KULONPROGO,iNews.id – Kebakaran hebat melanda hutan di perbukitan Menoreh, pada Kamis (02/08/2018) malam. Hutan milik rakyat di Pedukuhan Tlogolelo, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yograkarta (DIY), seluas satu kilometer ludes dilalap si jago merah.
Informasi yang berhasil dihimpun iNews.id di lapangan, api diketahui mulai membakar hutan tersebut sekitar pukul 18.30 WIB, diduga dari gesekan ranting kering. Warga mengetahui api sudah membesar dari kejauhan. Kondisi kemarau yang panjang menjadikan api dengan cepat membesar, terlebih embusan angin juga sangat kencang.
“Warga tahu setelah apinya sudah membesar,” kata salah satu warga Kokap, Andar Wibowo, Jumat (3/8/2018) pagi.
Kapolsek Kokap, AKP Satria Arif Wibowo yang dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya kejadian tersebut. Lahan yang terbakar merupakan tanah milik Keraton Yogyakarta (Sultan Ground) yang digarap tujuh orang warga. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran itu.
Menurut Satria, saat kejadian warga langsung berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Mereka juga melokalisir agar api tidak meluas. Setelah berjuang cukup lama, akhirnya warga mendapat bantuan dari relawan dan petugas pemadam kebakaran. “Untungnya malam itu juga ada hujan sehingga membantu memadamkan api,” ujar Satria.
Polisi berharap warga agar lebih berhati-hati ketika berada di kebun atau hutan. Sebab dalam kondisi kemarau panjang, bayak pohon yang daunnya rontok. Daun-daun itu rawan terbakar dan akan cepat meluas ketika tertiup angin.
Satria mengatakan, tim reaksi cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo juga ikut membantu pemadaman api. Begitu mendapatkan adanya laporan warga, mereka langsung bergerak ke lapangan dengan mobil pemadam kebakaran. “Sekitar dua jam api baru bisa dipadamkan. Itupun sudah cukup luas,” ujarnya.
Tahun lalu, musibah kebakaran hutan juga terjadi di perbukitan Menoreh di wilayah Kalibawang dan Samigaluh. Kondisi bukit yang terjal dan akses jalan yang sulit menjadikan proses pemadaman terhambat.
Editor : Muhammad Saiful Hadi