, rumah sakit, dan berbagai instansi publik di Kulon Progo.

Ia menambahkan bahwa PT K-24 memiliki peluang pasar secara nasional, sehingga untuk jangka panjang dapat dipastikan pasarnya ada. Jadi, masyarakat atau petani tidak perlu khawatir dengan pasar yang akan dituju.

"Jadi kelancaran bahan baku yang disediakan oleh petani ini nanti pasarnya sudah jelas, industrinya ada di Kulon Progo, kemudian bahan bakunya bisa disediakan, kalaupun masyarakat atau petani tidak bisa menyediakan sesuai dengan kebutuhan, perusahaan kan bisa mengambil dari daerah lain, tapi tetap mengutamakan dari dalam karena industrinya ada di Kulon Progo," jelasnya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa pilot project yang awalnya hanya sebagai upaya percepatan penanganan wabah akan berkembang menjadi industri besar. Hal tersebut karena baik itu alkohol, hand sanitizer, dan obat-obatan lain yang berbasis herbal, masih akan tetap dibutuhkan.

Pihaknya juga menyampaikan, saat ini stok untuk pembuatan pilot project masih terbilang cukup.

"Ini merupakan momentum karena banyak kebutuhan terhadap hand sanitizer dan alkohol. Bukan lantas memanfaatkan musibah, tapi sebagai momentum untuk percepatan membantu secara nasional penyediaan obat-obatan, khususnya herbal," tegasnya.


Sumber Berita :
Tangani Corona, Kulon Progo Buat Pilot Project Produksi Hand Sanitizer - SuaraJogja.ID
Share:

Gugus Tugas Covid-19 Kulon Progo Lakukan Penyemprotan Massal - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews


  • Cegah Penyebaran Korona
  • Kamis, 26 Maret 2020 | 16:00 WIB
  • Penulis:
    • Gading Persada
KULON PROGO, suaramerdeka.com - Gugus  Tugas Covid-19 wilayah Kulon Progo mulai melakukan penyemprotan cairan disinfektan secara massal di seluruh wilayah kabupaten tersebut. Ratusan titik disemprot sebagai antisipasi mencegah penyebaran virus yang menular tersebut.
“Berkaitan dengan Covid-19 yang sudah menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia, kami melaksanakan pencegahan khususnya di wilayah Kulon Progo lewat penyemprotan disinfektan secara massal secara serempak selama tiga hari. Mulai hari ini hingga 28 Maret nanti,” papar Bupati Kulon Progo Sutedjo, Kamis (26/3).
Sutedjo mengungkapkan dengan penyemprotan secara massal ini diharapkan penyebaran virus korona bisa dibendung sehingga tidak menjangkiti lebih banyak lagi warga tlatah Binangun tersebut. Maka dari itu selama tiga hari semua potensi yang dimiliki kabupaten tersebut dikerahkan untuk penyemprotan. Bahkan, Palang Merah Indonesia (PMI) Kulon Progo sudah mengawalinya sejak Sabtu hingga Selasa (21-24/3) lalu dengan menyasar sekitar 72 titik lokasi. Seperti tempat ibadah, terminal, kantor-kantor pemerintah dan swasta, kantor TNI/Polri dan pasar.
“Tak hanya unsur dari tingkat kabupaten saja, kegiatan penyemprotan ini diharapkan juga terjadi hingga tingkat lingkungan RW dan RT,” imbuh orang nomor satu di pemerintahan Kabupaten Kulon Progo.
Salah satu anggota Gugus Tugas Covid-19 Dandim 0731/Kulon Progo Letkol Inf Dodit Susanto mengaku siap mengerahkan seluruh kekuatan personel yang dimilikinya untuk ikut dalam penyemprotan massal cairan disinfektan.
“Total ada 225 orang yang diterjunkan menyemprot seluruh titik-titik lokasi di Kulon Progo. Kalau dari Kodim setidaknya 100 personel diturunkan setiap harinya,” sambung Dandim.
Dodit menyebutkan pengerahan personel tak hanya dilakukan tingkat kabupaten, namun juga hingga tingkat Koramil atau Kapanewon (kecamatan). Sebab, dia mencontohkan di Kapanewon Lendah saja ada 71 titik yang disemprot sehingga membutuhkan banyak personel.
“Bahkan di Kaluruhan Purwosari, Kapanewon Girimulyo yang merupakan tempat kami menggelar TMMD Reguler ke-107 juga kami lakukan penyemprotan disinfektan secara berkala,” tutur dia.
Dandim yang juga Dansatgas TMMD mengakui pelaksanaan program yang dahulu bernama ABRI Masuk Desa itu melibatkan banyak orang mulai dari unsur TNI/Polri hingga masyarakat sehingga potensi penyebaran virus bisa saja terjadi sehingga diperlukan pencegahan.
“Rumah-rumah warga juga kami semprot disinfektan. Protokol pencegahan penyebaran korona kami terapkan di lokasi TMMD,” tegas Dansatgas.

Sumber Berita :Gugus Tugas Covid-19 Kulon Progo Lakukan Penyemprotan Massal - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews
Share:

Antisipasi Corona, Warga Bendungan Kulon Progo Swadaya Semprot Disinfektan - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Warga Dusun Bendungan Lor dan Dusun Bendungan Kidul, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo secara swadaya melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran COVID-19, Rabu (25/3/2020) pagi. 
Kegiatan yang murni dilakukan secara swadaya ini menyasar kawasan permukiman, fasilitas publik, seperti tempat ibadah, sekolah, hingga pos kamling di dusun tersebut, serta area pertokoan yang berdekatan langsung dengan Pasar Bendungan.
Kepala Dusun Bendungan Lor Putra Dwi Agus Purnomo mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 di lingkungan dusun. Selain itu, penyemprotan cairan disinfektan ini juga untuk menyadarkan masyarakat, khususnya warga Bendungan Lor, tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Dengan kondisi saat ini, kami harapkan kesadaran masyarakat makin tinggi untuk menjaga diri sendiri dan lingkungan agar tetap bersih, sehat, dan bebas dari wabah penyakit yang menular," kata Agus, di sela-sela penyemprotan disinfektan, Rabu pagi.
Ditemui di dusun yang berbeda, salah satu tokoh masyarakat Dusun Bendungan Kidul, Yulianto, mengatakan, pemerintah telah melakukan banyak upaya terkait pencegahan penyebaran COVID-19 di berbagai daerah, termasuk Kulon Progo, agar tidak meluas. Namun, kata dia, mengandalkan pemerintah saja rasanya tidak cukup.
Maka dari itu, pihaknya bersama-sama secara swadaya membuat cairan disinfektan sendiri dari campuran chlorine, cairan pembersih lantai, dan air.
"Ini ya swadaya, dari kas pemuda, bantuan dana warga sini, sama donatur juga," kata Yulianto.
Tidak cukup dengan menyemprotkan cairan disinfektan saja, pemuda dusun yang tergabung dalam Karang Taruna dusun juga membagi-bagikan selebaran berisi imbauan untuk melakukan PHBS. Selebaran itu diberikan kepada seluruh warga Dusun Bendungan Kidul dan sekitarnya supaya makin memantik kesadaram warga akan kebersihan lingkungan dan dirinya sendiri.
Salah satu personel BPBD Kulon Progo, Suyatno, yang juga ikut terlibat dalam kegiatan ini, mengharapkan, upaya penyempotan dan sosialisasi semacam ini dapat mencegah penyebaran COVID-19 dan virus-virus lain.
"Hal yang terpenting adalah selalu menerapkan PHBS agar kita bisa benar-benar terhindar dari paparan segala jenis penyakit," tegasnya.
Share:

25 March 2020

Pasar Tradisional di Kulonprogo Tetap Buka



Penjual cabai rawit merah di Pasar Wates, Senin (27/1/2020). - Harian Jogja/Lajeng Padmaratri
23 Maret 2020 08:47 WIB Catur Dwi Janati 

Harianjogja.com, KULONPROGO- Simpang siur perihal tutupnya pasar di Kulonprogo terjawab. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulonprogo, Iffah Mufidati menegaskan bahwa pasar di Kulonprogo tetap buka. Namun, agar tetap mencegah kemungkinan penyebaran Covid - 19, Disdagin telah mengupayakan penyemprotan disinfektan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kulonprogo.

Iffah yang dihubungi via telepon pada Minggu (22/3/2020) mengatakan pihaknya telah menyerahkan daftar 28 pasar di Kulon Progo kepada PMI Kulonprogo. Pihaknya masih menunggu kepastian rapat dari PMI Kulonprogo terkait mekanisme penyemprotan.


Salah satunya terkait waktu penyemprotan apakah akan dilaksanakan serentak atau berkala beberapa gelombang. "Besok Senin (23/3/2020) akan dilakukan penyemprotan di pasar oleh PMI," ujar Iffah

Menanggapi kemungkinan keterbatasan sumber daya manusia dalam penyemprotan, pihaknya telah memerintahkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar di wilayah utara dan selatan agar bisa mendampingi anggota PMI yang melaksanakan penyemprotan.


Iffah juga telah berkoordinasi dengan PMI terkait waktu pelaksanaan penyemprotan. Kedua pihak sepakat penyemprotan dilakukan siang. "Supaya pasarnya relatif sepi, kalau pagi situasi akan lebih ramai," ujar Iffah.

Disdagin telah menyebarkan imbauan pola hidup sehat melalui aplikasi WhatsApp sebagai langkah cepat. Namun Disdagin secara resmi akan mengeluarkan surat edaran terkait prosedur kesehatan pencegahan virus pada Senin (23/3/2020) yang akan diserahkan kepada UPT pasar untuk disosialisasikan.

Pihaknya juga akan mempertimbangkan sosialisasi menggunakan pengeras suara untuk mengakomodasi para penjual yang tidak mempunyai smartphone atau pun tidak bisa membaca. "Kami juga bekerjasama dengan kominfo untuk menyosialisasikan edaran terkait pencegahan Covid - 19 di pasar-pasar Kulonprogo," ujar Iffah.

Selain itu pihaknya juga akan berkoordinasi dengan paguyuban pedagang atau Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI)

Ada beberapa poin imbauan yang akan disampaikan, di antaranya adalah menjaga jarak, tidak bersalaman, dan etika batuk. Selain itu juga anjuran untuk menjaga kebersihan tangan utamanya setelah bertransaksi dengan pembeli. "Tangan harus dibersihkan setelah transaksi apa lagi kalau makan dan minum," ujar Iffah.

Iffah menjelaskan saat ini baik pasokan maupun harga beberapa bahan pokok masih terbilang normal. Oleh karenanya dia mengimbau kepada masyarakat Kulonprogo untuk membeli secukupnya saja tidak usah panic buying.

Kepala Disdagin itu khawatir kalau banyak masyarakat yang menjadi panic buying, stok barang akan menjadi tidak normal dan harga meningkat karena harga. Selain itu jika tidak bijak dalam membeli maka distribusi akan tidak normal dan akan banyak masyarakat yang tidak kebagian barang. "Kalau terjadi panic buying masyarakat jadi berbondong-bondong ke pasar takut tidak kebagian, malah menimbulkan keramaian yang bisa menjadi sarana penyebaran Covid-19," ujar Iffah.

Sumber Berita :

Share:

Sampai 31 Maret, Pemkab Kulonprogo Berlakukan Sistem Belajar di Rumah



Bupati Kulonprogo, Sutedjo. - Harian Jogja/Lajeng Padmaratri
21 Maret 2020 11:37 WIB Newswire KulonprogoShare :

Harianjogja.com, KULONPROGO - Pemerintah Kabupaten Kulonprogo memberlakukan sistem belajar di rumah secara daring bagi seluruh siswa di semua jenjang pendidikan untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).

Kepala Disdikpora Kulonprogo Sumarsana di Kulonprogo, telah membuat surat edaran yang ditujukan kepada seluruh sekolah mulai PAUD, TK, SD, dan SMA, isinya jumlah siswa PAUD, baik formal dan non formal di Kulonprogo sekitar 18.000 anak peserta didik. "Kami instruksikan untuk bermain di rumah," kata Sumarsono, Sabtu (21/2/2020).


Ia meminta orang tua mengambil peran pengawasan terhadap anaknya. Bermain di rumah tidak diartikan libur dan diajak keluar atau tempat keramaian. Hal ini dikarenakan anak-anak termasuk kategori rentan rentan terpapar virus. Sementara untuk siswa SD-SMP pihak sekolah juga sudah diminta mulai menata pembelajaran secara daring (online) dan off line.

"Sesuai arahan Gubernur, belajar di rumah melalui aplikasi Jogja Belajar. Sejumlah guru juga sudah mendapat bimbingan terkait aplikasi Jogja Belajar ini. Saat inilah kesempatan untuk mengaplikasikannya. Aplikasi itu sebenarnya sudah dijalankan sejak pertengahan 2019," katanya.


Sumarsana juga menyadari bahwa tidak semua siswa memiliki layanan internet, sehingga pihaknya juga tidak ingin membebani masyarakat dalam kondisi seperti saat ini, sehingga jika tidak memungkinkan untuk daring, sekolah bisa memberikan tugas secara manual, baik secara struktural atau dengan lembar kegiatan siswa, atau modul pembelajaran atau metode buku pengayaan atau metode lain yang sudah dipahami guru.

"Jadi tidak harus dengan wifi terus, bisa dengan penugasan yang diberikan ke orang tua wali, kerjakan halaman ini hasilnya bisa difoto dan kirimkan ke guru, dengan sistem harapannya juga menjadi bukti rasa tanggungjawab orang tua terhadap anaknya," katanya.

Hasil belajar di rumah ini juga akan menjadi penilaian dalam sistem tersebut, sehingga bukan tanpa makna. Sumarsana mengimbau, jangan biarkan anak-anak justru lepas tanggung jawab belajar dan main di luar. Apalagi bermain di tempat yang kurang pas dan memicu kejadian yang tidak diinginkan.

"Pastikan mereka benar-benar belajar di rumah, jika dirasa tugas dari sekolah kurang, orang tua bisa memberi tambahan semisal dengan melatih gotong royong, bersih bersih di rumah atau kegiatan bermanfaat lainnya," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo Sutedjo mengatakan hasil rapat gugus tugas pencegahan Covid-19, maka Pemkab Kulonprobo memberlakukan sistem belajar di rumah bagi siswa didik di seluruh wilayah DIY per 23 - 31 Maret mendatang.

Semua proses kegiatan belajar mengajar (KBM) bakal dilakukan di rumah, baik online (internet) atau off line (penugasan dari guru yang disampaikan kepada orang tua wali untuk dikerjakan siswa didik di rumah,red).

Wilayah yang didukung IT bisa secara online, namun yang tidak pihak sekolah bisa melakukan penugasan secara manual. Sistem belajar di rumah ini akan dilaksanakan selama sepekan dan akan dievaluasi.

Sutedjo berharap, masyarakat dan media untuk ikut mendukung kebijakan ini, caranya dengan ikut mengawasi kebijakan berjalan efektif.

"kondisikan putra-putrinya untuk benar-benar menggunakan waktu belajar di rumah," katanya.*



Sumber : Antara




Sumber Berita :

XXXX
Share:

Bandara Kulon Progo Siap Beroperasi Penuh 29 Maret 2020 - detikFinance



Jakarta -Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, Yogyakarta siap beroperasi penuh mulai 29 Maret 2020 mendatang. Hal ini ditandai dengan pemindahan seluruh penerbangan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta ke YIA, kecuali untuk penerbangan berjadwal dan tidak terjadwal yang menggunakan pesawat propeller serta penerbangan VIP yang menggunakan pesawat jet pribadi.
Adapun penerbangan yang akan dipindahkan yaitu sebanyak 54 penerbangan yang terdiri dari 48 penerbangan domestik (24 jadwal keberangkatan dan 24 jadwal kedatangan) dan 6 jadwal penerbangan internasional rute Malaysia dan Singapura.
"YIA merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan Pemerintah Republik Indonesia kepada Angkasa Pura I untuk mengatasi permasalahan lack of capacity yang terjadi di Bandara Adisutjipto. Kepindahan seluruh penerbangan dari Bandara Adisutjipto di tengah situasi seperti saat ini juga merupakan solusi untuk mengurangi risiko penularan Virus Corona/Covid-19 di tengah padatnya penumpang dan sempitnya ruang untuk menerapkan konsep social distancing dengan maksimal di Bandara Adisutjipto," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Senin (23/3/2020).
Bandara yang memiliki terminal penumpang seluas 219.000 meter persegi ini, diyakini dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun atau 11 kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto yang hanya dapat menampung 1,8 juta penumpang per tahun.
Bandara ini memiliki landas pacu (runway) sepanjang 3.250 x 45 meter dengan shoulder (bahu runway) 15 meter di kedua sisi dan memiliki tingkat kekerasan PCN (Pavement Classification Number) 107. Adapun fasilitas Penyelamatan Kecelakaan Pesawat dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) di YIA masuk ke dalam Kategori 8.
"Spesifikasi ini membuat YIA mampu didarati oleh pesawat berbadan besar dan terberat seperti Boeing 777-300 dan Airbus A380," sambungnya.
Sejak awal beroperasi pada 6 Mei 2019 hingga Februari 2020, YIA telah melayani lebih dari 336.823 penumpang dan 3.843 pergerakan pesawat dengan 13 rute domestik tujuan Denpasar, Banjarmasin, Palembang, Jakarta (Cengkareng dan Halim Perdanakusuma), Palangkaraya, Batam, Banjarmasin, Samarinda, Tarakan, Pontianak, Makassar, dan Kualanamu.
Beroperasinya YIA secara penuh akan membuat operasional YIA bertambah menjadi 24 jam dari yang sebelumnya hanya beroperasi 12 jam dari pukul 06.00 - 18.00 WIB. Sementara, jam operasi Bandara Adisutjipto Yogyakarta akan berubah dari sebelumnya pukul 05.00 - 21.00 WIB, menjadi pukul 05.00 - 18.00 WIB.
YIA nantinya juga didukung aksesibilitas multimoda seperti jalan tol dan kereta bandara yang akan terhubung langsung dengan bandara. Saat ini, YIA didukung moda transportasi umum seperti Damri, SatelQu, taksi bandara, taksi online, dan kereta dari stasiun terdekat Stasiun Wojo yang dapat ditempuh 10 menit dari bandara. Pilihan moda transportasi ini akan semakin memudahkan para penumpang pengguna jasa bandara.
"Dengan beroperasinya YIA secara penuh, ke depannya, kami sangat yakin akan mampu memberikan multiplier effect bagi perekonomian, pariwisata dan logistik di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kulon Progo hingga daerah Jawa Tengah," katanya.

Bandara Kulon Progo Siap Beroperasi Penuh 29 Maret 2020 - detikFinance

Share:

Gercep Lawan Corona, Kodim Kulon Progo Semprot Tamu dengan Disinfektan - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Dalam rangka mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19) di lingkungan dan tempat kerja, Komando Distrik Militer (Kodim) 0731/Kulonprogo melakukan penyemprotan desinfektan dan pengecekan suhu tubuh, Selasa (24/3/2020).
"Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona di lingkup satuan atau di lingkungan kerja," Sugiarto, Danramil, saat ditemui awak media.
Penyemprotan setiap personil dan tamu yang hadir atau hendak berkunjung masuk ke dalam lingkungan kantor dilakukan di dalam bilik khusus oleh petugas terkait. Setelah itu akan dilanjutkan oleh pengecekan suhu tubuh, jika memang lebih dari 37 derajat celcius akan ada penanganan lanjutan dari tim kesehatan.
Pihaknya juga hanya menyediakan satu pintu sebagai akses keluar dan masuk ke lingkungan kodim. Langkah preventif ini dilakukan kodim beserta jajarannya mulai hari ini sampai rencananya dalam 3 hari ke depan.
Ia menuturkan bahwa pada tingkat Koramil sendiri rencananya akan serentak melakukan penyemprotan massal pada 26-28 Maret di tempat umum dan perkantoran. Rencananya, bila memungkinkan, waktu penyemprotan akan diperpanjang, meski tetap melihat situasi yang berkembang.
"Sementara baru untuk internal, satuan personil dan tamu dulu," Sugiarto, Danramil
Ditemui di tempat yang sama, Partija, selaku Pasipers Kodim 0731/Kulonprogo mengatakan bahwa ia ditugasi untuk mengadakan antisipasi virus corona dengan melakukan penyemprotan dan pengecekan suhu tubuh tiap pagi.
"Jadi ini langkah antisipasi yaitu penyemprotan tiap pagi mulai hari ini mungkin sampe jumat, juga mengukur suhu di Makodim dan Koramil," katanya.

