Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


03 April 2020

Ekonomi Lesu UMKM di Kulon Progo Beralih Produksi Masker Agar Tetap Eksis - TRIBUNJOGJA.COM



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kulon Progo harus memutar otak untuk tetap memperoleh penghasilan di tengah lesunya perekonomian akibat Pandemi COVID-19.

Beralih ke produksi barang yang mempunyai potensi penjualan tinggi, layaknya masker, menjadi satu dari beberapa langkah yang dilakukan oleh Widya Pernik.

Widya Ningtyas Virgo Kartika (43) selaku pemilik Widya Pernik, Rabu (1/4/2020) menuturkan bahwa sejak 17 Maret 2020, dirinya mulai memproduksi masker berbahan kain katun premium dan perca.

UMKM yang terletak di Dusun Klebakan, Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo itu menciptakan masker dengan desain yang unik dan menarik, serta berhiaskan aneka motif yakni bunga, batik dan masih banyak lainnya.
 
Widya mengakui bahwa sampai saat ini sudah lebih dari 5.000 masker berhasil diproduksi dan dijualnya.

Harga yang dipatok untuk sebuah masker itupun cukup terjangkau, Rp5.000 untuk satu buah masker berbahan kain perca, Rp8.000 bahan katun dengan tali kain, dan Rp10.000 bahan katun dengan tali karet.

Masker-masker buatannya tersebut, sebagian besar dikirim ke luar daerah karena banyaknya order dari konsumen diluar daerah.

"Puji Tuhan dalam sehari kita bisa menjual sekitar 400 buah masker," ujarnya.

Baginya, dapat memproduksi dan menjual ratusan masker dalam sehari merupakan pencapaian yang luar biasa.


"Produksi masker ini belum lama saya geluti, selama ini kita fokus dalam usaha produksi souvenir," tegasnya.
 
 Menurut penuturannya, keuntungan dari penjualan masker tersebut dapat menjaga eksistensi UMKM yang dikelolanya.

Pada awalnya, akibat wabah ini, sejumlah pesanan souvenir untuk berbagai acara terpaksa ditunda pihak pemesan dan itupun membuat dirinya cukup resah.

"Pada Maret, sebenarnya orderan mulai masuk namun sekarang dipending karena Corona. Padahal kita sudah tahap acc desain. Tapi apa boleh buat karena keadaan, ya mau gimana lagi," ujarnya.

Penundaan itu tak ayal sangat mempengaruhi pemasukan Widya Pernik yang bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp10 juta per bulan dari pesanan souvenir.
 
"Dari situlah saya putar otak, nyari apa yang sekiranya bisa dijual, hingga akhirnya saya milih buat masker," katanya.

Widya lantas berinisiatif mengajak ibu-ibu sekitar rumah untuk ikut produksi dan ternyata direspon positif oleh mereka.

Widya mengakui langkah yang diambilnya tersebut bukan hanya sekedar untuk menjaga kelangsungan usahanya, tapi juga sekaligus memberdayakan perempuan di lingkungan rumahnya.

Tercatat ada 12 perempuan yang mayoritas adalah ibu rumah tangga yang dia pekerjakan menjadi penjahit masker.

"Sebagian ada yang jahit di rumah masing-masing, sisanya kami minta jahit di sini," ucap Widya. (TRIBUNJOGJA-COM)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ekonomi Lesu UMKM di Kulon Progo Beralih Produksi Masker Agar Tetap Eksis, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/01/ekonomi-lesu-umkm-di-kulon-progo-beralih-produksi-masker-agar-tetap-eksis.
Penulis: Andreas Desca
Editor: Gaya Lufityanti
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive