Kulon Progo - Kisah Poniran, seorang warga perantauan yang pulang ke kampung halamannya di Dusun Menguri, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, viral beberapa waktu lalu. Poniran harus mengisolasi diri di hutan selama 14 hari.
Pada Senin, 4 Mei 2020, isolasi mandiri secara sukarela dan kesadaran di hutan itu akhirnya tuntas. Gubug sederhana tempatnya berteduh dibongkar. Poniran kini kembali ke rumahnya, berjumpa dengan istri dan anaknya tercinta.
Poniran mengaku bahagia akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarga, setelah mengisolasi mandiri di sebuah gubug isolasi yang terbuat dari terpal. "Saat akan kembali dari Tangerang, sebagai langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19, saya berpesan ke keluarga untuk membuatkan gubug," ujar Poniran pada Senin, 4 Mei 2020.
Bagi seorang ayah seperti Poniran, tentunya bulan hal yang mudah tinggal 14 hari di hutan tanpa berinteraksi dengan anak istrinya. Rasa rindu jelas dirasakan selama 14 hari. Dia sangat ingin sekali berkumpul bersama anak dan istri, namun atas kesadarannya, karena cintanya kepada keluarga, harus menjalani karantina.
Saat akan kembali dari Tangerang, sebagai langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19, saya berpesan ke keluarga untuk membuatkan gubug.
Bahkan saat anaknya Dina Avrilia Nurani merayakan ulang tahun yang kesembilan, pada hari ketiga karantina, Poniran juga tidak bisa ikut secara langsung merayakan. Dia akhirnya hanya bisa ikut merayakan melalui video call sembari anaknya menyanyikan lagu bersama istrinya.
"Ini adalah konsekuensi yang saya ambil sebagai pemudik. Karena sudah diniatkan, anggap saja seperti libur. Untuk mengusir bosan, saya mengolah kebun di sekitar gubuk," ujar Poniran.
Terpisah, Panewu Kokap Sadikan mengatakan, pemeriksaan akhir pada Poniran dari Tim Medis Puskesmas Kokap, menunjukkan Poniran dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Oleh karenanya Poniran sudah bisa pulang atau menghentikan isolasi mandiri. "Dari hasil pemeriksaan, dia sehat dan bisa kembali ke rumah," ujar Sadikan.
Sementara itu, data rekapitulasi pelaku perjalanan Kabupaten Kulon Progo hingga 5 Mei 2020 pukul 19.14 WIB, jumlahnya diketahui berada diangka 5.434 orang. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan 1 hari sebelumnya, di mana jumlahnya sebanyak 5.439 orang.
Kepala Bagian Kesra Setda Kulon Progo Jazil Ambar Was'an mengatakan, jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, jumlah tersebut mengalami penurunan 5 orang. "Mereka tersebar di seluruh Kapanewon di Kabupaten Kulon Progo. Jumlah terbanyak ada di Kapanewon Temon dengan jumlah 1.176 pelaku perjalanan," ungkapnya. []