Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


30 September 2015

Dubes Korea Penasaran Dengan Gula Semut Kulonprogo

Jakarta, HanTer - Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Taiyoung Cho mengatakan setelah merasakan nikmatnya gula semut, dia penasaran dan langsung datang ke Kulonprogo, Jawa Tengah hanya untuk melihat proses produksinya.

"Saya penasaran dengan gula semut, jadi saya sengaja pergi Kulonprogo hanya untuk melihat proses pembuatannya," kata Dubes Cho dalam sambutannya saat membuka penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Cheil Jedang (CJ) Group asal Korea dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo, Jawa Tengah, Selasa (29/9/2015).

"Kenapa dinamai gula semut pak. Kalau kecil-kecil kan masih ada yang lebih kecil dari semut," Dubes Cho seperti bertanya kepada Ngatijo, Ketua KSU Jatirogo yang tengah duduk dihadapannya.

Ternyata, kata Dubes Cho, nama semut diberikan kerena gula hasil produk warga Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo tidak seperti gula pada umumnya, ia tidak disukai oleh semut.

Penandatanganan nota kesepahaman itu  disaksikan Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM Kemenkop UKM Meliadi Sembiring dan Direktur Jenderal KOTRA Indonesia Song Yoo Hwang, serta Dubes Republik Korea untuk Indonesia HE Cho Tae Young.

 

 

 

(Ris)

Share:

UMKM Kulonprogo Masih Terjerat Utang Rentenir

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Masalah klasik berupa permodalan masih saja menjadi kendala dalam pengembangan dan perberdayaan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) di Kulonprogo.

Hal itu diungkapkan Pimpinan PT Bank BPD DIY Cabang Wates, Riani Ernastuti, saat mengisi seminar kesehatan dan manajemen keuangan usaha di Gedung Kaca Kulonprogo, Selasa (29/9/2015).

Menurutnya, kebanyakan pelaku usaha UMKM di Kulonprogo kemudian berusaha memperkuat permodalan itu melalui tabungan.

Namun tidak jarang UMKM yang akhirnya harus meminta bantuan kerabat.

"Yang tidak bisa dipungkiri, ternyata masih banyak juga pelaku UMKM yang akhirnya mendapat modal dengan pinjaman renternir," kata Riani.

Dia menegaskan permasalahan itu harus diatasi dengan cara sinergi antar lembaga dan pemerintah.

Pasalnya, fakta di lapangan menunjukkan jumlah UMKM adalah yang terbanyak di antara jenis usaha yang ada di masyarakat.

Pihaknya menegaskan pula bahwa akses permodalan melalui perbankan memberi kesempatan luas untuk terus mengembangkan usaha.

"Kami siap memberi pelayanan permodalan untuk pedagang pasar, keliling, bahkan perajin yang bisa diakses secara kelompok maupun perorangan,” katanya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan dua hal antara kesehatan dan bekerja tidak akan terpisahkan. Sebab itu, proses kerja harus tetap didukung tubuh yang sehat.

"Selain permodalan, dua hal itu harus beriringan," kata Hasto.

Adapun seminar ini digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kulonprogo.

Harapannya, melalui acara itu para pelaku UMKM di Kulonprogo dapat semakin bersemangat wirausaha dan wawasan kesehatan serta manajemen keuangan usaha. (tribunjogja.com)

Share:

Korea Kembangkan Koperasi dan UKM di Kulon Progo

Korea Kembangkan Koperasi dan UKM di Kulon Progo
Seorang pria berusaha mengangkat tumpukan bungkus susu dan jus yang telah disortir untuk didaur di koperasi Coopemare di Sao Paulo, Brasil, 3 Juni 2015. Koperasi tersebut mendapatkan sampah yang akan didaur ulang dengan membeli dari orang-orang pengumpul sampah dari rumah-rumah, pasar dan toko. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -  Sebuah perusahaan asal Korea Selatan, Cheil Jedang Group, berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan petani gula kelapa di wilayah Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Rencana ini tercantum dalam  Memorandum of Understanding antara PT Cheil Jedang Indonesia dengan Koperasi Serba Usaha Jatirogo yang diselenggarakan di Hotel Grand Indonesia, Jakarta, Selasa, 29 September 2015.

Komisaris PT Cheil Jedang Indonesia yang juga mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Bernard Kent Sondakh, mengatakan bahwa melalui kesepakatan ini pihak perusahaan akan mendukung satu desa mengembangkan Koperasi Serba Usaha Jatirogo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki fasilitas yang ada di desa tersebut. "Koperasi Serba Usaha Jatirogo memiliki produk gula kelapa yang baik, tentu ini adalah potensi bagus. Melalui nota kesepakatan ini kami akan membantu untuk memasarkan produk mereka melalui outlet-outlet kami yang tersebar di wilayah Jabodetabek," ujar Bernard.

Selain itu, melalui kesepakatan ini juga pihak perusahaan juga akan memberikan pendampingan untuk koperasi dalam mengembangkan sebuah produk. "Tidak hanya memberikan bantuan untuk distribusi, melalui program Corporate Sosial Responsibility kami juga memberikan bantuan berupa infrastruktur untuk mengembangkan produksi dari gula kelapa buatan operasi Serba Usaha Jatirogo," kata Bernard lagi.

Sementara itu Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Meliadi Sembiring mengatakan, bahwa nota kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari program One Village One Product yang digagas oleh Korea Trade-Investment Promotion Agency beserta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada Oktober 2013.

Tujuan program ini adalah membangun daya saing daerah dengan menciptakan kompetensi inti bagi daerah tersebut. Karena itulah, tak banyak orang tahu mengapa produk unggulan desa amat penting. "Oleh karenanya, CJ Group akan melakukan kerjasama dengan memanfaatkan strategi dan teknik pemasaran yang dimiliki afiliasi kami di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya Kulon Progo," ujar Meliadi.

Ia menjelaskan pengelolaan Koperasi Serba Usaha Jatirogo akan semakin optimal sehingga memiliki multiplier effect bagi produksi gula kelapa yang meningkat baik dari sisi kualitas dan kuantitas. Bahkan, bukannya tak mungkin, mampu menjadi ikon Kabupaten Kulon Progo. "Selain itu, dengan potensi produksi yang besar maka secara langsung akan berdampak pada kesejahteraan petani perajin gula semut yang semakin baik pula", Ucap Meliadi.

Share:

Soal Bandara Kulon Progo, Petani Kecewa Putusan MA

Sidang kasus Bandara Kulon Progo di PTUN DIY, beberapa waktu lalu. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
 
 
 
 
 
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Mahkamah Agung (MA) mengabulkan kasasi gugatan rencana pembangunan Bandara Kulon Progo yang diajukan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rizky Fatahillah, kuasa hukum petani Kecamatan Temon yang menolak pembangunan Bandara Kulon Progo, menyayangkan tindakan MA mengabulkan kasasi gugatan tersebut.

Menurutnya, pembangunan Bandara Kulon Progo bermasalah dalam hal perencanaan. Sebab, pembangunan tidak pernah disebutkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW DIY.

"Pihak kami menyayangkan MA yang mengabulkan putusan pemda karena putusan PTUN kami pikir sudah komprehensif," ujar Rizky yang merupakan salah satu anggota LBH Yogyakarta melalui sambungan telepon di Yogyakarta, Rabu (30/9/2015).

Ia khawatir ke depannya akan semakin banyak pembangunan bermasalah yang dibiarkan di Yogyakarta. "Kami khawatirkan akan melegitimasi pembangunan infrastruktur lain yang bermasalah," ucapnya.

Selain itu, pihaknya menilai dalam rencana pembangunan bandara, pemerintah bertindak sewenang-wenang dan tidak memperhatikan hak hidup dan hak pekerjaan petani di Kulon Progo.

"Kami lihat selama ini pemerintah hanya ingin gusur-gusur. Tapi tidak memperhatikan keinginan kawan petani. Yang kami bela bukan menolak bandara tapi mempertahankan kelangsungan hidup petani di Kulon Progo," tegasnya.

Pihaknya akan melakukan berbagai tindakan untuk membela kelangsungan hidup petani. Salah satunya melakukan upaya hukum dan komunikasi politik dengan pemerintah pusat.

"Upaya hukum lanjutan akan kami lakukan tetapi masih akan dibicarakan lagi. Perlu juga untuk melibatkan pemerintah pusat untuk melakukan upaya politik lebih luas, tujuannya agar pemda yang ingin membangun Bandara Kulon Progo mengerti aspirasi petani," pungkasnya.
SAN                        
Share:

26 September 2015

Pemkab Kulonprogo Turunkan Tim Pemantau Hewan Kurban Kamis Besok

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Meski sudah ada yang melakukan
penyembelihan hewan kurban pada Rabu (23/9/2015), Pemkab Kulonprogo
baru akan menerjunkan tim pemantau pada Kamis (24/9/2015).

Kepala Kesehatan Hewan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan
Kulonprogo, Drajat Purbadi, mengatakan pemantauan penyembelihan hewan
kurban pada Kamis akan dilakukan sekitar 195 petugas.

Para petugas yang diterjunkan ke lapangan itu, menurutnya, terdiri
atas 54 dokter hewan, 88 petugas kesehatan yang merupakan kader di
setiap desa, dan juga 53 mahasiswa Fakultas Kesehatan hewan UGM.

"Mereka diterjunkan untuk memantau penyembelihan hewan kurban pada
Kamis ini di Kulonprogo. Setiap desa diperkirakan akan dipantau oleh
tiga atau empat orang petugas," kata Drajat, Rabu (23/9/2015).

Drajat mengakui pada Rabu ini memang sudah ada beberapa lokasi yang
melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Meski demikian, pihaknya
belum menurunkan petugas pemantau ke lapangan.

Sebagaimana pantauan di lapangan, penyembelihan hewan kurban pada Rabu
ini salah satunya dilaksanakan masyarakat Durungan Kecamatan Wates.

Seusai melaksanakan salat Id, belasan warga Durungan ini
melanjutkannya dengan penyembelihan dua ekor sapi dan satu ekor
kambing. (*)
Share:

Gempa Yogya tak menimbulkan kerusakan di Kulon Progo

Merdeka.com - Kota Yogyakarta dilanda gempa bumi pada pukul 20.28 WIB.
Meski tak berlangsung lama, gempa ini sempat mengejutkan warga hingga
berhamburan ke luar rumah.

Bahkan guncangan dari gempa ini juga terasa hingga ke Desa Salamrejo,
Kulon Progo, Jawa Tengah. Namun, guncangan tersebut tidak terlalu
keras seperti di Kota Yogyakarta.

"Di sini berasa guncangannya, tapi enggak begitu keras. Hanya sedikit
bergetar hingga genting rumah bunyi. Kirain hujan, enggak tahunya
gempa," kata Glin, warga Jakarta yang saat itu tengah berada di Kulon
Progo, Jumat (25/9).

Glin menambahkan, guncangan tersebut hanya berlangsung beberapa detik
dan tidak menimbulkan kerusakan apapun. Namun beberapa warga sempat
berhamburan ke luar rumah.

"Sejauh ini belum ada kerusakan apa-apa, tapi warga sempat keluar
rumah. Gempanya juga sebentar enggak sampai tiga sampai lima menit,"
imbuh Glin.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika, Mochammad Riyadi, menyatakan gempa terjadi di Yogyakarta
berpusat di 12 kilometer arah barat laut Gunungkidul. Gempa itu
berkekuatan 4,6 SR dan berada pada kedalaman 10 kilometer.

Meski getaran gempa cukup kuat dirasakan hingga Kota Yogyakarta,
tetapi Riyadi memastikan gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami,
sebab masih di bawah 5 Skala Richter. Dari laporan diterimanya, gempa
begitu terasa di daerah Bantul, Yogyakarta.

"Tidak ada potensi tsunami. Di Bantul yang terasa sekali," ucap Riyadi.
Share:

25 September 2015

Warga Kulonprogo Berbondong-bondong Bawa Daging Kurban ke Penggilingan

Bisnis.com, KULONPROGO-Tempat penggilingan daging di Pasar Wates,
Kulonprogo diserbu warga, Kamis (24/9/2015). Mereka rela antre
berjam-jam demi menggilingkan satu atau dua kilogram (kg) daging sapi
yang diterima dari panitia pembagian hewan kurban.
Satu diantaranya adalah Basuki, warga Desa Krembangan, Kecamatan
Panjatan, Kulonprogo. Dia ingin membuat bakso dari gilingan daging
sapi. "Biar lebih tahan lama karena enggak punya kulkas," ungkap
Basuki.

Setahu Basuki, hanya ada tiga tempat penggilingan daging di sekitar
Wates. Dua di Pasar Wates dan satu lainnya di dekat Terminal Wates.
Menurutnya, dia memang harus antre karena tidak ada banyak pilihan.
Semua tempat penggilingan pasti ramai. "Ini sudah antre sejam tapi
masih kurang satu lagi. Tetangga saya nitip 1,5 kg," ujar berusia 37
tahun itu.

Basuki sendiri menggilingkan daging sapi sebanyak dua kg. Uang yang
harus dibayarkan mencapai Rp40.000. "Ini sudah sekalian dengan bumbu
baksonya. Nanti bisa langsung dimasak di rumah," paparnya.

Hal serupa dilakukan Titik Sriharyati. Tidak tanggung-tanggung. Dia
sudah antre hampir dua jam demi menggilingkan 2,6 kg daging sapi. "Ini
belum selesai. Tadi saya ke tempat lain tapi ternyata lebih banyak
yang antre," kata Titik.

Titik mengungkapkan, tidak ada tempat penggilingan daging di wilayah
tempat tinggalnya di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo.
"Punya kulkas buat menyimpan daging tapi kalau mau menggiling ya harus
ke Wates," ucapnya.

Sementara itu, pengelola tempat penggilingan daging di Pasar Wates,
Rusmin Nuryadin mengaku bisa menggiling daging sebanyak tiga hingga
empat kuintal per hari selama perayaan Idul Adha. Padahal, biasanya
hanya sekitar setengah kuintal. "Biasanya cuma melayani pelanggan dari
kalangan tukang bakso dan rumah makan padang," tuturnya.

Aji mumpung, Rusmin menaikkan harga jasa penggilingan hingga dua kali
lipat dibanding hari biasa. Konsumen jadi harus membayar Rp10.000 per
kg atau Rp20.000 per kg jika ingin sekalian dilengkapi bumbu.
"Ramainya paling lama sampai seminggu. Puncaknya tiga hari," kata
Rusmin menambahkan.

Editor : Nina Atmasari

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Edarkan Alprazolam, 2 Warga Sleman Diringkus

Harianjogja.com, KULONPROGO– Sebanyak dua warga Sleman dibekuk Satuan
Resnarkoba (Satresnarkoba) Kulonprogo karena kedapatan mengonsumsi dan
mengedarkan psikotropika. Ironisnya, obat tersebut diperoleh Sunyoto,
30, salah satu pelaku, menggunakan resep dokter.

Kasat Resnarkoba Polres Kulonprogo AKP Agus Nursewan mengungkapkan,
pelaku pertama, Sunyoto berhasil diringkus di rumahnya di Modinan,
Banyuraden, Gamping, Sabtu (19/9/2015) sore. Di hari yang sama,
petugas juga melakukan penggeledahan di rumah Nurdin, 19, pelaku lain
di rumahnya yang beralamat di Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.

"Kami mendapatkan informasi dari wilayah Kulonprogo, lalu kami
kembangkan. Motif pelaku yakni memiliki, menggunakan dan mengedarkan
psikotropika," ujar Agus, Rabu (23/9/2015).

Agus memaparkan, dari tangan pelaku berhasil diamankan empat butir pil
Mersi Alprazolam dan tujuh butir pil Riklona atau Clonazepam. Kedua
barang bukti itu saat ini masih dalam pemeriksaan di laboratorium
narkotika di Semarang, Jawa Tengah.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan petugas, Sunyoto terbukti tidak hanya
sebagai pengguna. Pelaku juga mengakui telah memperjualbelikan obat
terlarang tersebut kepada rekannya. Akibat tindakannya itu, Sunyoto
dijerat dengan Pasal 62 atau Pasal 61 ayat 2 Undang-undang nomor 5
tahun 2007 tentang penyalahgunaan obat terlarang. Sedangkan, rekannya
Nurdin, dijerat dengan Pasal 62.

"Ancaman hukuman maksimal adalah lima tahun kurungan. Dari
pemeriksaan, Y [Sunyoto] sebagai pengedar," jelas Agus.

Kepada petugas, Sunyoto mengaku mendapatkan obat tersebut dari sebuah
apotik di Jogja. Awalnya, obat tersebut hanya dikonsumsinya sendiri
sebagai obat penghilang rasa sakit dan sulit tidur. Sunyoto mengaku,
sudah 13 tahun mengonsumsi obat jenis Mersi Alprazolam itu dan
mendapatkannya dari resep dokter.

Sunyoto mengatakan, dalam sekali periksa, obat yang ditebusnya
sebanyak 30 butir. Di mana, harga per 10 butir dibelinya seharga
Rp14.500.

"Karena butuh uang, saya jual ke teman per enam butir seharga
Rp72.000," ungkap Sunyoto.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

21 September 2015

Buah Kelapa Terbaik se-Indonesia

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pohon kelapa merupakan salah satu potensi
terbesar Kabupaten Kulonprogo. Tidak tanggung-tanggung. Desa Bojong di
Kecamatan Panjatan bahkan diklaim sebagai daerah asal varietas tanaman
penghasil kelapa terbaik di Indonesia.



Kelapa bojong bulat. Begitulah masyarakat setempat menyebut tanaman
asli Desa Bojong ini. Hampir setiap rumah penduduk di sana memiliki
pohon kelapa di pekarangannya.

"Sudah ada sejak zaman nenek moyang," kata Kasie Pemerintahan Desa
Bojong, Yayan, saat ditemui di balai desa, Jumat (18/9/2015).

Yayan memaparkan, kelapa bojong bulat punya banyak keunggulan,
terutama pada kualitas buahnya. Daging buahnya lebih tebal dan
menghasilkan santan yang lebih kental. Kandungan minyaknya pun lebih
banyak, hampir dua kali lipat dibanding kelapa jenis lain.
Produktivitas kelapa bojong bulat juga tinggi.



"Satu jenjang bisa lebih dari 10 butir. Rata-rata 15 butir. Jenis lain
biasanya cuma lima sampai delapan butir," ujar Yayan.

Potensi tersebut kemudian mendapat perhatian khusus dari pemerintah
sejak 2008 lalu dengan mengembangkan perkebunan seluas empat hektare.
Selain peningkatan produksi kelapa, dikembangkan pula usaha
pembibitan.

"Ada 11 kelompok tani yang ikut mengelola dari masing-masing dusun," ucapnya.

Konsumen bibit kelapa bojong bulat berasal dari wilayah Wonosari dan
Bantul hingga Klaten dan Wonosobo. Sedangkan buahnya kebanyakan dijual
ke Solo dan Klaten. Yayan lalu mengeluh, keunggulan kelapa bojong
bulat sering dimanfaatkan pihak tidak bertanggungjawab.

"Sering diklaim sama orang-orang. Padahal itu bukan kelapa kami. Itu
bisa merusak citra kelapa bojong bulat," tuturnya.

Ketersediaan air yang cukup melimpah juga mendukung pengembangan
kelapa bojong bulat. Mereka belum pernah sampai kekurangan air saat
musim kemarau. Yayan lalu menambahkan, warga setempat juga
memanfaatkan bagian lain dari tanaman kelapa untuk mendapatkan
penghasilan tambahan.

"Serabut kelapa dan lidinya bisa untuk sapu," ungkapnya.

Sarinten adalah salah seorang warga yang sehari-hari membuat sapu lidi
di rumahnya. Nenek berusia 70 tahun itu mengaku punya beberapa tanaman
kelapa bojong bulat di pekarangannya. "Lumayan untuk mengisi waktu
daripada menganggur," kata warga Dusun II itu.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Ekspor Terganjal Pencemaran Merkuri pada Tanaman Kelapa

x



Gula semut Kulonprogo yang akan diekspor terganjal pencemaran merkuri
pada tanaman kepala

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengembangan usaha gula semut di Desa
Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo terkendala sertifikasi tanaman
kelapa. Pasalnya, ada tiga dusun di sana yang diketahui telah tercemar
merkuri.


Kepala Desa Kalirejo, Lana mengatakan, wilayah tersebut antara lain
Dusung Sangon 1, Sangon 2, dan Plampang 2. "[Merkuri] Hanya di
seputaran sungai tapi dampaknya dirasakan juga sampai wilayah
atasnya," ungkap Lana, dikonfirmasi Minggu (20/9/2015).

Padahal, sertifikasi itu menjadi salah satu syarat standar kelayakan
produk gula semut, khususnya pasar ekspor. Meski nilai jualnya lebih
tinggi, warga setempat kemudian memilih tidak mengolah nira dari
tanaman kelapa menjadi gula semut. "Hanya dibut gula jawa biasa untuk
memenuhi pasar lokal," papar Lana.

Lana menambahkan, melemahnya perekonomian juga mempengaruhi kelancaran
ekspor gula semut yang dihasilkan warga dusun lainnya. Dia
mengungkapkan, sudah banyak warga yang berkeluh kesah padanya. "Sedang
tidak ekspor. Gula semut cuma ditampung tengkulak tapi petani tidak
langsung mendapat uang," kata Lana.


Lana berharap Pemkab Kulonprogo tanggap dengan kondisi tersebut.
Setidaknya ada kepastian mengenai lembaga dan tempat yang bisa
digunakan untuk menampung produk gula semut agar tetap tahan lama.
Sebab, jumlah salah satu produk unggulan Kulonprogo itu masih bisa
terus bertambah.

"Pemerintah Desa tidak bisa membantu menampung karena tidak ada gudang
yang bisa digunakan," ucapnya.

Editor: Nina Atmasari | dalam: Kulon Progo |
Share:

Warga Di Lokasi Calon Bandara Kulonprogo Merindukan Kades Pembawa Kerukunan

Bisnis.com, KULONPROGO- Pemilihan kepala desa secara langsung ternyata
tidak disia-siakan warga Desa Palihan, Temon. Meski suasana
kesenjangan masih terasa, namun warga tetap antusias menggunakan hak
pilihnya untuk memilih kepala desa baru di wilayah itu, Minggu
(20/9/2015).

Sejak ditetapkannya Kecamatan Temon, terutama Desa Glagah, Palihan,
Jangkaran, Sindutan dan Kebonrejo sebagai lokasi pembangunan bandara,
ketidakharmonisan antar warga mulai muncul di desa tersebut.
Khususnya, di Desa Palihan yang sebagian besar wilayahnya akan terkena
dampak pembangunan.

Meski siang semakin terik, warga dari beberapa dusun terus berdatangan
ke beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di desa ini. Demikian pula
di wilayah TPS 2 yang notabenenya adalah wilayah yang sebagian besar
penduduknya berada di lokasi calon bandara baru.

Sejumlah warga datang penuh harap ke TPS tersebut. Salah satunya
Giyem, 48, warga Dusun Monggangan. Memang bukan kali pertamanya dia
mengikuti acara demokrasi tersebut. Namun, dibalik nama calon kades
yang akan dipilihnya, terselip harapan untuk desa ini. Dirinya, tak
hanya berharap pemimpin desa yang dapat memberi teladan dan bijaksana,

"Paling penting bisa membawa desa ini kembali tenang dan rukun .
Semoga bisa menyatukan warga yang sekarang tidak lagi harmonis,"
ungkap perempuan berkerudung ini saat ditemui di sela menanti giliran
memilih.

Giyem menyadari, selama ini hubungan sosial dengan tetangganya tidak
lagi seharmonis dulu. Sebelum adanya rencana pembangunan bandara,
dirinya masih bisa merasakan kerukunan dengan para tetangganya. Namun,
polemik pembangunan bandara telah melahirkan dua kubu masyarakat di
desa tersebut.

Padahal, selama ini tetangga adalah keluarga terdekat di dalam
kehidupan bermasyarakat. Suasana kerukunan yang selama ini dirasa adem
ayem, dirasa semakin hilang dan luntur. Keinginan yang sama juga
terbesit dalam hati Sailan, 58, yang juga merupakan warga Dusun
Monggangan.

Pensiunan polisi ini berharap desa yang ditinggalinya itu mendapatkan
pemimpin yang bijak. Selain itu, memiliki rasa tanggung jawab tinggi
untuk mengayomi warganya. "Kalau ada konflik antar warganya, harus
bisa menyelesaikannya dengan bijak," jelas Sailan.

Sementara itu, Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono menambahkan,
pihaknya telah mengimbau pada warga dalam paguyuban itu untuk dapat
menjaga diri dan menggunakan hak pilihnya. Dalam pilkades ini, Martono
berharap, calon yang terpilih dapat menjadi pemimpin yang transparan.

"Selain itu, dapat menjadi pemimpin yang dapat menyampaikan sesuatu
yang apa adanya, tidak ada intimidasi dan rekayasa," imbuh Martono.
Share:

Pilkades di Kulonporogo Diwarnai Dugaan Praktik Politik Uang

Pilkades di Kulonporogo Diwarnai Dugaan Praktik Politik Uang

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Kulonprogo diwarnai dugaan politik uang atau money politic yang dilakukan calon di beberapa desa.

Meski demikian, dugaan ini tidak terungkap terang-terangan di semua desa pelaksana pilkades.

Dari 35 desa pelaksana pilkades serentak di Kulonprogo, kabar dugaan adanya aksi bagi-bagi uang dari calon kades salah satunya terjadi di Desa Palihan.

Di desa ini peserta pilkades diikuti tiga orang yaitu Kalisa Paraharyana, Emanuel Hardono, dan Supriyanto.

Pada pemungutan suara, Minggu (20/9/2015), salah satu calon yang merupakan anggota warga penolak proyek bandara, mendapat pengawalan dari massa Wahana Tri Tunggal (WTT).

Ketua WTT Martono, menyampaikan secara keseluruhan pelaksanaan pilkades lancar. Namun, proses pemilihan itu menurutnya diduga diwarnai praktik politik uang dari salah satu calon.

Share:

19 September 2015

HUT Lalu Lintas, Bus Samsat dan SIM Keliling Digelar Dua Hari

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sistem administrasi manunggal satu atap
(Samsat) dan satuan penyelenggara administrasi Surat Izin Mengemudi
(Satpas SIM) Kulonprogo, dalam menyambut HUT ke-60 Lalu Lintas,
menggelar pelayanan publik di bidang registrasi dan identifikasi
kendaraan bermotor dan pengemudi, berupa pelayanan bus SIM dan STNK
keliling.

Pelaksanaan bus SIM dan STNK keliling dilakukan Sabtu (19/9/2015)
pukul 18.30 hingga 21.30 WIB dan Minggu (20/9/2015) pukul 07.00 sampai
10.00 WIB di seputaran Alun-alun Wates atau di sudut lapangan tenis.
Sedangkan pada 17 sampai 22 September Samsat maupun Satpas SIM juga
akan memberikan tambahan layanan satu jam.

Dijelaskan Kanit Registrasi dan Identifikasi (Reg Ident) Iptu Sujarwo,
pelaksanaan bus Samsat dan SIM keliling dalam upaya memberikan
kemudahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, merupakan pula
rangkaian menyambut HUT ke-60 Lalu Lintas yang jatuh pada 22
September.

"Bagi yang akan membayar pajak tahunan kendaraan bermotor dan
perpanjangan SIM, dapat mengunjungi bus tersebut sesuai hari dan jam
yang telah ditentukan. Persyaratannya, perpanjangan STNK membawa BPKB,
STNK, KTP asli dan fotocopi. Demikian pula perpanjangan SIM, membawa
SIM dan KTP asli serta fotocopi," ujar Sujarwo, Jumat (18/9/2015).

Sementara terhadap tambahan jam layanan, diberlakukan mulai 17 hingga
22 September. "Biasanya pendaftaran tutup jam 12, maka akan
diperpanjang hingga pukul 13. Kalau layanan sampai sore, menyelesaikan
berkas yang sudah mendaftar," ungkap Sujarwo.

Lebih lanjut, Sujarwo mengingatkan untuk tanda nomor kendaraan
bermotor (TNKB) orderan 2014 (kecuali September 2014) sudah jadi.
Sehingga masyarakat dapat mengambilnya dengan membawa bukti notes
pajak.(Wid)

Lihat arsip:
http://infokwkp.blogspot.com
Share:

6 Oktober Digelar Lari Manunggal 10 KM

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Lari Manunggal 10 Km akan digelar Selasa
(6/10/2015) mendatang. Pendaftaran gratis di Kantor KONI Kulonprogo
mulai 25 September hingga 4 Oktober. Kegiatan ini dalam rangka
memeriahkan Hari Jadi ke-64 Kabupaten Kulonprogo tahun 2015.

Start di Pasar Sentolo Baru dan finish tingkat SD/MI di SMPN 2
Pengasih Kedungsari, sedangkan SMP, SLTA dan Umum finish di polsek
Wates atau eks polres.

Dijelaskan Ketua Ketua KONI Kulonprogo Bambang Gunoto SPd, start pukul
07.00 WIB dengan start di Pasar Sentolo baru dengan finish kategori
SD/MI di SMPN Kedungsari Pengasih. "Sedangkan SMP, SLTA, umum di
bekas Polres atau Polsek Wates," ujar Bambang dan Ketua PASI yang juga
Kabag Kesra Setda Arif Prastowo SSos MSi dalam rapat persiapan, di
ruang rapat Wakil Bupati, Jumat (18/9/2015).

Diharapkan Arif Prastowo, lari manunggal dapat diikuti ribuan peserta
baik siswa sekolah SD hingga SLTA, PNS maupun masyarakat umum. Peserta
dari peserta didik ada surat izin dari kepala sekolah, PNS izin dari
kepala SKPD dan masyarakat dengan fotocopi KTP.

"Peserta lari ini dikhususkan bagi warga Kulonprogo dan mengambil
start di Sentolo dan finish di Wates. Hal ini untuk mengingatkan
sejarah bergabungnya Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Sentolo
dengan Kabupaten Adikarto wilayah Pakulaman yang beribukota di Wates,
bersatu dengan nama Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Wates,"
kata Arif.(Wid)
Share:

Kulon Progo gelar Festival Ketoprak 2015

Kulon Progo, Jawa Tengah - Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupate Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta,
menyelenggarakan Festival Ketoprak 2015, 30 September hingga 3 Oktober
dalam rangka regenerasi pelaku seni.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudparpora Kulon Progo, Joko Mursito, di
Kulon Progo, Jumat, mengatakan festival ketoprak diikuti 12 peserta
dari 12 kecamatan.

"Festival ketoprak ini dalam rangka melestarikan dan mengembangkan
seni budaya, serta meningkatkan kreativitas pelaku seni di masyarakat,
khususnya ketoprak," kata dia.

Ia mengatakan festival ketoprak dibagi dalam empat zona yakni zona
pertama dari Kecamatan Samigaluh, Kalibawang dan Girimulyo,
pementasannya di Lapangan Banjarharjo. Zona kedua meliputi Kecamatan
Nanggulan, Pengasih dan Sentolo, pementasan di Pengasih.
Selanjutnya, zona ketiga yakni Kecamatan Kokap, Temon dan Wates yang
pementasannya di Kokap. Zona keempat meliputi Kecamatan Galur, Lendah
dan Panjatan, pementasannya di Galur.

"Semua kelompok berlomba menjadi pemenang. Tetapi, berdasarkan hasil
penilaian pada Festival Ketoprak 2014, Kecamatan Pengasih menjadi
juara umum," katanya.

Ia mengatakan pada festival ini nanti akan mencari pemeran pria dan
putri terbaik, penata panggung terbaik, pemeran pembantu pria dan
putri terbaik. Pemainnya harus dari kalangan muda karena tujuan utama
dari festival ini adalah regenerasi pelaku seni ketoprak.

"Kami ingin mengubah cara pandangan dari pementasan tanpa skenario
menjadi pementasan yang berdasarkan skenario, supaya ketoprak dapat
dinikmati lintas generasi, khususnya generasi muda," katanya.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Ternyata Wakil PM Malaysia Orang Kulonprogo

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA -Untuk pertama kalinya setelah dilantik
sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Ahmad Zahid Hamidi
menyambangi Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden,
Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015).

Jusuf Kalla mengaku sudah mengenal baik Wakil Perdana Menteri Malaysia
sebelumnya. Kepada wartawan, Jusuf Kalla menginformasikan bahwa tamu
istimewanya itu adalah orang Jawa, yang berstatus Warga Negara
Malaysia.
Lebih spesifik lagi, Wapres menyebut Datuk Ahmad Zahid Hamidi sebagai
orang Kulonprogo, Jawa Tengah.

"Beliau kan orang Jawa, orang Jogya, Kulonprogo, (beliau) pulang
kampung," katanya.

Seperti yang dikutip dari Wikipedia, diketahui Wakil Perdana Menteri
Malaysiasaat ini diketahui merupakan anak dari pasangan Raden Hamidi
Abdul Fatah dan Tuminah Abdul Jalil.

Ayahnya adalah warga Wates, Kulonprogoyang hijrah ke Malaysiapada
tahun 1932. Sedangkan ibunya adalah warga Ponorogo.

Datuk Ahmad Zahidi Hamidi yang merupakan mantan Menteri Pertahanan
Malaysiaitu, juga diketahui masih fasih berbahasa Jawa halus, seperti
yang diajarkan kedua orangtuanya.

Dalam kunjungannya kali ini selain menyambangi pemimpin di Indonesia,
Wakil Perdana Menteri Malaysiaitu juga akan menghadiri pernikahan
kerabatnya di Jawa Tengah.

Jusuf Kalla mengatakan, dalam pertemuan singkatnya dengan Wakil
Perdana Menteri Malaysia, sempat juga dibahas masalah ekonomi, sosial,
dan keamanan di wilayah Indonesia dan Malaysia. Namun pertemuan
tersebut tidak membahas masalah kabut asap.(*)
Share:

18 September 2015

115 Santri Ikuti MQK Kulonprogo

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Sebanyak 115 santri ikut dalam Musabaqoh Qiro'atul Kutub (MQK) VI Kabupaten Kulonprogo diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) setempat dibuka Kepala Kemenag Drs H Edhi Gunawan MPdI, Rabu (16/9/2015) di Pondok Pesantren Alquran Wates (Pesawat) Giripeni Wates asuhan H Su'adi Hasan. Ke-115 Santri terdiri dari Ula 27 Santri, Wustho 43 Santri, Ulya 21 Santri dan 24 Santri Debat Bahasa.
MQK tersebut terdiri dari tiga tingkatan (Marhalah) yaitu Marhalah Ula, Marhalah Wustho dan Marhalah Ulya. Cabang Marhalah Ula terdiri Fiqih, Nahwu, Ahlaq dan Tarikh. Marhalah Wustho , cabang Fiqih, Nahwu, Akhlaq, Tarikh, Tafsir, Hadist, Ushul Fiqh dan Balaghoh. Cabang Ulya terdiri dari Fiqih, Nahwu, Aklaq, Tarikh, Tafsir dan Debat Bahasa Arab dan Inggris.

Diharapkan Kepala Kemenag Kulonprogo Drs H Edhi Gunawan, para santri bisa menggunakan kesempatan ini sebagai ajang melatih diri dan mental, serta sebagai evaluasi kemampuan santri dalam membaca Kitab di Pondok Pesantren, sehingga Kulonprogo sebagai tuan rumah MQK tingkat DIY pada 20-21 Oktober mendatang di Pondok Nurul Haromain, Kulonprogo bisa menjadi juara I.

"Dengan Musaboqoh ini, kita berharap para santri akan lebih mantap dan makin rajin mempelajari kitab yang ada, karena di setiap tahunnya akan selalu dimusabaqohkan, sehingga diharapkan santri akan lebih bangga, karena sudah menguasai atau mempelajari beberapa kitab," harap Edhi.

Salah satu peserta MTQ dari PP Budi Mulyo, Nikmah Nazulanita R berharap kegiatan ini diadakan secara rutin oleh Kemenag, sehingga semangat untuk memperlajari kitab selalu muncul, karena tiap tahunnya akan selalu dilombakan dengan santri dari pondok yang lain. (Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Sertifikasi Internasional Belum Jelas, Gula Semut Tak Bisa Diekspor

KOKAP ( KRjogja.com)- Industri gula semut di Kabupaten Kulonprogo mengalami masalah dari segi eksport, menyusul belum turunnya perpanjangan sertifikasi dari lembaga sertifikasi internasional yang ada di Belanda. Akibatnya terjadi kelebihan produksi atau overload sehingga produk gula semut menumpuk di gudang. Terhadap kenyataan tersebut kalangan petani diarahkan kembali memproduksi gula bathok.

Guna mengatasi permasalahan yang dihadapi produsen gula semut tersebut, Dinas Koperasi dan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) Kulonprogo telah turun ke lapangan mengklarifikasi permasalahan seputar gula semut. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM setempat Sri Harmintarti proses perpanjangan sertifikat memang sempat ada masalah. Dalam verifikasi tim menemukan beberapa permasalahan meliputi adanya sampah di sekitar pohon kelapa dan adanya kandang burung di dapur rumah petani nira.

Temuan tersebut menyebabkan standar sertifikasi tidak bisa diterbitkan. "Tapi setelah dikonfirmasi dan ditindaklanjuti serta hasil perbaikan disampaikan ini tinggal menunggu turunnya perpanjangan. Artinya permasalahan sudah selesai tinggal menunggu surat sertifikasi," jelasnya, Rabu (16/9/2015).

Akibat belum turunnya sertifikasi, koperasi yang menangani penjualan eksport terpaksa menunda pembelian. Sebab kapasitas gudang yang ada sudah overload. Jika mau menjual, tetap diterima namun hanya dikasih uang muka. Karena itu petani diarahkan membuat gula bathok sambil turunnnya sertifikasi. "Untuk dieksport, produk harus organik dan melalui pengujian ketat," tambah mantan Camat Pengasih.
Dengan adanya tindaklanjut tersebut pihaknya berhapkan sertifikat bisa segera turun, akhir September atau awal Oktober. "Sertifikat penting agar produk kita bisa diterima di pasar global," ujarnya mengakui gula semut tidak hanya diproduksi di Kulonprogo. Tapi masalah rasa gula semut produk warga Kulonprogo jauh lebih nikmat.

Sementara Kabid Permodalan Dinas Koperasi dan UMKM Cahyono Suryanto mengungkapkan, akibat belum turunnya sertifikasi menyebabkan terjadinya penumpukan gula semut di gudang di Pedukuhan Tambak Desa Triharjo Kecamatan Wates. Meski demikian petani yang menjual hasil produknya telah diberi uang muka dan setelah sertifikasi turun, produk dari kelompok akan diambil. "Agar pendapatan petani tetap terjaga maka untuk sementara kami menyarankan para petani membuat kembali gula bathok," pungkasnya.(Rul)
Share:

Permudah Pelayanan, Samsat Terapkan Drive Thru

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sistem administrasi manunggal satu atap (Samsat) Kulonprogo memberlakukan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk Drive Through (Drive Thru) atau melayani masyarakat yang menunggu di kendaraannya untuk perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK) bagi roda empat.

"Pelaksanaan Drive Thru sebenarnya sudah diberlakukan sejak 1 Agustus 2015. Wajib pajak yang memperpanjang STNK-nya, tinggal membawa kendaraannya dan berkas berupa STNK, KTP, BPKB asli dan fotocopi. Langsung dibawa ke Drive Thru, tidak usah turun dari kendaraan, karena petugas akan cepat memprosesnya," kata Kanit Registrasi dan Identifikasi (Reg Ident) Iptu Sujarwo, Rabu (16/9/2015).

Salah satu wajib pajak, Widodo menuturkan Drive Thru cukup membantu, karena tidak antri. "Semua berkas lengkap, pelayanan Drive Thru menjadi cepat diproses. Kami tidak usah turun," katanya.(Wid)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pemkab Kulonprogo Siapkan Dana Rp199 Juta untuk Stadion Cangkring

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemkab Kulonprogo menggelontorkan anggaran senilai Rp199 juta dari APBD perubahan, untuk pembenahan dan penyempurnaan stadion Cangkring Kulonprogo, yang dianggap belum siap digunakan dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIYXIII.
Asisten II Setda Kulonprogo, Triyana, mengatakan dengan dana itu harapannya segala kekurangan seperti belum siapnya perlintasan lari, bangku pemain, dan jalur khusus ambulans dapat segera diupayakan.

Menurutnya, akses keluar dan masuk ambulan itu rencananya akan diarahkan dari pintu belakang di sisi barat.

"Kami sudah buat akses sementara, satu pintu menjadi akses utama ambulans," katanya, Kamis (17/9/2015).
Selain mengupayakan akses ambulan, menurutnya, saat ini DPU Kulonprogo juga sedang mengerjakan penyelesaian perlintasan lari.

Perbaikan itu termasuk saluran airnya yang berada di tepi perlintasan. Jika selama ini dianggap terlalu dekat dengan lintasan sehingga membahayakan, pihaknya bersama DPU telah melakukan koordinasi untuk menyesuaikannya.

"Masalah tribun penonton juga akan disesuaikan agar standar. Kami ajukan Rp 199 juta di perubahan untuk keperluan itu," katanya.
Kondisi Stadion Cangkring sebagai lokasi utama Porda sampai saat ini memang dianggap belum siap. Padahal, pelaksanaan Porda rencananya akan berlangsung mulai 19-26 Oktober 2015.(*)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

17 September 2015

BPOM DIY Temuan Makanan Berpengawet Kimia di Kulonprogo

BPOM DIY Temuan Makanan Berpengawet Kimia di Kulonprogo
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Inspeksi yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY dan Disperindag Kulonprogo di pasar wilayah Kulonprogo, Rabu (16/9/2015), menemukan makanan mengandung bahan pengawet industri atau zat kimia.
Temuan tersebut terutama pada makanan jenis camilan kering seperti bolumprit dan lanting.
Petugas yang melakukan cek dan pemeriksaan tersebut tidak menyitanya. Namun, petugas hanya memberikan pembinaan kepada pedagangnya agar lebih cermat dan tidak mengulanginya.
Staff Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM DIY, Sri Yuniati, mengatakan temuan makanan berbahan pengawet kimia itu dipasok dari daerah Purworejo dan Magelang.
"Pedagang kami minta bikin surat pernyataan dan agar segera memusnahkannya," kata Yuniati.
Pemantauan dan pengawasan itu dilakukan di sejumlah toko dan pasar di Kulonprogo. Petugas memulai dari sejumlah kios di kompleks Pasar Wates. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan di wilayah Sentolo.
Selain menindaklanjuti temuan bahan pengawet kimia, petugas juga menegaskan kepada para pedagang agar melakukan pengemasan secara higienis.
Salah satunya adalah dengan cara pengemasan menggunakan sarung tangan. Dengan demikian, makanan yang akan dijual tidak tersentuh langsung oleh tangan.
Kasi Metrologi dan Perlindungan Konsumen, Disperindag Kulonprogo, Sungkono, mengatakan temuan memang tidak langsung disita.
Pihaknya hanya menegaskan agar pedagang langsung memusnahkannya. Selain itu, pedagang juga membuat pernyataan tidak akan merugikan konsumen.
Pengawasan tersebut tidak hanya pada toko dan pedagang di kompleks pasar. Petugas juga menyasar perajin kerupuk di rumah.
Perajin kerupuk tengiri rumahan, Paiman, mengakui selama proses pembuatan kerupuk, usaha yang dikelolanya itu selalu dipantau oleh dinas.
Dia menegaskan selama ini tidak pernah menggunakan bahan pewarna industri.
"Kami sudah jalan sekitar empat tahun dan tidak pakai pewarna kimia," katanya.
Share:

16 September 2015

Disbudparpora Kulonprogo Kompetisikan Suvenir Khas

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulonprogobekerjasama dengan Paguyuban Dimas Diajeng Kabupaten Kulonprogoakan mengadakan Lomba Cinderamata Khas Kulonprogo.

Lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam mengembangkan produk pariwisata khususnya cinderamata atau suvenir sebagai oleh-oleh yang bisa dibawa pulang.

Tema yang diangkat dalam lomba ini adalah 'Cenderamata Khas Kulonprogo, sebagai kenangan yang berbudaya dan berkearifan lokal'.

Lomba ini terbuka untuk umum bagi semua lapisan masyarakat baik yang berada atau bermukim di Kabupaten Kulonprogomaupun yang berada di wilayah lain dalam wilayah Republik Indonesia.
Juara I akan mendapatkan, trophy, piagam dan uang pembinaan Rp 3 juta untuk satu orang. Sementara Juara Harapan akan mendapatkan trophy, piagam dan uang pembinaan sebesar Rp 1 juta untuk lima orang.( tribunjogja.com)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Alat Peraga Kampanye di Kulonprogo Dirusak

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kulonprogo, Sri Utami, mengatakan pelaksanaan kampanye pilkades serentak secara umum berjalan tertib dan aman.

Meski demikian, dia mengaku sempat mendapat laporan adanya perusakan alat peraga kampanye di utara Balai Desa Bugel.

Menurut Sri Utami, alat peraga tersebut tampak dicorat-coret tepat pada bagian foto wajah calon.

Pihaknya belum memastikan apakah aksi corat-coret itu ulah calon lain atau orang tak dikenal yang sekadar iseng.

Yang jelas, berdasarkan laporan, coretan itu berwarna hitam dan terlihat mencolok.

Untuk menelusurinya lebih jauh, Sri Utami mengakui hal itu tidak mudah. Pasalnya, dengan posisi poster atau alat peraga di tepi simpang jalan raya, siapa pun bisa melewatinya dan melakukan hal-hal yang di luar dugaan. "Untuk melacaknya pasti sulit," kata Sri Utami, Selasa (15/9/2015).
Sejauh ini laporan perusakan alat peraga kampanye baru satu. Selebihnya, pelaksanaan kampanye sampai Selasa ini berjalan tertib dan aman.
Bahkan dalam berbagai kampanye dialogis berupa pemaparan visi dan misi di masing-masing desa pelaksana pilkades juga terbilang tertib dan aman.

Kasubid Tata Pemerintahan Desa BPMPDPKB Kulonprogo, Ernawati Handayani, menambahkan bahwa persiapan hari H berupa pengiriman logistik telah dilakukan.

Beberapa yang didistribusikan antara lain kotak suara, bilik, bantalan coblos, surat suara, segel amplop, dan label kotak suara


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo Menarik Minat Sigi

Bisnis.com, KULONPROGO-Penerapan Perda No.5/2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo ternyata menarik perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka ingin tahu bagaimana proses penyusunan hingga pelaksanaan aturan tersebut.

Kepala Dinkes Sigi, Sofyan Mailili mengungkapkan, sebelumnya dia mendapatkan informasi dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI yang menganggap Pemkab Kulonprogo layak dijadikan obyek studi banding tentang KTR. Dia kemudian mengajak seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Sigi untuk mempelajari penerapan Perda KTR di Kulonprogo, Senin (14/9/2015).

"Kami ingin tahu trik-trik Kulonprogo yang bisa punya Perda KTR," kata Sofyan, saat diterima jajaran Pemkab Kulonprogo di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, Senin pagi.

Sofyan mengaku, usaha pembuatan Perda KTR di Sigi mengalami banyak hambatan dan penentangan dari berbagai kalangan. "Perokok di Sigi masih banyak, termasuk para birokrat. Hal ini menjadi hambatan tersendiri," ucap Sofyan.

Menanggapi hal itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, kunci keberhasilan penyusunan dan penerapan Perda KTR adalah efektivitas komunikasi, termasuk dengan para perokok.

Pilihan kata dan bahasa harus disesuaikan dengan kemampuan dan wawasan masyarakat yang beragam. Kesadaran untuk mengedepankan kepentingan orang lain juga ditanamkan secara bertahap.

Hasto sendiri secara gamblang menerangkan proses terbitnya Perda KTR hingga bagaimana impelementasinya saat ini. Dia pun mengaku jika butuh ketelatenan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. "Perda KTR bukan untuk melarang orang merokok, tapi membatasi tempat orang merokok," tegas Hasto.

Setelah dialog bersama Hasto dan Kepala Dinkes Kulonprogo, Bambang Haryatno, rombongan studi banding melanjutkan kunjungan ke Puskesmas Panjatan I untuk mengobservasi pelayanan konseling berhenti merokok. Mereka juga dijadwalkan mengunjungi dusun bebas asap rokok.

Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo Menarik Minat Sigi

Editor : Nina Atmasari

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Hama Ulat Daun Serang Tanaman Bawang Merah

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tanaman bawang merah di area persawahan wilayah Demangrejo, Kecamatan Sentolo mulai terserang hama ulat daun. Para petani di wilayah setempat kemudian berupaya mengatasi penyebaran hama tersebut dengan penyemprotan pestisida.

Ketua Kelompok Tani Manu Demangrejo, Samidi menerangkan, hama ulat menyerang tanaman bawang merah pada bagian daun. Jika dibiarkan, hama tersebut akan mengganggu proses pembuahan hingga berdampak pada hasil produksi bawang merah. "Hama ini mengganggu proses pembuahan. Kalau tidak dibasmi, produksi bawang merah akan menurun. Kami bisa rugi," kata Samidi, saat dijumpai di sawahnya.

Sebagai upaya penyelamatan, lanjut Samidi, para petani kemudian melakukan penyemprotan massal terhadap tanaman bawang merah yang terserang hama ulat daun. Pestisida yang digunakan untuk menyemprot hama ulat daun, merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo.

"Dalam penyemprotan hama, satu hektar tanaman bawang merah membutuhkan pestisida 400 mililiter. Dengan demikian, seluruh lahan bawang merah di Desa Demangrejo yang mencapai 18 hektar membutuhkan 10 liter pestisida," jelas Samidi(Unt)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Hendak Menikah, Pemuda asal Kulonprogo Ini Gantung Diri

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Jelang pernikahan, pemuda warga RT 20 RW
11 Dusun Kroco Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Supriyanto (22),
justru mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diridi rumahnya, Selasa
(15/9/2015).

Kejadian ini kali pertama diketahui oleh ibunya, Ngaminem, antara
pukul 10.00 - 11.00. Dugaan sementara, pemuda ini nekat gantung
dirikarena menghadapi suatu persoalan menjelang pernikahan yang akan
digelar setelah idul adha nanti.

Kapolsek Pengasih, Kompol Mulyono, mengatakan sekitar pukul 10.00
pemuda ini diketahui masih mengantar ibunya menggiling padi.
Rencananya, beras hasil penggilingan itu akan digunakan untuk hajatan
pernikahannya.

Namun begitu sampai di penggilingan, Supriyanto pamit pulang lebih
dulu dan meninggalkan ibunya sendirian. Selang sekitar 10 menit ibunya
pun selesai menggiling padi dan langsung pulang menyusul anak
laki-laki semata wayangnya itu.

Tak dinyana, ketika sampai di rumah, Ngaminem justru menemukan anaknya
itu telah tergantung di ruang tamu menggunakan selendang yang biasa
untuk menggendong gabah ke penggilingan.

Hasil identifikasi menunjukkan pemuda itu murni tewas karena gantung
diri. Cirinya antara lain lidah menjulur dan tergigit.
Sementara berdasarkan keterangan saksi kepada polisi menyatakan pemuda
itu rencananya akan menikah dengan seorang gadis setelah idul adha.

Informasi beredar dia merasa kalut dengan persiapan pernikahan itu.

"Kami juga peroleh informasi pemuda ini sebelumnya pernah berusaha
bunuh diri dua kali, tapi gagal," kata Kapolsek.

Kepala Desa Sendangsari, Sumbogo, membenarkan salah seorang warganya
itu memang pernah berusaha bunuh diri sebanyak dua kali.

Pertama adalah dengan berusaha mengajak ibunya menceburkan diri ke
laut di Pantai Bugel, kedua adalah sehari sebelum akhirnya benar-benar
kejadian, yaitu dengan berusaha menceburkan diri ke sumur.

"Dua kali digagalkan ibunya. Tapi kemudian dia gantung dirisaat ibunya
menggiling padi. Dia di rumah sendiri sehingga tidak terselamatkan,"
katanya.

Sumbogo juga menerima informasi, bahwa Supriyanto merasa kalut dengan
persiapan pernikahan serta cemburu karena calon istrinya didekati pria
lain.( tribunjogja.com)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

14 September 2015

Kulonprogo Buka Peluang Pendirian Rumah Sakit Baru

Bisnis.com, KULONPROGO-Peluang investasi di bidang pelayanan kesehatan, khususnya pendirian rumah sakit baru di Kabupaten Kulonprogo masih terbuka lebar.

Kebutuhan rumah sakit, terutama di wilayah utara, dinilai masih cukup tinggi sehingga Pemkab Kulonprogo belum memberlakukan moratorium.

Saat ini, Kulonprogo telah memiliki dua rumah sakit pemerintah, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang. Tujuh rumah sakit swasta lain pun tersebar di sejumlah wilayah.

"Pendirian rumah sakit baru di Kulonprogo masih diperbolehkan," tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo, Bambang Haryatno, Minggu (13/9/2015).

Bambang mengungkapkan, pengajuan pendirian rumah sakit baru cenderung diarahkan di wilayah utara yang didominasi perbukitan. Bambang mengakui, sebaran fasilitas rumah sakit di Kulonprogo masih terpusat di wilayah tengah dan selatan.

"Namun, hal ini tidak mudah. Sebab, investor juga mempertimbangkan analisis kelayakan usaha," ucap Bambang.

Sembari menunggu adanya rumah sakit baru, lanjut Bambang, pelayanan kesehatan bagi masyarakat dioptimalkan melalui peran 21 puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan. Fasilitas itu juga didukung operasional sejumlah puskesmas pembantu dan poliklinik desa.

"Kami juga sudah melengkapi tujuh puskesmas dengan fasilitas rawat inap, dua diantaranya membuka layanan melahirkan," kata Bambang.

Editor : Nina Atmasari

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kekeringan Di Girimulyo Terus Meluas

GIRIMULYO ( KRJogja.com)- Wilayah Kecamatan Girimulyo yang mengalami keringan terus meluas. Jika pada awal Juli tercatat 13 pedukuhan maka pada akhir Agustus lalu bertambah menjadi 20 pedukuhan. "Dari 52 pedukuhan ada 20 pedukuhan tersebar di Desa Giripurwo, Purwosari dan Desa Pendoworejo sekarang mengalami kekeringan," jelas Camat setempat Purwono saat menerima bantuan 25 tangki air bersih dari Pengurus Daerah Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) DIY, di halaman Kantor Kecamatan Girimulyo, Senin (13/9).

Ke 25 tangki air bersih untuk warga di sepuluh pedukuhan dan sekolah yang ada di Girimulyo tersebut diserahkan Wakil Ketua Pengda IMBI DIY Sugiyarto.
Menurutnya, sebelum kemarau warga biasanya memenuhi kebutuhan air bersih dari sumur atau rembesan air di beberapa perbukitan yang dialirkan ke rumah warga. Tapi pada musim kemarau sekarang hampir semua mata air mengalami kekeringan. Guna memenuhi kebutuhan air warga terpaksa mencari air bersih di wilayah bawah yang jaraknya mencapai satu kilometer.

Dalam upaya mengatasi kekeringan, pemerintah sesungguhnya telah melakukan beberapa kali droping air bersih bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pengda IMBI DIY dan Rotary Club. "Memang sudah ada upaya membantu warga mendapatkan air bersih dengan membuat pamsimas atau mengangkat air dari sumber mata air. Tapi karena kemaraunya panjang sehingga debit air menurun," jelas Camat Purwono menambahkan kedepan kecamatan akan mencoba memanfaatkan air di Pedukuhan Gunturan dan Karangrejo maupun di Kedung Tawang. "Air dari tiga mata air tersebut bisa diangkat dan disalurkan kepada warga di beberapa wilayah," terangnya.
Sugiyarto menjelaskan, droping air bersih merupakan agenda rutin tahunan. Khusus 25 tangki diberikan kepada warga di sepuluh pedukuhan dan PAUD, SD, SMP dan SMK di Desa Giripurwo, Purwosari, Pendoworejo dan Jatimulyo. "Kami memberikan bantuan semampunya untuk meringankan beban warga yang mengalami kekeringan," ujarnya menambahkan Pengda IMBI DIY sebelumnya menyalurkan bantuan air bersih di Kabupaten Gunungkidul. "Kami masih punya cadangan dana sosial untuk bantuan droping air di daerah-daerah lain," tuturnya.

Pihaknya menyadari droping air hanya bersifat bantuan jangka pendek. "Agar bantuan lebih tepat dan menyelesaikan masalah, Pengda IMBI DIY akan berkoordinasi dengan pengurus yang lebih tinggi guna memberikan bantuan pipanisasi maupun mesin penyedot air yang setiap saat bisa berfungsi," terangnya.(Rul)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

12 September 2015

SMAN 1 Pengasih Raih Kemenangan

WATES ( KRjogja.com)- SMAN 1 Pengasih secara meyakinkan berhasil
meraih kemenangan 2-0 atas SMK Muhammadiyah 1 Temon pada ajang Liga
Futsal Pelajar (LFP) Kulonprogo 2015 di Spirit Futsal Pengasih, Jumat
(11/9/2015).

SMAN 1 Pengasih diawal babak mendapat perlawanan ketat dari lawan.
SMAN 1 Pengasih membuka keunggulan 1-0 lewat sepakan Farid. Satu gol
tambahan SMAN 1 Pengasih tercipta pada babak kedua yang dilesakkan
Catur. Dengan kemenangan tersebut, SMAN 1 Pengasih berpeluang lolos ke
babak selanjutnya.

Pertandingan lainnya, SMKN 2 Pengasih mencatat kemenangan lima gol
tanpa balas atas SMK Kesehatan CSI Wates. MAN 2 Wates menang telak 3-0
atas SMK PGRI 1 Sentolo. SMAN 1 Temon mengalahkan SMKN 1 Temon dengan
skor 3-1. SMAN 1 Lendah bermain imbang 1-1 melawan SMAN 1 Girimulyo.

Sementara untuk tingkat SMP, SMPN 2 Pengasih harus bersusah payah
mengatasi SMPN 2 Galur dengan skor ketat 3-2. Sedangkan SMPN 1
Pengasih unggul tipis 1-0 atas SMPN 1 Lendah.(*-32)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Bakar Sampah, Nenek Ponem Tewas Kobong

KULONROGO ( KRjogja.com)- Bermaksud membakar sampah di pekarangan
rumahnya, RT 33 RW 17 Pedukuhan Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan
Kecamatan Sentolo, Kamis (10/09/2015), seorang nenek berusia 85 tahun,
Ponem Joyo Winoto malah tewas terbakar. Saat ditemukan, tubuh Nenek
Ponem dalam kondisi hangus, rambut dan baju habis terbakar, serta
kulit melepuh dengan luka bakar 90 persen. Kejadian ini sontak
menghebohkan warga Srikayangan dan berduyun-duyun datang ke lokasi
kejadian.

Peristiwa naas ini pertamakali diketahui tetangga korban, Sugeng (40),
yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian. Sekira pukul 11.00
WIB, Sugeng kaget karena melihat kobaran api di pekarangan Nenek Ponem
mulai merembet ke kediamannya, dan langsung melakukan pemadaman.

"Namun tiba di lokasi kejadian, Sugeng yang merupakan saksi satu ini
melihat ada mayat korban tergeletak. Kondisinya sudah hangus dengan
luka bakar 90 persen, juga ada kobaran api di stagen yang melilit
perut korban. Saksi langsung berusaha memadamkan api di tubuh korban
menggunakan air, namun nyawanya tak bisa diselamatkan," kata Kapolsek
Sentolo, Kompol Slamet, usai melakukan olah TKP.

Dalam keadaan panik, saksi satu lalu memanggil saksi dua, Slamet
Wahyudi (45). Bersama warga sekitar, mereka langsung memadamkan api di
pekarangan, juga melaporkan peristiwa ini ke Polsek Sentolo. Baik
saksi satu maupun saksi dua, masih shock dengan kejadian tersebut
sehingga sulit dimintai keterangan.

"Korban berniat membakar sampah berupa dedaunan kering di pekarangan.
Namun lantaran angin bertiup kencang, api menjalar dengan cepat hingga
mengepung tubuhnya. Kondisi korban yang sudah berusia lanjut,
membuatnya kesulitan menyelamatkan diri, hingga tewas terbakar" urai
Slamet.

Dari hasil olah TKP, tambahnya, tidak ada tanda-tanda yang mengandung
unsur pidana sehingga dipastikan, peristiwa ini murni kecelakaan.
Jenazah korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk
disemayamkan.(Unt)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

MANUNGGAL FAIR KULONPROGO : Manunggal Fair akan Digelar Kembali

Manunggal Fair Kulonprogoakan digelar kembali

Harianjogja.com, KULONPROGO– Pameran dalam rangka memeringati hari
jadi Kulonprogo ke 64 akan segera diselenggarakan. Pameran Manunggal
Fair pada tahun ini akan mengusung tema prestasi, sesuai dengan
pencapaian yang telah dilakukan Pemkab Kulonprogo di semua aspek.
Kabag TI dan Humas Setda Kulonprogo Rudy Widiyatmoko mengatakan,
penyelenggaraan Manunggal Fair atau Kulonprogo Expo 2015 akan
dilangsungkan 20-10 Oktober mendatang. Pameran tersebut berpusat di
Alun-alun Wates yang menjadi jantung Kota Wates.

"Diharapkan melalui media pameran, masyarakat akan mengetahui
keberhasilan pemerintah daerah selama ini," ujar Rudy, Kamis
(10/9/2015).
Rudy menjelaskan, pameran bertajuk Tingkatkan Prestasi Menuju
Kemandirian Daerah, yang dimaksud yakni beberapa keberhasilan yang
diraih oleh pemkab. Di antaranya seperti pencapaian predikat laporan
keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Selain itu, laporan kinerja yang mampu meraih nilai yang cukup baik,
penyelenggaraan pemerintahan yang masuk dalam peringkat sepuluh besar,
bahkan tingkat satu se-Indonesia. Berbagai prestasi pelajar Kulonprogo
juga dinilai memberikan kontribusi terhadap prestasi kabupaten ini
dalam mencetak generasi yang unggul.

Terkait rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo, juga
menjadi prestasi yang akan diraih kabupaten berjuluk Binangun ini.
Beberapa prestasi tersebut nantinya akan digambarkan dalam wujud
gapura utama di depan pemkab dan satu lagi di depan sebelah Makodim
0731.

Ada pula informasi keberhasilan atau prestasi ini di stan-stan
pemerintah yang beberapa waktu yang lalu telah dilakukan sosialisasi
dengan SKPD.
Kasubag Data dan Informasi Heri Widada menambahkan, rencananya pameran
tersebut akan dilangsungkan di Taman Budaya Kulonprogo. Namun,
pembangunan sentra budaya dan kesenian itu belum jadi, maka
penyelenggaraan akan tetap dilaksanakan di Alun-alun Wates.

Heri menjelaskan, meski saat ini baru ada pekerjaan beberapa ruang
publik di Alun-alun Wates, namun tidak ada permasalahan. Pasalnya, hal
itu telah dikomunikasikan dengan pihak terkait. Selain itu, koordinasi
juga telah dilakukan dengan sejumlah PKL yang ada di sekitar Alun-alun
Wates.

"Baik di sisi selatan maupun timur, sudah dikoordinasikan dengan para
PKL tentang rencana penyelenggaraan event tersebut," terang Heri.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

10 September 2015

Kawasan Industri Sentolo Butuh 50 Hektare, Belum Terpenuhi

Bisnis.com, KULONPROGO – Lahan yang dibutuhkan untuk membangun kawasan
industri di Sentolo sedikitnya memerlukan tanah seluas 50 hektare.
Namun, sulitnya pembebasan lahan mengakibatkan rencana pembangunan
kawasan ekonomi khusus itu tersendat.

"Pengadaan lahan menjadi kendala pengembangan kawasan industri
tersebut. Masyarakat masih belum memahami arti penting dari
pengembangan kawasan itu," ujar Kepala Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan, Selasa
(8/9/2015).

Agung menandaskan, dikembangkannya kawasan industri di Sentolo sebagai
kawasan ekonomi khusus akan memberikan dampak positif bagi warga.

Multiefek dari adanya kawasan tersebut akan dirasakan langsung oleh
masyarakat. Kawasan industri Sentolo ini akan dikembangkan di Desa
Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Salamrejo, dan Desa
Tuksono berada di Kecamatan Sentolo.

Lebih lanjut Agung memaparkan, paling tidak luas lahan yang diperlukan
untuk mengembangan kawasan itu minimal 50 hektare. Saat ini, luas
lahan yang baru dapat dibebaskan mencapai 35 hektare.

"Kawasan yang akan dijadikan kawasan industri merupakan wilayah
pegunungan yang tandus. Lahan yang ada di wilayah itu tidak produktif
untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian," jelas Agung.

Sampai saat ini, pihaknya terus berupaya agar lahan yang dibutuhkan
dapat terpenuhi. Agung menambahkan, jika lahan untuk kawasan industri
itu dapat terpenuhi, selanjutnya akan dilakukan penilaian. Penilaian
tersebut dilakukan untuk menentukan kelayakan wilayah tersebut untuk
dijadikan kawasan industri.

Agung menandaskan, sesuai Perda nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kulonprogo telah menentukan pengembangan
Kawasan Peruntukan Industri yang meliputi empat kecamatan, yakni
Sentolo, Nanggulan, Lendah, dan Temon.

Kawasan industri Sentolo termasuk dalam kawasan peruntukan industri.
Potensi lahan yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Peruntunkan
Industri mencapai 4.700 hektare.

"Warga sebenarnya tidak masalah dengan adanya pengembangan kawasan
industri. Hanya saja, persoalannya pada harga, negosiasinya yang perlu
waktu," imbuh Agung.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo memaparkan, kawasan
industri sudah mulai banyak dilirik investor-investor besar. Banyak
investor yang siap menanamkan modalnya untuk mengembangkan pabrik dan
industri di kawasan tersebut.

"Perusahaan yang bekerjasama dengan perbankan asal Singapura yang siap
menempati salah satu area di kawasan industri. Diharapkan proses
akuisisi lahan segera dilakukan, sehingga perusahaan itu dapat segera
membangun," imbuh Hasto.
Share:

Jumlah Pemandu Wisata di Kulon Progo Masih Minim

Kulon Progo, HanTer - Jumlah pemandu wisata atau "tour guide" di
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki
sertifikat masih sangat minim, padahal jumlah kunjungan wisatawan
terus mengalami peningkatan.

"Objek wisata di Kulon Progo belum dikelola secara optimal karena
kekurangan pemandu wisata yang profesional," kata Kabid Pemasaran
Pariwasata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eka
Winarsiwi di Kulon Progo, Kamis (10/9).

Ia mengatakan beberapa tempat wisata di Kulon Progo seperti Pantai
Gelagah, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis banyak dikunjungi
wisatawan, namun, jumlah pemandu wisata masih sangat kurang.

"Sampai saat ini, belum ada pengelola wisata yang memiliki sertifikat
yang bisa memandu wisatawan, padahal jumlah kunjungan wisatawan di
Kulon Progo mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Eka.

Ia mengatakan pemandu wisatawan lokal mengalami kesulitan mendapatkan
sertifikat karena yang mengeluarkan lembaga khusus yang ada di Sleman
dan Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai pemandu
wisatawan, juga membutuhkan biaya besar.

"Kalau mereka memiliki sertifikat, bisa memandu wisatawan di luar DIY.
Tapi kalau tidak, mereka hanya memandu wisata lokal," kata dia.

Minimnya jumlah pemandu wisata resmi, kata Eka, dapat berdampak pada
menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo.

"Di kalangan masyarakat masih menganggap bahwa menjadi seorang pemandu
wisata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka,"
katanya.

Ia berharap, kedepan minat warga Kulon Progo untuk menjadi pemandu
wisata bisa lebih baik lagi. Mengingat Kabupaten Kulon Progi gencar
dalam meningkatkan dan mengkampanyekan sektor pariwisata andalan ke
masyarakat luas, untuk meningkatkan PAD dan mendongkrak pertumbuhan
ekonomi masyarakat.

"Masalah pemandu wisata menjadi pekerjaan rumah kami dalam mendongkrak
sektor pariwsata," katanya.

Selain kekurangan jumlah pemandu wisata, menurut Eka, pelalu wisata
lokal mengalami kendala masalah bahasa asing ketika ada wisatawam dari
manca negara. Mereka tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.

"Kami sudah memberikan pelatihan bahasa Inggris, tapi kosa katanya
secara umum. Meski sudah diberi pelatihan, pelaku wisata lokal tetap
mengalami kesulitan," katanya.



(ruli)
Share:

Warga Penolak Bandara Kulonprogo Gelar Kirab Hasil Panen Dari Lahan Calon Bandara

Bisnis.com, KULONPROGO – Paguyuban warga penolak pembangunan bandara,
Wahana Tri Tunggal (WTT) menggelar hari jadi ke 3 di Dusun Kragon II,
Desa Palihan, Rabu (9/9/2015). Dalam perayaan itu, warga WTT masih
akan tetap memperjuangkan dibatalkannya pembangunan bandara.

Hari jadi tersebut digelar dengan konvoi dan mengarak gunungan hasil
bumi ke wilayah empat desa yang akan dijadikan lokasi pembangunan
bandara. Menurut Ketua WTT Martono di sela acara ulang tahun,
gunungan yang diarak itu mewakili hasil bumi yang selama ini dipanen
oleh petani pesisir.

"Hasil bumi itu menegaskan bahwa tanah di wilayah ini masih produktif
dan merupakan satu-satunya mata pencaharian warga kami," papar
Martono.

Dihadapan warga, Martono juga mengungkapkan syukur dengan ditolaknya
IPL Bandara dari Gubernur DIY oleh PTUN Yogyakarta beberapa waktu
lalu. Hal itu dianggap menjadi kemenangan pertama warga WTT. Selain
itu, bersama sekitar 400 warga yang bergumpulkan merayakan hari jadi
tersebut, juga disyukuri atas hasil panen yang melimpah di tahun ini.

Selain tetap berupaya melakukan gerakan penolakan terhadap rencana
pembangunan bandara, WTT akan terus berusaha memperjuangkannya di
ranah hukum. Martono memaparkan, terkait upaya pengajuan judicial
review terhadap perda RTRW Kulonprogo ke Mahkamah Agung, dirinya tetap
optimis.

"Apabila judicial review kalah, kami akan tetap ajukan PK ," ujar Martono.

Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi LBH Yogyakarta Rizky
Fatahillah menambahkan, perayaan hari jadi tersebut adalah momentum
bagi WTT untuk menjaga konsolidasi. Terutama dalam berjuang melawan
perampasan tanah yang akan digunakan sebagai bandara baru.

"Terkait PK, bisa saja itu dilakukan. Kami akan lihat dulu seperti apa
keputusananya," imbuh Rizky.
Apps Bisnis.com available on:
Editor : Nina Atmasari
Share:

PENCURIAN KULONPROGO 2 Kambing Kurban Digondol Maling

Harianjogja.com, KULONPROGO- Untoro, seorang peternak kambing harus
merelakan dua ekor kambing yang sudah dibeli untuk kurban dicuri
kawanan pencuri, Rabu (9/9/2015) dini hari. Kambing-kambing tersebut
telah laku terjual dan siap diambil pemiliknya menjelang Idul Adha.

"Ada dua yang dicuri dan kejadiannya sekitar jam 03.00 WIB. Tadinya
kambing yang ada di kandang ini 18 ekor," ujar Untoro saat ditemui
dirumahnya di Dusun Kemiri, Desa Margosari, Pengasih.

Untoro mengatakan, saat kejadian dirinya tidak mendengar suara gaduh
ataupun suara kambingnya mengembik. Padahal, saat itu dia sedang tidur
di sebuah gardu ronda yang hanya berjarak sepuluh meter dari kandang
kambing. Setelah satu jam, dia mendengar istrinya berteriak dan suara
gas sepeda motor.

"Saya bangun mendengar orang menyalakan sepeda motor, lalu buru-buru
kabur. Ada dua motor dan langsung saya kejar, tapi langsung
menghilang," ungkap Untoro.

Untoro mengungkapkan, dua kambing tersebut sudah dilego dengan harga
Rp2,5 juta dan Rp3 juta. Bahkan, Untoro sudah menerima uang muka untuk
dua ekor kambing tersebut. Akibat kejadian tersebut, dirinya terpaksa
akan mengganti kambing yang telah dipesan itu dengan kambing lainnya.

Lebih lanjut Untoro mengaku ada yang janggal dari kejadian tersebut.
Pasalnya, dia sama sekali tidak mendengar suara gaduh dan suara
kambingnya saat kejadian itu terjadi.

"Saya heran, kok, tidak ada suara gaduh, bahkan kambingnya juga tidak
bersuara. Padahal, saya cuma tidur di gardu depan rumah. Mungkin
pelakunya sudah tahu daerah sini," ungkap Untoro.

Tri Sunaryati, istri Untoro, mengaku sempat mendengar suara dua sepeda
motor di dekat kandang. Pasalnya, pada jam 03.00 dini hari itu,
dirinya terbangun. Saat curiga dengan suara tersebut, Tri langsung
berusaha membangunkan suaminya.

"Tapi orangnya sudah kabur dan kandangnya sudah kosong," imbuh Tri.

Kejadian tersebut telah dilaporkan ke Polsek Pengasih. Keesokan
paginya petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Menjelang
perayaan Idul Adha atau Hari Raya Kurban, kejadian pencurian hewan
kurban mulai marak terjadi. Untuk itu, polisi mengimbau agar
mewaspadai terjadinya pencurian semacam itu.
Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Belasan Warga Diamankan Saat Judi Sabung Ayam

harianjogja.com, KULONPROGO – Belasan orang diamankan polisi Polres
Kulonprogo karena diduga terlibat tindak pidana perjudian sabung ayam
di Dusun Kutan, Desa Brosot, Galur, Rabu (9/9/2015). Saat
penggebregan, setidaknya ada puluhan orang yang berada di lokasi
kejadian, namun sebagian besar berhasil kabur.

Sebanyak 17 orang diduga pelaku judi sabung ayam digelandang ke
Mapolres Kulonprogo beserta sejumlah barang bukti. Polisi berhasil
mengamankan 21 unit sepeda motor, dua unit sepeda, satu unit truk dan
enam ekor ayam yang digunakan untuk judi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun saat pemeriksaan pelaku, diduga
tempat kejadian perkara (TKP) perjudian itu dilakukan di rumah salah
satu anggota TNI. Saat penggerebegan berlangsung, semua warga yang
berada di lokasi berhamburan, bahkan salah satu pelaku mengompol
karena ketakutan saat polisi datang.

Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Anton mengatakan, penggerebakan
itu bermula dari laporan warga setempat. Warga melaporkan adanya
aktifitas perjudian yakni sabung ayam di RT 06 RW 02 Dusun Kutan.
Bermula dari laporan itu, sejumlah anggota dari Satuan Reskrim dan
Sabhara langsung meluncur ke lokasi tersebut.

"Ada 17 orang yang kami amankan dan belum bisa dipastikan karena masih
dalam pemeriksaan, apakah mereka ini tersangka semua atau ada yang
tidak. Penggerebekan tadi sekitar pukul 13.00 WIB," ujar Anton.

Anton memaparkan, apabila terbukti melakukan tindak pidana perjudian,
maka para pelaku akan dikenai Pasal 303 KUHP tentang perjudian.
Ancaman hukuman maksimal sepuluh tahun penjara, denda Rp25 juta.
Adanya keterlibatan anggota TNI sebagai pemilik rumah yang menjadi
lokasi perjudian, masih akan dikaji mendalam.

"Apabila ada oknum TNI yang terlibat dan terbukti menyediakan tempat
perjudian, penangananya akan langsung dilimpahkan ke Polisi Militer,"
jelas Anton.

Tujiya, 50, salah satu warga yang diamankan mengaku sering datang ke
lokasi perjudian itu. Biasanya pria yang sehari-hari bekerja sebagai
juru kunci Makam Pereng ini hanya memasang taruhan sebesar Rp25.000
sampai Rp50.000. Dia berkilah, aktifitas itu hanya perjudian dengan
taruhan kecil,

Namun, saat kejadian Tujiya mengaku membawa uang sebesar Rp5 juta. Dia
mengungkapkan, uang tersebut akan dibelanjakan material semen untuk
keperluan pembangunan rumahnya.

"Tapi tadi belum sempat tarung, polisi datang," kata Tujiya.
Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

09 September 2015

Ombak Tinggi, Nelayan Kulonprogo Libur Melaut

KULONROGO ( KRjogja.com) -Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo
terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai 6-8
meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan
membahayakan para nelayan.
Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan,
ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi
sejak Senin (7/9/2015). Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung
hingga sepekan ke depan.

"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang
tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal
satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai
Congot, Selasa (08/09/2015).
Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami
kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat
melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal,
dengan nilai mencapai Rp 3 juta. "Saat ini, pantai selatan Kulonprogo
sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami
bisa menangkap 8-10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap 3-5
kilogram lobster," jelasnya.(Unt)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Ombak Tinggi Halangi Nafkah Nelayan Kulonprogo


Perahu nelayan menganggur akibat ombak tinggi (Foto: KR Jogja)

Perahu nelayan menganggur akibat ombak tinggi (Foto: KR Jogja)

KULONPROGO – Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai enam hingga delapan meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan membahayakan para nelayan.

Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan, ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi sejak Senin, 7 September. Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai Congot, Selasa, 8 September.

Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal, dengan nilai mencapai Rp3 juta.

"Saat ini, pantai selatan Kulonprogo sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami bisa menangkap delapan hingga 10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap tiga sampai lima kilogram lobster," jelasnya.

(rtw)
Share:

07 September 2015

PENGELOLAAN SAMPAH : Sempat Ditolak Warga, Kini Layani 700 Keluarga

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sampurna Asih adalah KSM pengelola sampah
pertama di Kulonprogo. Sejumlah warga setempat merintisnya sejak 2011
silam. Setelah resmi beroperasi pada Maret 2012, KSM Sampurna Asih
saat ini telah melayani lebih dari 700 kepala keluarga (KK) di wilayah
Kecamatan Pengasih dan Wates.

Penggalan sejarah KSM Sampurna Asih itu disampaikan Suryono kepada
Harian Jogja, Sabtu (5/9/2015) pagi. Dia baru saja selesai
mengumpulkan sampah dari beberapa anggota di sekitar Dayakan.

"Pengelolaan sampah itu syarat dengan ibadah. Menyadarkan masyarakat
tidak semudah membalikkan telapak tangan," tutur Suryono sembari
mengajak Harian Jogja menuju ruang sekretariat KSM Sampurna Asih.

Suryono adalah Ketua II KSM Sampurna Asih. Merasa khawatir tidak bisa
memberikan informasi lengkap, dia pun menelepon Ketua I, Sudjendro.
"Dulu kita satu-satunya di Kulonprogo. Iurannya cuma Rp10.000 per
bulan. Kalau sekarang naik jadi Rp15.000," ucap Suryono.

Sembari menunggu Sudjendro, Suryono meneruskan ceritanya. Bagi dia,
membesarkan KSM Sampurna Asih adalah perjuangan besar. "Awal mau
membuat kelompok, kami ditarget harus punya anggota 250 orang dalam
tiga bulan. Padahal waktu itu baru ada 90 orang," papar dia.

Belum lama Suryono bercerita, Sudjendro datang. Dia langsung
bersemangat memaparkan kisah suka duka KSM Sampurna Asih. "Bangunan
pusat pengelolaan sampah sudah berdiri sejak Juli 2011, lalu Agustus
kami bentuk pengurus dan segera sosialisasi kepada masyarakat,"
ujarnya.

Biaya operasional awalnya lebih banyak ditanggung pengurus, termasuk
uang bensin. Mereka juga sempat ditentang warga pada tiga bulan
pertama. "Ada tetangga yang tidak suka karena katanya bikin bau dan
mengganggu. Kami lalu didatangi Ombudsman tapi ternyata itu tidak
terbukti," kata Sudjendro.

Menurut pensiunan berusia 67 tahun ini, saat itu masyarakat setempat
memang belum mengerti cara mengelola sampah. Wajar jika mereka
khawatir dengan keberadaan KSM yang dianggap serupa dengan tempat
pembuangan sementara (TPS).

Sekarang pun, masyarakat belum bisa memisahkan sampah menjadi tiga,
yaitu sampah organik, kertas, dan plastik. Padahal jika itu dilakukan,
beban petugas kebersihan bisa berkurang. "Tempat sampahnya sudah
dibuat terpisah tapi membuangnya ya sama saja. Memang masih butuh
waktu," tukas Sudjendro.

Setiap Senin hingga Jumat, pemilahan sampah menjadi kegiatan utama.
Selanjutnya pada hari Sabtu, mereka mengolah sampah organik menjadi
pupuk kompos. Namun, pupuk kompos yang dihasilkan kebanyakan juga
diambil para anggota secara cuma-cuma.

"Kalau ada yang mau beli juga boleh. Harganya Rp800 per kilogram.
Khusus anggota kami bebaskan. Biar mereka tahu kalau sampah bisa
diolah dan jadi bermanfaat," ungkapnya.

Senada dengan Suryono, menjadi pengurus KSM Sampurna Asih adalah
ibadah bagi Sudjendro. Mereka tidak dibayar sepeser pun. Hasil
penjualan sampah yang telah dipilah dan iuran anggota memang hanya
cukup untuk membayar honor delapan pekerja pengambil sampah dan
sejumlah biaya operasional lain. "Tekad kami ingin mengabdikan diri,"
ungkapnya kemudian.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

APBD KULONPROGO : Terpengaruh Megaproyek, Pendapatan Daerah Turun Rp33 Miliar

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pendapatan daerah dalam APBD Perubahan
Kabupaten Kulonprogo 2015 diperkirakan turun sekitar Rp33 miliar. Jika
pada APBD murni mencapai Rp1,242 triliun, pendapatan pada APBD
Perubahan direncanakan sebesar Rp1,209 triliun.

Hal itu diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo pada rapat
paripurna dengan agenda penyampaian Rancangan Kebijakan Umum Perubahan
Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2015 di
gedung DPRD Kulonprogo, Jumat (4/9/2015).

Dia lalu mengungkapkan, hal sebaliknya terjadi pada rencana belanja
daerah. Jika pada APBD murni direncanakan sekitar Rp1,306 triliun,
belanja daerah pada APBD Perubahan menjadi Rp1,340 triliun.

Menurut Hasto, peningkatan belanja daerah diperlukan untuk mempercepat
pencapaian target kinerja daerah. Hal itu juga merupakan konsekuensi
kekurangan anggaran pada APBD murni.

"Sisa lebih penggunaan anggaran tahun sebelumnya kami rencanakan untuk
memenuhi defisit anggaran yang mencapai sekitar Rp66,224 miliar," kata
Hasto menjelaskan, seperti yang dirilis Humas Sekretariat DPRD
Kulonprogo, Jumat sore.

Hasto memaparkan, ada beberapa faktor yang memengaruhi pendapatan dan
belanja tahun ini. Di antaranya, perubahan realisasi investasi mega
proyek berupa pembangunan bandara baru, pabrik pasir besi, dan kawasan
industri di Sentolo. "Beberapa kondisi itu berakibat pada perubahan
pendapatan retribusi dan pajak daerah," ujarnya.

Hasto menambahkan, perubahan kebijakan tarif BPJS Kesehatan pada Pusat
Pelayanan Kesehatan (PPK), khususnya di RSUD Wates, juga menyebabkan
ada perubahan pada besar pendapatan daerah.

"Ada kondisi insidental yang membutuhkan konsekuensi penyediaan
anggaran, tapi ternyata belum tersedia pada APBD 2015," tutur Hasto
kemudian.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kulonprogo Gelar Uji Coba Tinju Porda

WATES ( KRjogja.com)- Untuk mematangkan persiapan sebelum berlaga di
ajang Pekan Olahraga Daaerah (Porda) DIY 2015, atlet tinju Kulonprogo
melakukan pertarungan uji tanding dengan para petinju amatir dari
beberapa sasana tinju di Jawa Tengah.

Menurut pelatih tinju Kulonprogo, Ferry Kuahaty, pertarungan uji
tanding ini merupakan persiapan terakhir sebelum para petinju berlaga
di Porda. Sebanyak 10 petinju Kulonprogo melakukan pertarungan uji
tanding dengan petinju amatir dari Bantul, Sragen, Kebumen, Solo dan
Magelang.

"Uji tanding bersama ini untuk meningkatkan dan mengukur kemampuan
atlet sebelum berlaga di Porda. Selain itu untuk menambah jam terbang
para atlet dan meningkatkan mental saat bertanding," kata Ferry di
Alun-alun Wates, Minggu (6/9).

Ia menambahkan, untuk memeriahkan pertarungan uji coba ini juga
dilakukan peluncuran Senam Kreasi Tinju Bela Beli Kulonprogo yang
mengombinasikan antara olahraga senam dengan tinju. Launching
dilakukan oleh Bupati Kulonprogo, dr H Hasto Wardoyo SpOG(K). "Tinju
merupakan olahraga hiburan yang dapat dinikmati oleh berbagai
kalangan. Sehingga untuk menarik minat masyarakat kami ciptakan senam
kreasi tinju," jelasnya.(*-32)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

NAMA UNIK : Warga Kulonprogo Bernama “Nama”, Sering Terlewat saat Diabsen Guru

Harianjogja.com, KULONPROGO- Setelah Tuhan, Saiton dan Andy Go To
School, nama unik lainnya muncul dari Dusun Salam, Desa Salamrejo,
Kecamatan Sentolo. "Nama saya, Nama," itulah perkenalan awal yang
cukup membingungkan saat ditemui di rumahnya, Minggu (6/9/2015).

Kedatangan beberapa awak media ke kediamannya yang sederhana itu
langsung membuatnya bertanya-tanya. Nama tidak pernah menyangka,
namanya menjadi perbincangan hangat di salah satu akun media sosial
Kulonprogo. Dia bahkan tidak mengetahui, jika kartu tanda penduduknya
telah diunggah oleh beberapa orang di media sosial.

Sehari-harinya, Nama berdagang beras di Pasar Gawok, Wates. Dari sana
juga awalnya dirinya mengaku diberitahu seorang langganan tentang
namanya mendadak terkenal di media sosial. "Saya kaget diberitahu
begitu, tadinya juga tidak percaya. Lalu saya ditunjukkan sama
pelanggan," ujarnya santai.

Nama mengaku, sebelumnya juga tidak mengetahui adanya fenomena
nama-nama unik yang sedang hangat diperbincangkan media massa dan
media sosial. Saking banyak orang yang penasaran di media sosial,
tidak jarang ada orang yang iseng mendatangi kediaman bapak dua anak
itu hanya untuk memastikan keaslian namanya.

Lebih lanjut Nama mengungkapkan, tidak pernah tahu alasan kedua
orangtuanya memberikan nama tersebut. Selama ini, yang diketahuinya
namanya itu hanya sekedar nama yang tidak ada arti khusus. Namun,
Aminah, istri Nama menjelaskan, pernah menanyakan arti pemberian nama
suaminya itu kepada ibu mertuanya.

Aminah mengaku, sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP)
dirinya sudah menjalin hubungan dengan suaminya itu. Karena penasaran
dengan nama orang yang dinikahinya itu, Aminah mencoba menanyakannya.
"Kata ibu [mertua], nama suami saya itu waktu lahir dikasih nama
Tekad. Tetapi karena sering sakit-sakitan, akhirnya diganti namanya
dengan Nama. Hanya begitu saja bilangnya," papar Aminah.

Selama menyandang nama "Nama", ada beberapa pengalaman unik yang
dialaminya. Nama mengisahkan, saat itu dirinya duduk di bangku sekolah
dasar. Daftar presensi siswa selalu diawali dengan nomor dan nama.
Lantaran Nama mendapatkan nomor urut pertama, gurunya selalu tidak
menyebutkan namanya saat diabsen.

"Akhirnya, waktu naik kelas tiga, nomor urut absen saya dipindah ke
tengah agar bisa terbaca guru saat diabsen," kisahnya sambil menahan
tawa geli.

Tidak hanya guru dan teman-teman semasa sekolahnya yang heran dan
merasa lucu dengan nama Nama. Bahkan, ketika mengurus surat-surat ke
kantor pemerintahan desa, namanya seringkali mengundang tawa geli
sebagian perangkat desa. Ketika ada operasi kendaraan pun, SIM C
miliknya juga tak jarang membuat polisi yang memeriksanya tersenyum
menahan tawa.

Pengalaman unik juga dirasakan putra sulung Nama, Wahyu Nugroho, 20.
Wahyu menuturkan, nama ayahnya itu sering menjadi bahan lelucon
teman-temannya. "Saat ditanya nama bapak siapa, lalu saya jawab Nama.
Semua teman-teman saya tertawa. Meski saya ulang menyebutnya, juga
kadang tidak ada yang percaya. Mau bagaimana lagi, namanya memang
Nama," celetuk Wahyu.

Meski namanya dianggap unik, namun bapak dua anak ini tidak merasa
spesial dengan namanya. Laki-laki kelahiran 5 Mei 1974 ini, tetap
menjalani aktifitasnya sebagai pedagang beras dari pasar ke pasar.
Meski pelanggannya bertanya-tanya tentang namanya, dia pun hanya
menjawab singkat.

"Mau bagaimana lagi, nama saya memang Nama. Dan itu pemberian orang
tua dari kecil," pungkas Nama singkat.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

05 September 2015

Kampung Jagal di Sukoreno Kulonprogo

Bisnis,com, KULONPROGO-Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo
dikenal sebagai Kampung Jagalan sejak tahun 1990. Sebab di kampung
ini, warga setempat punya pekerjaan musiman sebagai tenaga penyembelih
sapi setiap perayaan hari raya Idul Adha. Jumlahnya kemudian semakin
bertambah hingga mencapai ratusan seiring banyaknya permintaan dari
masyarakat. Wilayah itu kemudian terkenal dengan sebutan Kampung
Jagal.

Salah satu tukang jagal musiman di sana bernama Suwartono. Dia
memulai pekerjaan itu sejak 1997 silam. "Awalnya cuma ikut-ikutan
teman lalu jadi bisa dan biasa," kata warga Dusun Banggan, Desa
Sukoreno, Jumat (4/9/2015).

Lelaki berusia 50 tahun tersebut sehari-hari berjualan beras dan
ternak ayam. Namun, setiap menjelang Idul Adha, dia bersiap
menyumbangkan tenaganya untuk menyembelih sapi. "Persiapannya cuma
mengasah pedang, pisau kecil, dan menyiapkan tambang," ucapnya.

Suwartono mengaku tidak pernah mengalami kendala berarti selama ini.
Modal utamanya adalah tidak ragu-ragu atau merasa takut ketika
menyembelih hewan kurban. "Belum pernah ada sapi yang sampai berontak.
Jika tidak dikasari, sapi itu juga bakal jinak," ujar Suwartono.

Suwartono dan kawan- kawan punya seorang koordinator bernama Olan
Suparlan. Rupanya, juragan sapi ini sengaja menyediakan tukang jagal
sebagai fasilitas khusus untuk para pelanggannya. "Awalnya ada pembeli
dari kota yang minta tenaga penyembelih. Dulu cuma 10 orang lalu
lama-lama semakin banyak," ungkap Olan.

Olan memaparkan, setiap tahun dia bisa menyebarkan setidaknya 100
tukang jagal ke sekitar wilayah Kulonprogo, Jogja, Sleman, dan Bantul.
Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan diantar ke masing-masing
lokasi penugasan pada pagi hari. Satu kelompok minimal terdiri dari
dua orang, tergantung jumlah sapi yang akan disembelih. "Jangkauan
wilayahnya memang tidak bisa terlalu jauh karena takut malah
kesiangan. Nanti setelah selesai, siangnya tenaga penyembelihnya
dijemput pulang," tuturnya.

Saat ini, tukang jagal di Sukoreno tersebar di delapan dusun. Tiga
hari sebelum Idul Adha, Olan akan mengumpulkan mereka untuk pembagian
kelompok dan diberikan pengarahan. "Mereka juga dapat pelatihan tata
cara penyemb elihan, termasuk apa doanya dan bagaimana cara merobohkan
sapi," papar warga Dusun Blimbing, Desa Sukoreno ini.

Editor : Mediani Dyah Natalia

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Website MTsN Galur Diluncurkan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Website madrasah yang beralamat
www.mtsgalur.sch.id diluncurkan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Galur. Peluncuran website bagi insitusi madrasah ini tidak hanya
sebagai elemen pendukung, namun sudah menjadi suatu kebutuhan seiring
dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang makin maju dan modern.

"Website madrasah bisa digunakan sebagai sarana informasi dan
komunikasi yang efektif dan efisien antara madrasah dengan siswa, dan
berbagai pihak. Selain itu juga sebagai media promosi sekolah, pusat
dokumentasi, data hingga bisa untuk ruang belajar online. Saat ini
keberadaan website di madrasah sudah menjadi sebuah parameter
ketanggapan madrasah dalam menghadapi perkembangan teknologi," kata M
Muslich Purwanto SAg selaku PYMT Kepala MTs Negeri Galur, Jumat
(04/09/2015).

Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama
(Kemenag) Kulonprogo Dra Hj Sulasmi MA mengapresiasi diluncurkannya
website MTs N Galur. Menurutnya, kini perkembangan dunia pendidikan
tak dapat dipisahkan dari kemajuan teknologi informasi (internet),
karena pada zaman sekarang ini memiliki website dan email khusus
dengan nama madrasah merupakan suatu identitas baru.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

02 September 2015

Putusan Banding Menguatkan, Kejari Wates Segera Eksekusi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kejaksaan Negeri (Kejari) Wates segera
mengeksekusi oknum anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kabupaten Kulonprogo, Subardiyanto yang divonis empat bulan kurungan
oleh Pengadilan Negeri (PN) Wates pada Juni lalu.

Langkah tersebut menjadi tindak lanjut dari hasil banding yang
ditempuh Subardiyanto yang justru menguatkan keputusan majelis hakim
PN Wates.

Kepala Kejaksaan Negeri Wates, Saring mengungkapkan, keputusan
Pengadilan Tinggi Jogja terhadap upaya banding terkait kasus laporan
pembegalan palsu tidak berpihak pada Subardiyanto. Dengan demikian,
eksekusi pasti akan dilaksanakan. Namun, Kejari Wates harus memastikan
yang bersangkutan sudah tidak menempuh upaya hukum berikutnya. "Asal
tidak ada upaya hukum lagi atau sudah inkrah," ujar Saring, Selasa
(1/9/2015).

Saring memaparkan, dia telah menerima surat putusan Pengadilan Tinggi
Jogja pada 13 Agustus lalu. PN Wates juga sudah memberitahukan hal itu
kepada yang bersangkutan. "Kami akan konfirmasi ke PN apa masih ada
upaya hukum atau tidak. Kalau inkrah, langsung kami eksekusi," tegas
Saring

Terpisah, Kepala Bidang Pengawasan Data dan Kesejahteraan PNS Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Kulonprogo, Heri Warsito
mengatakan, pelanggaran disiplin oleh Subardiyanto sudah termasuk
kategori berat.

Terlepas bagaimana hasil akhir proses hukum nantinya, BKD Kulonprogo
telah memutuskan sanksi berupa penurunan pangkat satu tingkat selama
tiga tahun. "Dari golongan II B menjadi II A. Selama tiga tahun tidak
boleh naik pangkat," ucap Heri.

Sanksi tersebut diberikan atas berbagai pertimbangan, terutama terkait
banyaknya tindakan pelanggaran disiplin yang dilakukan. Di antaranya
membuat laporan palsu, penipuan, dan aksi premanisme. Heri
mengungkapkan, berdasarkan PP No.53/2010, semua itu termasuk
pelanggaran disiplin kategori berat.

"Hasil pemeriksaan pimpinan menunjukkan semua itu sudah terbukti.
Kalau nanti sampai diulang lagi, ya sudah. Sayonara," ujarnya
kemudian.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

01 September 2015

Pemkab Akan Bangun TPST di Seluruh Desa

GALUR ( KRjogja.com) - Sebagai upaya memperpanjang masa penggunaan
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Pedukuhan Sambiroto Desa
Banyuroto Kecamatan Nanggulan sekaligus untuk menciptakan lingkungan
bersih dan sehat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo berencana
membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di seluruh desa dan
kelurahan.

"Rencananya ke depan TPST akan dibangun di 87 desa dan satu kelurahan.
Tapi karena keterbatasan dana daerah, maka dalam pelaksanaan program
kabupaten bersih sampah tersebut pemkab terpaksa minta bantuan Satuan
Kerja Pengelolaan Air Minum (Satker PAM) DIY," tegas Kepala Unit
Perangkat Teknik Daerah (UPTD) Kebersihan dan Pertamanan Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo, Toni SIP, di ruang kerjanya, Senin
(31/8/2015).

Sejak dilaksanakan program tersebut yakni 2014 telah dibangun empat
TPST masing-masing di Desa Pengasih, Kelurahan Wates, Desa Bendungan
dan Sentolo. Sedangkan pada 2015 ini akan dibangun empat TPST lagi
meliputi Desa Triharjo, Giripeni, Ngestiharjo Kecamatan Wates dan Desa
Kranggan Kecamatan Galur.

Langkah populis pemkab dalam penanganan sampah memang cukup bagus,
selain bertujuan memperpanjang usia TPAS Banyuroto serta menciptakan
lingkungan bersih dan sehat juga membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Dalam operasinya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang
menangani TPST di masing-masing desa melakukan pengolahan sampah
dengan cara tiga R. Reduce (mengurangi sampah), reuse, (pemanfaatan
ulang sampah) dan recycle (daur ulang sampah). Petugas mengambil
sampah dari rumah warga dan di bawa ke TPST. Di tempat tersebut
petugas melakukan pemilahan. Sampah yang bisa diolah menjadi pupuk
atau kompos disendirikan. Begitu juga dengan sampah plastik maupun
jenis lainnya dikelompokkan sendiri untuk dijual.

"Kalau pengurus dan anggota KSM benar-benar bisa maksimal melakukan
pengolahan sampah rumah tangga, maka prosentase sisa sampah yang masuk
TPAS Banyuroto tinggal sekitar 40 persen lagi, sebab sebagian sampah
rumah tangga sudah dipilah dan dimanfaat di tingkat TPST," terang
Toni.

Menanggapi kekhawatiran sebagian warga terhadap timbulnya pencemaran
lingkungan, aroma tidak sedap maupun banyak lalat di wilayah mereka
akibat adanya TPST, Toni mengimbau warga agar tidak berlebihan
mensikapi kehadiran TPST. Sebab keberadaan sampah di tempat tersebut
tidak akan terlalu lama. Begitu sampah rumah tangga di bawa ke TPST
tentu petugas akan langsung melakukan pemilahan. (Rul)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive