Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


22 October 2015

Abrasi Ancam Lahan Pertanian dan Pemukiman di Kulonprogo

KULONPROGO – Abrasi di sepanjang pantai Selatan Kulonprogo, Yogyakarta telah mengancam lahan pertanian dan pemukiman di sekitar pantai. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo meminta warga lebih waspada, khususnya pada malam hari saat bertiup angin laut yang menjadi salah stau penyebab abrasi.

Kepala BPBD Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan, Kabupaten Kulonprogo memiliki bibir pantai sepanjang 24 kilometer, mulai dari Congot, Glagah, Karangwuni, sampai dengan Bugel dan Trisik. Semua mengalami abrasi, hanya kondisinya yang bervariasi.

"Abrasi ini karena gelombang laut yang tinggi, saat malam hari, bisa diatas 4 meter dari kondisi normal," kata Untung saat melakukan pantauan abrasi di Pantai Bugel, Panjatan Kamis (21/10/2015).

Menurut Untung, gelombang tinggi terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di Samudera Hindia dan di daratan. Akibatnya ada pergerakan angin ke wilayah yang memiliki temperatur lebih rendah hingga mengakibatkan gelombang tinggi. Khususnya, pada malam hari bersamaan dengan angin laut.

Adanya abrasi ini, Untung menambahkan, menjadi perhatian serius bagi BPBD. Apalagi di sepanjang pantai Kulonprogo, banyak terdapat aktivitas ekonomi warga. Mulai dari tambak udang, pertanian hingga kegiatan lain. Bahkan di wilayah Bugel sampai dengan Karangsewu, Galur terdapat pemukiman penduduk di lokasi Ring I transmigran.

"Kerusakan terparah di Bugel ini, karena banyak pohon cemara yang ambruk. Padahal dulu jaraknya mencapai 100 meter dari bibir pantai," terangnya.

Atas kondisi ini, BPBD meminta warga untuk lebih berhati-hati dan waspada. Mereka harus siap menghadapi bencana, karena alam tidak bisa diprediksikan. Apalagi kemarau panjang menjadikan cuaca tidak menentu.

"Akhir pekan nanti ada gladi lapang di Banaran, ini akan kita maksimalkan lagi upaya sosialisasi dan kewaspadaan," jelasnya.


Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive