Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


Showing posts with label WISATA KULONPROGO. Show all posts
Showing posts with label WISATA KULONPROGO. Show all posts

30 August 2024

Peringatan 31 Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2024 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah ditutup




Peringatan 31 Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2024 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah ditutup di Kulon Progo. Perayaan Harganas di DIY tahun ini berlangsung di Kabupaten Kulon Progo, mulai Jumat, 19 Juli 2024. Setelah berbagai acara dan kegiatan selama tiga hari, grand final perayaan dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Juli 2024, di kompleks Waduk Sermo, Kulon Progo. Acara ini memamerkan pentingnya nilai-nilai keluarga, persatuan, dan kebersamaan, dengan kegiatan dan program yang bertujuan untuk memperkuat ikatan keluarga dan mempromosikan masyarakat yang harmonis.

Komunitas lokal, pejabat pemerintah, dan berbagai organisasi berkumpul untuk mengatur dan berpartisipasi dalam perayaan, yang meliputi pertunjukan budaya, permainan, lokakarya, dan pameran yang menyoroti kekayaan warisan dan tradisi wilayah tersebut. Keluarga dari semua lapisan masyarakat berkumpul untuk menikmati perayaan dan merayakan pentingnya keluarga dalam membentuk masyarakat.

Pengaturan Waduk Sermo yang indah memberikan latar belakang yang tenang untuk perayaan, memungkinkan peserta untuk menghargai keindahan alam sekitar sambil terlibat dalam diskusi dan kegiatan bermakna yang berfokus pada kesejahteraan keluarga. Acara ini berfungsi sebagai pengingat akan peran penting yang dimainkan keluarga dalam tatanan masyarakat dan kebutuhan untuk menghargai dan memelihara hubungan ini untuk masa depan yang lebih baik.

Saat matahari terbenam pada hari terakhir perayaan Harganas di Kulon Progo, para peserta pergi dengan rasa penghargaan baru untuk orang yang mereka cintai dan komitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, cinta, dan rasa hormat dalam keluarga dan komunitas mereka. Keberhasilan acara tersebut merupakan bukti semangat kebersamaan dan solidaritas abadi yang terus mengikat keluarga bersama di DIY dan seterusnya.

Pembukaan acara akbar Harganas 2024 ditandai dengan penampilan seni Bendrongan yang memukau. Acara dilanjutkan dengan penyanyian lagu kebangsaan 'Indonesia Raya', Family Planning March, dan Family Welfare Movement March, yang dibawakan oleh paduan suara Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kokap, Kulon Progo, beserta seluruh tamu undangan yang hadir. Doa bersama juga dibacakan untuk kelancaran acara.

Suasana yang semarak dan harmonis bergema di seluruh tempat saat suara-suara merdu paduan suara memenuhi udara, menanamkan rasa bangga dan persatuan di antara para peserta. Semangat kebersamaan dan solidaritas terlihat jelas ketika semua orang bergabung menyanyikan lagu-lagu patriotik, yang mencerminkan cinta dan penghormatan yang mendalam terhadap bangsa dan nilai-nilainya.

Momen khidmat doa bersama semakin memperkuat ikatan di antara para peserta, menumbuhkan rasa kebersamaan dan kerja sama dalam memastikan keberhasilan acara. Pengalaman yang membangkitkan semangat dan membangkitkan semangat spiritual mengatur nada untuk hari yang dipenuhi dengan persahabatan, perayaan, dan komitmen bersama untuk mempromosikan kesejahteraan keluarga dan pembangunan nasional.

Secara keseluruhan, pembukaan acara Harganas 2024 merupakan acara yang menggetarkan dan mengharukan yang menyatukan orang-orang dalam semangat harmoni dan tujuan kolektif. Itu adalah bukti kekuatan seni, musik, dan doa dalam membina persatuan dan menumbuhkan rasa memiliki dan identitas bersama.
Sambutan pertama diberikan oleh Ketua Umum Harganas ke-31 DIY, diwakili oleh Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam, yang melaporkan tentang kegiatan tersebut. "Kami berharap peringatan ini dapat menciptakan keluarga yang berkualitas," kata Gusti Putri.

Kemudian, Penjabat Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi, menyampaikan sambutan selamat datang kepada tamu undangan. Dr. Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, juga berbicara, memberikan informasi tentang angka stunting dan upaya pengurangannya.

Dr. Hasto Wardoyo juga berbagi fakta tentang Indeks Pembangunan Keluarga di DIY. "DIY menempati posisi kelima nasional dalam Indeks Pembangunan Keluarga. Di DIY, Kota Yogyakarta adalah yang pertama, disusul Sleman dan Bantul. Kulon Progo di posisi keempat dan Gunung Kidul di posisi terakhir," jelasnya dalam sambutan.

Acara tersebut ditutup dengan sambutan dan arahan dari Gubernur DIY, yang diwakilkan kepada Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X.

Pada kegiatan yang berlangsung di tepi Waduk Sermo, penyelenggara memberikan piagam penghargaan untuk Program Percepatan Penurunan Stunting dan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting kepada mitra kerja seperti Dinas Koperasi dan UKM DIY, PT. Bank Mandiri Tbk, Kodim 072/Sleman, dan Baznas DIY. Penghargaan program Bangga Kencana Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta juga diberikan kepada mereka yang telah mendukung program BKKBN, termasuk bidan, klinik mandiri, kader, dan pihak lainnya.

Acara ini tidak hanya meliputi upacara seremonial, tetapi juga pertunjukan seni seperti Bendrongan dan Jaranan Progresif. Paduan suara Kader TPK Kokap Kulon Progo menyanyikan lagu "Damai Keluargaku" karya dr. Hasto Wardoyo, dengan intermezzo candaan ringan dari duo MC yang memandu acara.
Share:

20 February 2019

Kamijoro, Taman Bendungan Paling "Instagenic" di Kulon Progo - KOMPAS.com

KULON PROGO, KOMPAS.com - Taman Bendung Kamijoro bagaikan magnet baru bagi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Taman ini berada di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

Ribuan orang datang ke bendungan ini setiap harinya. Mereka berasal dari beragam kota baik dari pelosok-pelosok Kulon Progo, Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kota Yogyakarta. Tidak sedikit warga yang datang dari Jawa Tengah seperti Magelang, Purworejo, bahkan Surakarta.

Warga datang bukan hanya jadi wisatawan tetapi juga mengadu nasib untuk mendapatkan rezeki dari banyaknya wisatawan. Mereka berkendara dengan motor hingga mobil dan memenuhi kantong-kantong parkir di sekitaran dusun.

"Belum pernah saya lihat tempat (wisata) sampai didatangi orang sebanyak ini. Coba lihat, jembatan itu sampai penuhnya seperti itu," kata Budi Utomo, warga asal perbatasan Yogyakarta dengan Klaten.

Budi sengaja merekam momen keramaian ini untuk dokumentasi.

Taman merupakan bagian dari bendungan Kamijoro yang melintang seolah menahan derasnya aliran Sungai Progo, salah satu sungai terbesar yang membelah Yogyakarta. Bagian bendungan di sisi Timur berupa pintu sistem pengairan atau irigasi untuk sawah-sawah desa yang berada di Bantul dan sekitarnya.



KOMPAS.com/ DANI J Jembatan di atas Bendungan Kamijoro menghubungkan Kabupaten Kulon Progo dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ribuan warga jalan dan menyesaki jembatan ini. Warga datang ke sana untuk memuaskan rasa penasaran setelah jembatan dan taman menjadi viral. Taman Bendung Kamijoro jadi destinasi baru bagi wisatawan.

Di atas bendungan terdapat jembatan cantik sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter. Bentuk jembatan serupa Jembatan Ampera di Palembang, lengkap dengan hiasan tali baja. Kanan-kiri jembatan dipasang pengaman dan lampu penerang bagi orang yang menyeberang pada malam hari.

Kabupaten Bantul dan Kulon Progo terhubung oleh jembatan ini, tepatnya antara Dusun Plambongan, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul dengan Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo. Tanpa jembatan itu, orang harus memutar sangat jauh.

Taman Bendung Kamijoro berada di sebelah Barat jembatan dan masuk dalam wilayah Kaliwiru. Taman inilah tujuan akhir mereka yang datang ke Kamijoro.


KOMPAS.com/ DANI J Plaza Taman Bendung Kamijoro menghadap ke aliran Sungai Progo menuju Samudera Hindia. Magnet baru ini berada di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

Seorang pelaksana proyek pembangunan bendung Kamijoro mengungkap bahwa luas taman kira-kira sekitar 40.000 meter persegi. Taman memiliki plaza terbuka untuk tempat orang berkumpul, foto-foto, dan bisa untuk melaksanakan aktivitas massal. Pada plaza terdapat undak-undak memanjang yang bisa dipakai sebagai panggung ataulah tempat duduk. Warga suka berdiri dan foto-foto di undakan yang punya latar tulisan "Bendung Kamijoro" dengan tulisan latin maupun Jawa.

Di sisi lain dari taman, terdapat shelter bertudung tenda raksasa yang dipakai warga untuk berteduh. Tak jauh dari tenda terdapat taman bermain bagi anak-anak yang menyukai jungkat jungkit, ayunan, hingga luncuran.

Selain itu, taman juga dikemas menjadi kawasan pohon buah-buahan dengan batang keras. Sedikitnya ada sekitar 300 pohon buah dengan batang keras, mulai dari jambu air hingga jambu kristal, sawo, kelengkeng, rambutan, mangga.

"Ada durian juga. Kalau sudah besar nanti jadi kebun buah-buahan," kata Agung, seorang pelaksana kerja di proyek tersebut.


Semua terhubung oleh pedestrian. Beberapa lokasi tanpa semenisasi ditumbuhi rumput gajah mini dan dihiasi tumbuhan warna-warni. Keberadaan taman ditambah eksotika jembatan membuat orang terus berdatangan.

"Tidak sangka orang datang sebanyak ini," kata Agung.

Taman Bendung Kamijoro mendapat perhatian besar sejak dua minggu terakhir. Mereka berkeliling di taman ini dan tampak tidak terlalu lelah. Mereka bisa duduk di mana saja karena banyak tempat rehat sejenak.

Pedagang asongan asal Bantul bernama Rahayu, 45 tahun, menceritakan, ia pernah menikmati keuntungan besar dalam sehari menjual jajanan pasar di taman itu. Ia menawarkan kacang rebus, arem-arem, serabi, minuman air mineral botol, hingga jagung rebut.

"Saat itu, pengunjung membeli 40 kilogram jagung rebus manis. Cuma di hari Minggu itu saja pernah sampai Rp 450.000," kata Rahayu.

Hasilnya jauh melebihi kerja keras menumbuk biji melinjo dengan ongkos 5000 per kg. "Lebih enak jualan seperti ini jadinya, apalagi sambil lihat orang. Semoga ini ramai terus, biar bisa jualan terus," kata Rahayu.

Kamijoro semakin naik daun seperti ini berkat media sosial. Warga terpancing untuk datang.

Seorang wisatawan asal Gamping, Bantul, bernama Risca, 45 tahun, berkunjung ke taman setelah melihat banyaknya postingan di Facebook dan Instagram. Foto-foto itu menarik dan cantik.

Ia datang satu mobil bersama 6 anggota keluarganya. Ia mengakui, Taman Bendung Kamijoro memang Instagramable.

"Kekurangannya masih gersang dan panas. Ada baiknya berkunjung saat sore saja. Selain itu risiko untuk anak yang berjalan dekat sungai. (Pengamannya) jembatan terlalu tinggi untuk anak," kata Risca saat berada si Kamijoro.

Umardini, 40 tahun, asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia menyempatkan mampir ke Kamijoro selagi jalan-jalan ke Yogyakarta. Menurutnya, taman ini ruang publik paling indah se-Kulon Progo.

"Saya sering jalan-jalan keliling Kulon Progo. Sejauh ini, taman ini paling indah se-Kulon Progo. Bila banyak tumbuhan dan lebih hijau, maka taman ini berpotensi viral di masa depan seperti hutan pinus Dlingo," kata Umardini.

Lahan Kolonjono

Awalnya, kawasan taman adalah tanah tak bertuan pada aliran sungai dengan luas sampai 7 hektar. Warga sekitar 60 kepala keluarga memanfaatkan tanah itu sebagai tempat menanam kolonjono, rumput untuk pakan kambing dan sapi. Warga kadang menjual pakan ternak in.

Tokoh warga Kaliwiru, Sugeng Lono Raharjo mengungkapkan, warga tidak menolak ketika pemerintah berniat membangun sebuah taman di lahan wedi kenser (istilah jawa pada bekas aliran sungai yang di jadikan lahan untuk bercocok tanam oleh penduduk) itu. Warga menyadari pentingnya bendungan untuk irigasi.

Namun lebih dari itu, warga juga mendapat pencerahan bahwa taman di sebelah Barat bendungan bakal bisa dikelola warga dan memberi pemasukan bagi warga.

"Sehingga mereka lapang dada menyerahkan ke pemerintah," kata Lono, seorang pensiunan guru.



KOMPAS.com/ DANI J Ada area bermain untuk anak di Taman Bendung Kamijoro ini. Magnet baru ini berada di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

Benar saja, kini pengunjung ramai sejak awal Februari lalu. Warga Kaliwiru segera menyambut keberadaan taman sebagai destinasi baru di Sentolo. Apalagi mengingat Sontolo minim destinasi wisata.

Taman sungguh menarik perhatian banyak warga. Seperti hari ini, Pengunjung tumpah ruah. Warga bakal mengabadikan foto ketika melintas berjalan kaki di semua sudut taman dan jembatan.

Tidak ada retribusi masuk ke taman maupun jembatan. Warga Kaliwiru pun berinisiatif mengelola parkir, membuat toilet, dan berbagai rencana fasilitas wisata lain di sekitaran taman.

Warga memanfaatkan kesempatan ini unuk menjual karcis parkir Rp 2 ribu untuk sepeda motor dan Rp 5 ribu untuk mobil. Lono mengungkapkan, sebanyak 1.000 karcis parkir terjual dalam satu hari. Jumlah karcis parkir meningkat dua kali lipat bila hari minggu dan hari libur. Tak hanya di Kaliwiru. Warga Pajangan, Bantul di sisi timur jembatan, juga ketiban rezeki.

Warga juga memanfaatkan momen untuk berjualan. Aneka kuliner dijajakan oleh warga setempat, seperti pecel, mie lethek, es krim, dan beragam jajanan pasar khas Yogyakarta.
Share:

04 September 2018

Siapa Sangka, Kulonprogo Punya Hutan Mangrove yang Asri

Hutan Mangrove di Kulonprogo, DI Yogyakarta (Eko/detikTravel)
Kulonprogo - Kulonprogo memiliki banyak destinasi wisata asyik. Keindahan alam mengundang penasaran traveler untuk datang. Salah satunya, wisata mangrove

Keberadaan lokasi wisata ini berada di pesisir pantai selatan. Lokasi wisata ini tepatnya berada di kawasan Pantai Congot, wilayah Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo. Tiket masuk untuk menuju lokasi wisata ini pun juga terjangkau.

Di kawasan ini ada tiga lokasi wisata mangrove yakni Hutan Mangrove Wana Tirta, Pantai Pasir Kadilangu dan Jembatan Api-api. Kemudian untuk sampai di lokasi ini, bagi traveler yang melintas dari arah Yogyakarta harus menuju arah Wates.

Traveler selanjutnya menyusuri jalan menuju arah Purworejo dan akan melintasi jembatan Sungai Bogowonto yang merupakan perbatasan Kulonprogo dengan Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo.

Tak jauh setelah melintas jembatan ini, nantinya akan menemukan papan petunjuk menuju lokasi wisata mangrove. Adapun lokasi wisata ini berada di sebelah kiri. Demikian halnya traveler yang melintas dari arah Purworejo, wisata ini berada di kanan jalan. Berbekal papan penunjuk arah dan rambu-rambu yang ada, pengunjung nantinya bisa menemukan lokasi wisata mangrove.





Spot selfie tersebut antara lain jembatan gantung, jembatan tol atas dan tol bawah, di perahu, kemudian gitar besar dan ada jangkar cinta. Selanjutnya, ada twin tower MJAA yang terbuat juga dari bambu. Di lokasi tower ini, bisa naik sekalipus selfie dan melihat pemandangan hamparan lautan pantai selatan. Kendati demikian, pengunjung tetap mengutamakan faktor keselamatan.

Salah satu pengelola Objek Wisata Mangrove Jembatan Api-Api, Jangkaran Temon, Kulonprogo, Handoko mengatakan, wisata Mangrove Jembatan Api-api dibuka sejak Maret 2016. Di lokasi ini, untuk tiket masuk pengunjung membayar sebesar Rp 5.000 per orang. Kemudian parkir sepeda motor Rp 2.000, mobil Rp 5.000, minibus dan bus Rp 10.000.





"Di kawasan sini ada tiga objek wisata mangrove yang dikelola masing-masing kelompok. Yang membedakan lokasi spot selfienya," kata Handoko ditemui di sela-sela mengatur parkir, Minggu (2/9/2018).

"Untuk objek wisata Mangrove Jembatan Api-Api cukup membayar tiket masuk Rp 5.000, kemudian lokasi spot seflie di area mangrove gratis. Terus kalau mau naik perahu keliling area mangrove bayar Rp 5.000 dan kalau sampai muara bayar Rp 10.000," ujarnya.

Pada saat hari libur nasional atau hari Minggu, katanya, pengunjung bisa mencapai 700 orang. Sedangkan saat libur Lebaran lalu, per hari pengunjung sampai 1.500 orang.

Salah satu pengunjung, Yuwanti (33), warga Sabrang Kali, Serayu, Bantul mengatakan, datang bersama rombongan Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS).

"Kami ke sini baru pertama, tadi saat melewati jembatan menuju mangrove sempat takut kalau jatuh. Tapi setelah jalan ternyata safety, lokasi bagus, sejuk dan alami," katanya.





Pengunjung lainnya, Winarno (38), warga Desa Wates, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, mengaku, sudah dua kali datang ke Wisata Mangrove Jembatan Api-api. Untuk saat ini, ada penambahan wahana maupun lokasi spot selfie

"Lokasinya aman, sejuk, lokasi spot selfie gratis," kata dia.

Sekalipun aman dan sejuk, ia memberikan saran kedepannya yang perlu dilakukan perawatan jalan masuk berupa jembatan dari pohon bambu.

"Mungkin perlu perawatan jalan masuk," ujarnya. (sna/fay)
Share:

27 August 2018

Kulonprogo Targetkan Kunjungan Wisatawan Naik 200 Persen

 


REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO--Dinas Pariwisata Kulonprogo menargetkan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik meningkat 200 persen setelah dioperasikannya New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Target tersebut ditargetkan naik dari sebelumnya, sehingga diharapkan rata-rata jumlah kunjungan dapat naik mencapai 51 ribu per tahunnya.


"Kalau ke depannya dengan adanya bandara kita harus naikkan target. Kalau saya nggak salah kita wisatawannya saat ini baru 17 ribu rata-rata per tahun baik asing maupun mancanegara. Targetnya ke depan sampai 200 persen," kata Plh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo, Agung Kurniawan saat ditemui di Dusun Duwet, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, Ahad (26/8).

Ia menyebutkan, saat ini jumlah kunjungan wisatawan asing masih terbilang sedikit di Kulonprogo. Jika dibandingkan dengan wisatawan domestik, jumlah kunjungannya masih jauh berbeda. "Tahun ini kunjungan wisatawan lokal kira-kira 90 persen. Sementara wisatawan mancanegara hanya 10 persen," tambahnya.
  
Untuk itu, dengan dioperasikannya NYIA nanti dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan domestik. Tentunya hal tersebut juga didukung dengan pembangunan di sektor pariwisata baik tempat wisata, infrastruktur maupun peningkatan SDM di bidang pariwisata. Ia pun optimistis target tersebut akan tercapai.

"Pesawatnya saja dua juta penumpang per tahun. Target itu harus ada. Masa di Kulonprogo nggakada yang bisa nyantol (wisatawan asing untuk mengunjungi Kulonprogo)," tambahnya.

Baca Selengkapnya pada https://ift.tt/2LughZM
Share:

23 August 2018

Tiket Masuknya Cuma Rp 3 Ribu, Yuk Nikmati Asrinya Air Terjun ...



TRIBUN JOGJA/ Gilang Satmaka


TRIBUNTRAVEL.COM - Air Terjun Kedung Pedut merupakan wisata alam yang cukul terkenal di Kulonprogo.

Obyek wisata alam tersebut juga dikenal oleh para wisatawan karena keindahan warna airnya.

Warna air yang sangat cantik terdiri dari dua komponen warna yaitu putih jernih dan hijau.


Warna putih jernih terjadi karena aliran air deras yang berasal dari air terjun di samping kedung ini.

Warna hijau tosca terbentuk dari pantulan batuan di dasar sungai yang terpancar sinar matahari.

Di samping kedung juga terdapat beberapa tempat istirahat untuk para wisatawan yang terbuat dari bambu sehingga menambah kesan alami dari tempat ini.

Air Terjun Kedung Pedut (TRIBUN JOGJA/ Gilang Satmaka)

Rute menuju tempat wisata Air Terjun Kedung Pedut tidaklah sulit.

Wisata tersebut tepatnya berlokasi di Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo.

Untuk tiket masuk, pengunjung akan dikenakan tarif sebesar Rp3.000/orang

Sementara tiket parkir motor sebesar Rp2.000/unit dan parkir mobil Rp5.000/unit. (TribunJogja/Hanin Fitria)


Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Tiket Masuknya Cuma Rp 3 Ribu, Yuk Nikmati Asrinya Air Terjun Kedung Pedut di Kulonprogo, 

Share:

21 August 2018

Singgah dan Nikmati Asrinya Air Terjun Kedung Pedut Kulonprogo ...



Tribun Jogja/Gilang Satmaka


TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Air Terjun Kedung Pedut merupakan wisata alam yang cukul terkenal di Kulonprogo.

Obyek wisata alam tersebut juga dikenal oleh para wisatawan karena keindahan warna airnya.



Warna air yang sangat cantik terdiri dari dua komponen warna yaitu putih jernih dan hijau.


Warna putih jernih terjadi karena aliran air deras yang berasal dari air terjun di samping kedung ini.
Warna hijau tosca terbentuk dari pantulan batuan di dasar sungai yang terpancar sinar matahari.

Di samping kedung juga terdapat beberapa tempat istirahat untuk para wisatawan yang terbuat dari bambu sehingga menambah kesan alami dari tempat ini.

Rute menuju tempat wisata Air Terjun Kedung Pedut tidaklah sulit.

Wisata tersebut tepatnya berlokasi di Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo.



Untuk tiket masuk, pengunjung akan dikenakan tarif sebesar Rp3.000/orang

Sementara tinet parkir motor sebesar Rp2.000/unit dan parkir mobil Rp5.000/unit. (*)


Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Singgah dan Nikmati Asrinya Air Terjun Kedung Pedut Kulonprogo, Ini Rute dan Harga Tiketnya, http://jogja.tribunnews.com/2018/08/20/singgah-dan-nikmati-asrinya-air-terjun-kedung-pedut-kulonprogo-ini-rute-dan-harga-tiketnya.
Penulis: Hanin Fitria
Editor: ton
Share:

20 August 2018

Jalan-jalan ke Kulon Progo, Sambangi 9 Wisata Paling Hits Ini

 
 
VIVA – Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kulon Progo menyimpan sejuta kekayaan wisata yang sangat indah dan sayang jika tidak dikunjungi. Banyak wisata di Kulon Progo yang hits dan populer di Instagram, dan wajib untuk kamu sambangi.

Jika kamu berkunjung ke Kota Yogyakarta, cobalah sejenak mampir untuk mengunjungi wisata yang ada di Kulon Progo ini. Salah satu wisata Kulon Progo yang layak disambangi yaitu Hutan Mangrove. Hutan Mangrove menjadi wisata populer saat ini di Kulon Progo.

Banyak orang yang ingin berkunjung ke wisata satu ini. Sebelumnya, Hutan Mangrove bukan menjadi tempat wisata di Kulon Progo. Namun, karena minat dan kunjungan dari para wisatawan membuat pengelola menjadikan Hutan Mangrove sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Kulon Progo.

BACA SELENGKAPNYA ...
Share:

18 August 2018

Jadwal Lomba Karnaval Budaya Tingkat Kabupaten Kulonprogo



Dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-73, Panitia Peringatan HUT RI ke-73 Kabupaten Kulon Progo akan menyelenggarakan Lomba Karnaval Budaya Tingkat Kabupaten Kulon Progo.

Untung Waluya selaku Seksi Karnaval Koordinator menyampaikan Lomba Karnaval Budaya rencananya akan dilaksanakan pada Minggu, 26 Agustus 2018 mulai pukul 09.00 WIB “Rute Lapangan Pengasih (Start) ke barat - Pertigaan Kantor Kecamatan Pengasih ke selatan - Pertigaan Dayakan lurus – Pertigaan Serut Kanan- Alun-alun Wates (Display maks 2 menit)- Dinas Kesehatan ke timur - Pasar Wates ke barat - Pertigaan Kantor Pos Wates ke barat - Gedung Kesenian Wates (finish)” ungkapnya.

Untung menambahkan, Pendaftaran paling lambat tanggal 21 Agustus 2018 di sekretariat Dinas Kebudayaan Kulon Progo dengan membawa sinopsis dan jumlah peserta.

“Technical Meeting akan dilaksanakan pada hari kamis 23 Agustus 2018 di ruang rapat Sermo gedung Binangun Pemkab Kulon Progo pukul 09.00, sekaligus pengundian nomor urut penampilan” ujarnya. “Setiap kontingen minimal 30 orang peserta, Setiap Kontingen diberi waktu beratraksi sambil berjalan didepan podium kehormatan (maksimal 2 menit), menjaga kemanan, ketertiban dan tidak diperbolehkan menggangu barisan lainnya

Diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor namun harus dihias, Wajib mejaga kedisiplinan dan menjaga kerapihan, kekompakan saat arak-arakan” ujarnya. Kriteria dalam penilaian Lomba Karnaval Budaya meliputi penilaian Penataan barisan, Kreativitas berbasis Pelestarian Kearifan Lokal, Harmonisasi, dan Daya Tarik. Lima penyaji unggulan akan mendapatkan piagam penghargaan dan trophy serta uang pembinaan dari Bupati Kulon Progo.

Sumber:
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulon Progo Jalan Tamtama Nomor 3, Wates, Kulon Progo. Kode Pos : 55611 Telepon : 0274-773272. Faksimile : 0274-773208 kominfo[at]kulonprogokab.go.id Copyright @ 2018 Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulon Progo - Partner : AddMe.Com 
Share:

23 September 2017

Persiapan Pariwisata Kulon Progo Menyambut Bandara Internasional Baru

objek wisata daerah kulon progo, objek wisata di kulon progo yogyakarta, objek wisata kabupaten kulon progo, objek wisata kalibiru kulon progo, objek wisata kulon progo, objek wisata kulon progo jogja, obyek wisata kalibiru kulon progo, obyek wisata kulon progo, obyek wisata kulon progo jogja, obyek wisata kulon progo yogyakarta, paket wisata kulon progo, paket wisata kulon progo 2015, peta objek wisata kulon progo, peta obyek wisata kulon progo, peta wisata kulon progo, peta wisata kulon progo jogja, rute wisata kulon progo, tempat wisata alam kulon progo, tempat wisata curug kulon progo, tempat wisata di kulon progo, tempat wisata di kulon progo 2015, tempat wisata di kulon progo terbaru, tempat wisata indah kulon progo, tempat wisata kulon progo, tempat wisata kulon progo baru, tempat wisata kulon progo diy, tempat wisata kulon progo kalibiru, tempat wisata kulon progo kebun teh, tempat wisata kulon progo yang bagus, tempat wisata pantai kulon progo, video wisata kulon progo, wahana wisata perahu kulon progo, wisata air kulon progo, wisata alam kalibiru kabupaten kulon progo daerah istimewa yogyakarta indonesia, wisata alam kalibiru kulon progo daerah istimewa yogyakarta, wisata alam kalibiru kulon progo daerah istimewa yogyakarta indonesia, wisata alam kalibiru kulon progo diy, wisata alam kalibiru kulon progo indonesia, wisata alam kalibiru kulon progo jogja, wisata alam kalibiru kulon progo regency, wisata alam kalibiru kulon progo regency special region of yogyakarta indonesia, wisata alam kulon progo baru, wisata alam kulon progo jogja, wisata alam kulon progo terbaru, wisata alam kulon progo yogyakarta, wisata alam wates kulon progo, wisata alam watu tekek kulon progo, wisata ancol kulon progo, wisata banyu biru kulon progo, wisata boro kulon progo, wisata bukit menoreh kulon progo, wisata clereng kulon progo, wisata curug di kulon progo, wisata daerah kulon progo, wisata daerah kulon progo yogyakarta, wisata di girimulyo kulon progo, wisata di kulon progo, wisata di kulon progo diy, wisata di kulon progo terbaru, wisata di lendah kulon progo, wisata di nanggulan kulon progo, wisata di samigaluh kulon progo, wisata di wates kulon progo,

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2019 nampaknya akan jadi tahun lonjakan pariwisata di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Pasalnya di tahun tersebut Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mulai beroperasi.

Bersamaan dengan itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan 2019 nanti, Candi Borobudur yang merupakan magnet wisata terdekat resmi menjadi destinasi utama kelas dunia.

"Dari 10 destinasi prioritas ada tiga yang paling utama diprioritaskan menjadi ikon pariwisata kelas dunia di 2019. Salah satunya Borobudur yang dekat dari Kulon Progo," ujar Arief Yahya saat peluncuranKULFEST- Festival Kampung Budaya Kulon Progo, di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Jumat (24/8/2017).

wisata dolan ndeso boro kulon progo, wisata durian kulon progo, wisata edukasi kulon progo, wisata embung di kulon progo, wisata embung kleco kulon progo, wisata embung kulon progo, wisata flying fox kulonprogo, wisata grojogan sewu kulon progo, wisata hutan bakau kulon progo, wisata kali biru kulon progo jogjakarta, wisata kalibawang kulon progo, wisata kalibiru di kulon progo jogja, wisata kalibiru kulon progo, wisata kalibiru kulon progo jogja, wisata kalibiru kulon progo yogyakarta, wisata kalibiru wates kulon progo, wisata kuliner kulon progo, wisata kulon progo, wisata kulon progo 2010, wisata kulon progo 2015, wisata kulon progo 2017, wisata kulon progo air terjun, wisata kulon progo air terjun kedung pedut, wisata kulon progo alam, wisata kulon progo apa saja, wisata kulon progo ayunan, wisata kulon progo baru, wisata kulon progo bukit, wisata kulon progo canting mas, wisata kulon progo curug, wisata kulon progo dan sekitarnya, wisata kulon progo diy, wisata kulon progo girimulyo, wisata kulon progo goa kebon, wisata kulon progo gunung, wisata kulon progo gunung gajah, wisata kulon progo gunung ijo, wisata kulon progo gunung kidul, wisata kulon progo gunung kukusan, wisata kulon progo gunung lanang, wisata kulon progo hipwee, wisata kulon progo hits, wisata kulon progo hutan mangrove, wisata kulon progo hutan pinus, wisata kulon progo jawa tengah, wisata kulon progo jogja, wisata kulon progo kalibiru, wisata kulon progo kebun teh, wisata kulon progo kedung pedut, wisata kulon progo kembang soka, wisata kulon progo lengkap, wisata kulon progo mangrove, wisata kulon progo pantai, wisata kulon progo pantai glagah, wisata kulon progo puncak dipowono,

Goa Sikidang di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.(TRIBUN JOGJA/SINGGIH WAHYU)

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo terus mempersiapkan kabupatennya terutama dari segi pariwisata dengan mengembangkan Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi (A3).

1. Akses jalan

"Kita sudah menetapkan dan sudah mulai membangun jalur Bedah Menoreh, yang menghubungkan kawasan wisata Borobudur dengan bandara baru. Ini harus tembus 2019 siap beroperasi," ujar Hasto dalam kesempatan yang sama di Jakarta.

Ia mengatakan tahun ini berjalan proses pelebaran akses-akses dari bandara, terutama jalur Bedah Menoreh tersebut.

Sementara untuk kendaraan umum, menurutnya belum ada. Hanya kendaraan sewa untuk wisata yang selama ini sudah beroperasi, sejenis jeep.


wisata kulon progo puncak suroloyo, wisata kulon progo samigaluh, wisata kulon progo sungai mudal, wisata kulon progo suroloyo, wisata kulon progo terbagus, wisata kulon progo terbaru, wisata kulon progo terdekat, wisata kulon progo terindah, wisata kulon progo terpopuler, wisata kulon progo waduk, wisata kulon progo waduk mini, wisata kulon progo waduk sermo, wisata kulon progo wates, wisata kulon progo yang bagus, wisata kulon progo yang belum terjamah, wisata kulon progo yang indah, wisata kulon progo yang searah, wisata kulon progo yg bagus, wisata kulon progo yogyakarta, wisata kulon progo yogyes, wisata kulon progo.com, Salah satu wisatawan berfoto di spot foto 1 obyek wisata alam Kalibiru, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Sabtu (22/8/2015). Untuk dapat berfoto di spot foto 1 ini, wisatawan dikenakan tarif sebesar Rp15.000 dan diberi waktu berfoto selama tiga menit.


Salah satu wisatawan berfoto di spot foto 1 obyek wisata alam Kalibiru, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Sabtu (22/8/2015). Untuk dapat berfoto di spot foto 1 ini, wisatawan dikenakan tarif sebesar Rp15.000 dan diberi waktu berfoto selama tiga menit.(KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo)

2. Kawasan wisatanya dan penginapan

Di jalur Bedah Menoreh tersebut akan menyentuh desa-desa yang terdapat obyek wisata. Ia menjabarkan, antara lain ada Waduk Sermo, Kali Biru, Kedung Pedut, Goa Kiskendo, Sendratari Sugirwo Subali, Kebun Teh Tritis, Suroloyo, hingga Sendang Sono.

Ke depannya ia akan membangun destinasi-destnasi yang berbasis kebudayaan, termasuk prasasti. Selain karena kekuatan Kulon Progo, menurutnya juga karena merupakan hal yang dicari turis asing ketika berkunjung ke Indonesia.

"Dan kita juga akan membangun taman mininya kerajaan-kerajaan Indonesia. Namanya Taman Kerajaan Nusantara seluas 50 hektar, terinspirasi dari Kerajaan Gajah Mada yang ingin mempersatukan nusantara," ungkap Hasto.

Sementara penginapan bagi wisatawan, menurutnya akan tercukupkan seiring pembangunan bandara yang terus diikuti para investor yang membangun hotel di sekitarnya.


wisata lendah kulon progo, wisata malam kulon progo, wisata menarik kulon progo, wisata menoreh kulon progo, wisata mudal kulon progo, wisata nanggulan kulon progo, wisata nglinggo kulon progo, wisata outbound kulon progo, wisata pantai congot kulon progo, wisata puncak kulon progo, wisata rafting di kulon progo, wisata religi di kulon progo, wisata religi kulon progo, wisata romantis di kulon progo, wisata rumah pohon kulonprogo, wisata sekitar kulon progo, wisata sentolo kulon progo, wisata unik di kulon progo, wisata unik kulon progo, wisata watu tekek kulon progo, wisata wisata kulon progo, wisata yogyakarta kulon progo

Warga berebut isi gunungan yang dilarung dalam tradisi Hajad Dalem Labuhan Kadipaten Pakualaman di Pantai Glagah Indah, Temon, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Sabtu (24/11/2012). Tradisi yang digelar setiap tanggal 10 Muharram atau 10 Sura menurut penanggalan Jawa tersebut untuk memohon kepada Tuhan agar Dwi Tunggal Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman serta seluruh masyarakat DI Yogyakarta dikaruniai berkah, keselamatan, serta kesejahteraan.


Warga berebut isi gunungan yang dilarung dalam tradisi Hajad Dalem Labuhan Kadipaten Pakualaman di Pantai Glagah Indah, Temon, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Sabtu (24/11/2012). Tradisi yang digelar setiap tanggal 10 Muharram atau 10 Sura menurut penanggalan Jawa tersebut untuk memohon kepada Tuhan agar Dwi Tunggal Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman serta seluruh masyarakat DI Yogyakarta dikaruniai berkah, keselamatan, serta kesejahteraan. (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

3. Mempersiapkan ragam atraksi festival

Dalam hal festival, Kulon Progo juga kian berbenah dengan semakin mengakomodir potensi-potensi festival yang memang telah ada.

Hasto mengatakan, lebih dari 50 festival skala lokal akan dikembangkan untuk mengundang wisatawan lebih besar.

"Sementara ini yang besar dan rutin ada di Goa Kiskendo, Sendratari Sugirwo Subali, Sendang Sono itu juga ada festival periodik, Wates juga ada, di Sentra Batiknya Sugirwo Subali. Akan kita kembangkan sesuai instruksi Menpar, 52 festival skala nasional," tutur Hasto.

4. Kuliner khas

Sedangkan kuliner, Kulon Progo telah memiliki potensi di kulner laut. Selain itu yang klasik seperti aneka gudeg yang terkenal unik, ada gudeg manggar yang dari bunga kelapa, gudeg tempe bacem, gebleg, dan gula aren khas dari Kulon Progo.


alamat waduk sermo kulon progo, asal mula waduk sermo kulon progo, asal usul waduk sermo kulon progo, foto waduk sermo kulon progo, gambar waduk sermo kulon progo, jalan menuju waduk sermo kulon progo, kedalaman waduk sermo kulon progo, lokasi waduk sermo kulon progo, misteri waduk sermo kulon progo, mitos waduk sermo kulon progo, pengelola waduk sermo kulon progo, permukaan waduk sermo di kalibiru kulon progo, peta waduk sermo kulon progo, rute ke waduk sermo kulon progo, sejarah waduk sermo kulon progo, tempat wisata waduk sermo kulon progo, tiket masuk waduk sermo kulon progo, waduk sermo di kulon progo, waduk sermo hargowilis kabupaten kulon progo daerah istimewa yogyakarta, waduk sermo kabupaten kulon progo, waduk sermo kalibiru kulon progo, waduk sermo kokap kulon progo, waduk sermo kokap kulon progo yogyakarta, waduk sermo kulon progo, waduk sermo kulon progo jogja, waduk sermo kulon progo yogyakarta, waduk sermo kulonprogo dari kalibiru, waduk sermo wates kulon progo, wisata waduk sermo kulon progo

Wisatawan menunggu giliran berfoto dengan latar belakang pemandangan Waduk Sermo di obyek wisata Kalibiru, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Jumat (2/12/2016). Obyek wisata itu dikembangkan dan dikelola warga setempat sehingga mampu menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di kawasan itu.

Wisatawan menunggu giliran berfoto dengan latar belakang pemandangan Waduk Sermo di obyek wisata Kalibiru, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Jumat (2/12/2016). Obyek wisata itu dikembangkan dan dikelola warga setempat sehingga mampu menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di kawasan itu. (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO )

5. Mendidik sadar wisata

Untuk mempersiapkan masyarakat yang sadar wisata, pemerintah mencanangkan program subsidi wisata bagi siswa sekolah. Dimana para siswa rutin berwisata dan diberikan subsidi baik tiket dan biaya lainnya.

"Untuk sadar wisata lokal, harus lebih mengenal dulu wisata lokalnya. Untuk berlatih membiasakan dan akhirnya peduli dengan wisata lokal," ujarnya.

Hasto pun menjamin masyarakat Kulon Progo akan lebih sejahtera ketika bandara internasional bernama New Yogyakarta International Airport (NYIA) berdiri.
Share:

Kulon Progo Akan Bangun Taman Mini untuk Kerajaan-kerajaan Nusantara



JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut rencana beroperasinya New Yogyakarta International Airport (NYIA) pada 2019, Kabupaten Kulon Progo terus bersiap dengan menambah ragam destinasi wisatanya. Keunggulan di bdang budaya dimanfaatkan pemerintah setempat untuk membangun destinasi bersifat kebudayaan. Salah satunya adalah Taman Kerajaan Nusantara.
Ide ini disampaikan oleh Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo saat meluncurkan KULFEST-Festival Kampung Budaya di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Jumat (25/8/2017).
"Kita juga akan membangun taman mini-nya kerajaan-kerajaan Indonesia. Namanya Taman Kerajaan Nusantara. Seluas 50 hektar, terinspirasi dari Kerajaan Gajah Mada yang ingin mempersatukan Nusantara," ungkap Hasto.

Nantinya, lanjut Hasto, taman kerajaan tersebut akan mempersatukan 43 kerajaan dari seluruh Nusantara yang jaya pada masa lampau.

Wisatawan nantinya bisa mempelajari masa kejayaan tiap kerajaan di Nusantara. Mereka akan disuguhkan kebudayaan khas masing-masing kerajaan, jejak dan bukti sejarahnya, hingga membuat kerajinan khasnya jika ada.

air terjun grojogan sewu kulon progo, alamat air terjun grojogan sewu kulon progo, alamat grojogan sewu kulon progo, arah grojogan sewu kulon progo, arah ke grojogan sewu kulon progo, arah menuju grojogan sewu kulon progo, asal usul grojogan sewu kulon progo, curug grojogan sewu kabupaten kulon progo, curug grojogan sewu kulon progo, denah air terjun grojogan sewu kulon progo, denah grojogan sewu kulon progo, gambar grojogan sewu kulon progo, grojogan sewu di kulon progo, grojogan sewu girimulyo kulon progo, grojogan sewu jatimulyo girimulyo kulon progo, grojogan sewu jatimulyo girimulyo kulon progo yogyakarta, grojogan sewu kulon progo, grojogan sewu kulon progo jogja, grojogan sewu kulon progo yogyakarta, jalan menuju grojogan sewu kulon progo, koordinat grojogan sewu kulon progo, letak grojogan sewu kulon progo, lokasi air terjun grojogan sewu kulon progo, lokasi grojogan sewu kulon progo, peta air terjun grojogan sewu kulon progo, peta grojogan sewu kulon progo, peta lokasi grojogan sewu kulon progo, rute grojogan sewu kulon progo, rute jalan ke grojogan sewu kulon progo, rute ke grojogan sewu kulon progo, rute menuju grojogan sewu kulon progo, tempat wisata grojogan sewu di kulon progo, tempat wisata grojogan sewu kulon progo, wisata grojogan sewu kulon progo,
Grojogan Sewu di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta.(TRIBUN JOGJA/GILANG SATMAKA)
Ke-43 kerajaan tersebut dipilih berdasarkan bukti-bukti sejarah yang representatif untuk dikenalkan kepada wisatawan. Semuanya memiliki andil besar di Nusantara, memiliki kearifan lokal yang luar biasa, dan masih lengkap bukti-bukti fisiknya untuk dipamerkan dan dipelajari.


"Tahun ini sudah tahap DED, lalu perencanaan tersebut kita roadshow-kan ke Mendikbud, Menpar, juga bupati dan gubernur. Sementara ini sudah mendapat izin inventaris dari 43 kerajaan Nusantara," ungkap Hasto.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi ide tersebut. Ia mengaku tertarik dengan gagasan unik yang memanfaatkan kekayaan budaya Indonesia.
"Ide tamannya bagus sekali, marketing menjualnya nanti mudah, karena orang akan berkunjung ke daerah-daerah asalnya. Jadi kita dukung sebgai attraction di Kulon Progo," ujar Arief.
Selain itu, demi kesiapan daerahnya di 2019, Kulon Progo berencana membangun destinasi-destinasi lainnya yang berbasis kebudayaan, termasuk prasasti.

Share:

03 July 2017

Berburu Foto di Bukit Pule Payung




Solopos.com, KULONPROGO — Keindahan Waduk Sermo yang dikeliling perbukitan menoreh rutinluar biasa untuk dinikmati. Objek wisata pilihan yang memperkenalkan fasilitas untuk mengawetkan potret itu pun semakin bermunculan.

Bukit Pule Payung adalah satu dari sekian pendatang baru tersebut. Lokasinya berada di Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulonprogo. Soft opening bahkan baru dilakukan pada Lebaran hari kedua, Senin (26/6/2017) lalu. Pengelola sengaja memilih peristiwa libur Lebaran itu dikarenakan dianggap manjur/tepat untuk promosi. Mereka mempertimbangkan banyaknya wisatawan yang mendatangi kawasan perbukitan menoreh.


Pengelola Bukit Pule Payung, Suratman mengatakan, objek wisata tersebut memanfaatkan lahan milik sejumlah warga setempat dengan luas kurang lebih dua hektare. Konon, ada suatu  tanaman pule dengan bentuk menyerupai payung berkapasitas besar yang diketahui telah tumbang di sana. Itulah mengapa warga selanjutnya menamai dataran tinggi itu sebagai Bukit Pule Payung.

Ada delapan wahana gambar yang disediakan di Bukit Pule Payung. Semuanya memperkenalkan keindahan perbukitan menoreh serta Waduk Sermo sebagai latar belakang dari beberapa aspek pandang.

"Unggulan kami adalah spot gambar angkasa, lolipop, serta jembatan surga," kata Suratman, Kamis (29/6/2017).

Suratman memaparkan pengembangan Bukit Pule Payung dilakukan setahun belakangan. Warga setempat bekerja sama dengan investor yang berminat membawa potensi kawasan itu. Mereka menghabiskan dana kurang lebih Rp2 miliar untuk membangun serta menata beberapa fasilitas pendukung wisata. Mereka juga menyiapkan alat perlengkapan keamanan bagi pengunjung mengingat ada beberapa spot gambar yang dilakukan di ketinggian. Pengelola pun mendapat pelatihan terkait sistem keamanan di lokasi wisata, tergolong petunjuk menggunakan_dengan alat yang ada.

Suratman lalu mengungkapkan lebih dari 1.000 orang datang berkunjung setiap hari. Menurut dia, capaian tersebut amatlah bagus bagi objek wisata baru. Dirinya berharap pengunjung memperoleh kesan yang bagus jadi mau datang kembali bisa juga sekadar memberi tahu orang-orang di sekitarnya tentang keindahan Bukit Pule Payung.

"Antusias pengunjung begitu hebat sejak hari pertama dibuka. Hari itu ada kurang lebih 1.200 pengunjung," ucap Suratman.

Sementara itu, seorang wisatawan asal Surabaya Jawa Timur, Febrina Milania menyebutkan kagum dengan pemandangan yang dapat dirinya nikmati dari Bukit Pule Payung. Dirinya pun tak melewatkan peluang untuk berfoto di beberapa wahana yang disediakan.

"Lokasinya bersih, pengelolanya ramah, spot fotonya juga macam-macam," kata Febrina.

Share:

12 May 2017

Akhir Pekan Ini, Labuhan Samudro Bakal Digelar di Hutan Mangrove Jangkaran Kulonprogo


Mahasiswa Instiper Yogyakarta dan pegiat pelestari hutan pesisir melakukan penyulaman dan penanaman mangrove di kawasan Pantai Pasir Mendit Jangkaran Kecamatan Temon, Minggu (3/4/2016). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Acara bertajuk Labuhan Samudro akan digelar akhir pekan ini, Minggu (14/5/2017) di kawasan Hutan Mangrove Jangkaran, Temon.
Kirab dua buah gunungan akan mewarnai labuhan tersebut.

Agenda ini digelar oleh kelompok wisata Pantai Pasir Kadilangu, satu di antara operator pengelola kawasan wisata hutan mangrove tersebut.

Kegiatan ini sekaligus menjadi peringatan ulang tahun pertama berdirinya kelompok wisata tersebut.
Panitia labuhan, Septian Wiyanto menjelaskan, dua buah gunungan terdiri dari gunungan lanang dan gunungan wadon. Keduanya berisi hasil bumi dan buah-buahan yang nantinya akan dilarung di pantai setempat.

"Ini sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya rezeki. Karena area tambak udang ini tidak hanya menghasilkan produk laut melainkan juga telah jadi destinasi wisata yang ramai pengunjung," kata dia, Kamis (11/5/2017).

Panitia juga menggelar kompetisi foto saat berlangsungnya acara. Untuk menghibur masyarakat juga akan dipentaskan seni jathilan Turonggo Sari dari Samigaluh.

"Selama prosesi Labuhan Samudro, semua pengunjung tidak akan dipungut retribusi riket masuk alias gratis," katanya. (*)

Belanja...
Share:

20 March 2017

5 Desa akan Diabadikan sebagai Nama Gate Bandara Kulon Progo - detik.com



Yogyakarta - PT Angkasa Pura I mensosialisasikan rencana desain New Yogyakarta International Airport (NYIA). Kental dengan identitas lokal, 5 desa yang menjadi lokasi bandara akan dijadikan nama gate di terminalnya.

"Kami usulkan untuk tidak menghilangkan 5 nama desa di sana. (Nama 5 desa) akan digunakan untuk nama gate," ujar Airport Planner PT Virama Karya Benyamin Ais Nugroho di Pelem Golek Resto, Sleman, Jumat (17/3/2107).

Benyamin menyampaikan hal ini merupakan bentuk penghargaan bagi warga Kulon Progo yang bersedia meninggalkan desanya demi bandara ini. Gate akan diusulkan dengan nama Gate Glagah, Gate Jangkaran, Gate Palihan, Gate Kebon Rejo, dan Gate Sindutan.

Sedangkan untuk Kerb Keberangkatan dan Kerb Kedatangan, Benyamin berusaha menampilkan simbol-simbol khas Yogyakarta. Di kerb Kedatangan, akan ada Lawang Papat atau Sekawan dan dalam bahasa Sansekerta adalah catur. Catur, kata Benyamin, artinya kreativitas dan kecerdasan.

"Kerb (kedatangan) memiliki gerbang dengan 4 pintu masuk, bermakna menjaga adiluhung ke empat penjuru mata angin dengan kreativitas dalam bertindak dan kecerdasan berpikir," ulasnya.

Kerb Keberangkatan juga akan menampilkan beberapa frame yang bercerita tentang desa di Kulon Progo. Setidaknya ada 6 frame dengan materi yang diharapkan dapat mengantarkan tamu meninggalkan Yogyakarta sekaligus membuat mereka ingin kembali lagi.

"Frame 1, sugeng tindak. Frame 2, cerita tentang kerakyatan. Frame 3, potensi desa. Frame 4, kesenian khas desa. Fram 5, etalase seniman desa. Frame 6, tentang Kulon Progo dan Yogyakarta, dan seterusnya," kata Benyamin.
(sip/mbr)
Baca Halaman sumber.....
Share:

16 March 2017

Pengembangan Gua Kebon Terganjal Status Tanah



Solopos.com, KULONPROGO – Pengembangan objek wisata Gua Kebon di Dusun VII, Krembangan, Panjatan terhalang kesepakatan kepemilikan tanah. Meski berlabel wisata edukasi, air terjun tersebut sampai saat ini belum dilengkapi sarana prasarana yang sesuai.

Mat Nurhadi, Ketua Kelompok Sadar Wisata Taman Tirta selaku pengelola mengakui jika keunggulan obwisnya belum nampak secara fisik. “Baru sebagai air terjun alami saja, edukasinya belum,” terangnya pada Selasa(14/3/2017).

Pihaknya sebenarnya berencana melakukan kerjasama untuk mewujudkan objek wisata berbasis pendidikan lingkungan.

Ia menyebutkan rencana untuk menambahkan sarana pembibitan dan laboratorium alam sebagai bentuk pendidikan non formal. Namun, rencana membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

Akses dana ke pemerintah desa juga belum bisa dilakukan karena terbentur aturan yang ada. Pemerintah mensyaratkan nota kesepahaman sebagai dasar penggunaan tanah objek wisata agar bisa memanfaatkan dana daerah.

Samiran, Kepala Desa Krembangan mengatakan jika tanah obwis terkait harus jelas statusnya dalam nota kesepahaman tersebut. “Harus ada MOU, apakah tanah sewa, hibah atau apa,” terangnya.

Namun, sampai saat ini lahan tersebut masih menjadi tanah warga sehingga perangkat desa juga tidak bisa berbuat banyak. Nota kesepahaman diperlukan untuk mengantisipasi konflik klaim kepemilikan lahan setelah pengembangan dan bantuan infrastruktur diberikan.

Dukungan dari pemerintah desa sendiri sejauh ini berupa pembangunan akses jalan yang bersumber dari APBDes. Pembangunan tersebut bisa dilakukan karena bersifat fasilitas umum.

Samiran mengatakan pihaknya berharap pengembangan Gua Kebon bisa dilakukan karena Panjatan sampai saat ini belum memiliki obwis ikonik. Terkait dengan status wisata edukasi yang masih pincang, ia menilai kelengkapan sarana bisa dilakukan menyusul di kemudian hari.

Adapun, obwis Gua Kebon sendiri saat ini menjadi perwakilan Kulonprogo untuk lomba pariwisata tingkat DIY. Terdapat 3 obwis di Kulonprogo yang diikutsertakan dalam lomba ini termasuk Pantai Congot, Temon dan Waduk Sermo, Kokap.
Baca Halaman sumber.....
Share:

14 November 2016

WISATA KULONPROGO Menjaga Kelestarian Petilasan Kiai Daruno dan Ni Daruni - Harian Jogja




  • Wisata Kulonprogo kali ini petilasan Kiai Daruno dan Ni Daruna.
    Harianjogja.com, KULONPROGO — Petilasan Kiai Daruno dan Ni Daruni terletak di Dusun X Beran, Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo. Warga sekitar berusaha terus melestarikannya dan rutin menyelenggarakan upacara adat suran di sana setiap tahun.
    Kiai Daruno dan Ni Daruni dikenal sebagai pengawal Pangeran Diponegoro yang ikut berjuang melawan penjajahan Belanda pada tahun 1825 hingga 1830 lalu. Suatu hari, para pendukung Pangeran Diponegoro berpencar ke berbagai wilayah yang dianggap sulit dijangkau pasukan Belanda. “Ketika dikejar Belanda, mereka sembunyi di dusun ini,” kata Prawoto Wiyono, tokoh masyarakat Dusun X Beran, Selasa (1/11/2016) pekan lalu.
    Prawoto mengungkapkan, tempat yang sekarang merupakan Dusun X Beran dianggap aman untuk menyimpan benda pusaka. Saat itu tanah sekitar diketahui dalam kondisi gembur karena berada di wilayah rawa-rawa. Kiai Daruno dan Ni Daruni kemudian menyimpan benda pusaka berupa tombak beserta landeannya dengan cara ditimbun lumpur dan rumput.
    Tempat penyimpanan benda pusaka saat ini dijadikan sebuah petilasan. Sebuah pohon asam tumbuh besar di tengah petilasan tersebut. Prawoto mengatakan, petilasan itu digunakan untuk mengenang sejarah dan mengingat perjuangan pahlawan pada masa penjajahan, khususnya Kiai Daruno dan Ni Daruni.
    Warga Dusun X Beran juga rutin menyelenggarakan upacara adat suran di Petilasan Kiai Daruno dan Ni Daruni setiap tahun. Prawoto menjelaskan, kegiatan itu merupakan wujud syukur warga atas segala berkah dari Tuhan. Mereka berharap bisa terus menikmati kemakmuran itu dan terhindar dari musibah. Tradisi itu juga dipertahankan untuk mempererat silaturahmi antarwarga. Prawoto menambahkan, upacara adat suran juga menjadi ajang mengenang jasa Kiai Daruno dan Ni Daruni.
    Kepala Bidang Warisan Budaya, Adat, dan Tradisi Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Singgih Hapsoro mengapresiasi komitmen warga Bugel dalam menjaga kelestarian upacara adat suran. Selain mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa-doa yang dipanjatkan bersama, warga juga diajak untuk tetap menjunjung tinggi budaya gotong royong dan kebersamaan. “Petilasan yang merupakan peninggalan leluhur ini juga harus dijaga kelestarian,” ungkap dia kemudian.


  • Pemkab Kulonprogo untuk Porkab dimenangkan Sentolo. - Harian Jogja

    Pemkab Kulonprogo untuk Porkab dimenangkan Sentolo.
    Harianjogja.com, KULONPROGO — Kontingen asal Kecamatan Sentolo berhasil menjadi juara umum dalam Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Kulonprogo yang resmi ditutup pada Kamis(10/11) kemarin. Sentolo berhasil meraih 31 emas, 23 perak, dan 18 perunggu.
    Pesta olaharaga yang diadakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kulonprogo itu dilangsungkan sejak 3-10 November 2016. Penutupan dilaksanakan di Stadion Cangkring dengan penyerahan trofi bergilir bupati oleh Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Eko Wisnu Wardhana.
    Trofi juara diserahkan kepada Camat Sentolo, Widodo untuk hasil kemenangan atlet dari daerahnya. Pada posisi kedua diisi oleh Kecamatan Wates dengan 24 emas, 24 perak, dan 24 perunggu. Posisi ketiga diraih oleh kontingen dari Kecamatan Pengasih dengan 19 emas, 17 perak, dan 25 perunggu.
    Ketua Panitia Porkab 2016, Sukimin mengatakan bahwa pelaksanaan pesta olahraga ini sekaligus ajang latihan bagi pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah (Porda) di Bantul pada 2017 mendatang.
    “Berikutnya menyeleksi atlet yang mewakili Kulonprogo dalam Porda,”katanya.
    Tercatat, porkab tahun ini diikuti oleh 1.840 atlet dan 544 official yang berlaga dalam 17 cabang olahraga (cabor).


  • Ini Tanah yang Disiapkan untuk Relokasi Warga Terdampak Bandara Kulonprogo - Tribun Jogja
    [unable to retrieve full-text content]

    Tribun Jogja


    Ini Tanah yang Disiapkan untuk Relokasi Warga Terdampak Bandara Kulonprogo
    Tribun Jogja
    COM JOGJA - Seiring dengan berjalannya proses ganti rugi lahan warga yang terdampak Bandara Kulonprogo, Pemkab Kulonprogo menyiapkan beberapa desa untuk tempat relokasi. "Kita sudah siapkan beberapa desa, dan kebanyakan memang dekat ...
    Tiga Instansi Bangunkan Hunian Warga Terdampak Proyek Bandara KulonprogoTribunnews

    all 3 news articles »
Share:

14 September 2016

Jembatan Kalidengen Direnovasi, Pengunjung Pantai Glagah Bingung




Calon pengunjung kawasan obyek wisata Pantai Glagah merasa kebingungan dengan adanya perbaikan Jembatan Kalidengen di Temon, Kulonprogo. Proyek tersebut membuat salah satu jalan utama menuju obyek wisata andalan Kulonprogo itu ditutup.

 Pantauan Harianjogja.com, Senin (12/9/2016), sebuah papan petunjuk terkait pengalihan jalan telah terpasang di tikungan menuju Jembatan Kalidengen. Pemberitahuan tersebut dibuat cukup jelas dan dapat terbaca dengan mudah dari tepi Jalan Wates-Purworejo.

Sejumlah pengendara roda dua maupun empat tampak berhenti sejenak untuk membaca dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan mengikuti arahan yang ada. Namun, ada pula yang mengabaikannya meski akhirnya putar balik setelah memastikan jalan ditutup total.

Perbaikan Jembatan Kalidengen diketahui sudah berjalan selama sepekan terakhir.

 “Kalau motor sebenarnya masih bisa lewat. Cuma mungkin bingung juga kalau bukan orang yang sering ke sini karena blusuk,” kata seorang petani bernama Yadi.

Meski merupakan warga Brosot Galur, Yadi mengaku sering melewati Jembatan Kalidengen untuk menuju lahan budi daya melon miliknya di wilayah Glagah.

Meski begitu, dia sendiri merasa tidak terganggu dengan adanya proyek renovasi jembatan. Sejak jembatan itu diperbaiki, Yadi mencari jalan lain dengan melewati area lahan pertanian.

Yadi juga sering menjadi pemandu jalan bagi wisatawan. Dia tidak keberatan walau harus berkali-kali menjelaskan kepada orang-orang yang berhenti di depan papan petunjuk dan tampak kebingungan.

Dia mencoba meyakinkan bahwa mereka hanya perlu meneruskan perjalanan ke arah barat sejauh kira-kira 500 meter hingga Pasar Temon lalu belok kiri untuk menuju pantai. “Enggak jauh kok,” ujar Yadi.

Seorang pengunjung bernama Roni mengaku sempat tidak yakin dengan papan petunjuk yang terpasang. Walau begitu, pada akhirnya dia juga berbalik arah setelah melihat sendiri kondisi jembatan yang sedang diperbaiki. “Agak kecewa juga tapi ternyata memang tidak ada jalan sama sekali,” ucap Roni.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kulonprogo, Krissutanto meminta wisatawan memaklumi penutupan jalan akibat perbaikan Jembatan Kalidengen.

Dia berharap wisatawan bisa memperhatikan papan petunjuk yang telah disiapkan. “Sementara ini kalau mau ke Glagah, melingkar lewat Temon dulu,” ungkap dia.

Editor: Nina Atmasari Harianjogja.com, KULONPROGO-
Share:

Yogya Bidik 5 Pasar Wisata Baru ASEAN via Bandara Kulonprogo



TEMPO.COYogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta membidik lima negara ASEAN untuk membuka pasar wisatawan baru lewat bandara internasional di Kabupaten Kulonprogo yang mulai dibangun 2017 mendatang. Negara-negara yang jadi sasaran wisatawan baru itu adalah Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, Thailand, dan Laos.

“Dari Bandara Kulonprogo itu kami upayakan dapat mendorong maskapai-maskapai membuka jalur penerbangan langsung dari negara-negara Asean lebih banyak,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Aris Riyanta, Selasa 13 September 2016.

Baca:
Parangtritis Dikunjungi 158.158 Wisatawan Selama Lebaran 
Yogyakarta Andalkan Wisata Kuliner Selama Ramadan 
Candi Palgading Ditargetkan Jadi Obyek Wisata pada Oktober

Aris mengatakan saat ini Yogya dengan Bandara Adi Sutjipto hanya mampu menyediakan penerbangan langsung ke dua negara ASEAN, yaitu  Malayasia dan Singapura. Hal ini dinilai turut menyebabkan sumbangan kunjungan wisatawan mancanegara masih cenderung stagnan di angka 300 ribu orang tiap tahunnya.
 


Aris mengatakan bandara internasional baru di Kulonprogo menjadi salah satu sarana utama yang menjadi perhatian pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pariwisata, untuk berperan menggerek terpenuhinya target jumlah wisatawan manca.

Dari target pemerintah pusat untuk menaikkan kunjungan wisatawan mancanegara menjadi 20 juta orang pada 2019, wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah ditarget dapat menyumbang 2 juta kunjungan pada 2019 nanti.

“Untuk kunjungan domestik DIY sudah tak masalah, karena pergerakan wisatawannya sudah rata-rata 19 juta orang per tahun, tinggal menggenjot yang mancanegara,” ujarnya.

Untuk ikon wisata di Yogya dan Jawa Tengah telah ditetapkan kawasan Taman Wisata Candi Borobudur sebagai sumbunya. Borobudur sebagai penopang menggeliatkan sektor wisata di wilayah Joglosemar yang merupakan kepanjangan Jogja, Solo, dan Semarang.

“Bandara Kulonprogo ditempatkan sebagai akses utama penopang baru untuk kawasan wisata Joglosemar ini,” ujar Aris. Selain bandara Adi Sumarmo di Solo dan Bandara Ahmad Yani di Semarang.

Aris mengatakan agar wisatawan mancanegara tak hanya menyasar Brobudur sebagai destinasi utama melalui bandara Kulonprogo, kini sedang disiapkan pembangunan kawasan pegunungan Menoreh yang dilintasi jalur bandara ke Bobobudur itu. “Kawasan Menoreh harus hidup agar paket wisata itu berkembang dan menetes keuntungannya bagi warga di situ,” ujarnya.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta Herman Tony mengatakan proyek bandara internasional di Kulonprogo itu sebenarnya menjadi momentum pertumbuhan investasi bidang properti, terutama resort maupun hotel di kawasan pesisir yang selama ini minim.

“Adanya bandara itu bisa menjadi peluang mengalihkan minat investor tak lagi membangun properti hotel yang hanya menyasar Kabupaten Sleman dan Kota Yogya,” ujarnya.

Namun, menurut Tony, pemerintah daerah pun perlu menyiapkan regulasi penjamin agar investasi properti komersial bisa merespons hadirnya bandara.  "Investor perlu kepastian, regulasi pemerintah daerah yang mendukung agar mereka tak khawatir investasinya rugi," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP