Kuntadi · Senin, 27 Agustus 2018 - 15:34 WIB
Warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) aksi di perempatan Glagah, Kecamatan Temon. (Foto: iNews.id/Kuntadi)
KULONPROGO, iNews.id - Ratusan warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) menggelar unjuk rasa di perempatan Glagah di Desa Glagah Kecamatan Temon, Kulonprogo pada Senin (27/8/2018). Warga yang tergabung dalam Paguyuban Warga Terdampak Bandara Pantai Selatan (Patra Pansel) menuntut agar Kadipaten Puro Pakualaman mencairkan dana tali kasih seperti yang sudah dijanjikan.
Ratusan warga yang beraksi berasal dari Desa Glagah, Desa Palihan, Desa Jangkaran dan Desa Sindutan, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka dahulu merupakan petani pengarap tanah Pakualaman atau Paku Alam Ground (PAG). Sebagian lagi merupakan warga yang mempunyai usaha perhotelan, rumah makan atau warung.
Menurut orator aksi bernama Wisnu, lahan yang mereka pakai untuk usaha masuk dalam wilayah Izin Penetapan Lokasi (IPL) NYIA. Akibatnya mereka harus merelakan ruang usaha yang dikelola selama puluhan tahun. "Kami minta dana tali kasih segera dicairkan," kata Wisnu.
Warga bergantian berorasi di atas panggung untuk menyuarakan tuntutannya. Tidak hanya itu, mereka juga membentangkan sejumlah poster berisi tuntutan. Mereka meminta transparansi terhadap kepastian dan kesepakatan yang ada.
Wisnu menjelaskan salah satu tuntutan aksi yaitu realisasi janji untuk menyediakan lapangan kerja bagi warga terdampak. Karena kenyataanya, kata dia, tidak semua warga bisa terserap dengan alasan tidak mempunyai lapangan pekerjaan. "Kami ini petani mana mungkin ada pengalaman kerja," ujarnya.
Ketua Patra Pansel Feri Teguh Wahyudi mengatakan walaupun kompensasi dana PAG senilai Rp701 miliar sudah dicairkan oleh Wakil Gubernur DIY yang juga Adipati Puro Pakualaman, KGPAA Pakualam X pada 5 Juni 2018 lalu. Namun hingga kini belum ada kepastian kompensasi dana tali kasih dari Kadipaten Puri Pakualaman akan diberikan kepada warga.
“Padahal sudah dijanjikan akan diberikan tali kasih senilai Rp25 miliar untuk dibagi kepada petani pengarap di lima desa terdampak pembangunan bandara. Kami ingin dana tersebut segera diberikan kepada warga tanpa syarat dan potongan. Kalau dana sudah dicairkan mengapa kita belum diberi," kata Feri.
Editor : Muhammad Saiful Hadi
Baca Selengkapnya pada KULONPROGO, iNews.id
Warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) aksi di perempatan Glagah, Kecamatan Temon. (Foto: iNews.id/Kuntadi)
KULONPROGO, iNews.id - Ratusan warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) menggelar unjuk rasa di perempatan Glagah di Desa Glagah Kecamatan Temon, Kulonprogo pada Senin (27/8/2018). Warga yang tergabung dalam Paguyuban Warga Terdampak Bandara Pantai Selatan (Patra Pansel) menuntut agar Kadipaten Puro Pakualaman mencairkan dana tali kasih seperti yang sudah dijanjikan.
Ratusan warga yang beraksi berasal dari Desa Glagah, Desa Palihan, Desa Jangkaran dan Desa Sindutan, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka dahulu merupakan petani pengarap tanah Pakualaman atau Paku Alam Ground (PAG). Sebagian lagi merupakan warga yang mempunyai usaha perhotelan, rumah makan atau warung.
Menurut orator aksi bernama Wisnu, lahan yang mereka pakai untuk usaha masuk dalam wilayah Izin Penetapan Lokasi (IPL) NYIA. Akibatnya mereka harus merelakan ruang usaha yang dikelola selama puluhan tahun. "Kami minta dana tali kasih segera dicairkan," kata Wisnu.
Warga bergantian berorasi di atas panggung untuk menyuarakan tuntutannya. Tidak hanya itu, mereka juga membentangkan sejumlah poster berisi tuntutan. Mereka meminta transparansi terhadap kepastian dan kesepakatan yang ada.
Wisnu menjelaskan salah satu tuntutan aksi yaitu realisasi janji untuk menyediakan lapangan kerja bagi warga terdampak. Karena kenyataanya, kata dia, tidak semua warga bisa terserap dengan alasan tidak mempunyai lapangan pekerjaan. "Kami ini petani mana mungkin ada pengalaman kerja," ujarnya.
Ketua Patra Pansel Feri Teguh Wahyudi mengatakan walaupun kompensasi dana PAG senilai Rp701 miliar sudah dicairkan oleh Wakil Gubernur DIY yang juga Adipati Puro Pakualaman, KGPAA Pakualam X pada 5 Juni 2018 lalu. Namun hingga kini belum ada kepastian kompensasi dana tali kasih dari Kadipaten Puri Pakualaman akan diberikan kepada warga.
“Padahal sudah dijanjikan akan diberikan tali kasih senilai Rp25 miliar untuk dibagi kepada petani pengarap di lima desa terdampak pembangunan bandara. Kami ingin dana tersebut segera diberikan kepada warga tanpa syarat dan potongan. Kalau dana sudah dicairkan mengapa kita belum diberi," kata Feri.
Editor : Muhammad Saiful Hadi
Baca Selengkapnya pada KULONPROGO, iNews.id