SuaraJogja.id - Dua hari terakhir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) muncul tren isolasi wilayah atau lockdown mandiri karena keresahan warga akan penularan virus corona dari luar. Hal tersebut juga dilakukan oleh para petugas keamanan Pelabuhan Tanjung Adikarta, yang berada di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Penutupan itu dilakukan di pintu masuk menuju pelabuhan. Para petugas keamanan berinisiatif membuat pagar dari bambu dan spanduk yang ditulis menggunakan cat semprot sejak Sabtu (28/3/2020). Mulyono, petugas keamanan yang sedang bertugas di lokasi, Minggu (29/3/2020), membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terkait dampak virus corona SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit COVID-19. "Jadi untuk yang keluar-masuk itu hanya penghuni dalam saja. Untuk orang asing sementara kita larang dulu untuk masuk," ujarnya. Ia menuturkan bahwa penutupan ini dilakukan setelah ada arahan dari atasan terkait sterilisasi yang harus dilakukan di area pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Adikarta sendiri sering digunakan banyak orang dari berbagai daerah untuk memancing atau sekadar berwisata. Hal itulah yang membuat pihak keamanan pelabuhan berinisiatif menutup sementara pintu masuk menuju pelabuhan. Pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan penutupan itu akan berlangsung. Koordinator Dinas Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng yang bertugas di Adikarta, Bagiyo Hungoro, membenarkan adanya penutupan pintu masuk pelabuhan tersebut. "Sebelum kita tutup, sudah berkoordinasi dengan masyarakat setempat, dan masyarakat juga tidak keberatan, mereka mendukung," tuturnya. Meskipun pintu pelabuhan ini sudah ditutup dengan bambu sementara, pihak keamanan akan terus menjaga selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi datangnya pemancing yang biasanya masuk pada malam hari. Selain pintu masuk pelabuhan, Dusun Bendungan Kidul, Kalurahan Bendungan, Wates juga mulai menerapkan lockdown mandiri guna mengantisipasi penyebaran COVID-19. Isolasi wilayah ini dilakukan sejak hari yang sama seperti pelabuhan hingga waktu yang belum ditentukan juga. Hanya terdapat satu jalan yang digunakan untuk akses keluar-masuk oleh warga. Hampir seluruh pintu masuk dusun telah ditutup menggunakan batang bambu dan banner berisikan larangan melintas. Kepala Dusun Bendungan Kidul Suharto mengatakan, penerapan lockdown mandiri ini merupakan inisiatif warga. Pihaknya khawatir, mereka terjangkit virus dari pendatang dari luar kota yang singgah ke dusun mereka. "Sehingga ini untuk mengurangi penyebaran secara langsung [COVID-19] yang dibawa tamu atau warga yang pulang dari perantauan," kata Suharto di sela-sela penutupan pintu masuk dusun, Minggu pagi. Dijelaskan Suharto, pemudik akan tetap diizinkan masuk ke kawasan dusun dengan catatan bersedia melapor ke puskesmas setempat dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. "Dari catatan kami sejak minggu lalu, sudah ada 10 warga Bendungan Kidul yang mudik atau pulang dari daerah lain usai menghadiri acara keluarga, seperti kemarin ada yang dari Jakarta dan Lampung. Nah, mereka ini sudah kami minta untuk periksa dan isolasi mandiri," terang Suharto. Salah satu warga, Yatin Supriyanto, mengatakan, aksi lockdown ini merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh warga Dusun Bendungan Kidul. Pintu-pintu masuk ke gang maupun jalan dusun harus ditutup untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. "Ini untuk melindungi semua warga dusun agar tidak terpapar virus," ucap Yatin, yang juga menjabat sebagai salah satu ketua RT dusun tersebut. Selain lockdown, warga Bendungan Kidul sebelumnya juga telah melakukan penyemprotan disinfektan ke kawasan permukiman maupun fasilitas publik, seperti sekolah, tempat ibadah, dan poskamling. Hanya dibukanya satu akses jalan diharapkan akan memudahkan dalam melakukan pemantauan terhadap siapa saja yang datang masuk ke dusun. Yatin juga berharap, dengan cara-cara ini, Bendungan Kidul bisa terbebas dari wabah COVID-19. Sumber Berita :
https://jogja.suara.com/read/2020/03/29/170000/pelabuhan-dan-dusun-di-kulon-progo-lockdown-mandiri-pintu-masuk-dijaga