Sumber Berita :  Gercep Lawan Corona, Kodim Kulon Progo Semprot Tamu dengan Disinfektan - SuaraJogja.ID
Share:

Corona dan Gua Legenda Sugriwa-Subali di Kulon Progo - Tagar News


Kulon Progo - Wabah virus Corona atau Covid-19 yang makin meluas berdampak pada obyek wisata di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Jumlah kunjungan menurun cukup drastis jika dibandingkan dengan sebelum makin merebaknya Coronavirus, salah satunya objek wisata Gua Kiskendo yang berlokasi di Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo.
Pengelola obyek wisata alam Gua Kiskendo, Suisno mengatakan, gua yang memiliki legenda Sugriwa dan Subali ini, kondisinya saat ini cenderung sepi pengunjung. Jika pada hari biasa jumlah kunjungan bisa 50 hingga 100 orang, maka pada saat ini kunjungan tidak lebih dari 30 orang. "Jika dipersentase penurunan kunjungan mendekati angka 60 persen," ujar Suisno di Kulon Progo pada Sabtu 21 Maret 2020.
Sementara untuk akhir pekan, diketahui juga mengalami penurunan. Jika sebelumnya bisa mencapai 500 orang, jumlah kunjungan saat ini sekitar 250 orang per hari.
Suisno menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah berupaya mengantisipasi penyebaran virus Corona, seperti menyediakan sabun di kamar mandi, yang bisa digunakan pengunjung untuk cuci tangan. Dengan disediakannya sabun ini, pengunjung diimbau agar senantiasa cuci tangan memakai sabun. "Kami sepenuhnya ikut kebijakan dari pemerintah kabupaten," ucap Suisno.
Suisno berharap, wabah virus Corona bisa segera tertangani dengan baik agar jumlah kunjungan wisatawan segera pulih. Pariwisata baik yang baru sampai dengan yang berkembang dan mandiri adalah salah satu penambah perekonomian masyarakat. "Kami masih bingung mau berbuat apa agar kunjungan wisatawan tidak menurun," ungkapnya.
Jika dipersentase penurunan kunjungan mendekati angka 60 persen.
Slamet Adi Suwito, pengelola Gua Kiskendo, lainnya mengatakan, di dalam paket jelajah gua, pengunjung bisa menikmati setiap sudut gua yang penuh dengan stalagtit dan stalagmit. "Pengunjung akan mendapatkan informasi tentang kisah Sugriwa Subali," tuturnya.
Gua Kiskendo yang berada di perbukitan Menoreh ini tidak lepas dari cerita turun temmurun tentang sosok pewayangan, Sugriwa dan Subali. Sugriwa merupakan raja kera sekaligus tokoh protagonis dalam cerita Ramayana yang tinggal di Kerajaan Kiskenda bersama kakaknya bernama Subali.
Saat Sugriwa dan Subali melalang buana, kerajaan ini jatuh dan dikuasai oleh Maesasura dan Lembusura, dua manusia berkepala sapi dan kerbau. Raja Kera dan kakaknya datang untuk merebut kembali kerajaannya. Terjadilah pertempuran sengit antara kedua belah pihak.
Maesasura dan Lembusura berhasil dikalahkan. Sugriwa mengira adiknya juga ikut gugur dalam pertempuran itu. Lalu Sugriwa memilih meninggalkan kerajaannya dan kembali ke langit. Dalam pertempuran itu, Subali terkubur di gua. Dengan segenap upaya, Subali bisa keluar dari tanah dengan menjebolnya. Maka terjadilah gua yang kemudian dinamakan Gua Kiskendo.
Pertempuran sengit itu digambarkan melalui relief di pintu masuk gua. Relief dibuat pada 1980-an oleh pemerintah dan komunitas seni di Yogyakarta. []

Sumber Berita : Corona dan Gua Legenda Sugriwa-Subali di Kulon Progo - Tagar News
Share:

Wabah Corona, 5 Wisata Berbasis Masyarakat di Kulon Progo Tutup - Tempo


TEMPO.COKulon Progo - Lima objek wisata berbasis masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, tutup mulai Sabtu sampai Kamis, 21 Maret - 2 April 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Niken Probo Laras mengatakan lima objek wisata berbasis masyarakat yang tutup adalah Pule Payung, Kalibiru, Canthing Mas, Kebun Teh Nglinggo, dan Ayunan Langit.
"Sesuai arahan Ketua Gugus Tugas Bidang Ekonomi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, objek wisata ditutup. Kami menunggu surat edaran dari provinsi yang akan keluar Senin (23 Maret 2020)," kata Niken, Minggu 22 Maret 2020.
Hingga saat ini, menurut dia, bebeberapa objek wisata yang dikelola pemerintah kabupaten masih melayani pengunjung kendati jumlah kunjungan wisatawan turun drastis.
Ketua Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis Kalibiru, Sumarjono mengatakan objek wisata Kalibiru, Kulon Progo, Yogyakarta, tutup sejak 21 Maret hingga 2 April 2020, dan buka kembali pada Jumat 3 April 2020. Tujuannya, mengantisipasi penyebaran virus corona baru atau COVID-19. "Kami tidak buka karena wisatawan yang datang ke Kalibiru berasal dari berbagai daerah di Indonesia," kata dia.
Pengunjung berfoto dengan latar pemandangan hutan luas dan Waduk Sermo dari puncak Wisata Alam Kalibiru, Kulon Progo, Yogyakarta. Di sini pengelola mesti membangun spot baru untuk berfoto. Lokasi ini dijuluki sebagai salah satu objek wisata yang Instagramable. TEMPO/Pius Erlangga
Sejak terjadi wabah corona, Sumarjono mengatakan jumlah kunjungan wisatawan Kalibiru anjlok. Pada libur akhir pekan, kunjungan wisatawan biasanya mencapai 400 hingga 500 orang perhari, dan pada hari biasa mencapai 150 hingga 200 orang setiap hari.
"Selama wabah corona ini, kunjungan wisatawan tidak lebih dari 40 orang per hari," kata Sumarjono. "Kami hanya bisa berharap wabah corona ini segera hilang, sehingga pariwisata kembali bangkit."

Sumber Berita : Wabah Corona, 5 Wisata Berbasis Masyarakat di Kulon Progo Tutup - Tempo
Share:

Pemuda di Kulon Progo Sulap Studio Jadi Tempat Bagi-bagi Hand Sanitizer - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Beberapa pemuda bersama-sama merelakan studio fotonya di wilayah Kelurahan Wates, Kapanewon Wates untuk dijadikan sebagi lokasi pembagian hand sanitizer. Adalah Septian Aryo Cahyo Seto dan Nosa Pramana, yang secara bersama beberapa temannya berinisiatif membagikan isi ulang hand sanitizer secara gratis sejak Senin (23/03/2020) lalu.
Kegiatan ini dilakukan atas dasar krpihatinan mereka dengan kondisi masyarakat saat ini yang sulit memperoleh masker dan hand sanitizer. Jika pun masih ada harganya sudah pasti mahal.
Nosa dan Seto serta sejumlah pemuda lainnya ini mengaku mereka merogoh kocek pribadi untuk membeli puluhan liter hand sanitizer cair untuk dibagi-bagikan secara cuma-cuma.
"Awalnya memang kami merogoh kocek pribadi. Namun ternyata banyak teman-teman yang kemudian membantu untuk membeli refill hand sanitizer ini," ungkap Seto pada Selasa (24/03/2020) ditemui di sela-sela pengisian ulang hand sanitizer.
Masyarakat umum hanya diperbolehkan untuk mengisi ulang satu botol hand sanitizer kecil berukuran 60 ml hingga 100 ml untuk diisi ulang. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa setiap orang yang datang mendapatkan cairan hand sanitizer.
Pihaknya juga tetap mengimbau kepada masyarakat untuk membangun perilaku hidup bersih dan sehat. Menjaga kesehatan dan mengurangi pertemuan yang mengumpulkan orang banyak atau social distancing.
Ia berharap adanya hand sanitizer ini bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat ketika digunakan untuk membersihkan tangan dalam kondisi apapun.
Saat ini di Kulon Progo, sejumlah toko dan apotek mulai kehabisan hand sanitizer. Tak sedikit orang yang memborong hand santizer lantaran takut tertular Covid-19.
Ditemui terpisah, Winda Dwi Lestari (17), salah seorang warga Panjatan, mengaku cukup kesulitan mendapatkan hand sanitizer sejak seminggu terakhir. Winda mengaku pernah menemukan hand sanitizer, namun ia harus menebusnya dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Tentunya aksi ini sangat bermanfaat. Apalagi saat ini banyak orang yang kesulitan mendapatkan hand sanitizer. Semoga pemerintah juga melihat aksi ini," katanya.
Pengisian ulang hand sanitizer secara gratis ini rencananya masih akan berlangsung hingga 31 Maret 2020 mendatang. Seto tidak membatasi siapa saja yang hendak bergabung dalam memberi bantuan materi atau pun bahan untuk membuat hand sanitizer.
Ia dalam promosi di akun media sosialnya juga selalu menekanan bahwa aksi ini adalah tentang berbagi, tidak perlu saling berebut atau serakah hingga mengambil sebanyak-banyaknya dan merugikan orang lain.

Sumber Berita : Pemuda di Kulon Progo Sulap Studio Jadi Tempat Bagi-bagi Hand Sanitizer - SuaraJogja.ID
Share:

22 March 2020

KLHK lepasliarkan elang ular bido di Puncak Kulon Progo - ANTARA Sumatera Selatan


Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melepasliarkan sepasang burung elang ular bido (Spilornis cheela) di Puncak Gondang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Direktur Jendral Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno di Kulon Progo, Minggu, mengatakan program pelepasliaran ini melibatkan banyak pihak di antaranya BKSDA Yogyakarta, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta(YKAY), Raptor Indonesia (RAIN), Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK), Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) dan Kelampok Tani Hutan Wanapaksi Desa Jatimulyo.
"Keterlibatan banyak pihak dalam upaya konservasi satwa dan habitatnya terutama keterlibatan masyarakat sekitar sangat diperlukan," kata Wiratno.
Ia mengatakan program pelepasliaran kedua elang ular bido ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan montoring selama kurang lebih 21 hari yang dilakukan oleh para sukarelawan dan perwakilan para pihak terkait beserta BKSDA Yogyakarta.
"Selain itu juga dilakukan juga kegiatan edukasi dan penyadaran kepada masyarakat sekitar mengenai nilai penting keberadaan elang dan habitatnya, serta lingkungan pada umumnya," katanya.

Tim Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta memeriksa burung elang ular bido sebelum dilepasliarkan di Puncak Gondang, Kulon Progo, DIY. (FOTO ANTARA/HO-Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta)
Sementara itu, Kepala Balai KSDA Yogyakarta Wahyudi mengatakan burung elang ular bido yang dilepasliarkan ini telah menjalani proses rehabilitasi di Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY).
Elang ular jantan yang diberi nama “Sugeng” itu diterima YKAY pada 30 Juni 2013 dari hasil serahan warga Desa Kasihan, Kabupaten Bantul. Sedangkan elang ular betina yang diberi nama “Wilujeng” diterima YKAY pada 23 Januari 2013 dari serahan warga melalui BKSDA Yogyakarta.
Setelah melalui proses rehabilitasi di YKAY, kedua elang ini menjalani proses habituasi di kawasan Jurang Jero Taman Nasional Gunung Merapi pada 14 Februari 2020. Tujuan habituasi ini agar kedua elang tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan dan juga mengenal pakan alami di sekitar lokasi pelepasliaran.
"Berdasarkan pertimbangan teknis termasuk rekomendasi hasil kajian habitat dan perilaku, kemudian pada 13 Maret 2020, kedua elang tersebut ditranslokasi ke kawasan hutan Jatimulyo, Girimulyo, Kabupateb Kulon Progo sebelum dilepasliarkan," katanya.
Prosesi pelepasliaran sepasang burung elang ular bido secara simbolis dilakukan oleh Direktur Jendral KSDAE Wiratno didampingi oleh Sekditjend KSDAE Tandya Tjahjana dan Kepala Balai KSDA Yogyakarta Wahyudi pada Sabtu (21/3) di Puncak Gondang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive