Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


31 May 2014

ES KRIM LIDAH BUAYA Rasa seperti Kelapa, Berkhasiat Obati Diabetes

KULONPROGO-Alumni S2 Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM)
Jogja, Imam Rodli mengolah lidah buaya sebagai aneka bentuk makanan,
termasuk es krim.
Pemanfaatan lidah buaya baru dimulai Imam dua tahuan silam. Ketika
itu, laki-laki kelahiran 38 tahun silam ini ingin memanfaatkan
pekarangan rumahnya yang pas-pasan dengan membudidayakan tanaman lidah
buaya.

Saya melihat banyak rumah tangga yang lahannya tidak dimanfaatkan,
jadi mengapa tidak ditanami lidah buaya saja, terlebih tanaman ini
tidak memiliki hama, jelas Imam.

Budidaya tanaman lidah buaya cukup menjanjikan, apalagi belum ada yang
menggarap tanaman sarat manfaat ini secara serius. Tanaman ini tidak
membutuhkan banyak sinar matahari dan yang paling penting tidak
kekurangan air.

Dari sekian jenis lidah buaya, ia memilih Sinensis Pontianak.
Pertimbangannya, lidah buaya jenis ini memiliki ukuran yang besar,
panjang mencapai 90 sentimeter dengan berat setiap pelepah mencapai
satu kilogram.

Setelah berhasil membudidayakan tanaman yang memiliki waktu panen enam
sampai delapan bulan dan dapat terus berkembang hingga usia delapan
tahun ini, Imam mencoba melebarkan sayap usahanya. Tidak lagi terpatok
pada tanaman semata, melainkan berwujud makanan olahan. Selain es
krim, ia juga membuat lidah buaya dalam bentuk cendol, manisan, dan
keripik lidah buaya di kediamannya yang berada di tepi Jalan
Wates-Purworejo, tepatnya di Sebokarang, Wates, Kulonprogo.
Kemudian, es krim menjadi andalan karena menurut laki-laki yang lebih
dulu menekuni usaha pupuk organik dan suplemen hewan ternak ini belum
pernah ditemui es krim berbahan dasar tanaman yang berkhasiat untuk
detoksifikasi, mengobati gangguan pencernaan, diabetes, kesehatan
mulut, dan masih banyak lagi.

Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Rokok Menghambat Pengentasan Kemiskinan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Rokok menjadi salah satu yang menghambat
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo. Sebab di Kulonprogo
sekitar Rp 63 Miliar setahun hanya dibakar untuk rokok. Karena itu
Pemkab Kulonprogo terus melakukan penegakan terhadap Peraturan Daerah
(Perda) No 5 th 2014 tentang Kawasan Bebas Rokok.

Hal itu dikatakan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K). "Perda
tersebut merupakan yang pertama di DIY dan satu dari dua kabupaten di
Indonesia yang sudah menetapkan perda dengan melarang sponsor dan
baliho rokok di wilayah kabupaten. Sedangkan kabupaten lainnya adalah
Payakumbuh," ujar Hasto, Jumat (30/05/2014).
Ditambahkan Hasto, secara nasional baru ada 18 kabupaten yg membuat
perda tersebut. "Di Kulonprogo sekitar Rp 63 Miliar setahun hanya
dibakar untuk rokok. Ini kan menjadi salah satu yang menghambat
pengentasan kemiskinan," katanya sambil menyambut baik ditetapkannya
31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia.

Karena itu, Hasto mengajak untuk "saves our lives, and saves our
money". Sebab beberapa dampak buruk merokok bagi kesehatan diantaranya
gangguan kesehatan ibu hamil dan janin, kanker paru, menurunkan
kualitas sperma dan telur penyebab kemandulan. "Selain itu mempercepat
menopause bagi wanita terpapar rokok, meningkatkan risiko strok
serangan jantung, meningkatkan risiko kanker mulut rahim, serta
meningkatkan kanker nasoparing (tenggorokan)," tandasnya.(Wid)
Share:

30 May 2014

Warga Giripurwo Iuran Bangun Bak Air

Harianjogja.com, KULONPROGO--Kesulitan air bersih mendorong warga Dusun
Sabrang, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo membangun bak penampungan
dan pipa penyaluran air secara swadaya.
Ketua RW 08 Dusun Sabrang, Sukarman mengatakan untuk membangun bak
penampungan membutuhkan dana yang besar. Setiap kepala keluarga di
desa ini setidaknya dibebani iuran sebesar Rp7 juta. Biaya yang tidak
sedikit yang harus dikeluarkan oleh warga demi mendapatkan aliran air
bersih.

"Iuran tersebut dilakukan warga secara mencicil. Karena sebagian besar
warga desa ini hanya bermata pencaharian sebagai petani," ujar
Sukarman, Senin (26/5/2014).

Pengerjaan pembangunan bak dan saluran pipa pun dilakukan secara
bergotong royong setiap harinya. Sejak 11 April lalu, warga gotong
royong untuk mewujudkan air bersih seperti yang diinginkan warga.
Sukarman memaparkan bak penampungan diperkirakan akan dapat memuat air
hingga 10 meter kubik. Sementara untuk pipa yang akan dipasang
nantinya panjangnya mencapai 1.500 meter.

Selama ini warga Sabrang menggantungkan air pada satu-satunya sumber
air di Tuk Kali Lanang. Warga harus menempuh satu kilometer untuk bisa
mendapatkan air bersih. Kondisi geografis desa ini yang terletak di
perbukitan mengakibatkan warganya berjuang keras untuk mendapatkan air
bersih.
Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

29 May 2014

Sat Pol PP Razia Pelajar Bolos

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Satuan Pamong Praja (Sat Pol PP) Kulonprogo
menggelar operasi penertiban pelajar, serta pengemis/gelandangan/orang
terlantar (PGOT), Senin (26/05/2014). Terkait operasi pelajar dan
warnet, Sat Pol PP bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan SKPD
lainnya. Dalam operasi pelajar menyisir sekolah SMP, SMA/SMK dengan
pemeriksaan konten telepon genggam siswa, serta warung internet di
wilayah Pengasih, Wates dan objek wisata Pantai Glagah Kecamatan
Temon.

Untuk operasi pengemis/gelandangan/orang terlantar (PGOT) dilakukan
pada enam kecamatan yakni Temon, Wates, Panjatan, Lendah, Galur dan
Sentolo. Dari kegiatan itu berhasil menjaring 13 orang, terdiri 4
pengamen, 9 dan gelandangan. "Ke-13 orang tersebut dikirim ke camp
assesmen di Bantul untuk dibina lebih lanjut," kata
Kepala Sat Pol PP Kulonprogo Drs Duana Heru Supriyanta MSi usai
operasi tersebut.

Sementara terhadap operasi pelajar, dikatakan Duana, bertujuan dalam
upaya menertibkan pelajar yang membolos ketika jam pelajaran. "Pelajar
yang terjaring hanya dilakukan pencatatan oleh petugas dan tidak
diberikan sanksi. Para pelajar diarahkan agar tidak memakai seragam
sekolah ketika di warnet. Di Pantai Glagah, petugas tidak menemukan
pelajar yang membolos," ujarnya.

Sedangkan dalam pemeriksaan konten handphone siswa yang dilakukan di
beberapa sekolah, hasilnya nihil dan petugas tidak menemukan konten
yang mencurigakan atau berbau pornografi di handphone siswa.
"Pemeriksaan ini sebagai antisipasi beredarnya pornografi di kalangan
pelajar. Serta merupakan bagian dari proses pembelajaran siswa agar
lebih konsentrasi pada pelajaran, dan tidak hanya bermain ponsel
saja," ujar Duana sambil menambahkan bahwa pihaknya mengapresiasi
terhadap usaha sekolah yang melarang siswanya membawa handphone saat
jam belajar, semua dilakukan agar siswa bisa lebih fokus dan tertib
dalam belajar. (Wid)
Share:

Kawasan Industri Sentolo Makin Menarik Investor

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Kawasan Industri Sentolo mulai menarik
bagi investor. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT)
Kulonprogo tahun 2014 telah mengeluarkan izin prinsip bagi enam
perusahaan. Yakni diantaranya sektor pertanian tanaman herbal di
Sendangsari Pengasih, pabrik packaging handmade di Sentolo, pabrik
pakan ternak di Nanggulan, dua pabrik sarung tangan di Desa/Kecamatan
Sentolo dan Salamrejo Sentolo , serta pabrik pengolahan limbah di
Salamrejo Sentolo. Dari sharing yang dilakukan BPMPT, selama ini
sarana infrastruktur pendukung masih menjadi kendala bagi investor
dalam berinvestasi.

"Tahun 2014 sudah ada enam yang mengajukan izin prinsip, selain itu
masih adapula yang baru survei," kata Kepala BPMPT Kulonprogo Agung
Kurniawan SIP MSi pada forum temu pengusaha kaitannya dengan investor
yang sudah membangun usaha di Kulonprogo maupun calon investasi dan
pengusaha di Wates, Rabu (28/05/2014). Dalam kesempatan itu BPMT
menampilkan materi aspek percepatan dan kemudahan pelayan investasi,
Bappeda tentang tata ruang investasi di Kulonprogo, dan BKPM DIY
terkait kebijakan investasi di DIY pada umumnya.

Sarana prasarana pendukung, kata Agung, masih menjadi pertanyaan utama
ketika investor akan masuk. Diantaranya akses jalan, air bersih dan
saluran telepon. "Karena itu kami dalam upaya menampung keluhan
pengusaha atau investor melakukan pertemuan rutin, sehingga tahu yang
menjadi keluhan pengusaha. Selain itu forum tersebut sebagai sarana
sosialisasi aturan yang baru, yakni bidang usaha. Kami dari
perizinannya siap mendukung kelancaran investasi. Kalau syarat
administrasi lengkap, kami segera memproses dan tidak ada pungutan
biaya. Namun yang menjadi keluhan pengusaha adanya hambatan masalah
perizinan, namun setelah dibedah ternyata kesulitan perizinan berada
di institusi di luar BPMPT," jelas Agung.

Sementara dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kulonprogo Ir Agus Langgeng
Basuki, draft rencana detail tata ruang kawasan (RDTRK) Kulonprogo
masih dalam proses penyusunan menjadi peraturan daerah. "Kami sedang
menyusun analisa kebutuhan mengenai infrastruktur jalan, listrik dan
air bersih. Ketiganya diajukan ke DIY, sebab kawasan industri Sentolo
menjadi kawasan strategis di DIY,"tambah Langgeng.(Wid
Share:

27 May 2014

25 RTSPM Sidorejo Akhirnya Mengambil Jatah Raskinnya

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Dua puluh lima RTSPM (Rumah Tangga Sasaran
Penerima Manfaat) Pedukuhan Sidorejo Desa Glagah Kecamatan Temon yang
semula belum mengambil jatah beras untuk warga miskin (raskin)
akhirnya Senin (26/05/2014) sudah mengambil di balai desa Glagah.

Hal itu dikatakan Camat Temon Djaka Prasetyo SH, dan juga diiyakan
Kasi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Temon Bhekti Nurada SH dan Kabag
Kesra desa Glagah Eulis Yuliantiari saat rapat rutin bulanan
koordinasi raskin di Ruang Rapat LPSE Pemkab, Senin (26/05/2014).

Dikatakan Eulis Yuliantari, terkait penyaluran raskin di tempatnya ada
sedikit keterlambatan seperti tertulis di beberapa media. Namun Senin
siang berdasarkan laporan dari KPK (Kader Penanggulangan Kemiskinan)
Kecamatan Temon warga sudah mengambil raskin tersebut.

Kepala Bulog Divre Yogyakarta Muhammad Iqbal menyatakan bila terjadi
sesuatu di tingkat RTSPM, yang menyebabkan raskin tidak segera
diambil, maka dapat diserahkan ke Gudang Bulog dengan BA (Berita
Acara) penyerahan. Sebab bila disimpan di balai desa dikhawatirkan
terlalu lama bisa rusak kualitas berasnya.

Sementara Kadinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Dinsosnakertrans) Kulonprogo Drs Eka Pranyata menjelaskan warga yang
menolak raskin tidak boleh diwakilkan, namun harus yang bersangkutan
untuk membuat surat pernyataan tidak menerima. Karena sesuai Pedoman
Umum Raskin bahwa raskin dapat dialihkan karena meninggal dunia,
pindah penduduk dan sudah mampu secara ekonomi, penggantiannya ke
warga miskin lainnya melalui musyawarah desa (musdes).
Dalam koordinasi bulanan tersebut telah disepakati untuk distribusi
raskin alokasi April akan dimulai Jumat (30/5/2014) di Kecamatan
Pengasih, Senin (2/6/2014) Kokap, Selasa (3/6/2014) Temon dan Wates,
Rabu (4/6/2014) Kalibawang, Kamis (5/6/2014) Sentolo, Jumat (6/6/2014)
Girimulyo, Senin (9/6/2014) Panjatan, Selasa (10/6/2014) Galur dan
Lendah, Rabu (11/6/2014) Samigaluh dan Nanggulan.(Wid)
Share:

Niat Mau Dinikahi, Malah Ditinggal di SPBU

KULONPROGO ( KRjogja.com)-Mar (38), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asalah
Tulungagung Jatim tertipu kenalan barunya di jejaring sosial facebook
RS (40), Minggu (25/05/2014). Mar rela terbang dari Hongkong untuk
menemui kenalannya dari Yogya karena dijanjikan mau dinikahi. Namun,
harus kehilangan uang Rp 6 juta, ATM, paspor dan KTP Hongkong.

Bahkan setelah bertemu di hotel di YogYa, Mar diturunkan di SPBU di
wilayah Sentolo dengan alasan disuruh salat dulu, Senin (26/05/2014)
dini hari. Akhirnya, Mar ditinggal kabur dan lantaran dianggap orang
terlantar, petugas Polses Sentolo membawanya ke Kantor Satpol PP
Kulonprogo. (Wid)

Mar mengaku dirinya sudah tidak punya apa-apa lagi selain baju yang
melekat di tubuhnya. "Karena ATM ikut dibawa kabur, dengan bantuan
petugas maka ATM langsung saya blokir. Sementara RS sekarang entah
dimana, bahkan facebook saya juga sudah diblokirnya dan foto-foto dia
yang ada di facebook sudah tidak ada lagi,"kata Mar janda tanpa anak
ini. (Wid)
Share:

Niat Mau Dinikahi, Malah Ditinggal di SPBU

KULONPROGO ( KRjogja.com)-Mar (38), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asalah
Tulungagung Jatim tertipu kenalan barunya di jejaring sosial facebook
RS (40), Minggu (25/05/2014). Mar rela terbang dari Hongkong untuk
menemui kenalannya dari Yogya karena dijanjikan mau dinikahi. Namun,
harus kehilangan uang Rp 6 juta, ATM, paspor dan KTP Hongkong.
Bahkan setelah bertemu di hotel di YogYa, Mar diturunkan di SPBU di
wilayah Sentolo dengan alasan disuruh salat dulu, Senin (26/05/2014)
dini hari. Akhirnya, Mar ditinggal kabur dan lantaran dianggap orang
terlantar, petugas Polses Sentolo membawanya ke Kantor Satpol PP
Kulonprogo. (Wid)

Mar mengaku dirinya sudah tidak punya apa-apa lagi selain baju yang
melekat di tubuhnya. "Karena ATM ikut dibawa kabur, dengan bantuan
petugas maka ATM langsung saya blokir. Sementara RS sekarang entah
dimana, bahkan facebook saya juga sudah diblokirnya dan foto-foto dia
yang ada di facebook sudah tidak ada lagi,"kata Mar janda tanpa anak
ini. (Wid)
Share:

26 May 2014

Pembangunan Bandara Kulonprogo Dilelang Internasional

WATES ( KRjogja.com)- PT Angkasa Pura I tetap komitmen dan konsisten
terhadap rencana pembangunan bandara di Kabupaten Kulonprogo. Saat ini
telah siap dana dan bahkan telah melakukan lelang internasional untuk
pengerjaannya. Selain masih menunggu Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) yang dalam proses, PT AP I juga masih menunggu
dokumen lain terkait perencanaan pembebasan tanah.

Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Presdir PT AP I Tommy Soetomo
dan jajarannya dengan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K),
Jumat (23/05/2014) sore, di rumdin bupati. Dalam kesempatan itu
Bupati didampingi Wabup, Forkompinda, SKPD, dan unsur lainnya.

Dengan Pemkab Kulonprogo dalam kesempatan itu dibahas terkait
perkembangan master plan, KKOP dan yang lain misalnya, dengan pabrik
besi yang sempat dipertanyakan. Setelah pertemuan dengan Pemkab
Kulonprogo, Senin (26/05/2015) PT Angkasa Pura I akan bertemu
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Dikatakan Sekretaris PT AP I, Farid Indra Nugraha, pihaknya tidak
perlu menunggu dokumen KKOP terbit dalam melaksanakan tahapan lainnya
dalam rencana pembangunan bandara. "Karena sembari menunggu proses
KKOP terbit, kami tetap melakukan melengkapi dokumen lainnya agar
semua dapat terselesaikan. Karena bila semua siap maka PT AP I dan
Gubenur DIY akan konsolidasi ke lapangan," katanya.

Terkait komitmen PT AP I, Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG
mengaku senang dan menyambut baik. Pemkab juga siap melakukan tugas
sesuai kewenangannya, terutama dalam ujung tombak dan juga dalam
tataran grassroots. "Terhadap adanya warga yang sudah menerima, belum
menerima, dan netral karena masih menunggu akusisi lahan, sudah kami
laporkan dan itu direspons oleh PT AP I. Mereka (PT AP I) justru
minta semua agar bisa dipercepat realisasinya. Contohnya sambil
menunggu izin penetapan lokasi (ILP) Gubenur, maka kelengkapan dokumen
lain segera dilakukan,"ujar Hasto.
Saat ini, kata Hasto, PT AP I sudah melakukan lelang internasional
pengerjaan pembangunan bandara internasional. "Sedangkan untuk
sosialisasi, pemkab menunggu terbentuknya Tim Appraisal Independent,
agar masyarakat lebih jelas terkait akusisi lahan. Karena ini penting
dan ditunggu masyarakat agar semua jelas,"katanya. (Wid)
Share:

23 May 2014

Polisi Gelar Rekonstruksi Guru Bunuh Guru di SLB Wates

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Penyidik Satreskrim Polres Kulonprogo
menggelar reka ulang (rekonstruksi) kasus kejadian pembunuhanterhadap
Rina Astuti (37), guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Rela Bhakti 2,
Triharjo, Wates, Jumat (23/5/2014). Tersangka dipastikan akan dijerat
dengan pasal tentang pembunuhanberencana.

Seperti diketahui, Rina tewas setelah ditusuk dengan pisau oleh rekan
kerjanya sendiri sesama guru di sekolah tersebut, Sugiyanto (45), awal
Mei lalu. Peristiwa terjadi dalam lingkungan sekolah usai siswa
melakukan latihan kesenian. Rina pada akhirnya tewas dalam perjalanan
ke rumah sakit setelah menderita 25 luka tusukan di tubuhnya.

"Reka ulang dimaksudkan supaya ada kesesuaian antara hasil pemeriksaan
penyidik dengan kejadian sebenarnya di lapangan," kata Kapolsek Wates,
Kompol Kodrat di sela rekonstruksi.

Menurutnya, reka ulang berlangsung dalam 16 adegan. Dimulai dari saat
tersangka datang ke sekolah dengan sudah membawa pisau dari rumah.
Pisau tersebut diselipkannya di bagian depan celananya dan tertutup
baju. Penusukan pertama dilakukan tersangka saat dirinya bertemu
dengan korban di dalam ruang bina diri, seusai korban mengawasi siswa
berlatih kesenian jathilan.

Korban saat itu sempat berusaha melawan namun pelaku tetap menusuknya
berulang kali. Korban lantas berlari ke luar ruangan hingga jatuh
tertelungkup di teras ruang kelas. Pelaku kemudian kembali menusuk
korban di bagian punggung. Adegan berlanjut ketika tersangka
ditenangkan rekan guru lainnya dan kemudian diamankan ke kantor
polisi.

Dari reka ulang tersbeut, kata Kodrat, diyakinkan bahwa tersangka
memang sudah merencanakan penusukan tersebut. Maka itu, penyidik akan
tetap menjeratnya dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhanyang
direncanakan. "Pelaku terancam hukuman seumur hidup," katanya.(*)
Share:

Gaet Wisatawan, Arung Jeram Arus Progo Tambah Peralatan

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Dinas Pariwisata DIY menyerahkan bantuan
sejumlah peralatan bagi pengelola wisata rafting (arung jeram) Arus
Progo di Pedukuhan Krisik Kreo, Banjararum, Kalibawang, Kamis
(22/5/2014). Penambahan peralatan diharapkan akan menunjang aktivitas
wisata minat khusus dan semakin banyak menggaet wisatawan.
Kasi Sarana Prasarana dan Usaha Jasa Pariwisata, Dinpar DIY, Ahmad
Suabadi mengatakan, bantuan yang diserahkan bernilai total Rp 191
juta. Terdiri atas 4 buah perahu karet dan 1 unit perahu kayak beserta
kelengkapannya, beberapa unit perlengkapan pengamanan (safety) seperti
jaket pelampung, helm, throwing bag, dan juga dry bag serta perangkat
komunikasi Handy Talkie (HT) dan juga satu unit kamera waterproof.
"Wahana Arus Progo ini kan satu-satunya wisata rafting di DIY, jadi
kami berusaha memfasilitasinya supaya bisa semakin berkembang," kata
Ahmad.
Dijelaskan, pihak pengelola Arus Progo sebelumnya mengajukan proposal
bantuan pada dinas untuk sarana dan prasana pendukung, termasuk
permohonan bantuan pembangunan fisik basecamp di Krisik Kreo. Namun,
pihaknya hanya bisa memberikan beberapa poin saja yang bisa
disesuaikan dnegan ketersediaan anggaran.
Dia mengatakan, keberadaan wisata rafting arus bawah kali Progo ini
menambah destinasi wahana wisata ekstrim di DIY selain panjat tebing
di Pantai Siung dan caving Goa Jomblang yang ada di Gunungkidul.
Pemberian bantuan tersebut diharapkan bisa mendorong perkembangan
wisata rafting di Sungai Progo tersebut sehingga semakin banyak
wisatawan lokal hingga mancanegara yang datang.
Apalagi, selama ini, kebanyakan wisatawan yang datang ke DIY cenderung
lari ke Magelang untuk melakukan rafting. "Paling tidak, dengan adanya
Arus Progo ini, DIY punya wisata rafting sendiri dan berpengaruh pada
angka kunjungan wisatawan. Diharapkan juga, wisatawan akan semakin
lama stay di Yogyakarta," imbuh Ahmad.( Tribunjogja.com)
Share:

Kulonprogo Alokasikan 453 Jamban untuk 12 Kecamatan

Harianjogja.com, KULONPROGO--Pada 2014, Dinas Kesehatan Kulonprogo
telah mengalokasikan 453 unit jamban sehat di 12 kecamatan.
Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kulonprogo Rustopo mengatakan, tahun
ini akan ada deklarasi bersama agar masyarakat tidak lagi BAB
sembarangan. Beberapa wilayah di kabupaten ini juga masih belum
memiliki jamban sehat yang layak.
"Wilayah yang belum punya jamban di antaranya Kokap, sebagian Sentolo,
dan Girimulyo hampir merata," jelas Rustopo, Selasa (20/5/2014).
Jamban sehat seperti yang dimaksudkan Dinkes yakni tak hanya memenuhi
syarat kesehatan dan bersih. Namun, jamban sehat juga harus memiliki
nilai estetika.
Pembuatan septictank harus tepat, harus ada tutupnya. Hal utama
lainnya jangan sampai mencemari lingkungan atau air, usahakan jarak
jamban dengan sumber air lebih dari 10 meter.

Editor: Nina Atmasari
Share:

21 May 2014

Warga yang Tolak Raskin Berarti Masuk Golongan Mampu

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menilai
sikap warga Sidorejo, Desa Glagah, Temon yang menolak menerima beras
miskin ( Raskin) akan merugikan warga sendiri. Klarifikasi akan
dilakukan Pemkab untuk mencari tahu duduk permasalahan sebenarnya.
Sekretaris Daerah Kulonprogo, Astungkoro mengatakan, warga yang
menolak raskin tersebut dengan kata lain menyatakan dirinya termasuk
golongan mampu. Hal ini akan menyebabkan warga tersebut secara
otomatis akan tereliminir dari daftar penerima program bantuan sosial
lainnya dari pemerintah, semisal program beasiswa.

"Kalau dia (warga) menolak, berarti dia menyatakan dirinya mampu.
Risikonya, tidak hanya di raskin tapi juga ada beberapa hak bagi warga
miskin yang tidak akan mereka dapatkan. Itu kan pemberiannya
berdasarkan kartu jaminan sosial," kata Astungkoro, Rabu (21/5/2014).

Seperti diketahui, 25 kepala keluarga di Sidorejo yang juag tergabugn
dalam Wahana Tri Tunggal itu menolak mengambil jatah raskin meski
sudah terdaftar sebagai penerima.
Alasan utama penolakan tersebut terkait rencana pembangunan bandara
internasional di Temon yang akan menggusur lahan warga. Maka itu,
mereka lalu berkomitmen untuk menolak segala bentuk bantuan dari
pemerintah.( Tribunjogja.com)
Share:

Bela Beli Kulonprogo Selaras dengan Nasionalisme

Harianjogja.com, KULONPROGO--Slogan Bela Beli Kulonprogo sesuai dengan
semangat nasionalisme kekinian. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati
Kulonprogo, Sutedjo, dalam upacara Hari Kebangkitan Nasional di
halaman kantor Pemkab Kulonprogo, Selasa (20/5/2014).

Bertindak sebagai inspektur upacara, Sutedjo, membacakan sambutan
Menteri Komunikasi dan Informatika, mengungkapkan, peringatan
Harkitnas ke-106 mengusung tema Maknai Kebangkitan Nasional Melalui
Kerja Nyata dalam Suasana Keharmonisan dan Kemajemukan Bangsa, yang
berarti, makna nasionalisme kekinian bukan lagi kamuflase kerinduan
romantisme perjuangan masa lalu.

"Tetapi bagaimana mengimplementasikan romantisme perjuangan tersebut
kedalam pola pikir, pola sikap dan perilaku kebangsaan selaras dengan
tuntutan zaman," ujarnya.
Menurutnya, rasa kebangsaan nasionalisme sekarang ini harus
disesuaikan dengan era kehidupan berbangsa. Implementasinya, penguatan
rasa kebangsaan nasionalisme secara nyata di daerah.
Diterangkannya, sejak awal pemerintahan, Hasto mengajak masyarakat
untuk Bela Beli Kulonprogo, yakni menggunakan produk lokal Kulonprogo
sehingga tercipta kemandirian sebagai bagian dari bangsa yang hidup di
daerah.
Editor: Nina Atmasari
Share:

Penolakan Raskin Diduga Terkait Penolakan Bandara

Harianjogja.com, KULONPROGO- Penolakan beras miskin (raskin) oleh
warga Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temondiduga terkait
penolakan pembangunan bandara internasional yang rencananya berlokasi
di kawasan tersebut.

Saat Harian Jogja mendatangi kediaman warga Sidorejo, tidak seorang
pun bersedia berkomentar tentang penolakan raskin. Mereka memilih diam
dan menjauh.
Sarijo, salah satu tokoh masyarakat Sidorejo sekaligus tokoh Wahana
Tri Tunggal (WTT), mengungkapkan, warga Sidorejo tidak akan menerima
bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun sampai rencana pembangunan
bandara di Kulonprogo batal.

"Selain itu warga juga sakit hati dengan sms yang diterima dari desa
yang menanyakan apakah warga mau menerima raskin atau tidak,"
jelasnya, Rabu (21/5/2014).

Ia menegaskan, keinginan warga saat ini bukanlah menerima bantuan dari
pemerintah melainkan bupati Kulonprogo datang dan menyetujui
permohonan warga untuk menggagalkan rencana pembangunan bandara di
Kulonprogo.

Tokoh masyarakat Sidorejo, Saryono, enggan berkomentar banyak terkait
hasil pertemuan antara perwakilan warga Sidorejo dengan Kepala Desa
Glagah. "Saya hanya menyampaikan keinginan warga yang tidak ingin
menerima raskin," imbuh dia.
Anggota tim raskin Kulonprogo, Heri Widada, mengatakan, akan melakukan
klarifikasi terlebih dulu ke lapangan untuk menemukan alasan warga
menolak raskin. "Kami akan memanggil aparat desa untuk dimintai
keterangan terlebih dulu," tandasnya.
Editor: Nina Atmasari
Share:

Pemkab Siap Melangkah Sesuai Kewenangan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo
menyambut positif turunnya izin Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) dari Pusat. Dengan adanya dokumen tersebut maka
satu tahapan proses rencana pembangunan bandara di pesisir selatan
Kecamatan Temon sudah terlewati, sehingga tinggal menunggu Ijin
Penetapan Lokasi (IPL) Gubernur turun.

"Meski Pemkab belum dikasih tahu perihal turunnya ijin KKOP. Tapi kami
tetap senang dan berharap IPL Gubernur juga segera turun. Dengan
demikian rencana pembangunan bandara bisa memasuki tahapan
berikutnya," kata Wabup setempat Drs Sutedjo menanggapi turunnya ijin
KKOP saat menghadiri Pembukaan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-92,
di Lapangan Desa Kaliagung, Sentolo, Rabu (21/05/2014).

Sekda setempat Ir RM Astungkoro mengaku belum bisa berkomentar banyak
tentang masalah tersebut. "Soalnya saya belum tahu persis selesainya
KKOP seperti apa. Karena memang belum dapat informasi," tegasnya.

Meski secara fisik Wabup dan Sekda belum melihat dokumen ijin KKOP,
tapi dengan munculnya pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan HB X di media
massa menunjukan kalau tahapan proses rencana pembangunan bandara di
Kulonprogo mengalamai kemajuan.
"Untuk selanjutnya Pemkab mengikuti tahapan-tahapan berikutnya tentu
saja sesuai porsi dan kewenangan kami mengingat Tim Persiapan
Pembangunan Bandara tidak hanya dari kabupaten tapi juga Pemerintah
DIY dan PT AP. Pemkab akan melaksanakan sesuai ketugasan. Pembagian
tugasnya kan sudah sangat jelas," ujarnya.
Dengan telah turunnya dokumen KKOP, maka baru satu dokumen yang telah
selesai, sedangkan dokumen lain yang saat ini sedang dikerjakan,
pengadaan lahan yang merupakan bagian dari IPL Gubernur dan dokumen
lingkungan atau Amdal. "Terkait persoalan PT JMI dan PT AP, saya belum
bisa komentar karena belum lihat KKOP-nya. Tapi kalau KKOP sudah turun
maka persoalan antara dua perusahaan tersebut sudah clear. Karena yang
jadi persoalan kan ada di KKOP tersebut," terang Sekda.
Mengenai sosialisasi bandara, Pemkab bersama PT AP terus membangun
komunikasi dengan warga. "Persiapan sosialisasi terus kami lakukan
sembari menunggu AP. Pemkab tetap menjalin komunikasi baik dengan
warga yang menolak maupun mendukung. Dari enam desa yang masuk lokasi
bandara lima desa sudah wellcome. Perkara mereka menolak itu bagian
dari proses," ujarnya.(Rul/Wid)
Share:

20 May 2014

Ombak Tak Bersahabat, Nelayan Bugel Sandarkan Perahu

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Besarnya gelombang laut menyebabkan para
nelayan pantai selatan Kulonprogo memilih istirahat dan tidak melaut.
Para nelayan tak mau mengambil risiko, sementara menunggu gelombang
mulai tenang para nelayan memilih menggarap lahan pertanian yang
mereka miliki.

"Jadi para nelayan khususnya di Pantai Bugel jika terjadi gelombang
tinggi kami mengolah lahan pertanian dengan terus 'mengintip' kondisi
laut. Kalau sudah memungkinkan kami langsung melaut dengan harapan
dapat hasil tangkapan baik ikan, kerang maupun udang," tutur Sunaryo
di pesisir Pantai Bugel, Senin (19/05/2014).

Selama gelombang laut tinggi hampir dua minggu terakhir ini, baru
Senin (19/05/2014) pagi ada nelayan yang berani mencari nafkah. Itu
pun hanya satu perahu yang melaut, sementara yang lainnya masih tetap
bersandar menunggu cuaca bagus.

"Hasil melaut tersebut kupub banyak, dua kilogram udang Lobster dan
tiga kilogram kepiting rajungan setidaknya bisa diperoleh. Hasil
nelayan tadi lumayan banyak bisa membawa pulang uang sekitar Rp 1 juta
dari penjualan hasil tangkapannya," terang Sunaryo.(Rul)
Share:

19 May 2014

Diserbu Hama, Harga Gabah di Kulonprogo Anjlok

Harianjogja.com, KULONPROGO--Harga jual gabah di Kulonprogo kian
merosot. Panen raya kedua, petani akui harga gabah turun drastis
dibandingkan panen raya pertama.

"Panen pertama harga gabah kering dihargai Rp500.000 per kuintal.
Panen sekarang ini hanya sekitar Rp330.000 per kuintal," ujar Romlah
salah satu petani di dusun Turus, desa Tanjungharjo, Nanggulan, Minggu
(18/5/2014).

Romlah mengatakan harga gabah seharga Rp330.000 per kuintal tersebut
masih berupa gabah yang belum kering. Bisa saja setelah dikeringkan
harga berubah. Menurutnya, penurunan harga gabah di panen kedua ini
disebabkan oleh banyak faktor.

"Sebabnya macam-macam. Tapi yang paling berpengaruh itu hama. Ini
hamanya tikus sama wereng, akhir-akhir ini cukup banyak," ujar Romlah.

Turunnya harga gabah tentu saja merugikan petani. Tak hanya hama,
apabila di wilayah lain tengah panen raya tentunya harga gabah di
kecamatan ini ikut tergerus. Hal ini disampaikan Sudiyono, salah satu
petani lainnya.
"Kalau panennya bersamaan dengan tempat lain, harganya ya, bisa turun
lagi," ungkap Sudiyono.
Sementara itu, harga beras saat ini berkisar sekitar Rp6.500 per
kilogramnya. Sudiyono mengatakan harga beli para pedagang besar atau
tengkulak turut memengaruhi nilai jual gabah. Tak jarang para
tengkulak langsung membeli sepetak sawah dari petani meskipun padi
yang ditanam masih hijau dan belum siap panen.

"Biasanya pedagang besar itu beli sepetak sawah, istilahnya sudah
mematok harga padi per petaknya," ujar Sudiyono.
Harga sepetak sawah berkisar antara Rp1.600 sampai Rp2.000 per metern.
Bila panen berhasil, tentu saja tengkulak atau pedagang besar akan
mendapat keuntungan yang lebih besar dengan harga jual berdasarkan
petak sawahnya.

"Tapi itu juga untung-untungan. Kalau panen gagal, mereka juga akan
rugi besar karena taksiran harga sepetak sawah dengan harga jual padi
bisa selisih banyak. Makanya kami [petani] juga harus jeli memberikan
harga ke mereka," jelas Sudiyono.

Editor: Nina Atmasari
Share:

Soal Plat Nomor Palsu, PDIP Dalami Kasus Kadernya

WATES ( KRjogja.com)- Pengurus DPC PDIP Kulonprogo mengaku belum bisa
mengambil sikap tegas terhadap oknum anggota Fraksi PDIP DPRD setempat
yang diduga tersandung kasus tindak pidana penggunaan plat nomor palsu
kendaraan dinas Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo. Karena sampai saat
ini mereka belum menerima laporan resmi baik dari pimpinan maupun
anggota Fraksi PDIP terkait kasus tersebut.

Menurut Ketua dan Sekretaris DPC PDIP setempat Tony HP dan Istana,
petugas partainya belum memberi informasi apa pun tentang persoalan
yang dihadapinya. "Tapi dalam rapat DPC kami telah membahas hal
tersebut sekaligus meminta Pengurus DPC yang rumahnya kebetulan
berdekatan dengan yang bersangkutan untuk meminta keterangan seputar
persoalan yang terjadi. Artinya kami masih dalam tahap minta informasi
tentang permasalahan yang timbul," tegas Tony, Sabtu (17/5/2014).

Tentang dugaan penggunaan plat nomor palsu kendaraan dinas DPRD, Tony
mengaku masih berasumsi kasus tersebut hanya satu yakni plat nomor
ganda AB 1004 ZC yang dipasang di mobil dinas Wakil Ketua DPRD dan di
mobil Ketua Komisi II. "Ternyata dua kasus toh, yang satu plat ganda,
satunya lagi plat palsu. Khusus kasus terakhir kami belum menerima
laporan dan baru akan minta informasi dari bersangkutan," ujarnya.

Jika persoalan itu memang sudah jadi kasus hukum pihaknya menghormati
proses yang dilakukan polisi. "Kami menghargai kewenangan kepolisian
menuntaskan permasalahan yang timbul. Tapi karena yang bersangkutan
belum ada komunikasi maka kami belum bisa komentar banyak. Kami
berharap persoalan ini masih bisa diselesaikan musyawarah," jelasnya.

Istana akan mendalami kasus yang menimpa kader PDIP dengan meminta
keterangan dari para pihak yang terlibat. "Mengenai yang bersangkutan
mau dipanggil atau tidak akan diputuskan di rapat DPC," tuturnya.

Kendaraan dinas Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo, AB 1083 UC belum
bisa diambil Sekwan dari Mapolres setempat karena jadi BB atas dugaan
tuduhan tindak pidana pelanggaran memasang tanda nomor kendaraan
bermotor tidak sesuai ketentuan aslinya, karena dipasang plat AB 1173
DC oleh oknum anggota Komisi III Raden Sri Murdopo SE.(Rul)
Share:

17 May 2014

Pelaksanaan US/M, Satu SD Gabung, Dua SD Belum Ikut

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Dari jumlah 368 sekolah Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014,
sebanyak 365 sebagai sekolah penyelenggara Ujian Sekolah/Madrasah
(US/M), satu terpaksa harus menggabung ke sekolah lain, dan dua tidak
mengikuti karena belum ada siswa kelas VI-nya.

Dijelaskan Kasubag Perencanaan Disdik setempat Taryana, 368 sekolah
terdiri SD Negeri 281 sekolah, SD Swasta 60, MI Negeri 3, dan MI
Swasta 24. Dari 368 sekolah, yang menjadi sekolah penyelenggara 365,
sedang yang 1 menggabung yakni SD IT Mutiara Insani karena belum
terakreditasi, dan akan menggabung di SD N I Pandowan Galur.
"Sementara yang dua sekolah yakni SD IT Ibnu Abbas III Kalibawang dan
SD IT Generasi Mulia Nanggulan belum menyelenggarakan US karena belum
ada siswa kelas VI-nya," ujarnya, Jumat (16/05/2014).

Sesuai jadwal Sabtu (17/05/2014) soal ujian akan didistribusikan pada
UPTD di 12 kecamatan. Dan distribusi soal ke sekolah dilakukan petugas
subrayon Senin (19/05/2014) pagi sebelum pelaksanaan US/M. "Diharapkan
semua lancar sesuai rencana. Jadwal ujian untuk Senin (19/05/2014)
ujian Bahasa Indonesia, Selasa (20/05/2014) Matematika, Rabu
(21/05/2014) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sedangkan untuk ujian
susulan bakal dilaksanakan 2 hingga 4 Juni mendatang," ujar
Taryana.(Wid)
Share:

Anggaran Gotong Royong Naik Hingga Rp 7 Miliar

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Anggaran untuk kegiatan gotong royong dan
padat karya di Kulonprogo mengalami peningakatan signifikan dari tahun
ke tahun. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo berharap besarnya anggaran
tersebut bisa meningkatkan budaya gotong royong masyarakat untuk
menekan angka kemiskinan.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, anggaran untuk gotong
royong dan padat karya pada 2012 tidak sampai menghabiskan dana Rp 500
juta. Namun, pada 2013 sampai 2014, anggaran yang dikucurkan meningkat
hingga Rp 7 miliar. Bahkan, untuk wilayah kecamatan Pengasih saja,
alokasi dana gotong royong dan padat karyanya mencapai Rp 950 juta.

"Gotong royong berperan dalam pengentasan kemiskinan. Angka kemiskinan
di Kulonprogo sekarang ini mencapai 23,3% atau turun sekitar 0,3%
dibanding periode 2011-2012. Sama halnya dengan penurunan angka
kemiskinan di DIY," kata Hasto dalam pencanangan Bulan Bhakti Gotong
Royong Masyarakat (BBGRM) ke-11 di Balai Desa Sidomulyo, Pengasih,
Rabu (14/5).

Menurutnya, gotong royong sudah menjadi budaya Indonesia yang
mendorong kemajuan warga. Program gotong rotong dapat menyasar
beberapa bidang dalam usaha pemberdayaan desa. Di antaranya bidang
kemasyarakatan, bidang ekonomi dengan menguatkan peran koperasi dan
UMKM serta pengentasan kemiskinan. Lalu bidang sosial budaya dan agama
serta peningkatan sarana prasarna fisik seperti konservasi, kegiatan
perumahan dan efisiensi lahan kritis.

Hasto menambahkan, Anggaran APBD dimungkinkan dapat turun tiga kali
lipat jika program gotong royong dapat dioptimalkan. Dengan begitu,
penghematan APBD akan lebih banyak jika pekerjaan pembangunan
diborongkan.

"Gotong royong melalui desa ini tidak ada upah dalam
pdenyelenggaraannya. Tapi hasilnya lebih bagus dari garapan
pemborong," imbuh Hasto.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
(BPPM) DIY, Kristiana Swasti, mengatakan kegiatan gotong royong
mewujudkan kebersamaan untuk terciptanya masyarakat yang berintegritas
dan mandiri. Semangat gotong royong menurutnya memberikan manfaat
besar dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

"Keluarga dapat saling membuat setiap keluarga memiliki rasa saling
asah, asih dan asuh dengan adanya semangat gotongroyong ini," jelas
Kristiana. (ing)
Share:

14 May 2014

Festival Padhang Bulan 2014 Digelar Malam Ini di Alun-alun Wates

Laporan Reporter Tribun Jogja, Gaya Lufityanti

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Seksi Bina Cipta dan Kreatifitas, Bidang
Kebudayaan, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Kulon Progo akan melaksanakan Festival Padhang Bulan 2014. Festival
akan digelar pada Rabu (14/5/2014) mulai pukul 19.00 di Alun-alun
Wates, Kulon Progo.
Festival ini bersifat lomba dan diikuti kelompok Gejok Lesung yang
ditunjuk oleh kecamatan sebagai kontingen. Pada Festival Padhang Bulan
2014 ini akan tampil 12 kelompok Gejog Lesung mewakili masing-masing
kecamatan di Kulon Progo, antara lain Gejog Lesung Girisekar dari
Sokamaya, Jatimulya, Girimulyo ; Gejog Lesung Kridha Laras dari
Klajuran, Tanjung Harjo, Nanggulan ; Gejog Lesung Cahyo Budaya dari
Sidowayah, Hargowilis, dan Kokap.

Ada juga pementasan Gejog Lesung Laras Kenang dari Jatikontal, Temon
Wetan, Temon ; Gejog Lesung Tamba Lara dari Puyang, Purwoharjo,
Samigaluh ; dan Gejog Lesung PKK Dahlia dari Jurang Depok, Banjarasri,
Kalibawang. Adapun Gejog Lesung Peni Paras Budaya dari Gunung Gempal,
Giripeni, Wates ; Gejog Lesung Sekar Rinonce dari Dukuh 9 Karang,
Brosot, Galur ; Gejog Lesung Mudo Budoyo dari Suren, Sukareno, Sentolo
; Gejog Lesung Anom Sari dari Dusun II, Kanoman, Panjatan ; Gejog
Lesung Arimbi dari Blubuk, Kedungsari, Pengasih ; dan Gejog Lesung
Langen Sari dari Pengkol, Gulurejo, Lendah yang juga turut meramaikan
festival ini.

Perlombaan akan memperebutkan Juara I, II dan III, Harapan I dan II
Piala, Piagam dan uang pembinaan. Lagu 'Lancaran Kulon Progo Binangun'
menjadi lagu yang wajib dimainkan oleh setiap kelompok dalam festival
ini. Ada beberapa lagu pilihan wajib, yaitu 'Lesung Jumengglung' ,
'Caping Gunung', 'Lumbung Desa','Prahu Layar', 'Gugur Gunung', 'Warung
Pojok' dan bisa membawakan lagu pilihan bebas sesuai selera kelompok.

Festival ini bertujuan untuk membina dan meningkatkan kreativitas
masyarakat di bidang seni budaya, menanamkan rasa cinta tanah air dan
meningkatkan wawasan kebangsaan untuk membangkitkan semangat persatuan
dan kesatuan bangsa. Melalui festival ini diharapkan dapat menyalurkan
minat dan bakat masyarakat dalam bidang seni budaya, melestarikan,
membina dan mengembangkan kesenian dan sebagai bahan evaluasi terhadap
pelaksanaan pembinaan seni bagi masyarakat. (*)
Share:
Laka di Temon, Satu Korban Tewas

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Kecelakaan terjadi di Temon, Kulonprogo,
Rabu (14/5/2014).
Mobil Panther AB 1189 UB yang diketahui sebagai mobil dinas BTKL
Bantul bertabrakan. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 09.00 WB.


Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribunjogja.com, kecelakaan
tersebut merenggut satu korban jiwa.

"Kecelakaan di Temon, Kulonprogo, info trkhr mbl dinas BTKL Bantul
Panther AB1189UB," demikian bunyi status @NTMCLantasPolri
Hingga berita ini diposting di www.tribunjogja.com, awak redaksi
masih mencari informasi tentang berita kecelakaan tersebut.(
Tribunjogja.com)
Share:

Jual Daging Busuk untuk Diolah Jadi Abon

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Daging sapi 3 kg yang tidak layak konsumsi
karena sudah membusuk berhasil disita Tim Gabungan Pemkab Kulonprogo
dari salah satu pedagang daging di Pasar Nanggulan Kecamatan
Nanggulan, Selasa (13/05/2014). Tim gabungan terdiri Satpol PP, Dinas
Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan Energi Sumber Daya Mineral
(Disperindag ESDM), serta Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan
(Diskepenak) setempat.

Razia dilakukan pula di Pasar Percontohan Sentolo dan petugas
mendapati produk makanan dan minuman yang telah kadaluarsa,
diantaranya mie, kopi bubuk, minuman sachet dan botol. Diungkapkan
Kasi Penegakan Perundang Undangan Satpol PP Kulonprogo, Qomarul Hadi
daging itu masih bisa dimasak untuk dibuat abon, tapi menurut
keterangan dari Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Diskepenak,
dagingnya tidak layak konsumsi.

"Karena itu kami menyitanya dan pedagang sudah diperingatkan bila
mengulang lagi bakal ditindak sesuai aturan. Pedagang tersebut pelaku
lama, dan razia bulan puasa tahun lalu juga kedapatan menjual daging
oplosan yakni daging sapi dicampur daging babi," kata Qomarul sembari
menyatakan operasi dilakukan dalam upaya melindungi konsumen sesuai
amanah UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No 36/2009
tentang Kesehatan, UU No 18/2012 tentang Pangan, dan UU No 31/2004
tentang Perikanan.

Terkait daging tersebut, menurut Joko Purwoko Staf Seksi Kesehatan
Masyarakat Veteriner Diskepenak Kulonprogo, disita karena sudah tidak
layak konsumsi sebab kondisi membusuk. "dari keterangan pedagang
sebelumnya dijual di Pasar Dekso Kalibawang, tidak laku maka
dimasukkan freezer dan dijual lagi di Pasar Nanggulan. Kalau
dikonsumsi dapat berakibat keracunan, muntah dan diare karena banyak
mengandung bakteri," kata Joko.(Wid)
Share:

Desa Wisata di DIY Semakin Bersaing

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ada beberapa kendala yang dihadapi Desa
Wisata dalam mempertahankan eksistensinya.

Di antaranya kendala secara umum adalah adanya persaingan antar desa
wisata yang kian banyak di wilayah DIY. Selain itu kemampuan sumber
daya manusianya yang masih kurang serta kurangnya promosi dan
pemasaran.

"Banyak desa wisata yang maju karena pemahaman promosi dan pemanfaatan
teknologi informasinya dengan baik. Sedangkan desa wisata di daerah
ini masih kurang pemahamannya," papar Seksi Usaha Pemberdayaan
Kepariwisataan Disbudparpora Kulonprogo, Trusta Hendraswara.
Ia menjelaskan ada beberapa desa wisata di wilayah Kulonprogo yang
telah menerima dana PNPM Mandiri dan 11 Desa Wisata yang masih aktif.

Empat desa yang tahun ini menerima dana tersebut yakni Desa Sidoharjo
dan Desa Purwoharjo di Kecamatan Samigaluh, Desa Sidorejo di Kecamatan
Lendah dan Desa Banjaroya, kecamatan Kalibawang. Selain empat desa
tersebut juga ada Desa Banjarsari, Kalibiru, Sermo, Jatimulyo,
Nglinggo, Glagah dan Desa Gulurejo.

"Desa Gulurejo baru embrio dan belum dapat program PNPM Mandiri. Desa
Glagah sudah pernah, tapi sayangnya kurang aktif sekarang," jelas
Trusta.

Ketua Desa Wisata Sidorejo yang juga Ketua Forum Komunikasi Desa
Wisata Kulonprogo Tukijo mengungkapkan kurangnya promosi dan pemasaran
mnejadi tantangan pengembangan desa wisata. Rencana dana PNPM Mandiri
tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan fasilitas dan layanan
desa wisata yang ada.

"Kalau sementara ini dana memang belum turun. Tapi rencana pengelolaan
dana yang kami ajukan yaitu untuk pembangunan toilet dan penambahan
peralatan outbound," jelas Tukijo.

Editor: Nina Atmasari
Share:

13 May 2014

Pengurusan KTP dan Akta Catatan Sipil Gratis

WATES ( KRjogja.com)- Dengan diberlakukannya UU No 24/2013 tentang
Perubahan Atas UU No 23/2006 Tentang Administrasi Kependudukan maka
Perda Kulonprogo No 5/2010 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak
Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil harus dicabut.

"Sesuai Pasal 79A UU tersebut maka pengurusan dan penerbitan dokumen
kependudukan tidak dipungut biaya," tegas Bupati Kulonprogo dr Hasto
saat penyampaian tiga Raperda Kulonprogo dalam rapat paripurna DPRD
yang dipimpin Ketua DPRD Ponimin B Hartono di gedung dewan setempat,
Selasa (13/5/2014) .

Tiga Raperda yang disampaikan eksekutif Pencabutan Peraturan Daerah
Kulonprogo No 5/2010 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan Akta Catatan Sipil dan Raperda Perubahan Atas
Perda Kulonprogo No 10/2011 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah serta Raperda Modal Pinjaman Pemda kepada Pusat Koperasi
Syariah Maal Wa Tamwil Binangun Muamalah dan Pusat Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (Korpri).

Menurut Bupati, Perda merupakan kebijakan daerah yang dibentuk Bupati
bersama dengan DPRD dan merupakan satu kesatuan dari sistem hukum
nasional, sehingga tidak boleh bertentangan dengan kebijakan nasional,
kepentingan umum atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Mengenai Raperda Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, dr Hasto
mengatakan , kekayaan daerah merupakan semua Barang Milik Daerah (BMD)
yang dimiliki dan atau dikuasai Pemkab yang bergerak atau tidak
bergerak serta bagian-bagiannya atau merupakan satuan tertentu yang
dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang yang digunausahakan.

Pemkab sebagai pemilik atau yang menguasi kekayaan daerah selalu
berupaya agar BMD dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menunjang segala
aktifitasnya. Untuk Raperda Modal Pinjaman Pemda kepada Pusat Koperasi
Syariah Baitul Maal Wa Tamwil Binangun Muammalah dan Pusat Korpri,
Bupati menuturkan, Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui pembinaan
dan pengembangan, perlu dukungan dari semua pihak, agar visi koperasi
dan UMKM dijiwai dengan semangat kewirausahaan tangguh dan mandiri.

Ketua Pansus tiga Raperda Suharmanto didampingi anggotanya Johan Arif
Budiman mengatakan, setelah eksekutif menyampaikan tiga Raperda
tersebut pihaknya akan melakukan analisa sekaligus menindaklanjutinya
dengan membahas Raperda secara berkesinambungan.(Rul)
Share:

Kulonprogo Miliki Layanan Perlindungan Korban KDRT

KULONPROGO-Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberintah Desa, Perempuan,
dan Keluarga Bencana (BPMPDPKB) Kulonprogo telah bekerjasama dengan
lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mensosialisasikan pencegahan
KDRT dan terkait penanganan juga sudah dibentuk jejaring.

Kulonprogo memiliki Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan
dan Anak (P2TP2A) yang melindungi korban KDRT.

"Selain melaporkan kasus KDRT yang menimpanya, di lembaga tersebut
korban bisa menginap jika membutuhkan perlindungan," terang Kabid
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPMPDPKB), Ernawati
Sukeksi, baru-baru ini.

Selama triwulan I 2014, pusat layanan tersebut sudah menerima aduan
KDRT sebanyak tujuh kasus.

Direktur Eksekutif PKBI Kulonprogo, Paulo Ngadi Cahyono, menilai,
komunikasi dan edukasi terkait KDRT di masyarakat masih kurang. Selama
ini, sosialisasi hanya dilakukan di tingkat SKPD. Padahal penanganan
hal ini seharusnya menyentuh lapisan masyarakat bawah di tingkat desa.

"Hal ini yang menyebabkan isu KDRT masih menjadi isu yang tabu di
masyarakat, sehingga mereka tidak memiliki keberanian untuk melaporkan
kekerasan," ujarnya, Minggu (11/5/2014).

Diuraikannya, beberapa faktor penyebab KDRT, antara lain, persoalan
ekonomi yang didukung dengan minimnya komunikasi antara suami dan
istri, budaya patriarkhi yang melekat kuat di masyarakat menjadikan
suami lebih dominan, serta faktor kemajuan teknologi dan informasi
yang mengubah pola pikir manusia, sehingga perselingkuhan dianggap hal
yang wajar.

Paulo menambahkan, untuk menangani KDRT secara intensif, sebaiknya
pusat layanan KDRT dibangun di tingkat desa. "Jadi aduan lebih cepat
masuk dan sosialisasi juga langsung ke sasaran," tandasnya.

Editor: Nina Atmasari
Share:

Mau, Ponsel Cerdas Dibanderol Rp 200 Ribu?

CALIFORNIA ( KRjogja.com) -Tahun ini diharapkan akan muncul smartphone
Android yang dibanderol dengan harga paling murah. Menjadi mungkin
bila hadir smartphone baru dengan harga 12 poundsterling atau sekira
Rp200 ribuan, berkat teknologi yang ditawarkan oleh pembuat chip
smartphone, ARM.

Dilansir Gadgetshow.channel5, Jumat (9/5/2014), Samsung Galaxy S5
dengan hardware yang disematkan di dalamnya, dibanderol dengan harga
'premium'. Sekalipun Motorola Moto G tampil dengan harga lebih murah,
namun masih dirasa kurang terjangkau untuk sebagian pengguna.

Smartphone terbaru dengan banderol Rp200 ribuan ini diharapkan mulai
muncul beberapa bulan ke depan. Menurut laporan dari Anandtech, ARM
memperhitungkan bahwa smartphone dapat dibuat murah dengan chip ARM.

Handset ini bahkan lebih murah dari smartphone Firefox OS yang
dibanderol dengan harga USD25. Kabarnya, smartphone Rp200 ribuan ini
diperkuat dengan prosesor ARM Cortex A5.
Smartphone ini diklaim tetap dapat menjalankan aplikasi Android
favorit Anda. Prosesor ARM Cortex A5 memiliki kinerja prosesor yang
lebih kuat ketimbang iPhone original yang diluncurkan pada 2007
Share:

Serut Cocok Dibonsai dan Percantik Taman

TANAMAN serut mempunyai tampilan daun kecil-kecil yang khas. Tekstur
kulit batangnya bagus maupun bandel terhadap serangan penyakit,
sehingga tidak gampang mati.
Menurut pecinta tanaman bonsai asal Banjarasri, Kalibawang,
Kulonprogo, Subakir (65), sifat tanaman seperti ini cocok dijadikan
bonsai. Selain itu dapat menambah cantiknya suatu taman dengan
dibiarkan tumbuh membesar atau tidak kerdil, tapi rajin dipangkas.
"Dengan dipangkas rutin sampai kompisi dahan-dahannya bagus dan indah
dipandang, serut juga banyak ditempatkan di taman-taman," jelas
Subakir, Senin (12/5/2014).

Lelaki ramah ini mengungkapkan, koleksi tanaman serut di kompleks
rumahnya sebagian dibuat kerdil atau menjadi bonsai. Sebagian lagi
untuk memperindah taman di halaman rumah, baik ditanam di tanah
langsung maupun di pot. Rutin disiram dan diberi pupuk, serut bisa
tumbuh subur. "Pertumbuhannya yang agak lambat menjadi tantangan
sendiri. Lain dengan beringin pertumbuhannya termasuk cepat,"
paparnya.

Koleksi bonsai miliknya, selain serut ada juga kemuning dan beringin.
Untuk memperbanyak tanaman serut, ia belum pernah mencoba. Lain halnya
dengan beringin sudah beberapa kali menancapkan potongan di pot dan
akhirnya bisa hidup. "Serut diperbanyak dengan dicangkok kemungkinan
bisa. Tapi saya belum pernah mencoba. Bagusnya kalau untuk bonsai
mendapatkan dari alam, karena bonggol-bonggolnya sudah bagus," tandas
Bakir.(sumber: krjogja.com)
Share:

11 May 2014

Absen Tanpa Keterangan Boleh Ikut Ujian Susulan

Harianjogja.com, KULONPROGO--Dinas Pendidikan Kulonprogo mengizinkan
siswa SMP dari kabupaten setempat yang tidak dapat mengikuti Ujian
Akhir Nasional (UAN) yang diselenggarakan pekan ini. Pemberian izin
ini tidak hanya diperuntukan seluruh siswa, termasuk yang tidak
memiliki keterangan.

Salah satu siswa yang dapat mengikuti ujian susulan ialah SMP Negeri
di Kecamatan Temon yang hilang dan tidak dapat mengikuti Ujian Akhir
Nasional (UAN) SMP. Bersama empat siswa dari Kecamatan Wates dan
Panjatan, siswa ini dapat mengikuti UAN susulan yang diselenggarakan
di sekolah sub rayon masing-masing pada 12-16 Mei 2014.

Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, Sumarsana menyebutkan kelima siswa
yang tidak mengikuti UAN SMP diberi kesempatan mengikuti UAN susulan
pekan depan. Termasuk, siswa asal SMP di Temon yang tidak hadir tanpa
keterangan. Setelah ditelusuri sekolah, jelasnya, siswa asal Temon
tersebut menghilang dari rumah karena masalah keluarga.

"Sekolah sudah bertemu langsung dan membujuk siswa tersebut untuk
hadir pada UAN hari ketiga dan keempat dan ternyata siswa tersebut
bersedia," jelasnya, Kamis (8/5/2014).

Untuk distribusi soal UAN susulan, imbuhnya, akan dilaksanakan Sabtu
(10/5/2014) dengan mekanisme yang menyerupai distribusi soal UAN SMP.
Hanya saja, mengingat jumlah soal hanya 12 lembar, penyimpanan
dilakukan di brankas Dindik Kulonprogo.
Kasubag Perencanaan Disdik Kulonprogo, Taryana, menguraikan, jumlah
siswa peserta UAN tingkat SMP/MTs di Kulonprogo tahun ini mencapai
5.796 siswa, terdiri dari 744 siswa MTs dan 5.052 siswa SMP. Tidak ada
perubahan mekanisme UAN SMP reguler dan susulan, baik dari sisi mata
pelajaran maupun urutan hari penyelenggaraan.

Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Pilpres, 987 TPS Dimungkinkan Tidak Digabung

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Pada penyelenggaraan pemilihan presiden
(pilpres) 2014, jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimungkinkan
tidak ada perubahan, yakni tetap 987 TPS. Sehingga penggabungan TPS
bisa dihindari meskipun ada perubahan dalam pilpres ini, yaitu dalam
satu TPS maksimal jumlah pemilih sebanyak 800 orang, sedangkan dalam
pileg lalu maksimal 500 orang. Sementara itu Senin (12/05/2014) akan
dilakukan pleno penetapan perolehan kursi parpol setiap daerah
pemilihan (dapil) dan penentuan calon legislatif terpilih 2014 di
Gedung Kaca.

"Kami akan melakukan pleno juga terhadap jumlah TPS ini. Meskipun ada
peraturan baru terkait jumlah pemilih maksimal 800 orang pada tiap
TPS, berbeda dengan pileg lalu yang 500 orang, namun itu tidak
menjadikan KPU serta merta melakukan penggabungan TPS,"ujar Anggota
KPU Kulonprogo Divisi Perencanaan Data Informasi Organisasi dan SDM,
Marwanto SSos, Minggu (11/05/2014).

Menurut Marwanto, aspirasi penyelenggara di desa dan kecamatan yakni
PPS dan PPK menghendaki agar jumlah TPS tetap. Pihaknya akan menampung
terhadap aspirasi tersebut. "Sejauh ini penggabungan pernah dilakukan
dalam pilpres lalu, hanya berkurang satu TPS. Untuk penggabungan TPS
memerlukan beberapa syarat diantaranya letak geografis tidak terlalu
jauh, dan tidak menyulitkan pemilih untuk menjangkau TPS. Tapi kami
akan memperhatikan aspirasi dari PPS/PPk agar tidak dilakukan
penggabungan,"ujarnya.

Marwanto menambahkan sebelum melangkah menuju penyelenggaraan pilpres,
pihaknya akan menyelesaikan tahapan dalam pileg. Yakni pleno penetapan
perolehan kursi partai politik (parpol) di setiap dapil. "Serta
penentuan calon legislatif terpilih 2014. Setelah pleno penetapan
hasil pelaksanaan pileg tersebut, maka konsentrasi kita ke tahapan
selanjutnya menuju ke pilpres, meski sudah ada beberapa tahapan
pilpres yang telah dan akan dilakukan"katanya.(Wid)
Share:

8 Mantan Kades Terpilih Jadi Anggota DPRD Kulonprogo

WATES ( KRjogja.com)- Sejumlah delapan mantan Kepala Desa (Kades) yang
nyalon dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 diperkirakan akan
ditetapkan sebagai calon terpilih anggota DPRD Kabupaten dalam rapat
pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kulonprogo.
Ketua KPU setempat, Muh Isnaini mengatakan KPU akan mengadakan rapat
pleno terbuka dengan agenda penetapan calon terpilih anggota DPRD
Kulonprogo, Senin (12/5/2014). Dari hasil rekapitulasi suara, berhasil
menentukan 40 calon terpilih dari ratusan caleg dalam Pileg 2014.

Sebanyak 40 calon terpilih anggota DPRD kabupaten, katanya ada yang
pernah menduduki jabatan Kades, incumbent dan pendatang baru. "Kami
akan menyampaikan nama-nama calon terpilih yang ditetapkan dalam rapat
pleno terbuka," katanya, Minggu (11/5/2014).

Informasi yang dihimpun KRjogja.com delapan mantan kades yang akan
ditetapkan sebagai calon terpilih anggota DPRD Kulonprogo tersebar di
lima Daerah Pemilihan (Dapil). Masing-masing Edi Priyono, Aris
Syarifudin SAg, Sugiyanto, Suharto, Dra Keksi Wuryaningsih, Budi
Hutomo Putro SS, Drs Sasmita Hadi dan Ridwan Heri Mahmudi.
Sedangkan calon terpilih yang masih menjabat anggota DPRD Kulonprogo,
Hamam Cahyadi, Akhid Nuryati, Aji Pangaribawa, Drs Suharto, Arismawan,
Nur Eni Rahayu, Suharmanto MM, Widiyanto, H Ponimin Budi Hartono SE,
Risman Susandi, Muhyadi, Sarkowi, Ir Purwantini, Sihabudin, Muh
Ajrudin Akbar, Mujiman dan Priyo Santoso. Sementara 15 calon terpilih
pendatang baru, Titik Wijayanti, Suprapto, Muhtarom Asrori, Sudarta,
Ika Damayanti Fatma Negara SIP, Bambang Istiyanto, Siti Ismiyatun
SSos, Wisnu Prasetya, Sumardi, Agung Raharjo, Yuliantoro SE, Lajiyo
Yok Mulyono, Sugiyanto, Upiya Al Hasan dan Muridna.

Penetapan calon terpilih tersebut berdasarkan Peraturan KPU Nomor
29/2013 tentang Proses Penghitungan Kursi Pileg. Sebelumnya KPU telah
menetapkan rekapitulasi suara sah dan tidak sah per dapil untuk parpol
dan caleg. KPU juga telah menentukan BPP dengan cara jumlah total
suara sah peserta pemilu di satu dapil dibagi jumlah kursi di dapil
bersangkutan. BPP antara dapil satu dengan dapil lainnya, tergantung
jumlah partisipasi pemilih.(Rul/Ras)
Share:

Pemilik RM Saiyo Bantu Bedah Rumah

WATES ( KRjogja.com)- Gerakan gotong royong rakyat bersatu 'Gentong
Rembes' bermakna kaum mampu membantu warga miskin sesungguhnya bagian
dari pengamalan Pancasila, sila satu sampai lima.

"Gerakan gotong royong merupakan ringkasan dari nilai-nilai Pancasila.
Mudah-mudahan bantuan yang diberikan para dermawan jadi amal jariyah,"
demikian disampaikan Bupati Kulonprogo dr Hasto Wardoyo saat ikut
bedah rumah milik dua warga miskin, Mulyono (58) warga Pedukuhan
Ngerandu Desa Triharjo dan Partono (49) warga Kriyanan Kelurahan/
Kecamatan Wates, Minggu (11/5/2014). Didampingi Wabup Drs Sutedjo dan
sejumlah Kepala SKPD, Bupati menyampaikan terima kasih kepada para
pihak termasuk kalangan PNS yang telah berpartisipasi aktif jadi
donatur bedah rumah.

Bedah rumah milik Mulyono dan Partono terlaksana berkat adanya bantuan
dari pengusaha Restoran Padang Saiyo Sapta Pesona Wates H Jaimalis Rp
10 juta dan manajemen PT Sung Chang Indonesia (SCI), Bazda Kulonprogo
Rp 10 Juta, Bazcam Wates, karyawan Dinsosnakertrans, Assekda II Setda
setempat, TNI, Polri serta masyarakat sekitar dalam bentuk beragam
berupa batu bata, pasir, split, besi, tenaga dan kebutuhan lainnya.

"Dengan gotong royong, pekerjaan berat dan sulit sekalipun tentu bisa
diselesaikan dengan baik dan cepat," tandas dr Hasto.
Sementara Jaimalis mengatakan mendukung kegiatan bedah rumah karena
dinilainya bagus dalam upaya mengembangkan ekonomi kerakyatan.
"Gerakan gotong royong merupakan kegiatan mulya selain membantu warga
kurang mampu juga untuk tabungan akherat," ujarnya.

Hal senada disampaikan Cho Yong Chae, melalui bedah rumah pihaknya
telah ikut membantu warga yang membutuhkan. "Dengan ikut kerja bakti,
saya semakin merasa jadi bagian warga Kulonprogo. Meski bantuan yang
kami berikan jumlahnya tergolong sedikit tapi sampai sekarang kami
sudah beberapa kali menyumbang semen yang kami anggarkan dari program
corporate sosial responsibility. Mudah-mudahan dapat merubah kondisi
masyarakat," ujarnya.(Rul)
Share:

Waduk Sermo Sepi Pengunjung

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengelolaan wisata Waduk Sermo masih
bergantung pada penyelenggaraan event. Kurangnya sarana dan prasarana
untuk mendorong pariwisata kian membuat objek wisata ini sepi.

"Bahkan karena kurangnya promosi, beberapa pedagang terpaksa bekerja
di luar desa ini untuk menyambung hidup," ujar Kepala Desa Hargowilis,
Kokap, Sutardi kepada Harianjogja.com, Rabu (7/5/2014).
Sutardi mengungkapkan beberapa warganya ada yang merupakan perajin
aksesori Waduk Sermo. Namun, karena sepinya pasar dan tempat wisata
ini banyak dari mereka pindah mencari pasar di daerah Jogja, Bantul
dan sekitarnya. Menurut dia, Waduk Sermo perlu ditata dengan
penambahan fasilitas.

"Kami sebetulnya membutuhkan semacam area khusus untuk penjual
aksesoris atau cinderamata khas Waduk Sermo. Selain itu juga
pemasarannya, agar perajin dan pedagang tetap bisa menjalankan
usahanya," jelas Sutardi.

Kasi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo, Ekasari Winarsiwi membenarkan
jika potensi wisata Waduk Sermo selama ini masih bergantung dengan
event. Pasalnya, salah satu faktor kendala untuk menghidupkan
pariwisata di waduk ini adalah secara fungsi utamanya sebagai waduk
hijau.

"Tentunya waduk ini punya fungsi sebagai waduk hijau, jadi benar-benar
dijaga keseimbangan alam dan kelestariannya. Hanya dengan event wisata
waduk ini bisa dinikmati oleh para pengunjung," papar Ekasari.

Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

10 May 2014

Kulon Progo Gelar Festival Padhang Bulan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar
"Festival Padhang Bulan" akan berlangsung Rabu (14/5/2014).

Plh Disbudparpora Kulon Progo Triyono di Kulon Progo, Sabtu,
mengatakan festival ini menjadi ajang pestanya para penabuh "alu
lesung" atau yang lebih dikenal sebagai "gejog lesung".

Selain itu juga bertujuan untuk membangkitkan semangat persatuan dan
kesatuan bangsa, menyalurkan minat dan bakat masyarakat dalam bidang
seni budaya.
Hal lainnya yang tidak kalah penting untuk melestarikan, membina dan
mengembangkan kesenian dan sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan
pembinaan seni bagi masyarakat, ujar Triyono.

Ia menceritakan bahwa alu dan lesung menjadi alat utama dalam
permainan suara "gejog lesung" yang pada awalnya adalah aktivitas
untuk menumbuk bulir padi agar terlepas dari tangkainya.
Alu, kata Triyono, terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menumbuk,
sedangkan lesung dari batang kayu
besar yang dibentuk sedemikan rupa seperti perahu sehingga bisa
menampung ikatan-ikatan padi yang akan ditumbuk.

"Sebelum ada alat penggiling padi, masyarakat desa biasanya menumbuk
padi yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa penumbuk. Hasil
suara tumbukan antara alu dan lesung itu menghasilkan suara-suara kayu
yang khas kemudian dirangkai menjadi alunan suara kayu yang berirama.
Buliran pada yang sudah terlepas dari merang kemudian ditumbuk pada
alat yang disebut lumpang yang biasanya terbuat dari batu," kata dia.
Ia mengatakan tahap ini untuk menghasilkan beras, dimana bulir padi
ditumbuk dengan alu pada lumpang untuk melepaskan cangkangnya.
Tumbukan alu lumpang juga menghasilkan suara tumbukan yang berat dan
khas.

Eloknya irama suara alu lesung atau alu lumpang ini biasanya juga
untuk mengiringi tembang-tembang yang dilantunkan atau diciptakan
langsung oleh para penabuh.
Bekerja sambil bermain, tetap menyenangkan sehingga tidak bosan selama
menumbuk padi.

Dia mengatakan aktivitas menumbuk padi dari tangkainya atau "merang"
dengan alu lesung yang menjadi permainan suara "berirama" yang populer
pada masanya inilah yang disebut sebagai gejog lesung.
Di beberapa daerah, lanjut Triyono, gejog lesung menjadi bagian
upacara tradisi sebagai ucapan syukur kepada Dewi Sri atau Dewi Padi
atas panen padi yang melimpah atau untuk permainan saja di malam hari
ketika malam bulan purnama atau terjadi gerhana bulan.
"Itulah gejog lesung, salah satu seni tradisional wujud syukur
melimpahnya panen padi yang sekarang tergilas peradaban dan terancam
punah karena padi-padi tidak lagi ditumbuk dengan alu lesung dan alu
lumpang tetapi menggunakan mesin pengilingan padi modern," katanya.
Kini, kata dia, suara alu lesung dan alu lumpang dalam aktivitas kerja
menumbuk padi hampir tidak ada lagi. Kalaupun ada hanya tersisa pada
lomba-lomba tradisi, upacara tradisional, atau justru sebagai aset
wisata atau koleksi barang antik saja.
Untuk itu, kegiatan "Festival Padhang Bulan 2014" untuk mengingatkan
kembali budaya luhur nenek moyang. Adapun, 12 kelompok gejog lesung
peserta festival merupakan perwakilan dari sertiap kecamatan. (ANT)
Share:

Calhaj Meninggal Usai Tes Kebugaran

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten
Kulonprogo Tukiman (64) warga RT 10 RW 05 Pongangan Desa/Kecamatan
Sentolo meninggal usai mengikuti tes kebugaran haji, Jumat
(09/05/2014) pagi, di Alun-alun Wates. Tukiman sempat dilarikan ke IGD
RSUD Wates namun dalam perjalanan meninggal. Almarhum meninggalkan
seorang istri Semi Rahayu (57) dan dua anak yakni Kurnia Budi (33) dan
Septri (30).

Istri almarhum, Semi Rahayu menyatakan tidak punya firasat apa-apa
terhadap kepergian suaminya. "Bapak memang rajin jalan kaki latihan di
sekitar rumah untuk persiapan haji. Saat tes kebugaran jalan keliling
alun-alun sudah mencapai finish. Setelah ambil snack minta dicarikan
tempat duduk, baru saya carikan ternyata bapak sudah jatuh. Sebenarnya
Jumat itu harus kontrol di puskesmas, rencananya setelah tes kebugaran
langsung kontrol. Namun Allah SWT berkehendak lain, bapak malah
mendahului kami. Saya ikhlas,"kata Semi yang mendaftar haji bersama
almarhum sejak tahun 2010 dan baru akan berangkat tahun ini.

Ditambahkan Sugiman (60) teman satu kampung dan juga calhaj, almarhum
sampai finish di belakangnya. "Saya melihat pak Tukiman kok jalannya
cepat, mungkin karena bersemangat. Padahal saya sudah tidak berani
jalan cepat, hanya santai saja. Tapi karena saya di depan sehingga
tidak bisa memantau lebih jauh. Baru setelah sampai finish, sempat
absen, dan ambil snack tiba-tiba jatuh. Dalam perjalanan menuju RSUD
sudah meninggal. Almarhum yang merupakan pensiunan guru, di kampungnya
sangat aktif dari mulai Ketua KKLPMD, anggota BPD, Bendahara Koperasi,
pengurus Takmir Masjid, Muadzin, dan Ketua RT,"kata Sugiman.

Kadinas Kesehatan Kulonprogo dr H Bambang Haryatno MKes menyatakan tes
kebugaran dilakukan Dinas Kesehatan bekerjsama Kementerian Agama
(Kemenag) bagi 211 calhaj yang dimulai pukul 05.30 WIB dengan jalan
keliling Alun-alun Wates sebanyak 2 kali putaran kurang sedikit atau
1.600 meter.

"Sebelum tes kebugaran dilakukan cek kesehatan, dan pak Tukiman tensi
baik 125/80, nadi dan laju nafas juga bagus. Tes baik, namun ada
riwayat penyakitnya dari puskesmas pernah nyeri dada sebelah kiri.
Dengan adanya riwayat seperti itu, petugas sudah menyarankan tidak
memaksakan dalam mengikuti tes kebugaran, jalan kaki saja semampunya
saja, kalau capek istirahat. Tapi yang bersangkutan bersemangat karena
sudah rutin latihan jalan kaki," ujarnya sembari menambahkan pihaknya
nanti akan melakukan evaluasi terhadap calhaj yang punya riwayat.(Wid)
Share:
Merdeka.com -Setelah kasus pembunuhan, siswa-siswa di SLB Rela Bhakti
2 wates diliburkan mulai hari Senin (05/050) sampai hari Rabu (07/05).
Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi trauma yang terjadi pada
siswa-siswi yang melihat kejadian tersebut.
Menurut kepala sekolah SLB Rela Bhakti 2 Wates, Mukharom hal tersebut
dilakukan untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak khususnya bagi
mereka yang menyaksikan langsung pembunuhan terhadap gurunya.
"Siswa kami liburkan dengan tujuan untuk memulihkan kondisi
psikologis, terutama untuk anak-anak yang melihat langsung kejadian
tersebut," Mukharom pada merdeka.comSelasa (06/05).
Setelah masuk pada hari Kamis (08/05) nanti, rencananya pihak SLB akan
melakukan pendampingi psikologi terhadap para siswa-siswi. Menurut
kepada Dinas Pendidikan Provinsi DIY, Baskara Aji, pihaknya sudah
menyiapkan diri untuk melakukan pemulihan dengan melakukan
pendampingan psikolog terhadap siswa-siswi.
"Mereka itukan kebanyakan tunagrahita di sana, nanti pada hari Kamis
akan didampingi psikolog dan tidak langsung belajar, tapi dilakukan
kegiatan-kegiatan yang bisa menghilangkan trauma," kata Baskara pada
merdeka.com, Selasa (06/05).
Bukan saja mendatangkan psikolog, rencananya juga akan didatangkan
beberapa guru dari SLB lainnya untuk mendampingi. Hal tersebut
dilakukan juga untuk mengurangi beban guru SLB Rela Bhakti 2 yang juga
trauma.
"Selama satu minggu ke depan, akan ada guru dari SLB lain yang juga
turut mendampingi, nanti kegiatannya pun yang ringan seperti mewarnai
dan kegiatan lainnya yang bisa mengembalikan kondisi psikologi anak,"
ujar Baskara.
Share:

FRWT Datangi Bupati Dukung Proyek Bandara

Harianjogja.com, KULONPROGO-Forum Rembug Warga Transparansi (FRWT)
mendatangi Bupati Kulonprogo ke rumah dinas bupati, Kamis (8/5/2014).

Kedatangan perwakilan kelompok warga dari enam desa di Kecamatan Temon
tersebut untuk menyatakan sikap mendukung pembangunan bandara dan
ingin menjalin komunikasi dengan pemkab agar mendapatkan informasi
yang jelas, benar dan terarah.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, menyambut baik sikap dan reaksi
warga Temon yang mendukung pembangunan di Kulonprogo.
Kendati demikian, Hasto mengimbau kepada warga FRWT untuk menjaga
situasi di wilayah tempat tinggalnya tetap kondusif, mengingat masih
terdapat kelompok warga yang belum setuju dengan pembangunan bandara
di Kulonprogo.

"Jika bertemu dengan saudara yang belum setuju, sama-sama diajak
menganalisis, bagaimana pun pembangunan ini tujuannya satu,
menyejahterakan warga," ujarnya.
Ia menambahkan, pemkab ingin menjadi pendamping warga dalam melakukan
penawaran terkait pembangunan bandara.

Editor: Nina Atmasari
Share:

JMI Belum Tentukan Tanggal Pelaksanaan Groundbreaking

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Rencana peletakan batu pertama
(groundbreaking) pabrik pengolahan pasir besi di Karangwuni, Wates,
hingga kini belum jelas. PT Jogja Magasa Iron sebagai pemegang kontrak
karya penambangan pasir besi tersebut sampai sekarang belum menentukan
tanggal pasti pelaksanaannya.
Seperti diketahui, perusahaan tersebut sudah menyelesaikan pembebasan
lahan dan sesuai jadwal tahapan pembanguan, saat ini seharusnya sudah
masuk tahap groundbreaking. Adapun sebelumnya setelah sempat mundur
beberapa kali, pihak JMI menegaskan bahwa groundbreaking bakal
dilakukan sesuai helatan Pemilu Legislatif.
Direktur SDM dan Community Development PT JMI, Heru Priyono, Jumat
(9/5/2014) mengatakan, masih ada hal-hal yang harus dipersiapkan oleh
internal perusahaannya. Maka itu, belum ada tanggal pasti
kapangroundbreakingpabrik pig iron itu akan dilaksanakan.
Disinggung dugaan penyebab kemunduran jadwal tersebut terkait belum
adanya titik temu dengan PT Angaksa Pura tentang dokumen Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) pembangunan bandara, Heru tidak
bersedia berkomentar. Dia juga menolak mengungkapkan sejauh mana
progres pembicaraan di antara kedua pihak.
"Tidak ada kendala utama tapi ada hal-hal yang harus diselesaikan.
Pada waktunya nanti pasti akan disampaikan ke masyarakat. Sementara
ini masih kami tata dan persiapkan semuanya dengan baik," kata Heru di
sela pelayanan kesehatan gratis JMI bagi warga Pedukuhan Keboan,
Karangwuni.
Terpisah, Asisten II Sekda Kulonprogo bidang Perekonomian, Pembangunan
dan SDA, Triyono juga mengaku belum mengetahui kapan persisnya
peletakan batu pertama itu akan dilakukan. Dia mengatakan, memang
masih ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan terkait KKOP
sehingga pelaksanaan groundbreaking belum bisa dipastikan.
Saat ini, persoalan KKOP sedang dibahas di tingkat Kementerian
Perhubungan. Namun, dari hasil pembicaraan di antara JMI dan Angkasa
Pura, sudah hampir tercapai kesepakatan. "Tapi perlu penuangan secara
tertulis hitam di atas putih," ungkapnya.(*)
Share:

Virus Mers, Calhaj Kulonprogo Tetap Mantap Jalankan Ibadah

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Virus Mers meski sempat menghantui para
calon jamaah haji (calhaj) Kulonprogo yang akan berangkat tahun ini,
namun umumnya mereka mengaku pasrah. Selain karena mantap menjalankan
ibadah haji, para calhaj juga percaya berbagai upaya sudah dan akan
dilakukan pemerintah untuk melindungi jamaahnya dalam membentengi
terhadap virus tersebut.
Dijelaskan Kadinas Kulonprogo dr H Bambang Haryatno MKes, terkait
virus mers pihaknya telah sosialisasi pada calhaj. Dengan sosialisasi
itu dimaksudkan agar calhaj menjadi lebih tahu dan dapat
mengantisipasinya. "Agar bisa meminimalisir terhadap virus itu, calhaj
harus selalu menjaga kesehatan atau daya tahan tubuhnya, pola makan,
kebersihan, serta mengenakan masker nantinya selama di tanah Suci,"
ujarnya, Jumat (09/05/2014).
"Yang jelas saya pasrah, sepenuhnya kami tujuannya adalah akan
beribadah. Meski pasrah, sebagai antisipasi kami akan menjaga kondisi
kesehatan agar tetap baik, apalagi pemerintah (Dinkes dan Kemenag)
telah memberikan sosialisasi, sehingga sejak awal kami sudah dapat
pengetahuan terkait virus tersebut dan melakukan antisipasinya," kata
salah satu calhaj, Diyanto, di sela-sela tes kebugaran.(Wid)
Share:

Bupati meminta warga temon bersikap dewasa

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Forum Rembug Warga Transparansi (FRWT) dari
6 desa di Kecamatan Temon diminta untuk tetap berbuat baik kepada
siapapun, selalu bersabar, serta berpikir dewasa. Baik yang sepaham
maupun yang belum sepaham, dan jangan sampai berbuat hal yang
menciptakan rasa permusuhan.
Hal itu dikatakan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) saat
menerima FRWT perwakilan dari 6 desa di Kecamatan Temon yang terkena
dampak bandara.
Budi ketua FRWT didampingi puluhan perwakilan dari 6 desa menyampaikan
masyarakat yang tergabung dalam forum tersebut berniat baik, yakni
mendukung pembangunan bandara, dan ingin menjalin komunikasi dengan
Pemkab agar mendapatkan informasi yang jelas, benar dan terarah.
Menyikapi pembangunan bandara, Bupati mengajak FRWT untuk tetap selalu
berpikir dewasa. Jika ada warga yang menolak, bupati mengajak untuk
bisa berpikir jauh dan menganalisis terlebih dahulu. "Ajaklah untuk
menganalisis,"kata Hasto.
Pemkab ingin menjadi pendamping warga untuk bargaining, dan
bersama-sama dengan pemrakarsa dalam pembangunan bandara, dalam hal
ini PT Angkasa Pura, agar warga dapat mencapai kesejahteraan.
"Saya mengajak warga untuk bersama-sama, mulai meningkatkan
kesejahteraan warga, salah satunya dengan cara menjalin hubungan baik
dengan PT Angkasa Pura. Contohnya melalui program pemberdayaan
Corporate Social Responsibility (CSR) PT Angkasa Pura,"ujar
Hasto.(Wid)
Share:

09 May 2014

Share:
Warga Diminta Bersabar Soal Selesainya Bandara Kulon Progo

Jumat , 09 Mei 2014 07:54 WIB
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta
Forum Rembug Warga Transparansi dari enam desa di Kecamatan Temon
untuk selalu bersabar dalam rangka mempercepat rencana pembangunan
bandara di wilayah setempat.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Kamis, mengajak Forum
Rembug Warga Transparansi (FRWT) untuk tetap selalu berpikir dewasa.
"Apabila ada warga yang menolak rencana pembangunan bandara, supaya
bisa berpikir jauh, dan menganalisa terlebih dahulu. Ajaklah untuk
menganalisa," kata Hasto.
Pemkab Kulon Progo, kata dia, ingin menjadi pendamping warga untuk
membuat harga tawar, dan bersama-sama dengan yang pemrakarya yakni
Angkasa Pura dalam pembangunan bandara supaya warga dapat mencapai
kesejahteraan.
"Warga secara bersama-sama mulai meningkatkan kesejahteraan warga
salah satunya dengan cara menjalin hubungan baik dengan Angkasa Oura.
Contohnya melalui program pemberdayaan Corporate Social Responsibility
(CSR)," kata Hasto.
Ketua FRWT Budi Setyo Raharja didampingi puluhan perwakilan dari enam
desa menyampaikan bahwa masyarakat yang tergabung dalam forum tersebut
berniat baik, mendukung pembangunan bandara, dan ingin menjalin
komunikasi dengan pemerintah kabupaten agar mendapatkan informasi yang
jelas, benar dan terarah.
Anggota tim persiapan pembangunan bandara PT Angkasa Pura Gatot
Yulianta mengatakan pihaknya sudah mengajukan dokumen pengadaan tanah
kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Saat ini kami sudah mendapat izin penetapan lokasi (IPL) bandara dari
Kementerian Perbuhungan. Kami sebagai pemrakarsa juga telah mengajukan
dokumen perencanaan pengadaan tanah. Ini sudah kami ajukan ke Ngarso
Dalem (Sri Sultan HB X, red.) yakni Gubernur DIY. Saat ini memasuki
persiapan tahapan penerbitan IPL Gubernur," kata Gatot.
Untuk mendapatkan IPL dari gubernur, kata Gatot, tahapannya masih
sangat panjang. Tahapan yang paling penting adalah sosialisasi kepada
masyarakat yang berdampak atas rencana pembangunan bandara.
"Kami sedang berusaha memenuhi persyaratan tersebut. Minggu kemarin
dan Selasa (6/5) kami akan melakukan rapat dengan Pemerintah DIY dalam
rangka persiapan tahapan-tahapan mendapatkan IPL Gubernur DIY,"
katanya.
Untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan bandara, pihaknya akan
melaksanakan tahapan sesuai aturan.
Dia meminta kawalan dari masyarakat dalam melaksanakan tahapan-tahapan
yang berlaku.
"Pada pelaksanaan tahapan-tahapan ini, kami harus memiliki rekan kerja
sama, yakni masyarakat. Kami harapkan masyarakat mengawal kami dalam
melaksanakan aturan berlaku. Kalau tidak sesuai aturan, mari kita
berdiskusi," katanya.(ant/mar)
Share:

Saling lempar tanggung jawab

Pemkab Kulonprogo terkesan tak tegas dan saling lempar tanggung jawab
menyikapi aktivitas penambanganemas di wilayah Kokap yang hingga saat
ini masih terus berlangsung. Padahal seperti diketahui, kawasan
tersebut belum ditetapkan sebagai Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

Sementara, aktivitas pengolahan emas tersebut juga sempat meresahkan
masyarakat warga Desa Kalirejo, beberapa waktu lalu. Mereka khawatir
pada kesehatannya karena bahan kimia misalnya merkuri atau raksa dan
sianida yang digunakan untuk penambanganemas itu.

Apalagi, dari hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup DIY,
beberapa waktu lalu, didapatkan hasil bahwa satu dari lima sumur warga
di Pedukuhan Plampang II terbukti memiliki kandungan raksa atau
merkuri melebihi batu mutu sesuai ketentuan, sekitar 0,06-0,07 parts
per billion (ppb).

Sementara, dari data Dinas Kesehatan Kulonprogo, tempat pengolahan
limbah emas di pedukuhan tersebut terbukti memiliki kadar bahan kimia
tinggi, yakni sianida 11 miligram perliter (mgpl) dan merkuri 0,0846
mgpl. Padahal, baku mutu yang diizinkan untuk merkuri hanya 0,05 mgpl
serta sianida 0,5 mgpl.
Kepala Satpol Pamong Praja (Satpol PP) Kulonprogo, Duana Heru
mengatakan, pihaknya tak bisa serta merta melakukan penertiban. Hal
ini perlu dikoordinasikan bersama instansi terkait.

Saat ini, persoalan tambang emas ini, menurutnya, masih menjadi ranah
kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral
(Disperindag ESDM) sebagai instansi yang menangani langsung urusan
pertambangan.

"Perlu dikoordinasikan dulu sebelum ada penertiban dan penindakan.
Kalau itu sekarang kan masih wilayahnya ESDM," kata Duana, Rabu (7/6).

Menurutnya, sebelum dilakukan penindakan, tetap harus ada tahap
pemberian peringatan dahulu. Selain itu, juga perlu diperjelas apakah
kegiatan penambanganitu melanggar Undang-undang atau Peraturan Daerah.

Jika melanggar Perda, tindakan yang dilakukan berupa pembinaan hingga
yustisi. Namun, jika ternyata melanggar perundang-undangan, maka hal
itu menjadi ranah kepolisian untuk menindak dan menghukum.

"Pemda kan koridornya pembinaan, termasuk yustisi," kata dia.

Kepala Bidang Pertambangan Umum, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Mustofa Ali Muhammad mengatakan, pembinaan kepada penambang saat ini
tak mungkin dilakukan karena sifat kegiatannya ilegal dan belum
ditetapkan sebagai WPR.

"Kalau ingin memberikan pembinaan kepada penambanganini ya harus
ditempuh dengan tahapan legalitas penambanganrakyat," beber Mustofa.

Dijelaskannya, meski sudah ada rekomendasi dari kementerian, penetapan
WPR harus dengan Surat Keputusan (SK) Bupati beserta rekomendasi dari
DPRD. Rekomendasi tersebut, katanya, melalui kajian berbagai sektor,
misalnya ekononi, sosial, keamanan, dan sebagainya.

Sementara, penambanganemas di Kokap selama ini banyak dilakukan warga
dari Jawa Barat dan warga setempat. Asisten II Sekda Kulonprogo,
Triyono, mengatakan pemkab masih akan mengoordinasikan permasalahan
tersebut secara internal.

Dirinya akan mengumpulkan instansi terkait untuk membahas kebijakan
yang perlu diambil terkait penambanganemas tersebut. "Kami sudah
perintahkan Diperindag ESDM untuk mengumpulkan instansi terkait
lainnya," timpalnya.( sumber:Tribunjogja.com)
Share:
Share:
Jumat, 9 Mei 2014 | 07:51 WIB

-Forum Rembug Warga Transparansi (FRWT) dari 6 desa di Kecamatan Temon
diminta untuk tetap berbuat baik kepada siapapun, selalu bersabar,
serta berpikir dewasa. Baik yang sepaham maupun yang belum sepaham,
dan jangan sampai berbuat hal yang menciptakan rasa permusuhan.

Hal itu dikatakan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) saat
menerima FRWT perwakilan dari 6 desa di Kecamatan Temon yang terkena
dampak bandara.
Budi ketua FRWT didampingi puluhan perwakilan dari 6 desa menyampaikan
masyarakat yang tergabung dalam forum tersebut berniat baik, yakni
mendukung pembangunan bandara, dan ingin menjalin komunikasi dengan
Pemkab agar mendapatkan informasi yang jelas, benar dan terarah.

Menyikapi pembangunan bandara, Bupati mengajak FRWT untuk tetap selalu
berpikir dewasa. Jika ada warga yang menolak, bupati mengajak untuk
bisa berpikir jauh dan menganalisis terlebih dahulu. "Ajaklah untuk
menganalisis,"kata Hasto.

Pemkab ingin menjadi pendamping warga untuk bargaining, dan
bersama-sama dengan pemrakarsa dalam pembangunan bandara, dalam hal
ini PT Angkasa Pura, agar warga dapat mencapai kesejahteraan.

"Saya mengajak warga untuk bersama-sama, mulai meningkatkan
kesejahteraan warga, salah satunya dengan cara menjalin hubungan baik
dengan PT Angkasa Pura. Contohnya melalui program pemberdayaan
Corporate Social Responsibility (CSR) PT Angkasa Pura,"ujar Hasto.

(sumber: 2014 Kedaulatan Rakyat )
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive