Kuntadi · Senin, 30 Juli 2018 - 00:45 WIB
Sebuah alat berat merobohkan pohon dan bangunan milik penduduk di lokasi proyek baru di Yogyakarta di Kulonprogo. (Foto: Dok.iNews.id)
KULONPROGO, iNews.id - Sejumlah makam di lokasi cukup bandara baru Yogyakarta (Bandar Udara Internasional Yogyakarta Baru / NYIA) di Desa Glagah dan Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kulonprogo belum dipindah. Selain makam, masih ada satu masjid dan satu musala yang belum dirobohkan untuk dipindah.
Kasi Kemasyarakatan Desa Palihan, Muslihudin Sukardi mengatakan, di desanya masih ada sekitar tujuh makam yang belum direlokasi dari total sekitar 800 makam.
Menurut dia, tujuh makam yang menjadi makam dari keluarga penolak bandara yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran (PWPP). Saat makam lain direlokasi, mereka juga menolah makam leluhur mereka untuk dipindah. Bahkan proses pemroses akan menyisikan makam-makam tersebut. "Kita nanti akan memindah makam itu dari Pemakaman Kragon III ke Kragon I," katanya, Minggu (29/7/2018).
BACA JUGA : Tak Ditawari Rumah Kontrakan, Penolak Bandara NYIA Bertahan di Masjid
Relokasi makam ini, kata dia, akan ditanggung oleh ahli waris.Berita anggaran relokasi makam dari PT Angkasa Pura sudah terserap dan lewat. Belum tuntasnya pemindahan makam juga terjadi di Desa Glagah. Pilih warga penolak juga tidak merelakan relokasi makam.
Juru Bicara Proyek NYIA PT AP I, Agus Pandu Purnama mengatakan pembangunan bandara masih menunggu proses pemindahan. Jika nanti semuanya selesai, mereka akan melakukan penyisiran atas makam-makam yang ada di atas IPL. "Semoga prosesnya bisa lebih cepat karena pembangunan fisik akan dilanjutkan," katanya.
Editor: Kastolani Marzuki