Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


28 February 2019

Ada Bandara Baru, Pemkab Kulon Progo Akan Benahi Titik Wisata - KOMPAS.com

KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menata kembali keseluruhan kawasan Pantai Glagah hingga Pantai Congot di Kecamatan Temon.
Rencana penataan yang akan dilakukan, baik berupa pembangunan maupun perbaikan wajah pantai, adalah sepanjang lima kilometer.
Penataan itu sekaligus mendukung fungsi green belt bagi Bandara Udara New Yogyakarta International Airport ( NYIA) yang sebentar lagi beroperasi. Pemkab Kulon Progo mengharapkan, wisatawan sudah bisa menikmati "Glagah Baru" ini paling cepat akhir tahun 2020.
"Kita mengerjakannya pada tahun 2020. Saya mengharapkan bisa dinikmati akhir 2020," kata Hasto Wardoyo, Bupati Kulon Progo, saat ditemui saat berada di Pantai Glagah, Minggu (24/2/2019).

Terminal penumpang bandara NYIA, Kulon Progo, DIY, mulai dipasang kaca. PT Angkasa Pura I (Persero) kian optimis bandara ini bisa beroperasi pada April 2019 mendatang.

Komplek Pantai Glagah merupakan salah satu destinasi andalan Kulon Progo. Pantai ini berada di sisi luar pagar bandara NYIA. Pesona pantai berpasir hitam itu didatangi sekitar 520.000 wisatawan pada 2018 lalu.
Bupati Hasto mengatakan, Detailed Engineering Design (DED) penataan sudah selesai. Pelaksanaan penataan NYIA sendiri menunggu bandara tersebut resmi beroperasi. Dalam masterplanitu tidak ada bangunan permanen, penginapan, hingga tambak.
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Niken Probo Laras, mengatakan Glagah akan memiliki wajah baru dengan mengutamakan wisata air dan kuliner tanpa bangunan permanen.
Pembangunan kawasan juga mencakup gerbang masuk yang baru, area foto, zona bermain anak, tempat penjualan cinderamata hingga tourism information center.
"Juga ada bangunan untuk menjual cinderamata, untuk foodcourt, jogging track, dan taman," kata Niken.
Berada di pantainya saja bisa mendapatkan banyak spot foto.

Meski nilai pembangunannya besar, Bupati Hasto meyakini banyak peluang sumber dana untuk menata Glagah nanti. Pemerintah masih mengupayakannya kini.
"Bila warga maunya dibangun daerah, berarti peluangnya APBD. Bisa juga KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha). Bisa juga pihak ke-3 dengan swasta," kata Hasto.
Sedikit tentang Pantai Glagah, pantai ini dikenal memiliki tumpukan tetrapod dari beton sebagai pemecah ombak yang memanjang menjorok ke laut. Ombak yang menghantam tetrapod ini menghasilkan deburan ombak yang menarik ditonton.
Wisatawan bisa berjalan pada jalan setapak beton di atas pemecah ombak. Wisatawan memanfaatkannya sebagai tempat berfoto dengan latar ombak, muncratan ombak ketika menghantam tetrapod, maupun siluet matahari tenggelam.
Komplek Glagah juga dilengkapi laguna sebagai tempat wisata sampan kecil yang bisa digunakan untuk berkeliling laguna. Selain itu juga ada kebun bunga untuk penggemar swafoto di sekitaran Glagah.
Sementara itu, tak kalah dengan Glagah adalah Pantai Congot yang berjarak sekitar 5 Km dari Glagah. Pantai ini terhubung jalan aspal dari Glagah.
Share:

Penghuni Rusunawa Tuksono Kulon Progo Butuh Garasi Kendaraan - Tribun Jogja


  • TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Tuksono di Sentolo dinilai sudah cukup nyaman oleh penghuninya.
    Namun begitu, fasilitas pendukung keamanan dinilai masih kurang.
    Seorang penghuni rusunawa Tuksono, Marjono mengaku dirinya cukup beruntung bisa tinggal di rumah susun tersebut.
    Penghasilannya dari bekerja sebagai buruh serabutan jelas tak memungkinkan untuk membeli rumah sendiri.
    Lelaki asal Pedukuhan Paten, Tuksono ini pun selama ini hanya bisa mengontrak bersama istri dan dua anaknya.
    Setidaknya, dengan tinggal di rusun, ia bisa mulai menata hidupnya lagi secara mandiri bersama keluarga kecilnya.
    Apabila ada cukup rezeki, sebagian bisa ditabungnya.
    Penghuni rusunawa itu memang sampai saat ini belum ditarik biaya sewa atas kamar yang dihuni.
    Mereka hanya dimintai dana uran sebesar Rp100.000 per bulan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk pembayaran listrik penerangan jalan lingkungan sekitar rusun.
    "Hasil kerja buruh tidak seberapa. Meski toiletnya jenis duduk, saya pasti bakal terbiasa dengan itu dan cukup bersyukur bisa dapat kamar di rusu. Hanya memang ada beberapa fasilitas yang perlu ditambah di rusun ini," kata Marjono yang menempati kamar di lantai dua rusunawa tersebut, Selasa (26/2/2019).
Share:

Pemkab Kulon Progo Sewakan Rusun Murah Rp 100.000 per Bulan - KOMPAS.com


KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo meluncurkan sebuah rumah susun sederhana sewa ( rusunawa) di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tiap rumah susun sudah lengkap dengan perabotan, seperti mebelair, tempat tidur, meja kursi, listrik, air, dapur dan tempat jemuran.
Kamar mandi juga dilengkapi toilet duduk dan shower. Dengan kelengkapan itu, warga bisa menyewa rusun harga sementara yang sangat murah, Rp 100.000 per bulan.
"Bagi yang belum punya tempat tinggal tetap, Rusunawa Tuksono masih bisa menerima. Silahkan masyarakat akan diterima dengan senang," kata Sutedjo, Wakil Bupati Kulon Progo dalam Peresmian Penghunian Rusunawa Tuksono ini, Senin (25/2/2019). 

Peresmian ditandai dengan serah terima kunci hunian dari Wakil Bupati Sutedjo pada perwakilan penghuni.
Rusunawa jadi solusi tempat hunian sewa untuk mengurangi perkembangan pemukiman yang tidak layak huni. Pemerintah Kulon Progo melirik potensi pertumbuhan warga di kawasan industri. Pemkab pun mengelola 3 rusunawa yang dibangun Kementrian PUPR.
Selain di Tuksono di Sentolo, terdapat pula rusunawa di Desa Giripeni dan Desa Triharjo di Kecamatan Wates.
Pembangunan rusunawa merupakan bangunan terbaru, yakni pada 2017. Pembangunan dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan DIY. Satker membangun Rusunawa Tuksono yang berisi 70 rumah hunian dengan ukuran 36 m2.
Rusunawa Tuksono ini terbilang istimewa. Selain dilengkapi perabot, rusun juga masih terbuka dengan harga sewa yang sangat murah. Padahal, pemerintah memiliki Peraturan Bupati Nomor 22 tahun 2016 tentang Pengelolaan Rusunawa yang mengatur penghunian pada rusunawa, termasuk harga sewa hunian.
Meskipun rusunawa Tuksono sudah diluncurkan, Kepala Dinas PU PKP Kulon Progo Gusdi Hartono menyampaikan, harga belum mengacu Perbup. Ini demi menarik warga yang memerlukan hunian layak huni.
"Masih harga damai. Harga 'sale' belum mengacu pada Perbup, tetapi hanya memberi kompensasi Rp 100.000 per bulan untuk pembayaran listrik di pojokan, gang dan lingkungan. Soal pemakaian silahkan sesuaikan dengan kebutuhan warga," kata Gusdi.
Keistimewaan lain, rusunawa dilengkapi 6 tenaga harian lepas di bawah kelola Pemda. Mereka bekerja untuk menjaga keamanan dan kebersihan.
Sultan Sidik Nastion dari SNVT Penyediaan Perumahan Propinsi DIY mengungkapkan, diperuntukkan bagi mereka yang belum mempunyai hunian, namun tidak selamanya tinggal di rusun.
"Mereka bisa menabung untuk kemudian memiliki rumah sendiri. Itu poin utamanya. Tidak selamanya tinggal disini. Tujuan kita tidak komersial," kata Sultan.
Tuksono dalam waktu singkat mulai menarik banyak warga. Sebanyak 32 kepala keluarga menempati sebagian dari 70 unit yang tersedia.
Agus Kurniawan, 34 tahun, menghuni rusunawa Tuksono di lantai 3. Ia mengaku nyaman tinggal karena fasilitas sudah lengkap. Rusun juga tidak jauh dari tempat bekerja dengan jalan yang sudah bagus. "Fasilitas yang disediakan dirasa cukup dan nyaman" kata Agus.
Share:

Ketua DPRD Kulon Progo : Pelabuhan Tanjung Adikarta Harus Segera Ditangani - Tribun Jogja


  • TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah diminta segera menangani Pelabuhan Tanjung Adikarta yang terkesan mangkrak tanpa pengelolaan aktif.
    Wacana membentuk kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) perlu segera direalisasikan agar kerusakan fisik pelabuhan tidak semakin parah.
    Hal itu diungkapkan Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati.
    Menurutnya, fisik bangunan pelabuhan yang ada di wilayah Karangwuni, Kecamatan Wates itu berpotensi semakin rusak bila tidak segera ada eksekusi atau tindak lanjut yang konkrit dari Pemerintah DIY maupun Kulon Progo atas pengelolaannya. 
    Pun saat ini sejumlah prasarana seperti dermaga dan bangunan penunjang pelabuhan sudah dalam kondisi rusak.
    Dalam penilaiannya, pemerintah di tingkat provinsi maupun kabupaten perlu segera berkoordinasi untuk menemukan solusinya.
    Apalagi semoat muncul wacana Pemerintah DIY untuk membentuk KPBU bagi pengelolaan pelabuhan tersebut dan dana provinsi akan dialokasikan ke dalamnya.
    "Itu harus segera direalisasikan. Kalau tidak, kami khawatir bangunan pelabuhan justru akan semakin banyak kerusakan," kata Akhid pada Tribunjogja.com, Minggu (24/2/2019).
    Yakni, sekitar Rp 450 miliar.
    Ditambah lagi kerusakan sudah terjadi ketika fisik pelabuhan perikanan itu belum juga dioperasionalkan sesuai fungsinya.
    "Sangat disayangkan kalau dibiarkan. Bisa-bisa keinginan pemerintah pusat untuk mempunyai pelabuhan di sini hanya jadi impian belaka," kata Akhid.
    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo, Sudarna menyebut belum semua kebutuhan di pelabuhan itu terbangun sehingga tidak bisa disebut mangkrak.
    Ada beberapa bagian yang harus diselesaikan dulu sebelum pelabuhan bisa diperasikan.
    Di antara infrastruktur yang mendesak untuk diselesaikan yakni instalasi pemecah ombak di sisi timur serta pengerukan pasir pada jalur masuk kapal.
    "Supaya pelabuhan bisa dimanfaatkan, dua infrastruktur ini harus diselesaikan," kata dia.(*)
  • Belum jelasnya penanganan pelabuhan Tanjung Adikarta menurutnya sangat disayangkan mengingat pembangunan pelabuhan itu memakan biaya yang tidak sedikit.
Share:

25 February 2019

Puluhan TPS di Kulon Progo Masuk Kategori Rawan, Polisi Siapkan Pengamanan Khusus - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM - Kepolisian Resor Kulon Progo memetakan ada 21 tempat pemungutan suara (TPS) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di wilayahnya dalam kategori rawan. Antara lain karena faktor geografis, sejarah konflik, hingga banyaknya calon legislatif.
Puluhan TPS itu tersebar di enam kecamatan, yakni di Galur, Temon, Wates, Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo. Kesemuanya memenuhi ketiga indikator kerawanan tersebut.
Kabag Ops Polres Kulon Progo, Kompol Sudarmawan mengatakan ke-21 TPS itu memiliki jenis kerawanan berbeda.
Untuk kerawanan faktor geografis antara lain Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo.
Akses menuju TPS terbilang sulit karena wilayahnya berupa perbukitan sehingga rawan terjadi kecelakaan saat pendistribusian logistik Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Untuk itu, logistik akan didistribusikan pada dua hari sebelum hari pemilihan.
"Langkah ini untuk mengantisipasi halangan di perjalanan yang bisa menghambat Pemilu. Kepolisian bersama TNI akan mengawalnya secara hati-hati," kata Sudarmawan, Minggu (24/2/2019).
Wilayah Kecamatan Galur, Temon, dan Wates masuk dalam peta kerawanan lantaran sejarah konflik sosial di Pemilu sebelumnya.
Sudarmawan menyebut ketiganya juga terdapat cukup banyak caleg yang berkompetisi kali ini sehingga ada langkah antisipasi khusus yang harus dilakukan. Antara lain, jumlah personel pengamanan yang diterjunkan lebih banyak dibanding wilayah lain.(tribunjogja)
Share:

23 February 2019

Hingga Februari, Kasus DBD di Kulon Progo Capai 36 Kasus, Pemkab Laksanakan Gertak PSN - Tribun Jogja



  • TRIBUNJOGJA.COM - Upaya pencegahan munculnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai digalakkan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN).
    Hal ini dilakukan mengingat hingga Februari ini jumlah kasus yang muncul sudah dua kali lipat dari tahun lalu.
    Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat Februari ini sudah ada 36 kasus yang terlaporkan padahal di bulan yang sama tahun lalu hanya ada 16 kasus saja.
    Hal ini dinilai perlu dihadang melalui Gertak PSN tersebut yang secara simbolik dicanangkan mulai Jumat (22/2/2019).
    "PSN ini kita lakukan untuk mengantisipasi karena di daerah lain juga sudah terjadi peningkatan,"kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kulon Progo, Baning Rahayujati seusai pencanangan Gertak PSN di Alun-alun Wates. Seremoni ini diikuti sejumlkah unsur pemerintah, pelajar, dan masyarakat.(tribunjogja)
Share:

Ke Kulon Progo, Menteri BUMN Pastikan Bandara Baru Yogyakarta Beroperasi di April 2019 - Tribunnews



  • TRIBUNNEWS.COM, KULON PROGO - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan proyek Bandara Internasional Yogyakarta/ New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (21/02/2019).
    Pembangunan bandara ini untuk mempercepatan konektivitas udara dan pemerataan ekonomi
    Menteri Rini memastikan pembangunan Bandara NYIA terus berjalan dengan baik dan secara bertahap akan beroperasi untuk melayani kebutuhan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
    "Progesnya sudah cukup baik. Tentunya saya terus mengawal dan memastikan pembangunan bandara baru ini bisa berjalan baik dan bisa beroperasi sesuai dengan yang ditargetkan dan segera bisa melayani masyarakat, "ungkap Menteri Rini, dalam keterangan tertulis, Jumat (22/2/2019).
    Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 (Persero), Faik Fahmi mengatakan, saat ini tahap pekerjaan konstruksi pembangunan Bandara NYIA sudah mencapai 71,6 persen untuk layanan Internasional dan ditargetkan bisa beroperasi pada April 2019.
    Sementara untuk layanan domestik ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2019. Secara keseluruhan, total kapasitas bandara baru ini diproyeksi mencapai 14 juta penumpang per tahun.
    Pekerjaan fisik untuk faslitas sisi udara dan darat saat ini telah mencapai 100 persen. Fasilitas Bandara untuk layanan Internasional meliputi fasilitas sisi udara seperti runway, rapid taxiway 1, holding bay 1, parallel taxiway, exit taxiway, apron dan taxiway apron.
    Sementara fasilitas sisi darat meliputi toll gate, gedung terminal dengan luas 12.920 meter persegi, gedung penunjang dan bangunan sub-station yang akan difungsikan sebanyak 6 unit. Selain itu, aksesibilitas Bandara NYIA dioperasikan dengan menggunakan Jalan Permanen dan Jalan Temporary 2 jalur.
    Faik menegaskan, PT Angkasa Pura I (Persero) beserta seluruh stakeholder lainnya akan terus mengawal secara bersama pembangunan bandara baru ini.
    "Terima kasih kepada Bu Menteri BUMN yang terus memberikan dukungan keoada kami. Kami terus berupaya agar target operasional bandara bisa tercapai dan tentunya tetap terus memlerhatikan aspek kualotas dan keselamatan dalam kerja 'tegas Faik.
    Setelah meninjau lokasi pembangunan proyek bandara, Menteri Rini juga berkesempatan mengunjungi Balai Pemberdayaan Masyarakat milik PT Angkasa Pura I (Persero) yang merupakan wadah untuk menampung aspirasi masyarakat Kulon Progo seiring denagn berjalannya pembangunan proyek bandara ini.
Share:

Ini yang Dilakukan Pemkab Kulon Progo Guna Tekan Penyebaran DBD - KOMPAS.com


  • KULON PROGO, KOMPAS.com — Untuk menekan penyebaran demam berdarah dengue ( DBD), Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, mencanangkan gerakan yang diberi nama Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) di seluruh wilayah Kulon Progo.
    Gerakan ini berupa aksi membersihkan seluruh lokasi atau tempat genangan secara serentak yang berpotensi sebagai sarang nyamuk.
    Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, gerakan bersih-bersih itu diperlukan untuk mendorong masyarakat memerangi penyebaran DBD di Kulon Progo.
    "Ternyata ada cara yang lebih efektif dan efisien (menekan DBD). Namun, diperlukan langkah sosialisasi yang tepat agar semangat Gertak PSN ini bisa tersampaikan ke seluruh kalangan masyarakat," kata Sutedjo setelah membuka Gertak PSN di Alun-alun Wates, Jumat (22/2/2019). 
    Dinas Kesehatan Kulon Progo mencatat, dari Januari hingga pertengahan Februari, 36 warga Kulon Progo menderita DBD. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dibandingkan 2018 pada periode yang sama.
    Jumlah penderita DBD juga cukup tinggi dalam dua tahun terakhir, yaitu 79 kasus pada 2017 dan 109 kasus pada 2018.
    Kulon Progo juga memiliki pengalaman puncak kasus DBD mencapa 381 kaus pada 2016. Tingginya kasus DBD karena saat itu masuk musim hujan.
    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan Kulon Progo Theodola Baning Rahayujati mengatakan, pengasapan atau fogging yang dilakukan belakangan ini dinilai tidak efektif mengatasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan nyamuk  penular DBD. 
    Fogging dinilai hanya memutus penyebaran nyamuk sementara, tapi dalam tempo cepat nyamuk tetap kembali. Pasalnya, fogging hanya efektif membasmi nyamuk dewasa, tetapi tidak bisa memberantas jentik nyamuk.
    "Nyamuk bertelur 400 telur dan dalam satu minggu akan menjadi nyamuk. Kami tidak ingin berulang-ulang," kata Baning.

Virus-free. www.avast.com
Share:

22 February 2019

Rusunawa Kulon Progo Masih Sepi Peminat - KOMPAS.com



KULON PROGO, KOMPAS.com - Belum banyak masyarakat yang memanfaatkan keberadaan hunian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari 360 hunian di 3 tower rusunawa di Kulon Progo, hingga kini, baru 1 rusunawa saja yang terisi. Itu pun baru terisi sebagian saja.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo terus berupaya merekrut warga yang ingin menghuni rusunawa-rusunawa yang ada.

"Salah satu rusun sudah terisi 75-an persen. Satu rusun baru 30-an pendaftar. Satu lagi belum diserah terima ke kami," kata Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Suparno, Rabu (20/2/2019).

Pemerintah membangun rusunawa di berbagai daerah untuk pemenuhan kekurangan kepemilikan rumah bagi warga dan juga bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Pemkab Kulon Progo menangkap peluang itu karena melihat perekonomian warga terus menggeliat, keluarga muda terus tumbuh, dan warga pendatang bertambah seiring pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang masif di daerah.

Pemkab dan Kementerian PUPR pun bekerja sama membangun ratusan hunian rusunawa ini demi menangkap peluang-peluang yang ada itu.

Mereka membangun rusunawa pada daerah industri seperti di Desa Triharjo dan Giripeni di Kecamatan Wates antara 2014-2016. Satu rusunawa lagi di dibangun di Dusun Krebet, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo.

"Dengan harapan, warga kami yang bekerja di sekitar (rusunawa) akan menempati rusunawa itu," kata Suparno.

Sekedar diketahui, Kulon Progo memiliki 3 rusunawa yang dibangun Kementerian PU. Pertama adalah dua tower rusunawa di Triharjo dengan kapasitas hunian 196 rumah hunian.

Masing-masing tower memiliki 5 lantai dengan luas hunian 24 meter persegi. Hunian tidak dilengkapi dengan furniture di dalamnya.

Hunian kedua ada di Desa Giripeni dengan jumlah 98 unit. Besar dan fasilitas unit sama dengan Triharjo, yakni tanpa furniture di dalamnya dan luas 24 meter persegi.

Rusunawa Tuksono merupakan hunian terbaru yang dibangun pada 2017. Rusun ini terdiri dari 70 hunian dengan luas 36 meter persegi tiap huniannya.

Fasilitas yang diberikan cukup lengkap, terdiri dari furniture. Dari ketiga rusun itu, baru Rusunawa Triharjo yang ditempati warga, rusunawa di Giripeni belum beroperasi, sedangkan Rusunawa Tuksono tak lama lagi dimasuki warga.

"Sementara ini, sebanyak 30 keluarga sudah mendaftar masuk yang Tuksono," kata Suparno.

Suparno mengatakan, selain rusunawa, Kementerian PUPR juga membangun 50 rumah khusus (rusus) di Kecamatan Temon. Rusus ini kini sudah penuh. "Kami mau membangun lagi di Kaligintung pada 2019 ini," kata Suparno.

Kepala Dinas PU, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman, Gusdi Hartono mengharapkan, warga tidak menunda masuk ke rusun yang sudah tersedia.

 "Rusun ini bukan kos-kosan, tetapi bagi mereka yang belum punya rumah namun sudah berkeluarga. Jangan tidak ditempati, karena kasihan orang lain. Jangan ragu untuk cepat menempati, karena kalau ditunda maka akan mundur terus," kata Gusdi.

Untuk memancing peminat, pemerintah berencana meluncurkan hunian itu pada 25 Februari 2019.

"Kami akan acarakan hari perdana warga yang masuk rusun (Tuksono) ini. Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo sendiri yang akan meluncurkannya," kata Gusdi, ketika menerima 30-an perwakilan keluarga yang berencana menghuni rusun Tuksono.
Share:

Soal Harga Tanah untuk Embarkasi Haji di Kulonprogo, Ini perkiraan harganya - Tribun Jogja



Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, jika memang diperbolehkan menggunakan lahan di Triharjo tersebut, maka nantinya Kementrian Agama bisa membangun di atas lahan seluas 2,8 hektar yang berstatus milik pemprov.

Untuk pembebasan lahan sekira 9 hektar, bisa dilaksanakan setelahnya.

"Untuk harga tanah tergantung appraisal. Mungkin kalau di Pengasih semeter bisa mencapai Rp 1 juta. Triharjo bisa lebih dari Rp 2,5 juta. Paling murah di Hargomulyo, Kokap mungkin bisa Rp 400 ribu per meter," urainya, Rabu (19/2/2019).


Sesuai aturan, kata dia, memang setelah berstatus menjadi tanah milik negara nantinya bisa dibangun oleh kementrian agama.

Selain itu, opsi menggunakan dana haji pun bisa dan mencukupi untuk pembangunan ini.

Perlu diketahui Bupati Hasto menawarkan tiga lahan alternatif untuk pembangunan embarkasi haji di DIY.

Salah satu lahan alternatif yang potensial ini berada di kawasan Triharjo, Wates, Kulonprogo dengan luasan sekira 11,8 hektar.

Namun, masih perlu pembebasan lahan sekitar 9 hektar karena status lahan berupa kas desa.

Hal tersebut disampaikan oleh Hasto Wardoyo usai bertemu dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan, Rabu (20/2/2019).

Hasto mengatakan, ada tiga alternatif lahan yang ditawarkan dan dibahas dengan Sultan HB X, diataranya berada di Margosari, Pengasih berstatus milik perorangan dengan luasan 6 hektar dan Hargomulyo, Kokap berstatus tanah kas desa seluas 20 hektar. (TRIBUNJOGJA.COM)
Share:

20 February 2019

Kamijoro, Taman Bendungan Paling "Instagenic" di Kulon Progo - KOMPAS.com

KULON PROGO, KOMPAS.com - Taman Bendung Kamijoro bagaikan magnet baru bagi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Taman ini berada di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

Ribuan orang datang ke bendungan ini setiap harinya. Mereka berasal dari beragam kota baik dari pelosok-pelosok Kulon Progo, Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kota Yogyakarta. Tidak sedikit warga yang datang dari Jawa Tengah seperti Magelang, Purworejo, bahkan Surakarta.

Warga datang bukan hanya jadi wisatawan tetapi juga mengadu nasib untuk mendapatkan rezeki dari banyaknya wisatawan. Mereka berkendara dengan motor hingga mobil dan memenuhi kantong-kantong parkir di sekitaran dusun.

"Belum pernah saya lihat tempat (wisata) sampai didatangi orang sebanyak ini. Coba lihat, jembatan itu sampai penuhnya seperti itu," kata Budi Utomo, warga asal perbatasan Yogyakarta dengan Klaten.

Budi sengaja merekam momen keramaian ini untuk dokumentasi.

Taman merupakan bagian dari bendungan Kamijoro yang melintang seolah menahan derasnya aliran Sungai Progo, salah satu sungai terbesar yang membelah Yogyakarta. Bagian bendungan di sisi Timur berupa pintu sistem pengairan atau irigasi untuk sawah-sawah desa yang berada di Bantul dan sekitarnya.



KOMPAS.com/ DANI J Jembatan di atas Bendungan Kamijoro menghubungkan Kabupaten Kulon Progo dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ribuan warga jalan dan menyesaki jembatan ini. Warga datang ke sana untuk memuaskan rasa penasaran setelah jembatan dan taman menjadi viral. Taman Bendung Kamijoro jadi destinasi baru bagi wisatawan.

Di atas bendungan terdapat jembatan cantik sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter. Bentuk jembatan serupa Jembatan Ampera di Palembang, lengkap dengan hiasan tali baja. Kanan-kiri jembatan dipasang pengaman dan lampu penerang bagi orang yang menyeberang pada malam hari.

Kabupaten Bantul dan Kulon Progo terhubung oleh jembatan ini, tepatnya antara Dusun Plambongan, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul dengan Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo. Tanpa jembatan itu, orang harus memutar sangat jauh.

Taman Bendung Kamijoro berada di sebelah Barat jembatan dan masuk dalam wilayah Kaliwiru. Taman inilah tujuan akhir mereka yang datang ke Kamijoro.


KOMPAS.com/ DANI J Plaza Taman Bendung Kamijoro menghadap ke aliran Sungai Progo menuju Samudera Hindia. Magnet baru ini berada di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

Seorang pelaksana proyek pembangunan bendung Kamijoro mengungkap bahwa luas taman kira-kira sekitar 40.000 meter persegi. Taman memiliki plaza terbuka untuk tempat orang berkumpul, foto-foto, dan bisa untuk melaksanakan aktivitas massal. Pada plaza terdapat undak-undak memanjang yang bisa dipakai sebagai panggung ataulah tempat duduk. Warga suka berdiri dan foto-foto di undakan yang punya latar tulisan "Bendung Kamijoro" dengan tulisan latin maupun Jawa.

Di sisi lain dari taman, terdapat shelter bertudung tenda raksasa yang dipakai warga untuk berteduh. Tak jauh dari tenda terdapat taman bermain bagi anak-anak yang menyukai jungkat jungkit, ayunan, hingga luncuran.

Selain itu, taman juga dikemas menjadi kawasan pohon buah-buahan dengan batang keras. Sedikitnya ada sekitar 300 pohon buah dengan batang keras, mulai dari jambu air hingga jambu kristal, sawo, kelengkeng, rambutan, mangga.

"Ada durian juga. Kalau sudah besar nanti jadi kebun buah-buahan," kata Agung, seorang pelaksana kerja di proyek tersebut.


Semua terhubung oleh pedestrian. Beberapa lokasi tanpa semenisasi ditumbuhi rumput gajah mini dan dihiasi tumbuhan warna-warni. Keberadaan taman ditambah eksotika jembatan membuat orang terus berdatangan.

"Tidak sangka orang datang sebanyak ini," kata Agung.

Taman Bendung Kamijoro mendapat perhatian besar sejak dua minggu terakhir. Mereka berkeliling di taman ini dan tampak tidak terlalu lelah. Mereka bisa duduk di mana saja karena banyak tempat rehat sejenak.

Pedagang asongan asal Bantul bernama Rahayu, 45 tahun, menceritakan, ia pernah menikmati keuntungan besar dalam sehari menjual jajanan pasar di taman itu. Ia menawarkan kacang rebus, arem-arem, serabi, minuman air mineral botol, hingga jagung rebut.

"Saat itu, pengunjung membeli 40 kilogram jagung rebus manis. Cuma di hari Minggu itu saja pernah sampai Rp 450.000," kata Rahayu.

Hasilnya jauh melebihi kerja keras menumbuk biji melinjo dengan ongkos 5000 per kg. "Lebih enak jualan seperti ini jadinya, apalagi sambil lihat orang. Semoga ini ramai terus, biar bisa jualan terus," kata Rahayu.

Kamijoro semakin naik daun seperti ini berkat media sosial. Warga terpancing untuk datang.

Seorang wisatawan asal Gamping, Bantul, bernama Risca, 45 tahun, berkunjung ke taman setelah melihat banyaknya postingan di Facebook dan Instagram. Foto-foto itu menarik dan cantik.

Ia datang satu mobil bersama 6 anggota keluarganya. Ia mengakui, Taman Bendung Kamijoro memang Instagramable.

"Kekurangannya masih gersang dan panas. Ada baiknya berkunjung saat sore saja. Selain itu risiko untuk anak yang berjalan dekat sungai. (Pengamannya) jembatan terlalu tinggi untuk anak," kata Risca saat berada si Kamijoro.

Umardini, 40 tahun, asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia menyempatkan mampir ke Kamijoro selagi jalan-jalan ke Yogyakarta. Menurutnya, taman ini ruang publik paling indah se-Kulon Progo.

"Saya sering jalan-jalan keliling Kulon Progo. Sejauh ini, taman ini paling indah se-Kulon Progo. Bila banyak tumbuhan dan lebih hijau, maka taman ini berpotensi viral di masa depan seperti hutan pinus Dlingo," kata Umardini.

Lahan Kolonjono

Awalnya, kawasan taman adalah tanah tak bertuan pada aliran sungai dengan luas sampai 7 hektar. Warga sekitar 60 kepala keluarga memanfaatkan tanah itu sebagai tempat menanam kolonjono, rumput untuk pakan kambing dan sapi. Warga kadang menjual pakan ternak in.

Tokoh warga Kaliwiru, Sugeng Lono Raharjo mengungkapkan, warga tidak menolak ketika pemerintah berniat membangun sebuah taman di lahan wedi kenser (istilah jawa pada bekas aliran sungai yang di jadikan lahan untuk bercocok tanam oleh penduduk) itu. Warga menyadari pentingnya bendungan untuk irigasi.

Namun lebih dari itu, warga juga mendapat pencerahan bahwa taman di sebelah Barat bendungan bakal bisa dikelola warga dan memberi pemasukan bagi warga.

"Sehingga mereka lapang dada menyerahkan ke pemerintah," kata Lono, seorang pensiunan guru.



KOMPAS.com/ DANI J Ada area bermain untuk anak di Taman Bendung Kamijoro ini. Magnet baru ini berada di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

Benar saja, kini pengunjung ramai sejak awal Februari lalu. Warga Kaliwiru segera menyambut keberadaan taman sebagai destinasi baru di Sentolo. Apalagi mengingat Sontolo minim destinasi wisata.

Taman sungguh menarik perhatian banyak warga. Seperti hari ini, Pengunjung tumpah ruah. Warga bakal mengabadikan foto ketika melintas berjalan kaki di semua sudut taman dan jembatan.

Tidak ada retribusi masuk ke taman maupun jembatan. Warga Kaliwiru pun berinisiatif mengelola parkir, membuat toilet, dan berbagai rencana fasilitas wisata lain di sekitaran taman.

Warga memanfaatkan kesempatan ini unuk menjual karcis parkir Rp 2 ribu untuk sepeda motor dan Rp 5 ribu untuk mobil. Lono mengungkapkan, sebanyak 1.000 karcis parkir terjual dalam satu hari. Jumlah karcis parkir meningkat dua kali lipat bila hari minggu dan hari libur. Tak hanya di Kaliwiru. Warga Pajangan, Bantul di sisi timur jembatan, juga ketiban rezeki.

Warga juga memanfaatkan momen untuk berjualan. Aneka kuliner dijajakan oleh warga setempat, seperti pecel, mie lethek, es krim, dan beragam jajanan pasar khas Yogyakarta.
Share:

17 February 2019

Pelajar Kulon Progo Terlibat dalam Bedah Rumah Warga Miskin - KOMPAS.com




KULON PROGO, KOMPAS.com - Puluhan pelajar terlibat dalam aksi bedah rumah warga miskin di Dusun Nguntuk-unthuk, Desa Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam bedah rumah ini, pelajar merasakan pengalaman gotong royong, sebuah kearifan lokal warga Kulon Progo, yang terus bertahan turun temurun.

Selain gotong royong, pelajar bisa memperkokoh bagaimana silaturahmi satu dengan orang lain, saling simpati, mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, juga melatih hidup toleransi.

"Bisa saling membantu, saling tolong menolong dengan sesama, murid bisa saling berkontribusi bersama, dan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri," kata Saiful Anwar, pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Samigaluh, seperti tertera dalam rilis via email yang dikirim Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Minggu (17/2/2019).

Puluhan pelajar SMPN 2 Samigaluh ini ikut dalam bedah rumah milik Antonius Jumilan di Ngunthuk-Untuk. Para pelajar terlihat antusias meranting (estafet) ember berisi pasir yang digunakan untuk membangun rumah.

Mereka menyingkirkan perbedaan apapun di antara warga. Kepala SMPN 2 Samigaluh, Sartono mengatakan, pelibatan pelajar dalam bedah rumah bagian dari pendidikan karakter yang memang telah diterapkan dunia pendidikan Kulon Progo.

Karakter pelajar yang diharapkan itu adalah Pancasilais, bisa membantu masyarakat yang kebetulan kurang mampu, dan sekaligus terdidik toleransi.

" Bedah rumah ini kegiatan sekolah praktek langsung dan merupakan kegiatan pengamalan Pancasila secara langsung. Alhamdulillah, kegiatan seperti ini bisa membantu masyarakat yang kebetulan kurang mampu, dan sekaligus mengajarkan toleransi kepada generasi muda dan anak-anak kita, terhadap kondisi lingkungan yang ada. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat positif dan kalau perlu bisa kami tingkatkan," kata Sartono.

Pembangunan rumah layak huni bagi Antonius merupakan bagian dari program bedah rumah bagi warga miskin yang rutin berlangsung di Kulon Progo sejak bertahun-tahun lalu.

Pemkab Kulon Progo bekerja sama dengan perusahaan, berbagai kelompok masyarakat, hingga badan amal, menggelar program yang menyasar rumah warga yang tidak mampu.

Program sekaligus mempertahankan dan terus menggelorakan semangat kegotongroyongan antar warga sekitar. Gotong royong itu diwujudkan baik dari sisi pembiayaan maupun pelibatan sumber daya manusia dari berbagai kelompok.

Bedah rumah memang sudah berlangsung lama. Rata-rata dilakukan pada hari Minggu di beberapa titik.

Seperti di hari ini saja, bedah rumah juga berlangsung di rumah milik Sumanto warga Separang Pagerharjo Samigaluh.

Aksi peduli ini semakin memperlihatkan bagaimana masih banyak warga di Kulon Progo hidup dalam kondisi memprihatinkan, utamanya di daerah dengan medan sulit di Bukit Menoreh. Mereka memerlukan uluran tangan.

Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo menyatakan, pentingnya gotong royong karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan saling membutuhkan bantuan orang lain.

"Dengan bergotong royong merupakan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kami juga senang para siswa ikut terlibat dalam gotong royong bedah rumah," kata Sutedjo, yang hadir di rumah milik Antonius ini.

Sejumlah pejabat Pemkab, kecamatan hingga perangkat desa, hadir di bedah rumah ini.
Share:

Navigasi Bandara Baru Kulon Progo akan Dilayani "Mobile Tower" - KOMPAS.com




KULON PROGO, KOMPAS.com - Lalu lintas udara di Bandara udara New Yogyakarta International Airport (NYIA) rencananya akan dilayani mobile tower dalam pada April 2019 mendatang.

Pasalnya, tower navigasi atau biasa disebut tower Air Traffic Controller (ATC) bandara diperkirakan belum selesai sepenuhnya di awal NYIA beroperasi.

"Saat ini untuk bangunan tower masih proses pembangunan, jadi untuk pengoperasian penerbangan International nantinya memakai satu mobile tower, AirNav yang menyediakan dan diletakkan di sisi Barat apron," kata Hendro Susanto, Non Terminal Manager NYIA dari AP I, ketika ditemui di prouek pembangunan NYIA, Sabtu (16/2).

Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu pernah memanfaatkan mobil tower seperti ini pada Oktober 2018 silam. Gempa yang mengguncang Palu dan sekitarnya turut merobohkan tower ATC bandara. Kehadiran mobile tower memulihkan sementara lalu lintas udara di Palu, ketika itu.

Rencana pemanfaatan mobile tower dilakukan pada Maret mendatang. "Sambil menunggu bangunan tower ATC bisa digunakan," kata Hendro.

Pembangunan NYIA terus menunjukkan pertumbuhan infrastruktur dan bangunan di dalamnya. Secara keseluruhan proyek NYIA sudah memasuki 35 persen pembangunan fisik.

Progres pembangunan terminal salah satu yang paling kelihatan. Terminal sudah berdiri 2 lantai dan dindingnya sudah terpasang kaca.Terminal juga sudah dipasang ubin, platform, hingga instalasi listrik. Masjid tampak sudah selesai lebih dulu.

Landasan pacu sudah memasuki tahap pengaspalan di beberapa titik. Apron hingga paralel taxiway sudah memasuki tahap betonisasi. Semua digarap sekitar 4.500 pekerja.
Share:

Anggota DPR Sebut Bandara Kulon Progo Rawan Gempa & Tsunami - detikFinance

Jakarta - Anggota DPR-RI heran proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo atau Bandara Kulon Progo dibangun di tengah patahan gempa. Padahal dulunya di lokasi proyek NYIA Kulon Progo pernah terjadi tsunami hebat.
"Dari BNPB sendiri itu meginformasikan kepada kami bahwa NYIA itu di tengah patahan tsunami, bukan hanya gempa," ujar Anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai NasDem, Choirul Muna Chozin kepada detikcom.
Hal itu disampaikan Choirul seusai kunker Komisi VIII DPR RI ke Pemda DIY, Kamis (14/2/2019). Dalam kunjungan ini mereka diterima oleh Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pengeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X.

Choirul menjelaskan, kepada Komisi VIII DPR RI pihak BNPB membenarkan bahwa dulu pernah terjadi tsunami di tempat yang kini dibangun NYIA, makanya dia heran kenapa NYIA dibangun di tempat berisiko.
"Kalau memang betul-betul itu adalah tanah patahan untuk tsunami, itu kan sangat berbahaya," katanya.
Dia mempertanyakan kenapa potensi tsunami ini terkesan tak dianggap serius, padahal menurutnya dalam membangun NYIA pemerintah harus memperhatikan aspek bangunan, penanggulangan, dan mitigasinya.

"Oleh karena itu tadi saya katakan, tanya pada BPBD yang ada di sini seberapa jauh kalau itu memang informasi BNPB (benar). Kenapa ini tidak ditindaklanjuti untuk persoalan ini. Jadi ada suatu keheranan di sini," tuturnya.
Namun karena NYIA terlanjur dibangun, Komisi VIII meminta agar pemerintah melalui pelaksana proyek memperkuat aspek mitigasinya. Serta memperkuat penanggulangan apabila sewaktu-waktu terjadi tsunami.
"Seperti (bandara) di Jepang, juga perlu kita belajar seperti yang ada di sana. Kenapa bandara-bandara yang ada di Jepang dengan tsunami yang begitu hebat itu tidak berimbas begitu hebat. Ini yang perlu dikaji," tutupnya.
Respons Pemprov DIY
Pernyataan berbeda disampaikan KGPAA Paku Alam X. Menurutnya, belum pernah terjadi tsunami di wilayah yang kini sedang dibangun NYIA Kulon Progo, namun dia mengakui ada potensi gempa di sana.

"Kalau informasi patahan itu (gempa) memang secara geologi tergambar. Jadi di sebelah selatan Pulau Jawa itu adalah patahan pasifik. Tapi sepengetahuan saya belum ada cerita tentang tsunami (di lokasi NYIA)," tuturnya.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan belum pernah ada gempa di lokasi proyek NYIA. Akan tetapi dia tak menampik adanya potensi tsunami di bandara baru ini.
"Oleh kerana itu mitigasi menjadi bagian pembangunannya, bagaimana kemudian sepanjang pantai di perbatasan bandara dengan laut itu bisa dilakukan langkah-langkah penanaman pohon," ungkapnya.
"Sehingga kemudian mitigasinya adalah baik itu pada konteks infrastruktur maupun konstruksi bangunan bandaranya itu sendiri sudah memperhitungkan aspek itu (kemungkinan terjadinya tsunami)," pungkasnya. (ush/hns)

Share:

16 February 2019

Cegah DBD, Pemkab Kulon Progo Canangkan Gertak PSN - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mencanangkan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) yang digelar sebulan penuh.

Hal ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya penyakit demam berdarah di tengah masyarakat.

Pencanangan Gertak PSN itu ditandai dengan penggalangan komitmen dari forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) di Kulon Progo serta masyarakat, Jumat (15/2/2019) dengan penandatanganan komitmen bersama.

Gertak PSN untuk memberantas jentik nyamuk itu akan digelar mulai hari itu hingga empat pekan ke depan secara berturut-turut setiap Jumat.

"Ini penting untuk sosialisasi kepada masyarakat dan mencegah demam berdarah. Semua unsur akan bergerak mulai pekan ini hingga sebulan ke depan. Semoga dengan ini Kulon Progo bisa terbebas dari penyakit itu," kata Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo pada Tribunjogja.com.

Kabupaten terbarat di wilayah DIY itu sejauh ini memang masih bergulat dengan penyakit demam berdarah.

Data Dinas Kesehatan setempat menunjukkan bahwa kasus demam berdarah terus muncul setiap tahunnya di berbagai wilayah kecamatan.

Antara lain di wilayah Kecamatan Wates, Kokap, Temon, Pengasih, Lendah, Galur, Nanggulan, Kalibawang, dan Samigaluh.

Tercatat hingga pertengahan Februari ini sudah ada 25 kasus demam berdarah dengue (DBD) dan 116 kasus Demam Berdarah (DB) yang muncul selama 2019.

Adapun pada 2018 lalu terdapat sebanyak 109 orang penderita DBD, 2017 sebanyak 79 orang, dan 2016 terdapat angka tertinggi dalam enam tahun terakhir sebanyak 381 penderita.
Share:

Seluruh SMP Negeri di Kulon Progo Harus Bisa UNBK Mandiri - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajatnya di Kulon Progo ditargetkan bisa menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara mandiri pada 2020 nanti.

Kucuran dana dari pemerintah pusat dan daerah akan dioptimalkan untuk mewujudkannya.

Adapun saat ini ada 81 SMP/sederajat di Kulon Progo.

Sebanyak 49 sekolah di antaranya sudah melaksanakan UNBK secara mandiri sementara 30 lainnya masih menumpang di sekolah lain.

Sedangkan dua sekolah belum menggelar UNBK karena masih terhitung baru berdiri.

Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo, Sumarni mengatakan bahwa target itu sangt mungkin tercapai mengingat adanya bantuan anggaran dari pemerintah setiap tahunnya untuk pemenuhan sarana prasarana sekolah.

Di antaranya Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kulon Progo.

Selain itu pihak skeolahjuga mendapat sumbangan dari wali murid maupun ikatan alumni dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"SMP Negeri kami usahakan bisa UNBK mandiri di 2020. Kalau yang swasta jadi tanggungjawab yayasan namun tetap ada bantuan dari pemerintah," kata Sumarni pada Tribunjogja.com, Jumat (15/2/2019).

Alokasi bantuan dana itu sedikit banyak memang turut mendongkrak kemampuan sekolah dalam penyiapan sarpras sehingga semakin banyak sekolah yang mampu menggelar UNBK secara mandiri.
Share:

KIM di Kulon Progo Wajib Miliki Website dan Medsos - Tribun Jogja



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) wajib memiliki laman jejaring (website) dan akun media sosial seiring digebernya program Kota Pintar (Smart City) di Kulon Progo.

Hal ini untuk meningkatkan pelayanan informasi dan mengimbangi perekembangan teknologi saat ini.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kulon Progo, Rudiyatno mengatakan gencarnya program Smart City itu menuntut KIM untuk mengikuti perkembangan di era teknologi informasi saat ini.

Ia menilai kepemilikan website dan media sosial wajib hukumnya bagi KIM agar tak terseok menghadapi perkembangan teknologi.

"KIM yang fokus dalam informasi harus mengikuti jalannya program Smart City dari Pemkab Kulon Progo. Sehingga, harus segera memiliki website untuk layanan informasi,"kata Rudi dalam rapat koordinasi dengan 11 KIM di wilayah Kulon Progo, Rabu (13/2/2019).

Atas hal itu, Diskominfo berencana memberi pelatihan pembuatan dan pengelolaan website kepada KIM melalui laboratorium komputer yang dimilikinya.

Rencananya, kegiatan itu akan dilakukan pada kurun Februari-Maret 2019 ini.

Perwakilan KIM yang mahir bidang teknologi informasi akan diundang untuk pelatihan itu.

Nantinya, website KIM akan diintegrasikan dengan laman milik Diskominfo agar layanan informasi lebih terdiseminasi.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kulon Progo, Agung Kurniawan menyebut keberadaan KIM sangat penting.
Share:

Kulonprogo Tak Ingin KLA Mentok di Madya - Harian Jogja



Harianjogja.com, KULONPROGO—Kulonprogo sudah dua tahun terakhir hanya mendapat predikat Madya dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA). Tahun ini, diupayakan ada peningkatan predikat Nindya dalam menuju Kulonprogo KLA.

Kepala Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulonprogo Listyani mengungkapkan sejak evaluasi tiap tahun soal KLA dilakukan, pada 2017 dan 2018, predikat yang didapat Kulonprogo hanya tingkat Madya.

"Sebelumnya dapat predikat Pratama pada 2015, lalu meningkat jadi Madya di 2017. Tahun lalu [2018], masih Madya," katanya kepada Harian Jogja, Jumat (15/2/2019). Ada lima tingkat menuju KLA, yaitu Pratama, Madya, Nindya, Utama lalu KLA.

Setelah dilakukan evaluasi, tiap kabupaten mendapatkan skor. Skor dalam tiap tingkatan KLA yaitu dari 500 pada Pratama sampai 1.000 untuk tingkatan KLA. Untuk skor Kulonprogo saat ini masih berkutat sekitar poin 600.

Listyani mengatakan dalam mewujudkan KLA, harus ada komitmen dari masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). Berbagai indikator dalam penilaian KLA di antaranya adanya ruang bermain ramah anak (RBRA), kecamatan ramah anak, desa ramah anak dan sekolah ramah anak.

Sejauh ini Kulonprogo belum mempunyai RBRA. Ruang bermain anak yang ada di Alun-Alun Wates belum tergolong ramah anak. Listyani menambahkan dari 12 kecamatan, baru tujuh kecamatan yang sudah mendeklarasikan kecamatan ramah anak. Untuk desa ramah anak hanya 25% saja yang sudah deklarasi desa ramah anak.

Mengenai akan diresmikannya New Yogyakarta International Airport (NYIA), ia berharap agar disiapkan juga fasilitas-fasilitas yang menunjang ramah anak. "Di bandara harusnya disediakan juga ruang-ruang publik, ada ruang laktasi, ruang ramah bermain anak ataupun toilet khusus anak," ujar Listyani.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengungkapkan dalam mencapai tingkat KLA, perlu berbagai persiapan dari Pemkab. "Dalam mewujudkan KLA, butuh berbagai langkah terutama komitmen dari OPD, juga bekerja sama dengan dunia usaha, perguruan tinggi, juga media," katanya.
Share:

09 February 2019

Bupati Kulon Progo Targetkan Tali Asih PAG Cair Pekan Kedua Februari - Tribun Jogja



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo menyebut kemungkinan pencairan dana tali asih bagi warga penggarap lahan Paku Alam Gorund (PAG) terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon bisa terlaksana jelang pertengahan Februari 2019 ini.

Saat ini tengah dilakukan persiapan teknis pencairan ke rekening bank milik warga.

Hasto mengatakan, saat ini yang perlu berkejaran waktu adalah penyiapan teknis oleh bank yang ditunjuk untuk proses pencairan tersebut, yakni Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY.

Adapun persiapan teknis yang dimaksudnya antara lain penyelesaian pendaftaran rekening warga dan penyiapan notaris untuk mendampingi Pakualaman dalam proses pencairannya nanti.

"Target saya minggu kedua Februari ini bisa terlaksana (pencairan)," kata Hasto, Kamis (7/2/2019).

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, Pura Pakualaman sebagai pemilik lahan itu memang menjanjikan dana kompensasi berupa tali asih bagi para warga bekas penggarapnya.

Nilainya mencapai Rp 25 miliar untuk 1.602.988 meter persegi lahan garapan yang terdampak pembangunan NYIA di Desa Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran.

Dana tersebut diambilkan dari hasil ganti rugi pembebasan lahan PAG seluas 160 hektare oleh PT Angkasa Pura I sebesar Rp701,512 miliar yang sebelumnya dikonsinyasikan di Pengadilan Negeri Wates.

Berdasar pendataan yang dilakukan pihak desa bersama paguyuban penggarap, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (PTR) Kulon Progo mencatat ada ratusan warga penggarap dari keempat desa terdampak itu yang masuk data nominatif sebagai calon penerima dana tali asih.

Yakni, Jangkaran 121 orang, Sindutan 69 orang, Palihan 182 orang, dan terbanyak di Glagah 476 orang.
Share:

Dinas Kesehatan DIY Sosialisasikan Gerakan Hidup Sehat di Kulon Progo - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM - Penyakit tidak menular (PTM) menjadi momok bagi kesehatan masyarakat modern saat ini.
Hal itu sebetulnya bsia dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DIY, dr Veronika Nur Hardiyarti mengatakan ada perubahan pola penjangkitan penyakit di tengah masyarakat saat ini.
Jika dulunya warga lebih banyak terserang penyakit menular, mereka kini justru didera berbagai jenis penyakit tidak menular (PTM).
Di antaranya stroke, diabetes melitus, jantung, asma, kanker, dan lainnya.
Yogyakarta disebutnya termasuk dalam daftar teratas kota di Indonesia dengan riwayat PTM cukup tinggi di masyarakatnya. 
Kondisi itu menurutnya tak lepas dari pola hidup masyarakat yang kurang menerapkan PHBS, di antaranya jarang beraktivitas fisik, kebiasaan merokokdan mengonsumsi minuman beralkohol, kurang konsumsi buah dan sayur, dan lainnya.
Ditambah, sebagian masyarakat kurang menyadari pentingnya cek kesehatan berkala seperti pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan lainnya.
"Tujuh dari 10 persen pasien PTM itu tidak tahu dirinya sakit karena tidak pernah mengecek kondisi tubuhnya,"kata Veronika saat ditemui Tribunjogja.com dalam Sosialisasi Gerakan Hidup Sehat (Germas) di Balai Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Kamis (7/2/2019).
Germas disebutnya digelar dengan tujuan menciptakan masyarakat yang tetap sehat dan produktif sehingga bisa mencegah munculnya penyakit.
Share:

Hujan Deras Picu Sejumlah Bencana di Kulon Progo, Mulai Banjir Hingga Tanah Longsor - Tribun Jogja

  •  
  • TRIBUNJOGJA.COM - Hujan deras yang mengguyur Kulon Progo pada Jumat (8/2/2019) dinihari memunculkan sejumlah kejadian bencana di Kulon Progo. Mulai dari banjir genangan hingga tanah longsor.
    Di wilayah Wates, air setinggi sekitr 30 centimeter menggenangi lingkungan SDN Conegaran, Pedukuhan Tambah, Desa Triharjo, Kecamatan Wates.
    Air mulai menggenang sejak sekitar subuh hari yang berasal dari luapan air irigasi dan drainase di sekitar lingkungan sekolah yang juga bersebelahan dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kulon Progo itu.
    Akibatnya, tiga ruang kelas berikut perpustakaan, UKS, dan area parkir sekolah itu terendam.
    "Saluran di sisi barat BLK mampet lalu airnya meluap ke sekolah sejak sekitar pukul 04.30," jelas Penjaga SDN Conegaran, Teguh Santosa. 
    Lebatnya hujan yang turun juga membuat kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun di Wates terendam air setinggi sekitar 50 cm di halaman dan jalan masuk kantor tersebut.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mencatat ada sekitar empat laporan kejadian bencana setelah hujan deras pada Jumat.
    Antara lain pohon tumbang di Sri Kayangan yang sempat menutup jalan setempat meski kemudian bsia tertangani oleh TIm Reaksi Cepat (TRC). Lalu juga ada tanggul jebol di Margosari, Pengasih dengan material menutup jalan menuju underpass rel kereta api. Kondisi sudah bisa tertangai dengan dukungan loader (alat berat) dari Kodim 0731 Kulon Progo.
    Selain itu, ada dua kejadian tanah longsor di Ngruno, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih serta Pedukuhan Puguh, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang.(tribunjogja)

Share:

07 February 2019

5 Desa di Kulon Progo Telah Tersentuh Pamsimas - Tribun Jogja

 


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Lima desa di Kulon Progo kini telah melengkapi diri dengan instalasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas).

Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo meresmikan kelima instalasi tersebut secara simbolik, Rabu (6/2/2019) di kompleks Masjid Al Muttaqin, Pereng, Ngentakrejo, Kecamatan Lendah.

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, kelima desa penerima program Pamsimas 2018 itu yakni Ngentakrejo, Sukoreno (Sentolo), Banyuroto (Nanggulan), Karangwuni (Wates), dan Sogan (Wates).

Instalasi Pamsimas di Ngentakrejo memiliki total sambungan rumah (SR) 100 unit, Banyuroto 20 unit, Sukoreno 67 unit, Sogan 100 unit, dan Karangwuni 50 unit.

Baca: Kawasaki W175 Cafe Bakal Jadi Idola Baru Pecinta Motor Retro

Seusai penandatanganan prasasti, Wakil Bupati membuka keran air di halaman masjid sebagai simbolis peresmian Pamsimas tersebut.

Sutedjo mengapresiasi perjuangan kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) demi terselenggaranya penyediaan air bersih di tiap desa tersebut.

Menurutnya, ketersediaan air bersih sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.

Ia berharap instalasi tersebut dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.

Warga diminta menjada sumber mata air dengan menanam berbagai pohon di sekitarnya. 

"Pamsimas perlu dirawat dan di manajemen dengan baik. Musim hujan bisa dimanfaatkan dengan menanam pohon," kata Sutedjo.

Camat Lendah, Sutrisno mengatakan penyerahan Pamsimas sangat membantu masyarakat saat kemarau panjang.

Di wilayah instalasi Pereng, Pamsimas mencakup tiga pedukuhan yakni Pereng, Temben, dan Bendo.

Ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang kekurangan air saat musim kemarau di wilayah itu dan tahun ini bisa terlayani 100 KK melalui Pamsimas yang menaikkan 1.300 meter kubik air ke penampungan di utara masjid.

"Kami berharap tahun berikutnya Pamsimas juga dibangun di desa lain, seperti Tuksono," jelas Sutrisno. (*)
Share:

Wisata Kulon Progo, Kunjungi Hutan Sermo saat Musim Gugur - iNews


JAKARTA, iNews.id - Travelling ke Kulon Progo, Anda akan dimanjakan dengan berbagai destinasi wisata menarik untuk dijelajahi. Mulai dari Pantai Glagah, wisata alam Kalibiru, hingga Hutan Lindung Sermo yang sedang hits di kalangan traveler kekinian.

Berada di hutan lindung ini, Anda dapat melihat flora dan fauna secara langsung. Menariknya ketika berada di kawasan Hutan Sermo, traveler tak hanya dapat melihat flora dan fauna. Tetapi juga bisa eksis berburu spot foto menarik yang Instagramable. Apalagi ketika memasuki musim gugur, pemandangan di hutan ini terlihat seperti di luar negeri.



"Seperti lagi musim gugur di Kulon Progo," tulis Instagram @Jogja, dikutip Kamis (7/2/2019)

Terletak di sekitar 26 km dari Yogyakarta. Lokasi Suaka Margasatwa Sermo berada di tiga desa, yakni Desa Hargowilis dan Desa Hargorejo. Lokasinya berada di Kecamatan Kokap, serta di Desa Karangasri yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta.

Memiliki luas area 181 hektare, Hutan Sermo awal mulanya adalah berfungsi sebagai hutan produksi yang dikelola Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Memasuki kawasan hutan, traveler akan disajikan dengan pemandangan pepohonan pinus, jati, akasia, kayu putih, dan lainnya. Pohon-pohon ini dibagi menjadi petak-petak dan disesuaikan dengan jenis masing-masing pohon. Hal ini dibuat agar pengunjung, khususnya pelajar atau mahasiswa bisa melakukan penelitian dengan mudah.

Waktu tepat mengunjungi Hutan Sermo adalah pagi hari, ketika sinar matahari menyinari area pepohonan. Di Kulonprogo, Hutan Sermo menjadi favorit traveler kekinian. Jika tertarik berkunjung ke sini, jangan lewatkan untuk berburu foto yang mirip dengan luar negeri.

Editor : Vien Dimyati
Share:

Siang Hari, Sleman, Kulon Progo dan Bantul Diprediksi Bakal Diguyur Hujan - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta merilis prakiraan cuaca pada Kamis, 7 Februari 2019.
Potensi hujan masih akan terjadi di beberapa wilayah diantaranya Sleman, Kulon Progo dan Bantul.
Pagi hingga menjelang siang hari hampir seluruh wilayah DIY diprakirakan akan mengalami cuaca berawan.
Hingga pada siang harinya tiga wilayah yakni Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul bakal diguyur hujan dengan beragam intensitas.
Kabupaten Sleman diprakirakan akan diguyur hujan sedang dibeberapa wilayah khususnya di bagian utara. Cuaca ini bakal berlangsung hingga sore hari.
Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Kulon Progo, hampir semua wilayah bakal diguyur hujan sedang serta pada sore harinya hujan ringan masih akan mengguyur.
Sedangkan untuk Kabupaten Bantul, hujan sedang juga diprediksi masih akan mengguyur mulai siang hingga sore hari.
Untuk wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul siang hari hanya akan dinaungi cuaca berawan hingga pada sore harinya potensi hujan masih akan mengguyur.
Suhu di semua wilayah diprediksi akan berkisar antara 23-31 derajat celcius dengan kecepatan angin berhembus 10 km/h dengan arah barat daya. Kelembaban udara diperkirakan antara 65-90 persen.(TRIBUNJOGJA.COM)
Share:

Pamsimas untuk Lima Desa Kulonprogo Diresmikan - Kedaulatan Rakyat



  • LENDAH, KRJOGJA.com - Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas) tahun 2018 untuk lima desa di Kabupaten Kulonprogo diresmikan. Kelima desa masing-masing Desa Ngentakrejo Lendah, Desa Sukoreno Sentolo, Desa Banyuroto Nanggulan, Desa Karangwuni Wates, dan Desa Sogan Wates.
    Peresmian dan penandatanganan prasasti program Pamsimas III Tahun 2018 untuk 5 desa di Kulonprogo diresmikan Wakil Bupati (Wabup) Drs H Sutedjo di kompleks masjid Al-Muttaqin Pereng Ngentakrejo Lendah Rabu (06/02/2019). Seusai penandatanganan prasasti, Wabup membuka kran air yang ada di halaman masjid, disaksikan Kepala OPD terkait, dan tamu undangan.  
    Wabup Sutedjo mengapresiasi Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) yang sudah berjuang demi terselenggaranya penyediaan air bersih ini. Sebab air sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan. Diharapkan air bersih ini dimanfaatkan dengan baik, Pamsimas dikelola dengan baik, warga juga menjaga sumber mata air dengan melakukan penanaman pohon.
    "Kami berharap air bersih dimanfatkan sebaiknya. Disini tidak ada lahan yang gundul, mari kita manfaatkan musim hujan dengan menanam pohon. Diharap Pamsimas bisa dirawat dengan baik, bisa dikelola dengan manajemen dengan baik," ujar Wabup sambil menyatakan dengan dukungan Bank Dunia setiap tahun resmikan Pamsimas.
    Dikatakan Sutrisno Camat Lendah, dengan penyerahan Pamsimas ini sangat membantu masyarakat saat kemarau panjang. Pamsimas yang diserahkan di Pereng ini mencakup tiga pedukuhan, yaitu Pedukuhan Pereng,  Temben dan Bendo. Ada 200 lebih Kepala Keluarga (KK) kekurangan air saat musim kemarau. Tahun ini dapat untuk melayani 100 KK. "Pamsimas di Pedukuhan Pereng ini, harus menaikkan air 1.300 m sebelah utara masjid, sehingga perlu peralatan untuk menaikkan, dan perlu perawatan, sehingga dibutuhkan ketrampilan untuk merawat dan memelihara agar Pamsimas bisa berkembang," ujar Sutrisno. (Wid)

Share:

05 February 2019

Bawaslu Kulon Progo Butuh Ribuan Pengawas TPS - Tribun Jogja




TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kulon Progo akan merekrut 1.258 petugas pengawas tempat pemungutan suara (TPS).

Proses rekrutmen akan berlangsung pada Februari-Maret 2019.

Koordinator Divisi Organisasi, SDM, Data, dan Informasi, Bawaslu Kulon Progo, Wagiman mengatakan peran Pengawas TPS ini sangat penting karena jadi ujung tombak pengawasan Pemilu.

Terutama saat tahap pemungutan dan penghitungan suara.

Pengawas yang tersedia hanya 1 orang tiap TPS dan harus mengawasi proses pemungutan dan penghitungan suara.

"Termasuk juga mengawasi seluruh 7 orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) agar bekerja sesuai regulasi," kata Wagiman pada Tribunjogja.com, Minggu (3/2/2019).

Pihaknya bersama Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) tingkat kecamatan memberi peluang kepada seluruh masyarakat dalam rekrutmen tersebut.

Adapun syarat usia minimal adalah 25 tahun dengan pendidikan minimal SMA atau sederajat dan berdomisili di wilayah kerja masing-masing.

Pendaftaran dimulai pada tanggal 11 hingga 21 Februari 2019. Pengambilan dan pengembalian formulir pendaftaran dilaksanakan di kantor Panwaslu Kecamatan (kantor kecamatan) atau Panwaslu Desa masing-masing.

Jumlah anggota Pengawas TPS berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 yakni sebanyak 1 orang per TPS.
Share:

Kulon Progo Tambah e-Warong untuk Layani BPNT. - galamedianews.com




kabar-banten.com

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(Dinsos P3A) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menambah jumlah e-Warong milik warga miskin yang melayani Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Kepala Dinsos P3A Kulon Progo, Eka Pranyata, di Kulon Progo, Minggu, mengatakan, pada 2019 jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 51.974 KPM dari sebelumnya 47.323 KPM, sementara jumlah e-Warong hanya ada 111 unit.


"Idealnya satu unit e-Warong hanya melayani 300 KPM. Namun saat ini ditemui tiap e-Warong penyedia kebutuhan pokok bagi para KPM itu justru melayani lebih dari jumlah tersebut. Untuk itu, kami akan menambah jumlah e-Warong yang dikelola warga miskin," katanya.

Ia mengatakan, rencana penambahan jumlah unit e-Warong untuk memaksimalkan pelayanan dan menumbuhkan ekonomi warga miskin lainnya.

Dia mencontohkan di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, satu e-Warong melayani 800 KPM.

"Itu akan kami bagi untuk dilayani di dua tempat," katanya.

Dalam penambahan ini, Dinsos P3A mempertimbangkan sejumlah faktor. Selain perbandingan jumlah antara KPM dan e-Warong di suatu wilayah, juga memperhitungkan tata letak geografis.

Dia merujuk, Kecamatan Panjatan yang memiliki sekitar 500 KPM tidak perlu ditambah e-Warong. Pasalnya di kecamatan tersebut akses KPM untuk menjangaku e-Warong lebih mudah karena masuk dalam wilayah dataran rendah.

"Kalau di wilayah pegunungan, meski KPM hanya 300, tetapi karena faktor geografis, seperti dari sulit mengaksesnya dan jarak antara e-Warong dengan pemukiman warga jauh, maka kemungkinan tetap akan ditambah," ujar Eka.

Kepada para pengelola e-Warong, Dinsos P3A Kulon Progo juga mendorong agar tiap unit bisa menyediakan kebutuhan yang berkualitas baik kepada KPM.

Kasi Penanganan Fakir Miskin Dinsos P3A Kulon Progo, Ika Dwi Wahyuning Astuti, mengatakan, pada 2019, Kementerian Sosial melakukan perluasan dari penerima Program Keluarga Harapan (PKH) juga akan dapat mendapat BPNT.

Setiap satu KPM akan mendapat dua bantuan, baik PKH sebesar Rp500 ribu per triwulan, dan BPNT senilai Rp110 ribu per bulan.

"Dari total 51.974 KPM, ada 374 KPM PKH yang belum mendapatkan BPNT," katanya.

Ika mengatakan, uang yang beredar di Kulon Progo setiap bulan dengan adanya BPNT dari Kemensos sebesar Rp5,61 miliar. Warga penerima BPNT membelanjakan di e-Warong yang beranggotakan 10 warga miskin.

Di Kulon Progo terdapat 111 e-Warong, yang disuplai beras dan telur dari petani dan peternak lokal. Sehingga, perputaran uang Rp5,61 miliar yang masuk kepada KPM tetap di Kulon Progo.

"BPNT ini mampu menggerakan ekonomi masyarakat miskin. Setiap e-Warong dapat melayani 500 KPM. Selain itu, BPNT mampu menekan kemiskinan di Kulon Progo," katanya.

Editor: Endan Suhendra
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive