Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


18 June 2019

Puluhan Ribu Ikan Nila Mati di Kulonprogo Disebabkan Keracunan Amoniak



KULONPROGO – Kematian massal puluhan ribu ikan nila di Laguna Pantai Trisik, Desa Banaran Kecamatan Galur, Kulonprogo, disebabkan kandungan amoniak tinggi mencapai 4,8. Amoniak berasal dari pembuangan limbah organik pakan budidaya tambak udang di sekitar laguna.

Hal tersebut terungkap dari rapat koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY bersama Dinas DKP Kulonprogo, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kehutanan DIY, DLH Kulonprogo, Kelompok Bandeng Jaya Trisik dan Akademisi Fakultas Pertanian Departemen Perikanan UGM di Ruang Rapat Nila 3 DKP DIY.

"Kandungan amoniak di laguna sangat tinggi, mencapai 4,8. Padalah yang ideal seharusnya kurang dari 0,3. Amoniak bersifat racun. Jika kondisi basa (alkali) pH air juga tinggi, ditambah sebelumnya tidak dipanen sehingga biomassa-nya meningkat," ujar Dumanto, Akademisi Fakultas Pertanian Departemen Perikanan UGM, mengutip krjogja.com, Minggu (16/6/2019).

Menurutnya, faktor lain volume air laguna menurun sehingga ketersediaan oksigen pada malam hari tidak cukup. Limbah organik sisa-sisa pakan yang berasal dari budidaya udang bersifat berbahaya untuk kelangsungan hidup ikan.

Untuk solusi jangka pendek, petambak seharusnya menyisakan dua petak kolam tambak dijadikan penampungan limbah sebelum dibuang ke laguna. Satu petak diberikan bandeng dan satu petak sebagai penampungan untuk peningkatan kualitas air.

Upaya lainnya melakukan penyuluhan kepada petambak udang mengurangi penggunaan kapur. "Misalkan biasa memakai 1,5 ton pupuk, dapat dikurangi menjadi 1 ton ditebar pada lahan seluas 2000 m2," ujarnya.

Kepala Bidang Budidaya Ikan, DKP Kulonprogo, Leo Handoko mengungkapkan kematian ikan lebih banyak disebabkan limbah yang berasal dari tambak udang yang masuk ke laguna. Penyusutan air laguna menjadikan sendimen laguna terus bertambah sehingga kandungan amoniak tinggi.

"Kami menyarankan kepada para petambak bisa membuat bak penampungan limbah agar tidak dibuang langsung ke laguna," papar Leo Handoko.

Ketua Kelompok Budidaya Bandeng Jaya, Supoyo menjelaskan kematian ikan secara massal seperti menjadi kejadian rutin selama tiga tahun terakhir. Sebelum ada kematian massal, telah berhasil memanen sekitar 10 ton.

(erh)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive