Satu sekolah terdampak New Yogyakarta International Airport (NYIA) adalah SDN Glagah 3. Diinginkan bangunan sekolah tetap dapat dimanfaatkan sembari menantikan bangunan baru. SDN Glagah 3 tersedia enam kelas, 120 siswa, dan sembilan guru dan kepala sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kulonporogo Sumarsana berbicara SDN Glagah 3 ada di daerah yang paling tak sedikit dihuni wali siswa terdampak bandara. Namun tak semua orang tua murid ikut direlokasi.
“Menunggu bangunan penggati jadi. Namun apabila terbukti terpaksa wajib pindah siswa dapat dititipkan ke sekolah terdekat bagai SDN Glagah 1 dan SDN Glagah 2,” kata Sumarsana.
SDN Glagah 3 adalah fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) milik pemerintah daerah yang sudah diganti menyesal PT Antariksa Pura 1 senilai Rp 6 miliar. Sekolah di Dusun Kepek, Glagah ini berubah satu-satunya institusi pendidikan yang masuk kawasan bandara.
Terkait pembangunan sekolah pengganti Antariksa Pura I menyebutkan mampu membangun gedung pengganti. Namun pembangunan disesuaikan ketersediaan dana ganti rugi.
“Tidak masalah, kita tinggal mencarikan rekanan pembangunan,” kata Humas Proyek Pembangunan NYIA PT Antariksa Pura I Didik Catur.
Hal tersebut hampir sama dengan pembangunan relokasi bagi warga terdampak bandara. Pihaknya cuma bakal menjembatani dengan berupaya mencarikan lahan yang sesuai.
“Mencarikan tanah dan gedung pengganti bagi fasilitas umum warga terdampak ini perlu waktu. Namun harga lahan di kurang lebih kawasan tersebut dikabarkan meroket,” ucap Didik.
Pemkab Kulonprogo dan PT Antariksa Pura I belum sempat berjumpa terkait rencana pembanguan gedung pengganti SDN Glagah 3. PT Antariksa Pura I tetap fokus melakukan persidangan konsinyasi warga di PN Wates dan petambak udang di lahan bandara di tingkat Mahkamah Konstitusi. (tom/iwa/mar)