*KULONPROGO* – Sekira 30 hektar (ha) lahan tanaman cabai yang tersebar pada
empat kecamatan di Kulonprogo terserang virus kuning. Akibatnya petani
terancam merugi karena pertumbuhan cabai yang tidak sempurna.
Menurut Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kulonprogo Eko Purwanto, sekira 30 ha lahan yang terserang virus kuning
berada di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur.
"Kalau kena virus kuning, buah buah rontok, Kalaupun jadi buah tidak
sempurna. Atau mutu masuk kategori ketiga," kata Eko, Kamis (8/10/2015)
Menurut Eko, virus kuning mudah berkembang biak saat musim panas. Apalagi
beberapa wilayah merupakan endemis persisten. Virus bisa ke rumput
wedusan/letungan yang menular lewat vektor kutu kebul.
"Untuk penanganan yang bagus sebaiknya tanaman dicabut, tidak sekedar
dipotong," ujarnya.
Untuk mengatasi permasalah ini, Dinas Pertanian menggelar bakti sosial
dengan gerakan masal pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) cabai,
khususnya pada serangan antraknose (kekek) dan virus kuning.
"Melalui gerakan ini, diharapkan dapat mengendalikan penyebaran OPT agar
tanaman cabai tetap menghasilkan buah, dengan sasaran luas sekira 8-10 Ha,"
kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bambang Tri Budi Harsono.
Selain membahas OPT, Bambang Tri juga mengajak petani membuat pola tanam
dan komoditas agar harga jual produk terjaga. Sebab, saat ini harga cabai
hanya Rp4.000 per kilogram. Harga ini dinilai terlalu rendah dan kurang
menguntungkan petani.
"Beberapa daerah transmigrasi Kalimantan, beberapa tahun ini juga sudah
mulai tanam cabai, sehingga produk cabai banyak. Hal ini menyebabkan harga
cabai menurun saat panen raya," ujarnya.
*(fds)*
09 October 2015
Home »
» 30 Hektar Lahan Cabai Di Kulonprogo Terserang Virus Kuning