Editor : Danar Widiyanto
KULONPROGO, KRJOGJA.com - Empat pilar pariwisata harus disiapkan Kabupaten Kulonprogo untuk mengimbangi potensi dan peluang kunjungan wisatawan dengan akan dibukanya bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA). Empat pilar itu adalah destinasi, pemasaran, industri pariwisata, dan kelembagaan wisata.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Ir Aris Riyanta MSi mengatakan hal itusaat membuka pelatihan dan sertifikasi Spa Terapis, di Hotel King Wates, Senin (27/08/2018). Pelatihan diikuti oleh 15 pelaku desa wisata terpilih, antara lain dari Kalibiru, Nglinggo, Taman Sungai Mudal, Sermo, Brosot, Kedhung Pedhut, Tegiri dan Segajih. Selama lima hari mereka mendapat pelatihan dan praktek, serta sertifikat untuk menjalankan usaha jasa wisata Spa.
"Salah satu hal terpenting untuk menopang empat pilar itu adalah penguatan sumber daya manusia (SDM), dari aspek kompetensi, knowledge dan attitude para pelaku wisata. Sebab sehebat apapun objek wisata akan sia-sia dan tidak laku, karena para pelaku wisata tidak profesional, tidak ramah, dan tidak memiliki perilaku yang baik," kata Aris Riyanta.
Direktur Lembaga Sertifikasi Pariwisata Indonesia (PARSI), Listiani Warih Wulandari selaku penyelenggara kegiatan mengungkapkan Spa merupakan teknik dan metode ilmu kesehatan, saat itu sedang menjadi trend dunia wisata. "Para peserta dituntut untuk mengembangkan potensi rempah-rempah atau tanaman lainnya, sebagai salahsatu instrumen kegiatan Spa," kata Listiani, sehingga peserta tidak hanya mahir menjalankan Spa Terapis tetapi juga mengolah potensi alam di desanya.
Plh Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Agung Kurniawan SIP MSi memaparkan tentang kebutuhan SDM di dunia pariwisata yang semakin meningkat seiring dengan derasnya investasi yang masuk di Kulonprogo.
"Saat ini sedang tumbuh desa wisata yang tidak hanya memerlukan perbaikan inf
Peserta pelatihan spa terapis. (Foto: Widiastuti)
KULONPROGO, KRJOGJA.com - Empat pilar pariwisata harus disiapkan Kabupaten Kulonprogo untuk mengimbangi potensi dan peluang kunjungan wisatawan dengan akan dibukanya bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA). Empat pilar itu adalah destinasi, pemasaran, industri pariwisata, dan kelembagaan wisata.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Ir Aris Riyanta MSi mengatakan hal itusaat membuka pelatihan dan sertifikasi Spa Terapis, di Hotel King Wates, Senin (27/08/2018). Pelatihan diikuti oleh 15 pelaku desa wisata terpilih, antara lain dari Kalibiru, Nglinggo, Taman Sungai Mudal, Sermo, Brosot, Kedhung Pedhut, Tegiri dan Segajih. Selama lima hari mereka mendapat pelatihan dan praktek, serta sertifikat untuk menjalankan usaha jasa wisata Spa.
"Salah satu hal terpenting untuk menopang empat pilar itu adalah penguatan sumber daya manusia (SDM), dari aspek kompetensi, knowledge dan attitude para pelaku wisata. Sebab sehebat apapun objek wisata akan sia-sia dan tidak laku, karena para pelaku wisata tidak profesional, tidak ramah, dan tidak memiliki perilaku yang baik," kata Aris Riyanta.
Direktur Lembaga Sertifikasi Pariwisata Indonesia (PARSI), Listiani Warih Wulandari selaku penyelenggara kegiatan mengungkapkan Spa merupakan teknik dan metode ilmu kesehatan, saat itu sedang menjadi trend dunia wisata. "Para peserta dituntut untuk mengembangkan potensi rempah-rempah atau tanaman lainnya, sebagai salahsatu instrumen kegiatan Spa," kata Listiani, sehingga peserta tidak hanya mahir menjalankan Spa Terapis tetapi juga mengolah potensi alam di desanya.
Plh Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Agung Kurniawan SIP MSi memaparkan tentang kebutuhan SDM di dunia pariwisata yang semakin meningkat seiring dengan derasnya investasi yang masuk di Kulonprogo.
"Saat ini sedang tumbuh desa wisata yang tidak hanya memerlukan perbaikan inf