KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sebagai wilayah strategis, Dekso menjadi
penghubung perdagangan hasil komoditas bagi daerah di sekitarnya,
yaitu Samigaluh, Girimulyo dan Kalibawang ke wilayah lain di
Kulonprogo maupun ke daerah lain. Karena posisinya mampu sebagai
wilayah penyedia barang dan jasa bagi daerah hinterland di sekitarnya.
Hal itu disampaikan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) dalam
jawaban bupati terhadap pendapat panitia khusus dan pemandangan umum
fraksi-fraksi terhadap Raperda tentang Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kawasan Bagian Wilayah Perkotaan Dekso Tahun 2014-2034 dalam
rapat paripurna (Rapur) DPRD, Senin (03/11/2014) di gedung Dewan
setempat. Rapur dipimpin Ketua DPRD Akhid Nuryati, dihadiri Wabup Drs
H Sutedjo serta segenap Kepala SKPD di lingkungan Pemkab.
"Rencana penataan ruang yang tepat dan dukungan infrastruktur berupa
jalan, air, listrik serta sarana prasarana pendukung aktivitas
terhadap zona perdagangan barang dan jasa, maka diharapkan wilayah
perkotaan Dekso Kompetitif sebagai Central Business District (CBD),"
tuturnya.
Ditambahkan Hasto, penetapan RDTR bagi Dekso, merupakan pula upaya
untuk menstimulir masuknya investasi guna mendorong perkembangan
perekonomian bagi wilayah Dekso dan kawasan Perbukitan Menoreh secara
umum. "Sehubungan perkotaan Dekso merupakan pusat kawasan agropolitan
dan pintu gerbang kawasan wisata Menoreh, maka investasi diharapkan
adalah yang berhubungan dengan bidang pertanian dan pariwisata. Baik
yang bergerak dalam bidang jasa, perdagangan maupun industri sesuai
fungsi kawasan," ujar Hasto.
Dipaparkan Hasto, sejak tahun 2012 Pemkab Kulonprogo sudah menyusun
tujuh draf Raperda RDTR, yakni Dekso, Temon, Wates, Sentolo,
Nanggulan, Brosot dan Lendah. Selain itu dua draf Raperda RDTR kawasan
strategis yakni kawasan bandara dan kawasan industri Sentolo. Tapi
draf tersebut belum ditetapkan menjadi Perda karena itu belum bisa
dipublikasikan.(Wid)
04 November 2014
Home »
Arsip berita kulonprogo
» Central Business District, Dekso Diharapkan Kompetitif