Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


10 November 2014

BANDARA KULONPROGO : PT AP I Berencana Adopsi Pendekatan Kultural, Seperti Apa?

Harianjogja.com, KULONPROGO--PT Angkasa Pura (AP) I berencana
mengadopsi pendekatan kultural yang dilakukan PT AP II dalam
pembangunan bandara baru di Kecamatan Temon. Hal itu diungkapkan
Direktur Kepersetaan dan Keuangan PT AP I Aryadi Subagyo seusai
pelaksanaan kunjungan kerja Pemkab Kulonprogo ke Bandara
Ineternasional Minangkabau (BIM) PT AP II di Padang Pariaman belum
lama ini.
Menurut Aryadi pendekatan kultural yang dilakukan PT AP II dalam tahap
pembebasan lahan dinilai efektif dan berhasil membuat warga percaya
serta membuktikan pembangunan bandara selalu berdampak positif bagi
warga sekitar. Dalam proses pembangunan BIM, tuturnya, pembebasan
lahan melibatkan tokoh adat yang memiliki sebagian besar tanah.
"Saya akan menyampaikan hasil pertemuan kepada jajaran direksi dan
menentukan langkah strategis selanjutnya," ujarnya belum lama ini.
Diungkapkannya, pembangunan bandara bukan untuk mencari keuntungan
karena dari segi bisnisbreak-even point(BEP) bandara baru yang berada
di Temon akan tercapai setelah 17 tahun. Ia menilai, pembangunan
bandara baru bertujuan untuk membuatcity airportpertama di Indonesia
yang berdampak pada kemajuan wilayah di sekitarnya.
"Kalau berpikir segi bisnis biar saja bandara tetap di Adisucipto dan
pengunjung berdesak-desakan, namun kami mengedepankan aspek pelayanan
sehingga kenyamanan tetap harus diutamakan," terang Aryadi.
Ia mengatakan dalam penerapan pendekatan kultural akan menggandeng UGM
untuk melakukan pemetaan sehingga jelas emografis
serta psikografis masyarakat setempat. Persoalan-persoalan lain yang
ditemukan dalam kunjungan, imbuhnya, juga akan ipaparkan secara detail
kepada direksi, seperti, latar belakang kepemilikan lahan, kondisi
lahan, dan sebagainya.
Share:

09 November 2014

DPU Awasi Ketat Pelebaran Jalan Dudukan-Ngentakrejo

SENTOLO ( KRjogja.com)- Pimpinan dan anggota DPRD Kulonprogo minta
Pemkab setempat melakukan pengawasan secara ketat penggunaan material
proyek pelebaran ruas Jalan Dudukan-Ngentakrejo Kecamatan Sentolo. Hal
itu penting mengingat ruas jalan tersebut merupakan akses keluar masuk
ke kawasan industri.
"Penggunaan batu, pasir dan material lainnya harus betul-betul bagus.
Ruas jalan tersebut harus berkualitas tinggi agar tidak cepat rusak
saat dilewati kendaran-kendaraan yang bobotnya mencapai 24 ton," kata
Wakil Ketua I DPRD setempat Ponimin usai kunjungan lapangan bersama
Komisi III, Jumat (7/11/2014).
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul hasil kunjungan mereka yang
menduga kualitas proyek ruas jalan Dudukan-Ngentakrejo di bawah
kualitas standar.
Dengan rendahnya kualitas yang berakibat terjadinya kerusakan ruas
jalan akan merugikan Pemkab dan masyarakat Kulonprogo. "Saya juga
mengimbau rekanan menggunakan material lokal terutama batu dan pasir
serta koral. Untuk mendukung program bela dan beli Kulonprogo, rekanan
bisa memanfaatkan batu dan pasir dari daerah sekitar sini yang
kualitasnya sangat baik," jelasnya.
Ketua Komisi III (pembangunan) Hamam Cahyadi mendukung dan
mengapresiasi pelebaran jalan Dudukan-Ngentakrejo yang menghubungkan
wilayah Kecamatan Sentolo dan Lendah sebagai fasilitas umum guna
mendukung pengembangan wilayah tersebut sebagai kawasan industri yang
tentu saja sangat membutuhkan infrastruktur jalan bagus baik dari sisi
lebar maupun kualitasnya. Sehingga tidak cepat rusak saat dilalui
kendaraan bertonase berat.
"Kami mendukung pelebaran jalan tersebut. Karena selain faktor
pendukung yang dominan dalam pengembangan kawasan industri juga
menarik investor berinvestasi," tambahnya.
Demi terciptanya infrastruktur yang berkualitas Hamam minta DPU
melakukan pengawasan secara ketat terhadap pelaksanaan pembangunan
ruas jalan tersebut. Selain kualitas material dan hasil proyeknya
pengawasan terhadap waktu pengerjaannya juga harus dilakukan.
"Pengerjaan proyek tersebut harus diawasi betul agar kualitasnya bagus
dan waktu pelaksanaan pekerjaan tidak terlambat. Apalagi sekarang
sudah bulan November dan pelaksanaan waktu anggaran hanya tinggal
sekitar 1,5 bulan lagi. Diperparah dengan masuknya musim hujan yang
kemungkinan akan menghambat pekerjaan," tegasnya.(Rul)
Share:

Suapi Anak Dengan Cairan Pembersih Lantai, Sekeluarga Terkapar di RS

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gara-gara minum cairan pembersih lantai
(Wipol), seorang ibu, Indah Nurul (33), dan dua anaknya, Muhammad
Tsani Nur (4) dan Ridwan Aditia (9), dilarikan ke RSUD Wates
Kulonprogo, Kamis (6/11) malam. Jumat kemarin (7/11/2014), tiga pasien
sekeluarga asal Tambak Triharjo Wates itu menjalani perawatan di
bangsal rumahsakit tersebut.
Informasi dihimpun dari rumahsakit itu menyebutkan, tiga pasien datang
diantar keluarganya. Ketiganya mengalami sakit pada perut, perih, mual
dan pusing, setelah beberapa menit sebelumnya meminum cairan pembersih
lantai jenis Wipol.
Namun, apa motif perbuatan itu dilakukan dan bagaimana kejadiannya,
sampai kemarin keluarga belum dapat dimintai keterangan. Sejumlah
tetangga dan nenek pasien itu mengaku tidak mengetahuinya. Sementara,
suami dan ayah pasien itu tetap bekerja di instansi pemerintah di
Kulonprogodan belum bisa ditemui.
Yang jelas, akibat meminum cairan pembersih lantai itu, kemarin
ketiganya dilaporkan sudah membaik dan sadar. Setelah diterima bagian
Instalasi Gawat Darurat pada Kamis malam, diniharinya pasien
dipindahkan ke bangsal perawatan. Kedua anak di bangsal Cempaka bahkan
sudah bisa berjalan-jalan meski tetap menggunakan selang dan infus.

Pengakuan Ridwan, salah satu pasien anak, dia meminum cairan pembersih
lantai karena diberikan oleh ibunya. Menurutnya, cairan itu diminum
menggunakan sendok. "Diberi pakai sendok," katanya, sembari terbaring
di bangsal Cempaka kemarin.
Laura Christanti, dokter residen anak yang menangani keduanya,
mengatakan, peristiwa itu terjadi bersamaan dengan sang ibu yang juga
meminum cairan tersebut. Berdasarkan keterangan pasien, menurutnya,
memang benar ibunya meminum, kemudian juga memberikannya pada dua
anaknya.
"Belum tahu alasannya meminum. Tapi kondisi anak sudah bagus. Hanya
masih merasakan agak nyeri di perut," katanya.
Kepala Bangsal Edelweis, Nurwahid, yang menangani pasien dewasa,
mengatakan ibu anak-anak itu, Indah Nurul seperti dua anaknya, juga
mengalami intoksitasi pembersih lantai. "Secara umum ketiganya sadar
penuh. Sekarang memakai selang untuk cuci lambung," ujarnya.
Wakil Direktur Pelayaanan Medis RSUD Wates, Witarto, menyampaikan,
ternyata pasien keracunan setelah meminum pembersih lantai jenis
Wipol. Dia menduga, dua anak diberi cairan itu tidak terlalu banyak
karena saat ini kondisinya cepat membaik.
"Kondisinya mulai stabil. Tapi bagaimana kejadiannya belum bisa
ditanya karena trauma," katanya. (*)
Share:

Puluhan Personel Kodim 0731 Cabut Paku di Pohon

Harianjogja.com, KULONPROGO-Puluhan personel Kodim 0731 Kulonprogo
mencabut ratusan paku yang tertancap di pepohonan di kawasan Alun-alun
Wates dan jalan-jalan utama, Jumat (7/11/2014).
Kegiatan ini dilakukan serentak oleh personel yang berada di bawah
jajaran Kodam IV Diponegoro untuk membersihkan lingkungan dan
mewujudkan pohon yang sehat di lingkungan sekitar.
Pasiter Kodim 0731 Kulonprogo Kapten CPL Wasito menuturkan pencabutan
paku dilakukan sesuai dengan perintah Danrem 072 Pamungkas. Tujuannya,
dalam rangka menjaga kesehatan pohon, mengingat pohon adalah makhluk
hidup.
"Bisa dibayangkan bagaiaman kalau makhluk hidup tertancap paku, oleh
karena itu kami membersihkannya," ujarnya.
Diakuinya, kegiatan pencabutan paku baru pertama kali dilakukan
jajaran Kodim 0731 Kulonprogo dan diperkirakan jumlah paku yang
tertancap di pepohonan di atas 500-an buah.
Satu pohon, kata Wasito, rata-rata lebih dari lima paku. Pencabutan
paku dilakukan dengan menggunakan batang besi, tang, dan batu,
tergantung dari jenis dan bentuk paku yang tertancap.
Terpisah, Kepala Satpol PP Kulonprogo Duana Heru mengungkapkan paku
yang tertancap di pohon biasanya digunakan untuk menempelkan reklame
yang tidak berizin. Dikatakannya, penertiban rutin dilakukan DPPKA,
baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan Satpol PP.
Share:

06 November 2014

Dapat Bantuan Rp900 Juta, Ini Rencana Pasar Watu Ombo

Harianjogja.com, KULONPROGO-Rencana revitalisasi pasar tradisional
melalui koperasi untuk Pasar Watu Ombo di Desa Salamrejo segera
dilakukan.
Program tersebut merupakan program yang dilakukan Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk pengembangan pasar.
Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Gangsar Sentolo Harowi Muhyati
mengatakan, KUD ini ditunjuk sebagai penerima program melalui anggaran
tahap kedua. Penetapan tersebut telah ditetapkan melalui SK Deputi
Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha
No.291/Kep/Dep.4/IX/2014.
"Dalam waktu dekat Pasar Watu Ombo akan segera direvitalisasi dengan
menambah sarana usaha," ujar Harowi kepada wartawan, Selasa
(4/11/2014).
Harowi mengatakan, sebelumnya sosialisasi rencana pengembangan pasar
telah dilakukan bersama pihak Kementerian Koperasi dan UKM. Untuk
merevitalisasi pasar tersebut, dana yang diterima sebesar Rp900 juta.
Menurut dia, dana tersebut hanya digunakan untuk pembangunan fisik
berupa 20 unit kios, dua unit los dan dua unit toilet. "Pelaksanaan
pembangunan dilakukan secara swakelola dan jangka waktu pelaksanaan
selambat-lambatnya 90 hari," jelas Harowi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo Sri Hermintarti mengatakan,
program revitalisasi pasar tradisional merupakan program strategis dan
prioritas nasional.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, tujuan dari program itu adalah
memberdayakan koperasi, meningkatkan sarana usaha bagi pedagang
anggota koperasi dan meningkatkan kenyamanan berbelanja.
"Harapannya pasar itu akan terkesan bersih, nyaman, tidak kumuh, tidak
bau dan tidak becek. Selain itu, tujuan penting dari program tersebut
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Hermin.
Hermin juga mengharapkan agar para pedagang di Pasar Watu Ombo juga
dapat meningkatkan diri. Dia mengatakan, peningkatan itu tidak hanya
dalam jumlah dan jenis barang dagangannya saja, tetapi juga frekuensi
serta lama berjualan.
"Kami juga berharap agar koperasi juga dapat membuka pelayanan simpan
pinjam di Pasar Watu Ombo, sehingga kebutuhan pinjaman modal usaha
para pedagang dapat dicukupi dari koperasi dan pedagang akan terbebas
dari rentenir," imbuh Hermin.
Share:

Daging Ikan Paus itu Dibuat Tongseng

WATES ( KRjogja.com) -Setelah disembelih dandibethethi,ikan paus yang
terdampar di kawasan pesisir Pantai Karangwuni Wates, dagingnya
dipotong-potong lalu dibagi-bagikan kepada warga sekitar. Lantas
diapakan daging itu? Pasti untuk lauk makan.
"Akan saya buat tongseng," kata Mujiarti, salah satu warga yang
mendapat pembagian daging itu.
Mujiarti sendiri mengaku penasaran terhadap rasa daging ikan paus.
Sebab ia baru pertama kali melihat tekstur daging ikan itu dan akan
memasaknya. "Saya penasaran ingin mencicipi dagingnya," tambahnya.
Menurut warga yang juga mantan kades, Winarto, anak ikan paus
ditemukan warga dalam kondisi mati di kawasan pesisir pantai
Karangwuni. "Karena sudah mati, ikan akan dikubur, tapi atas
kesepakatan warga, ikan dipindahkan memakai kendaraan bak terbuka ke
pinggir pantai dan akhirnya ikan disembelih dan dagingnya dibagi,"
ujar Winarto. (Wid)
Share:

05 November 2014

Ingin Jawaban atas 12 Permohonan, IKB PPLP Ancam Tolak Konsultasi Publik

Harianjogja.com, KULONPROGO-Warga dan petani terdampak pembangunan
bandara berharap 12 persyaratan yang diajukan kepada Bupati
Kulonprogo Hasto Wardoyo, segera mendapatkan kepastian jawaban.
Apabila kepastian tidak kunjung dipenuhi, warga yang tergabung dalam
Ikatan Keluarga Besar Pemilik Lahan dan Petani Penggarap (IKB PLPP)
Desa Palihan, Temon itu akan menolak tahapan konsultasi publik.
Ketua IKB PLPP Kalisa Paraharyana mengatakan, warga terdampak proyek
tersebut belum merasa puas terhadap hasil audiensi dengan Bupati pekan
lalu. Pada audiensi tersebut, IKB PLPP mengajukan 12 persyaratan
kepada pihak pemerintah Kulonprogo.
"Kami ingin 12 persyaratan yang kami ajukan segera ada kepastian.
Apabila belum ada kepastian, maka warga sepakat untuk tidak mengikuti
tahapan tersebut [konsultasi publik]," ujar Kalisa kepada wartawan,
Senin (3/11/2014).
Kalisa mengatakan, 12 persyaratan tersebut merupakan permintaan warga
terkait nasib mereka usai pembangunan bandara dilaksanakan. Dia
mengatakan, warga menginginkan agar permohonan warga dapat disepakati
dalam nota kesepakatan.
"Warga terdampak [proyek bandara] tetap menuntut 12 permohonan
tersebut untuk segera terwujud suatu kepastian dalam nota
kesepakatan," jelas Kalisa.
Sekretaris IKB PLPP Mawarno mengatakan, rencana pelaksanaan tahapan
konsultasi publik akan dilakukan pada minggu ketiga pada November ini.
Sebelum dilakukan tahapan tersebut, dia berharap adanya kejelasan
sikap dari Pemkab untuk dapat segera menindaklanjuti hal tersebut.
Lebih lanjut dia menegaskan, pada dasarnya IKB PLPP tidak anti
terhadap rencana pembangunan bandara, tetapi anti terhadap penindasan.
Kejelasan persyaratan yang diajukan warga tersebut diharapkan dapat
keluar dalam sebuah kesepakatan yang memiliki kekuatan hukum.
"Apapun bentuk kesepakatannya, yang terpenting memiliki kekuatan
hukum. Tujuannya agar kesepakatan tersebut dapat dibuktikan nantinya
apabila ada permasalahan dikemudian hari," kata Mawarno
Share:

Komisi III DPRD Kabupaten Kulonprogo dukung pembangunan jembatan ngelo

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Rencana pembangunan jembatan Ngelo di
Pedukuhan Kalibondol Sentolo didukung oleh Komisi III DPRD Kabupaten
Kulonprogo. Sebab bila jembatan sudah berfungsi, menjadi solusi
strategis untuk mengatasi padatnya arus lalu lintas di depan pasar
Sentolo lama. Terutama pada jam-jam sibuk atau ketika ada kereta api
yang melintas di palang pintu sebelah barat pertigaan Sentolo.
Jembatan tersebut rencananya akan melintasi jalur rel kereta api di
sebelah barat perempatan Ngelo Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo bakal
dibangun tahun 2015. Ini mendatangkan fungsi yang menghubungkan ruas
jalan dari pasar Sentolo lama ke arah perempatan Ngelo.
Ketua Komisi III Hamam Cahyadi ST menyatakan pihaknya mendukung
pembangunan jembatan ini. "Sebab akan menjadi solusi untuk mengurangi
kepadatan ruas jalan Sentolo-Wates yang di saat jam-jam sibuk memang
sudah cukup padat,"kata Hamam Cahyadi ketika kunjungan kerja (kunker)
di lokasi pembangunan jembatan itu.
Disamping Hamam, kunker diikuti pula Wakil Ketua Komisi Sugiyanto,
Sekretaris Komisi Sarkowi dan anggota Arif Syarifudin. Sedangkan dari
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo hadir Kabid Bina Marga Ir Gusdi
Hartono MT dan Kasi Pemeliharaan dan Pembangunan Jembatan Yuniar
Wibowo Amd.(Wid)
Share:

04 November 2014

Central Business District, Dekso Diharapkan Kompetitif

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sebagai wilayah strategis, Dekso menjadi
penghubung perdagangan hasil komoditas bagi daerah di sekitarnya,
yaitu Samigaluh, Girimulyo dan Kalibawang ke wilayah lain di
Kulonprogo maupun ke daerah lain. Karena posisinya mampu sebagai
wilayah penyedia barang dan jasa bagi daerah hinterland di sekitarnya.

Hal itu disampaikan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) dalam
jawaban bupati terhadap pendapat panitia khusus dan pemandangan umum
fraksi-fraksi terhadap Raperda tentang Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kawasan Bagian Wilayah Perkotaan Dekso Tahun 2014-2034 dalam
rapat paripurna (Rapur) DPRD, Senin (03/11/2014) di gedung Dewan
setempat. Rapur dipimpin Ketua DPRD Akhid Nuryati, dihadiri Wabup Drs
H Sutedjo serta segenap Kepala SKPD di lingkungan Pemkab.

"Rencana penataan ruang yang tepat dan dukungan infrastruktur berupa
jalan, air, listrik serta sarana prasarana pendukung aktivitas
terhadap zona perdagangan barang dan jasa, maka diharapkan wilayah
perkotaan Dekso Kompetitif sebagai Central Business District (CBD),"
tuturnya.

Ditambahkan Hasto, penetapan RDTR bagi Dekso, merupakan pula upaya
untuk menstimulir masuknya investasi guna mendorong perkembangan
perekonomian bagi wilayah Dekso dan kawasan Perbukitan Menoreh secara
umum. "Sehubungan perkotaan Dekso merupakan pusat kawasan agropolitan
dan pintu gerbang kawasan wisata Menoreh, maka investasi diharapkan
adalah yang berhubungan dengan bidang pertanian dan pariwisata. Baik
yang bergerak dalam bidang jasa, perdagangan maupun industri sesuai
fungsi kawasan," ujar Hasto.
Dipaparkan Hasto, sejak tahun 2012 Pemkab Kulonprogo sudah menyusun
tujuh draf Raperda RDTR, yakni Dekso, Temon, Wates, Sentolo,
Nanggulan, Brosot dan Lendah. Selain itu dua draf Raperda RDTR kawasan
strategis yakni kawasan bandara dan kawasan industri Sentolo. Tapi
draf tersebut belum ditetapkan menjadi Perda karena itu belum bisa
dipublikasikan.(Wid)
Share:

23 October 2014

UMK Kulonprogo Diusulkan Rp 1.138.000,-

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2015 Kabupaten
Kulonprogo diusulkan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)
kepada Gubernur DIY sebesar Rp 1.138.000. Usulan angka tersebut lebih
tinggi dari enam usulan yang diajukan Dewan Pengupahan Kulonprogo,
karena telah memperhitungkan faktor inflasi yang akan terjadi.
Menurut Hasto, yang diusulkan dikombinasikan inflasi dan regresi.
"Angka ini telah mengakomodir baik kepentingan pekerja ataupun
pengusaha, karena sebelum diusulkan ke bupati telah dibahas di Dewan
Pengupahan. Namun belum dimasukkan faktor inflasi, yang menggunakan
rumus regresi angkanya Rp 1.112.000. Pengusaha pasti tidak keberatan
sebab inflasinya dihitung 3 persen. Dimungkinkan tertinggi Kota,
Sleman, Bantul, dan Kulonprogo nomor empat,"kata Hasto, Kamis
(23/10/2014).
Hasto menambahkan bila disepakati berubah di tingkat Gubernur DIY
diprediksi angka paling tinggi, dan setelah dimasukkan tiga faktor
termasuk inflasi, maka ya sekitar Rp 1.150.000 atau Rp
1.160.000.(Wid)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP