TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Setidaknya sudah tiga jam lamanya Sutarto (36) berada di bawah tanah sibuk menatah bebatuan, Selasa (26/4). Dengan menggunakan alat sederhana seperti pukul besi dan sebatang besi linggis yang dipotong segeggaman telapak tangan dan dipertajam di salah satu sisinya, ia bersama seorang temannya berusaha mengurut jalur yang diprediksi sebagai urat emas. Penerangan yang digunakan pun sederhana, hanya cukup untuk sebatas menerangi area sekitar radius satu meter.
(TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy)
Sutarto bersama sekitar lima temannya merupakan sekelompok penambang emas di daerah Sangon 1, Kulon Progo. Lubang tambang berdiameter sekitar 1,3 meter dengan kedalaman 12 meter lebih tersebut telah ia garap selama empat bulan belakangan. Namun sayang waktu berbulan-bulan yang ia tempuh tersebut, belum cukup untuk menghasilkan semili gram emas pun.
Sutarto bersama sekitar lima temannya merupakan sekelompok penambang emas di daerah Sangon 1, Kulon Progo. Lubang tambang berdiameter sekitar 1,3 meter dengan kedalaman 12 meter lebih tersebut telah ia garap selama empat bulan belakangan. Namun sayang waktu berbulan-bulan yang ia tempuh tersebut, belum cukup untuk menghasilkan semili gram emas pun.
(TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy)
(TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy)
Seorang penambang emas lainnya di daerah Sangon 2, Suryanto (31), sudah sejak tahun 2008 menggeluti penambangan emas. "Menjadi penambang emas di daerah Kulon Progo ibaratnya seperti berjudi," ujarnya. "Tidak bisa dipastikan kapan akan mendapatkan emasnya," lanjutnya. Ia bersama kelompoknya sudah beberapa hari terkhir ini tidak mendapatkan emas. Namun berdasarkan pengalamannya, ia pernah mendaparkan emas sebesar 15 gram dalam kurun waktu sebulan.
Seorang penambang emas lainnya di daerah Sangon 2, Suryanto (31), sudah sejak tahun 2008 menggeluti penambangan emas. "Menjadi penambang emas di daerah Kulon Progo ibaratnya seperti berjudi," ujarnya. "Tidak bisa dipastikan kapan akan mendapatkan emasnya," lanjutnya. Ia bersama kelompoknya sudah beberapa hari terkhir ini tidak mendapatkan emas. Namun berdasarkan pengalamannya, ia pernah mendaparkan emas sebesar 15 gram dalam kurun waktu sebulan.
(TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy)
(TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy)
Penambangan emas di daerah Kulon Progo, menurut sejumlah penambang, berawal pada tahun 1995. Diawali dengan datangannya penambang dari Tasikmalaya. Namun berangsur-angsur, sekitar tahun 2000 jumlah penambang berkurang drastis. "Sebabnya hasil yang didapat tidak sepadan dengan modal biaya serta waktu yang terbuang untuk menambang," kata Suryanto.
Penambangan emas di daerah Kulon Progo, menurut sejumlah penambang, berawal pada tahun 1995. Diawali dengan datangannya penambang dari Tasikmalaya. Namun berangsur-angsur, sekitar tahun 2000 jumlah penambang berkurang drastis. "Sebabnya hasil yang didapat tidak sepadan dengan modal biaya serta waktu yang terbuang untuk menambang," kata Suryanto.
(TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy)
Penambangan emas di Kulon Progo, hingga saat ini sebenarnya masih termasuk ilegal. Walaupun ada wacana dari pemerintah kabupaten untuk melegalkan penambangan emas tersebut. "Meskipun jumlah penambang saat ini sangat sedikit, tapi kita masih berharap agar penambangan emas ini dapat dilegalkan," ujar Suryanto. (bad)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul BERITA FOTO : Suka Duka Penambang Emas Kulon Progo, http://jogja.tribunnews.com/2018/08/16/berita-foto-suka-duka-penambang-emas-kulon-progo.
Penulis: bad
Editor: bad
Penambangan emas di Kulon Progo, hingga saat ini sebenarnya masih termasuk ilegal. Walaupun ada wacana dari pemerintah kabupaten untuk melegalkan penambangan emas tersebut. "Meskipun jumlah penambang saat ini sangat sedikit, tapi kita masih berharap agar penambangan emas ini dapat dilegalkan," ujar Suryanto. (bad)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul BERITA FOTO : Suka Duka Penambang Emas Kulon Progo, http://jogja.tribunnews.com/2018/08/16/berita-foto-suka-duka-penambang-emas-kulon-progo.
Penulis: bad
Editor: bad