Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


29 March 2017

Enam Warga Kulonprogo Meninggal Akibat Leptospirosis



TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Sebanyak 18 kasus leptospirosis muncul di Kulonprogo sepanjang Januari hingga Maret 2017 ini.

Dari jumlah tersebut, 6 orang penderitanya diketahui meninggal dunia akibat keterlambatan penanganan.

Data Dinas Kesehatan Kulonprogo, pada Januari terjadi 7 kasus dengan 2 orang pasien meninggal dunia.

Februari muncul 7 kasus dengan pasien meninggal sebanyak 3 orang. Sedangkan pada Maret ada 12 kasus dengan satu pasien meninggal dunia.
Wilayah dengan jumlah kasus leptospirosis terbanyak ada di Kecamatan Girimulyo dengan 7 kasus.
Berikut Kokap 6 kasus, Nanggulan dan Mencintai setiap kasus 3, dan Samigaluh Lendah 2 kasus, serta jalur, sihir, dan titik setiap kasus.

Kepala Dinkes Kulonprogo, Bambang Haryatno mengatakan, munculnya kasus leptospirosis pada 2017 ini memang cenderung meningkat dibanding 2016 lalu yang hanya ada 23 kasus dengan jumlah penderita meninggal dunia sebanyak 5 orang.

Hal ini dipengaruhi oleh intensitas hujan yang cenderung tinggi pada triwulan pertana 2017 sehingga tikus-tikus pembawa penyakit tersebut lebih mudah berkembang biak dan populasinya cenderung meningkat di tengah pemukiman.

Baca: Kronologis Penangkapan hingga Tewasnya Bandar Besar Narkoba Makassar
"Penderita yang meninggal kebanyakan itu sudah lanjut usia dengan kondisi kesehatan yang cenderung sudah sangat melemah saat dibawa ke rumah sakit. Akibatnya, mereka tidak bisa diselamatkan meski sudah dilakukan perawatan sedemikian rupa," kata Bambang, Minggu (28/3/2017)

Musim hujan itu juga membawa pengaruh meluasnya penyebaran penyakit di Kulonprogo.
Jika biasanya kasus ini hanya muncul di Nanggulan yang berdekatan dengan daerah endemis di Sleman, saat ini persebarannya hampir merata di semua wilayah Kulonprogo.
Terutama wilayah dengan karakteristik banyak terdapat areal persawahan yang dekat dengan pemukiman warga.

Kondisi ini menjadi perhatian serius Dinkes Kulonprogo. Pemantauan di lapangan terus diperketat melalui Puskesmas dengan alat khusus untuk mendiagnosa leptospirosis.
Bambang mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan kiriman stok alat pendeteksi itu dari Dinkes DIY sebanyak 20 boks dan langsung didistribusikan ke puskesmas-puskemas di wilayah kemunculan leptospirosis supaya pendeteksian penyakit itu bisa lebih cepat dilakukan.

Menurutnya, penyebaran leptospirosis ini melalui media pinjat atau kutu pada tikus sawah yang terbawa ke tubuh manusia karena kontak langsung maupun tidak langsung.
Pola Hidup bersih dan Sehat (PHBS) dengan kebiasaan cuci tangan sebelum makan, mandi dan cuci kaki setelah bepergian, terutama setelah berladang disebutnya bisa menangkal penjangkitan leptospirosis kepada manusia.

"Gejala penyakitnya mirip hepatitis, seperti badan panas dan menguning. Kalau sudah akut, bisa menyerang ginjal namun temporer. Setelah menjalani hemodialisis, penderitanya bisa pulih kembali. Namun, ini juga tergantung ketahanan tubuh penderita. Pada beberapa kasus pasien meninggal, itu karena kondisinya sudah lanjut usia dan kesehatannya sudah sangat melemah sehingga tidak bisa diselamatkan," kata Bambang.

Satu di antara pasien penderita leptospirosis asal Nanggulan, juminten, mengatakan, dia sudah menjalani perawatan intensif di RSUD Wates sekitar 10 hari belakangan.
Sebelumnya, ia mengalami demam tinggi selama beberapa hari hingga lemas karena kekurangan cairan tubuh.

Dia sebelumnya sudah berobat ke Puskesmas namun ternyata sakitnya tak kunjung sembuh.
"Akhirnya dirujuk ke RSUD Wates," kata dia.

Share:

26 March 2017

Mahasiswi Ditemukan Tewas di Selokan Kamal Kulon Progo

Kulon Progo - Student RA (20) was found dead in Ditch Kamal, Kulon Progo, Saturday (25/3) night. RA's body was found in a state of half-naked.  "That's right, (RA bodies found in Kulon Progo) student," said Head of Public Relations Polda DIY, AKBP Yulianto, Sunday (26/03/2017).  Yulianto convey the bodies have been in the RA General Hospital Center (Dr) Dr Sardjito for an autopsy. For that it was still awaiting the results of an autopsy to ascertain the cause of death.  "To get my first check the details later," he added. In this case Yulianto also confirmed that RA is a citizen Kasihan, Bantul.  When contacted, the police chief pity, Commissioner Supardi call his office has not received reports of poor residents who died in Kulon Progo. But he admitted that he had heard of any of Bantul people were found dead and his body floating in the Sewers Kamal Kulonprogro. "There is no information (reports) came in," he said.  Until now Supardi also mention yet coordinated with police in Kulon Progo.  "The information alone is still confusing. It is said (the victim) residents of Bantul, Bantul her but where we do not know," he concluded.

Kulon Progo - Mahasiswi RA (20) ditemukan tidak bernyawa di Selokan Kamal, Kulon Progo, Sabtu (25/3) malam. Jenazah RA ditemukan dalam kondisi setengah telanjang.

"Iya betul, (jenazah RA ditemukan di Kulon Progo) mahasiswi," ujar Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yulianto, Minggu (26/3/2017).

Yulianto menyampaikan jenazah RA telah berada di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito untuk diautopsi. Untuk itu pihaknya masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban. 

"Untuk informasi detailnya nanti saya cek dulu," tambahnya. Dalam kasus ini Yulianto juga membenarkan jika RA adalah warga Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

Saat dihubungi, Kapolsek Kasihan, Kompol Supardi menyebut pihaknya belum menerima laporan adanya warga Kasihan yang meninggal di Kulon Progo. Namun dia mengaku sudah mendengar adanya warga Bantul yang ditemukan tewas dan jenazahnya mengapung di Selokan Kamal Kulonprogo. "Belum ada informasi (laporan) masuk," sebutnya.

Sampai saat ini Supardi juga menyebut belum berkoordinasi dengan kepolisian di Kulon Progo.

"Informasinya saja masih simpang siur. Memang kabarnya (korban) warga Bantul, tapi Bantul-nya mana kami belum tahu," tutupnya. 
Share:

Tarjanusa, Gairah Kulonprogo Menuju Pusat Wisata Budaya

Solopos.com, Kulonprogro - Area harvested pepper plants known to increase significantly in 2016. Even so, the addition of chili agricultural area considered as an effort to increase production yields can not be done in Kulon Progo. This is expressed by the Head of the Department of Agriculture and Food horticulture Kulonprogro, Eko Purwanto, Friday (03/24/2017). He was responding to information discourse addition of chili farming land to 500 hectares (ha) by the Government of DIY. The move was expected to address a surge in the price of pepper due to increased consumer demand. But if you want the expansion obviously could not, especially in Kulon Progo, "said Eko. Eko explained, the construction of the airport in New Yogyakarta International Airport (waste their) makes extensive farmland in Kulonprogro reduced. This condition also applies to the agricultural land horticultural crops, including peppers. Based data collection teams do, megaproject in Temon was known to make farmland chili reduced to about 300 ha. According to him, the construction site of the airport it is one area mainstay for the cultivation of chili. Eko realized if the market demand for commodities chili needs special attention. Although so, additional land area is not the only solution. the production of pepper plants can be improved through a variety of other ways, such as precision fertilization and land management and use of seeds of improved varieties. "There is also an effort to maintain the planting area," said Eko. Head Production section of the Agriculture and horticulture Pan gan Kulonpogo, Purwaka Agus said, the production of chili along the known 184 208 quintals in 2016, more than the previous year which reached 113 289 quintals. The figure was in line with harvested area also increased significantly from 1,380 ha to 2,243 ha. Agus explained, adding harvested area is the contribution of the rest of the growing season at the end of 2015 which will be harvested in early 2016. Erratic weather be the main cause. "August should start planting but backwards so in October. If the weather is normal, can be harvested in December but the new harvest from January to February," said Agus. Meanwhile, the price of food development data Kulonprogro Commerce Department showed chili commodity prices began to decline. Based on observations in the Market Wates on Monday (20/3) yesterday, the price of red chili sauce known Rp95.000 per kilogram. Although not significant, the figures were lower than the previous week, which reached 100,000 per kg. Similarly, the cayenne that cost slightly down from 60,000 into Rp55.000 per kg.

Liputan6.com, Jakarta - Kulonprogo merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang jumlah destinasi wisatanya tak bisa dihitung dengan jari tangan. Ada sekitar 20 sampai 30 tempat wisata di kabupaten yang dipimpin Bupati petahana terpilih Hasto Wardoyo ini.

Sebut saja wisata Kalibiru, Danau Sermo, Gunung Ijo, Puncak Suroloyo, Kebun Teh Nglinggo, Puncak Gunung Lanang, Waduk Mini Kleco, Goa Kiskendo, Kedung Pedut, Air Terjun Sidoharjo, Air Terjun Grojogan Sewu, Pantai Glagah, Pantai Trisik, Pantai Congot, Wildlife Rescue Center, Arung Jeram Sungai Progo, dan masih banyak lagi.

Meski sudah begitu banyak wisata, Hasto selaku orang nomor satu di kabupaten yang memiliki 12 kecamatan itu tetap ingin membuat destinasi wisata baru. Dia ingin menciptakan tempat wisata yang lain daripada daerah lain.

"Berikutnya kita ingin membangun destinasi wisata baru, ini megaproyek juga selain (pembangunan) bandara (pengganti Adisutjipto), karena memang wisata yang akan kita bangun ini memang besar," kata Hasto saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat, 24 Maret 2017.

Pria asli kelahiran Kulonprogo tahun 1964 ini menyebut, Tarjanusa seperti Taman Mini Indonesia Indah. Namun lewat Tarjanusa, dia menginginkan wisata budaya yang lebih spesifikasi lagi dari TMII.

"Kita ingin bangun Taman Kerajaan Nusantara. ini seperti Taman Mini, tapi yang ini anjungan-anjungannya itu kerajaan-kerajaan seluruh Indonesia," ujar Hasto.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menambahkan, pihaknya sejauh ini sudah menginventarisi 43 kerajaan tempo dulu dari Sabang sampai Merauke. Misalnya di Aceh, dulu pernah punya Kerajaan Samudra Pasai atau di Kerajaan Kutai di Kalimantan.

"Jadi ini museum situs kerajaan. Sudah ada 43 kerajaan yang sudah diinventarisasi. Beberapa sudah saya datangi, saya datang ke Aceh minta izin, ke Cirebon minta izin dan mereka mengizinkan," kata Hasto.

Dia menjelaskan, satu kerajaan dialokasikan luas lahan seluas satu hektare, sehingga total lahan untuk Tarjanusa ini hanya untuk masing-masing kerajaan mencapai 43 hektare.

Ide pembangunan Tarjanusa ini, dia menyebut terinspirasi dari Patih Kerajaan Majapahit, Mahapatih Gajah Mada. Menurut dia, dahulu Gajah Mada berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan beserta raja-rajanya dari seluruh Nusantara.

"Masa kita anak cucunya tidak bisa menaklukkan bangunannya saja, kan taman ini cuma bangunannya saja, bukan rajanya. Jadi ini inspirasinya dari Gajah Mada, karena Gajah Mada dulu menyatukan rajanya, kenapa kita sekarang tidak bisa menyatukan bangunan kerajaannya?" ujar Hasto.


Sunrise Borobudur
Pembangunan fisik Tarjanusa akan mulai dilakukan pada 2017-2018. Pengisian konten dan lanskap lingkungan akan dilakukan dua tahun berikutnya, yakni 2019-2020. Dengan demikian pada 2020 mendatang Tarjanusa sudah bisa diluncurkan dan dipromosikan.

Hasto mengatakan, dengan Tarjanusa ini, ia ingin menarik minat wisatawan asing yang datang berkunjung Yogyakarta, khususnya Kulonprogo. Sebab, wisatawan asing sangat menyukai perjalanan wisata yang bernuansa budaya.

"Ini wisata budaya, inilah yang saya harap mendatangkan turis asing. Karena kalau cuma waterboom, mal itu yang datang anak-anak. Sudah umum. Dan ini harus menjadi destinasi wisata baru. Turis asing kalau datang itu tidak cari mal, cari pantai, mustinya cari yang berbudaya, heritage, sejarah. Ini yang kami lakukan," ujar Hasto.

Dana pembangunan Tarjanusa ini diperkirakan menelan sekitar Rp 8 triliun. Kalau sudah selesai nantinya, Tarjanusa juga akan dia jadikan sebagai tempat koneksitas menuju kawasan wisata Borobudur.

"Kan ini lokasinya di utara Kulonprogo, di selatan kan buat bandara. Jadi Taman Kerajaan Nusantara ini akan dibangun ke arah utara, yang mau ke Magelang, Borobudur dan ini bisa jadi connecting place. Yang dari bandara, ke Taman Kerajaan Nusantara, lalu ke Borobudur," tutur dia.

Menurut Hasto, Borobudur telah menjadi bagian Kawasan Strategis Penyangga Wisata Nasional (KSPN), sedangkan Kulonprogo ditetapkan sebagai penyangga Borobudur.

"Kan pas toh, penyangganya punya Taman Kerajaan Nusantara, lalu ke Borobudur masih satu tema wisata. Dan saya yakin turis asing carinya itu, bukan cari waterboom," Hasto Wardoyo memungkasi.
Share:

Pembangunan NYIA Buat Lahan Cabai Berkurang Ratusan Hektare

Solopos.com, Kulonprogro - Area harvested pepper plants known to increase significantly in 2016. Even so, the addition of chili agricultural area considered as an effort to increase production yields can not be done in Kulon Progo. This is expressed by the Head of the Department of Agriculture and Food horticulture Kulonprogro, Eko Purwanto, Friday (03/24/2017). He was responding to information discourse addition of chili farming land to 500 hectares (ha) by the Government of DIY. The move was expected to address a surge in the price of pepper due to increased consumer demand. But if you want the expansion obviously could not, especially in Kulon Progo, "said Eko. Eko explained, the construction of the airport in New Yogyakarta International Airport (waste their) makes extensive farmland in Kulonprogro reduced. This condition also applies to the agricultural land horticultural crops, including peppers. Based data collection teams do, megaproject in Temon was known to make farmland chili reduced to about 300 ha. According to him, the construction site of the airport it is one area mainstay for the cultivation of chili. Eko realized if the market demand for commodities chili needs special attention. Although so, additional land area is not the only solution. the production of pepper plants can be improved through a variety of other ways, such as precision fertilization and land management and use of seeds of improved varieties. "There is also an effort to maintain the planting area," said Eko. Head Production section of the Agriculture and horticulture Pan gan Kulonpogo, Purwaka Agus said, the production of chili along the known 184 208 quintals in 2016, more than the previous year which reached 113 289 quintals. The figure was in line with harvested area also increased significantly from 1,380 ha to 2,243 ha. Agus explained, adding harvested area is the contribution of the rest of the growing season at the end of 2015 which will be harvested in early 2016. Erratic weather be the main cause. "August should start planting but backwards so in October. If the weather is normal, can be harvested in December but the new harvest from January to February," said Agus. Meanwhile, the price of food development data Kulonprogro Commerce Department showed chili commodity prices began to decline. Based on observations in the Market Wates on Monday (20/3) yesterday, the price of red chili sauce known Rp95.000 per kilogram. Although not significant, the figures were lower than the previous week, which reached 100,000 per kg. Similarly, the cayenne that cost slightly down from 60,000 into Rp55.000 per kg.

Solopos.com, KULONPROGO — Luas panen tanaman cabai diketahui meningkat signifikan pada 2016. Meski begitu, penambahan luas lahan pertanian cabai dianggap sebagai upaya peningkatan hasil produksi yang tidak mungkin dilakukan di Kulonprogo.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Holtikutura Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Eko Purwanto, Jumat (24/3/2017). Dia menanggapi informasi adanya wacana penambahan luas lahan pertanian cabai hingga 500 hektare (ha) oleh Pemda DIY. Langkah itu diharapkan dapat mengatasi lonjakan harga cabai akibat meningkatnya permintaan konsumen.


Tapi kalau mau perluasan jelas tidak bisa, khususnya di Kulonprogo," kata Eko.

Eko memaparkan, pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) membuat luas lahan pertanian di Kulonprogo berkurang. Kondisi itu juga berlaku pada lahan pertanian tanaman holtikultura, termasuk cabai. Berdasarkan pendataan yang dilakukan tim, megaproyek di Temon itu diketahui membuat lahan pertanian cabai berkurang hingga sekitar 300 ha. Menurutnya, lokasi pembangunan bandara memang merupakan salah satu wilayah andalan untuk budi daya cabai.

Eko menyadari jika permintaan pasar terhadap komoditas cabai perlu mendapatkan perhatian khusus. Meski begitu, penambahan luas lahan bukan satu-satunya solusi. Hasil produksi tanaman cabai dapat ditingkatkan melalui beragam cara lain, seperti ketepatan dalam pemupukan dan pengolahan lahan serta pemakaian bibit dari varietas unggul.

"Ada juga upaya untuk mempertahankan luas tanam," ujar Eko.

Kepala Seksi Produksi Holtikutura Dinas Pertanian dan Pangan Kulonpogo, Agus Purwaka mengatakan, hasil produksi cabai sepanjang 2016 diketahui 184.208 kuintal, lebih banyak dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 113.289 kuintal. Angka itu selaras dengan luas panen yang juga meningkat signifikan dari 1.380 ha menjadi 2.243 ha.

Agus menjelaskan, penambahan luas panen merupakan kontribusi dari sisa musim tanam di akhir 2015 yang baru dapat panen pada awal 2016. Cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab utamanya. "Agustus seharusnya mulai tanam tapi mundur jadi Oktober. Kalau cuaca normal, bisa panen Desember tapi itu Januari-Februari baru panen," ucap Agus.

Sementara itu, data perkembangan harga bahan pokok Dinas Perdagangan Kulonprogo menunjukkan harga komoditas cabai mulai menurun. Berdasarkan pantauan di Pasar Wates pada Senin (20/3) kemarin, harga cabai rawit merah diketahui Rp95.000 per kilogram. Walau tidak signifikan, angka tersebut lebih rendah dibanding sepekan sebelumnya yang mencapai Rp100.000 per kg. Begitu pula dengan cabai rawit yang harganya sedikit turun dari Rp60.000 menjadi Rp55.000 per kg.
Share:

22 March 2017

Angkasa Pura 1 Dorong Bandara Kulon Progo Terkoneksi Antar Daerah



TEMPO.CO, Yogyakarta - Pihak PT Angkasa Pura 1 mulai menggagas program untuk menciptakan konsep pengembangan pariwisata terkoneksi pasca bandara Kulon Progo beroperasi tahun 2019.

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Angkasa Pura 1 Mochammad Asrori menuturkan untuk menyusun konsep pariwisata terkoneksi ini, pihaknya telah menyiapkan forum kerjasama bernama Collaborative Destination Development (CDD) atau Kolaborasi Pemangku Kepentingan Pariwisata. Rencananya forum CCD ini akan digelar pertamakali di Yogya pada 30 Maret 2017 di Hotel Ambarrukmo.

"Tujuan CCD ini mendorong pemerintah daerah dan pelaku pariwisata DIY bisa menggali lebih dalam potensi lokal untuk mendorong pertumbuhan penumpang melalui trade, tourism, and investment," ujar Asrori usai pertemuan dengan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X Selasa 21 Maret 2017.

Forum CCD ini akan menjadi wadah pertemuan berkala para pemangku kepentingan dan pelaku pariwisata. Sehingga saat bandara Kulon Progo beroperasi, daerah sudah memiliki paket paket pariwisata. CDD itu sendiri sudah dilakukan berkala si beberapa daerah destinasi wisata seperti Bali, Lombok, dan lainnya.

Sasaran utama forum CCD ini yakni biro perjalanan. Sebab, ujar Asrori, turis manca dan maskapai itu yang pertama dilihat untuk kunjungan destinasi wisata soal packaging atau paket yang ditawarkan.

"Packaging ini termasuk bagaimana mensinergikan kerjasama antar travel agent seperti Bali dengan Yogya," ujar Asrori. Untuk Bali, packaging wisata ini sudah terbentuk lama. Tinggal bagaimana sinkronisasi dengan Yogya.

Misalnya dalam paket wisata ditawarkan lima hari wisata, memungkinkan terbagi dua hari di Yogya dan tiga hari di Bali. "Antar hotel dan maskapai juga akan kami link-an untuk mengakses paket," ujar Asrori.

Asrori menambahkan, potensi turis manca untuk Bandara Kulon Progo setidaknya akan membidik tiga negara. Seperti Jepang, China, dan Korea. Sebab selama ini banyak permintaan paket wisata ke Indonesia oleh biro perjalanan dari tiga negara itu.

Asrori menggambarkan, penduduk China yang jumlahnya 1,3 miliar, sebanyak 100 juta orang merupakan kelompok pelancong. Namun dari jumlah pelancong Cina itu, hanya 1 juta orang saja yang berjunkunjung ke Indonesia tiap tahunnya. "Ada 99 juta turis Cina yang menjadi potensi untuk kita tangkap agar mengunjungi Indonesia," ujarnya.

Asisten Perekonomian Pembangunan Seketaris Daerah DIY Gatot Saptadi menuturkan pemerintah daerah dan PT. Angkasa Pura 1 telah mulai membicarakan konsep desain pembangunan bangunan dan pemetaan zonasi di bandara Kulon Progo agar turut mengusung nilai nilai kearifan lokal.

"Daya tarik lokalitas bandara yang modern ini menjadi bagian rencana pembangunan," ujarnya. Misalnya fasat bandara melibatkan tema motif batik. Yang didukung adanya zonasi pusat kerajinan lokal agar wisatawan langsung tahu potensi kerajinan khas Yogya.
Baca Halaman sumber.....
Share:

21 March 2017

Ribuan Timbangan Milik Pedagang di Kulonprogo Belum Ditera Legal



Solopos.com, KULONPROGO–Alat ukur milik ribuan pedagang pasar di Kulonprogo belum resmi tertera oleh pihak Metrologi Legal.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Metrologi Legal Dinas Perdagangan Kulonprogo Bekti Cahyono. Dari data Dinas Perdagangan DIY 2014 lalu, tercatat hanya sekitar 11.000 pedagang pasar yang sudah menjalani sidang tera di tahun tersebut. Padahal, jumlah pedagang pasar yang ada di Kulonprogo dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

"Apalagi itu sidang tera 2014. Masa berlaku tera itu hanya setahun. Jadi saya rasa masih ada ribuan pedagang yang belum menerakan alat ukurnya," kata Bekti saat ditemui di sela Sidang Tera yang digelar UPTD Metrologi Legal Kulonprogo di Balai Desa Ngentakrejo, Lendah, Senin (20/3/2017).

Ia menjelaskan, kesadaran pedagang untuk menerakan alat ukurnya memang mengalami penurunan 2-3 tahun terakhir. Hal itu diperparah dengan terbatasnya ruang gerak pemerintah dalam melakukan sidang tera.
Itulah sebabnya, dengan dilimpahkannya kewenangan Metrologi Legal pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di Bantul, ia berharap sidang tera bisa lebih efektif menyasar kalangan pengguna alat ukur. "Terutama pedagang-pedagang pasar," katanya.

Peneraan itu, menurut Bekti, sebenarnya sangat penting untuk menjamin akurasi penimbangan. Akurasi timbangan itu sendiri sejatinya merupakan hak dari konsumen, dalam hal ini adalah pembeli yang memanfaatkan alat ukur.
Share:

Batik Kawung bakal Hiasi Atap Bandara Kulonprogo





Airport Planner PT Virama Karya, Benyamin Aris Nugroho, menjelaskan desain batik kawung pada atap Bandara Kulonprogo, MTVN - Ahmad Mustaqim

Metrotvnews.com, Yogyakarta: New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bukan sekadar bandara. Melalui bangunan itu, pemerintah mengenalkan budaya dan seni khas DI Yogyakarta.


PT Angkasa Pura I, selaku pengelola bandara, menggandeng PT Virama Karya untuk mendesain NYIA. PT Virama Karya melibatkan tim dari Prancis untuk memasukan unsur-unsur seni dan budaya Yogyakarta pada desain bandara.


(Airport Planner PT Virama Karya, Benyamin Aris Nugroho memaparkan desain Bandara Kulonprogo, MTVN - Ahmad Mustaqim)

Benyamin mengatakan desain bandara memadukan seni Jawa dan internasional. Misalnya di bagian depan, pintu gerbang bandara akan mengadopsi bentuk bangunan khas Yogyakarta yaitu Kori Agung.
Kori Agung merupakan pintu yang biasanya ditemukan di dalam pura. 

Bagi warga setempat, Kori Agung merupakan batas wilayah sekaligus melindungi gangguan dari hal-hal buruk.
Arsitek juga menggunakan desain batik Kawung yang memiliki makna titik pertemuan empat sudut penjuru mata angin. Desain itu bakal digunakan di bagian atap bangunan.

"Jika (bandara) dilihat dari atas akan tampak seperti jarik (kain panjang bermotif batik)," kata Benyamin.


Desain bandara juga akan menggunakan lima nama desa yang menjadi lahan fasilitas umum itu. Pengelola mencantumkan nama lima desa itu area tempat penumpang dalam bandara yaitu Glagah, Jangkaran, Palihan, Kebon Rejo, dan Sindutan.


(Batik motif Kawung bakal digunakan pada atap Bandara Kulonprogo, wikipedia)
Interiornya, lanjut Benyamin, bakal dibuat seolah bertutur. Contohnya tulisan sugeng rawuh atau selamat datang. Ada pula cerita soal kerakyatan, potensi desa, dan kesenian warga setempat.
Benyamin mengatakan Angkasa Pura menginginkan gaya baru dalam pembangunan bandara. Bukan hanya bangunan yang meninggalkan kesan bagi penumpang, tapi juga pelayanan yang optimal.
Antropolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Heddy Shri Ahimsa, mengapresiasi tim yang memasukkan unsur-unsur kerakyatan dalam NYIA. Ia hanya berpesan arsitek berhati-hati saat memasukkan unsur budaya dan simbol.

"Informasi dan sumber harus lengkap. Supaya tidak menimbulkan kesan, ini kok salah, ini kok salah. Agar tidak ada informasi kecil yang mengganggu," ujarnya.

"Perlu olah rasa dan karya dari para seniman dan pemangku kepentingan. Dari beberapa perencanaan yang dihasilkan, mesti ada tambahan," kata Airport Planner PT Virama Karya, Benyamin Aris Nugroho, dalam acara bertajuk 'Babar Gambar Bandara Anyar NYIA' di Rumah Makan Pelem Golek, Jalan Palagan, Sleman, Kamis malam 16 Maret 2017.
Share:

20 March 2017

Hujan Deras, SD Banasara Terendam Air



Solopos.com, KULONPROGO–Hujan deras sejak Minggu (19/3/2017) malam hingga Senin (20/3/2017) menyebabkan saluran drainase di Desa Jatirejo, Lendah meluap.

Akibatnya, bangunan SD Banasara di Dusun Jimatan Desa Jatirejo terendam hingga selutut orang dewasa.


Saat Harianjogja.com mendatangi lokasi, sebanyak 21 siswa kelas VI tengah mengikuti try out persiapan Ujian Nasional (UN). Mereka dibagi menjadi dua kelas. “Tadi air sempat masuk ke tiga kelas. Beruntung, kelas yang dipakai untuk try out itu tidak terendam air,” kata Kepala SD Banasara Sri Wiyanti saat ditemui di lokasi.

Sementara untuk siswa kelas I-V, Sri mengakui, sengaja diliburkan. Pasalnya, beberapa guru kelas SD Banasara memang tengah bertugas menjadi pengawas try out di sekolah lain.


Ia menambahkan, setiap musim penghujan bangunan sekolahnya memang terendam. Hujan deras membuat yang menyebabkan debit air meningkat. Sementara saluran drainase yang berada di depan sekolah tak mampu menampungnya.

Itulah sebabnya, ketimbang meninggikan pondasi dan tanah sekolah, ia menyarankan kepada pemerintah terkait untuk melakukan perbaikan saluran drainase tersebut.

Kendati begitu, ia sebenarnya sudah melaporkan kondisi banjir tahunan itu, baik kepada pemkab maupun Pemda DIY. Selama ini banjir itu sudah terjadi sejak empat tahun terakhir, namun hingga kini sama sekali belum ada respon. Diakuinya, sekolah yang kini memiliki 132 siswa itu terbilang menjadi salah satu penopang pendidikan di kawasan sekitarnya.
Share:

5 Desa akan Diabadikan sebagai Nama Gate Bandara Kulon Progo - detik.com



Yogyakarta - PT Angkasa Pura I mensosialisasikan rencana desain New Yogyakarta International Airport (NYIA). Kental dengan identitas lokal, 5 desa yang menjadi lokasi bandara akan dijadikan nama gate di terminalnya.

"Kami usulkan untuk tidak menghilangkan 5 nama desa di sana. (Nama 5 desa) akan digunakan untuk nama gate," ujar Airport Planner PT Virama Karya Benyamin Ais Nugroho di Pelem Golek Resto, Sleman, Jumat (17/3/2107).

Benyamin menyampaikan hal ini merupakan bentuk penghargaan bagi warga Kulon Progo yang bersedia meninggalkan desanya demi bandara ini. Gate akan diusulkan dengan nama Gate Glagah, Gate Jangkaran, Gate Palihan, Gate Kebon Rejo, dan Gate Sindutan.

Sedangkan untuk Kerb Keberangkatan dan Kerb Kedatangan, Benyamin berusaha menampilkan simbol-simbol khas Yogyakarta. Di kerb Kedatangan, akan ada Lawang Papat atau Sekawan dan dalam bahasa Sansekerta adalah catur. Catur, kata Benyamin, artinya kreativitas dan kecerdasan.

"Kerb (kedatangan) memiliki gerbang dengan 4 pintu masuk, bermakna menjaga adiluhung ke empat penjuru mata angin dengan kreativitas dalam bertindak dan kecerdasan berpikir," ulasnya.

Kerb Keberangkatan juga akan menampilkan beberapa frame yang bercerita tentang desa di Kulon Progo. Setidaknya ada 6 frame dengan materi yang diharapkan dapat mengantarkan tamu meninggalkan Yogyakarta sekaligus membuat mereka ingin kembali lagi.

"Frame 1, sugeng tindak. Frame 2, cerita tentang kerakyatan. Frame 3, potensi desa. Frame 4, kesenian khas desa. Fram 5, etalase seniman desa. Frame 6, tentang Kulon Progo dan Yogyakarta, dan seterusnya," kata Benyamin.
(sip/mbr)
Baca Halaman sumber.....
Share:

19 March 2017

Promosi ke Solo Bawa 41 Personel, Hanya Dibekali Rp16 Juta



Solopos.com, KULONPROGO–Gelar Roadshow Potensi Wisata Kulonprogo ke Surakarta, Dinas Pariwisata (Dispar) Kulonprogo hanya dibekali anggaran Rp16 juta saja.

Sekretaris Dispar Kulonprogo Rohedy Gunung mengakui, anggaran itu jelas jauh dari kata cukup. Pasalnya, rombongan yang akan dibawanya dalam kegiatan tersebut berjumlah 41 orang.

Dalam kegiatan yang digelar Sabtu (18/3/2017) di area Car Free Day Surakarta tersebut, rombongan dari Dinas Pariwisata akan menampilkan sejumlah potensi Kulonprogo. Tak hanya promosi wisata saja, rombongan itu juga akan memamerkan sejumlah atraksi kesenian dan produk khas kulonprogo.

“Mulai dari kuliner, kerajinan, hingga kesenian Kulonprogo akan kami tampilkan di sana,” katanya kepada Solopos.com, Jumat (17/3/2017).

Diakuinya, program roadshow itu merupakan kali pertama digelar oleh Dispar Kulonprogo. Ia berharap, dengan adanya program tersebut, kesenian, pariwisata, dan produk-produk khas Kulonprogo bisa dikenal lebih luas.

Selain Surakarta, tahun ini pihaknya sudah menggelar roadshow di Semarang akhir bulan lalu. Rencananya, masih ada dua kota yang akan disasarnya, yakni Magelang dan Purwokerto.

Pemilihan keempat kota itu, menurut mantan Camat Kalibawang tersebut didasari oleh kajian pasar dan segmen pariwisata Kulonprogo. Diakuinya, Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Magelang adalah beberapa daerah yang menjadi segmen dan pasar bagi Kulonprogo. “Itulah sebabnya, kami utamakan dulu kelima titik itu,” ucap Gunung.

Sementara Kepala Seksi Pemasaran dan Promosi Dispar Kulonprogo Ekasari Winarsiwi saat dikonfirmasi terpisah, roadshow itu hanya efektif untuk membangun jejaring pelanggan produk-produk kerajinan dan kuliner khas Kulonprogo saja. Sedangkan untuk promosi wisata, ia justru menilainya tak cukup efektif.

Dicontohkannya, saat roadshow di Semarang, stan yang banyak dikunjungi oleh pengunjung adalah stan kerajinan dan kuliner. “Pengunjung kami bagikan leaflet gratis saja menolak,” keluhnya.

Meski begitu, dengan anggaran total untuk semua program promosi wisata selama setahun yang hanya Rp200 juta, ia sudah cukup puas bisa menggelar roadshow tersebut. “Meski kami harus rela membagi jatah kami dengan peserta. Kamar hotel yang seharusnya diisi 2 orang, terpaksa harus diisi 3-4 orang,” katanya. sumber  : http://www.solopos.com/2017/03/18/wisata-kulonprogo-promosi-ke-solo-bawa-41-personel-hanya-dibekali-rp16-juta-802670
Share:

16 March 2017

Jalan Rusak Tanggung Jawab Pemkab Kulonprogo



RADARJOGJA.CO.ID – Pemkab memutuskan bertanggung jawab atas kerusakan jalan selama proses pengurukan lahan relokasi. Termasuk jalan yang rusak dilalui truk pengangkut tanah uruk.

‘’Saya pastikan (kerusakan jalan) itu menjadi tanggung jawab Pemkab Kulonprogo,” kata Penjabat Bupati Kulonprogo Budi Antono, Selasa (13/3).

Selain itu, persoalan penggunaan tanah kas desa untuk lahan relokasi sudah seizin gubernur. Namun belum mengantongi izin resmi. Tengah disusun berkas untuk memenuhi izin penggunaan tanah kas desa sebagai lahan relokasi.

Budi membantah pengurukan dilakukan tanpa mengantongi izin penggunaan tanah bersatus Sultan Ground (SG). ‘’Saya akui, jika secara legal formal belum memiliki izin dari gubernur. Namun secara informal sudah ada pembicaraan soal itu,’’ kata Budi.

Izin resmi belum selesai lantaran masih ada desa yang belum menyusun berkas perizinan. Jika ada perubahan, disebabkan penambahan luas jalan masuk yang dilalui truk pengangkut.

Pelepasan tanah kas desa untuk dimanfaatkan warga memang belum pernah terjadi di Kulonprogo. Namun dengan pertimbangan tenggat waktu pengosongan lahan yang terus berjalan, pengurukan harus dilakukan sambil perizinan diproses.

‘’Penggunaan tanah kas desa sebagai lahan relokasi sudah masuk dalam nota kesepahaman antara pemerintah daerah dengan pihak terkait yang ditandatangani November lalu,’’ ujar Budi.

Sebelumnya, Kepala Desa Palihan Kalisa menyatakan pelepasan tanah kas desa belum bisa dilakukan kendati sudah dilakukan pengurukan. Sebab izin pelepasan tanah kas desa belum turun dari Gubernur DIJ. Perangkat desa khawatir jika pengurukan ini menyalahi aturan.

‘’Jangan sampai relokasi selesai dibangun, tapi hak atas tanah mengambang,’’ kata Kalisa.

Sebelumnya Kepala Desa Kebonrejo Slamet juga mengatakan pengurukan di tanah kas desa Kebonrejo tepatnya di sisi selatan balai desa dan berbatasan dengan SMA 1 Temon mengancam robohnya pagar sepanjang 120 meter. Sekarang kondisinya miring dan harus disangga bambu agar tidak ambruk. (tom/iwa/mar)
Baca Halaman sumber.....
Share:

Bulan Ini Mulai Dibagikan, Ada Perbedaan Data Penerima



Solopos.com, KULONPROGO-Distribusi beras miskin (raskin) Kulonprogo untuk alokasi Januari 2017 diberikan kepada 46.129 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Jumlah ini lebih sedikit 1.194 KPM dibandingkan data dari Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

Fanshuri, personil dari Bulog DIY mengatakan alokasi raskin Januari akan dibagikan pada bulan ini. Setiap keluarga mendapatkan 15 kilogram beras dengan total nilai berkisar Rp1 miliar. “Masing-masing mendapat sekitar Rp691.000 karena per kilonya Rp1.600,” jelasnya pada Selasa (14/2/2017).

Terkait selisih jumlah keluarga penerima, ia mengatakan jika penyaluran raskin didasarkan Surat Permohonan Alokasi (SPA) Januari lalu. Data tersebut sesuai dengan data tahun 2015 dari Sistem Informasi dan Konfirmasi Data (Siskada) Kementriaan Sosial RI.

Karena itu, pihaknya juga berharap data penambahan alokasi segera disusun. Dengan demikian, penyaluran alokasi bulan berikutnya sudah bisa sesuai dengan data dari Kemenko PMK.

Kepala Dinas Sosial Kulonprogo, Eka Pranyata mengatakan akan segera menyelesaikan data tambahan terkait selisih jumlah tersebut. Nantinya, penambahan akan mengutamakan warga yang sangat miskin.

Menurutnya, penambahan ini bukan menjadi soal karena jumlah data dari Kemenko PMK juga tidak jauh berbeda dengan album kemiskinan Kulonprogo.

“Album kemiskinan terbaru tercatat 47.000 lebih, jadi tidak sulit menyelesaikan kekurangannya,” jelasnya.

Adapun, distribusi raskin akan diawali di Girimulyo pada akhir pekan ini. Pembagian raskin akan diakhiri di Kecamatan Temon dan Wates pada penghujung bulan nanti.
Baca Halaman sumber.....
Share:

Pengembangan Gua Kebon Terganjal Status Tanah



Solopos.com, KULONPROGO – Pengembangan objek wisata Gua Kebon di Dusun VII, Krembangan, Panjatan terhalang kesepakatan kepemilikan tanah. Meski berlabel wisata edukasi, air terjun tersebut sampai saat ini belum dilengkapi sarana prasarana yang sesuai.

Mat Nurhadi, Ketua Kelompok Sadar Wisata Taman Tirta selaku pengelola mengakui jika keunggulan obwisnya belum nampak secara fisik. “Baru sebagai air terjun alami saja, edukasinya belum,” terangnya pada Selasa(14/3/2017).

Pihaknya sebenarnya berencana melakukan kerjasama untuk mewujudkan objek wisata berbasis pendidikan lingkungan.

Ia menyebutkan rencana untuk menambahkan sarana pembibitan dan laboratorium alam sebagai bentuk pendidikan non formal. Namun, rencana membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

Akses dana ke pemerintah desa juga belum bisa dilakukan karena terbentur aturan yang ada. Pemerintah mensyaratkan nota kesepahaman sebagai dasar penggunaan tanah objek wisata agar bisa memanfaatkan dana daerah.

Samiran, Kepala Desa Krembangan mengatakan jika tanah obwis terkait harus jelas statusnya dalam nota kesepahaman tersebut. “Harus ada MOU, apakah tanah sewa, hibah atau apa,” terangnya.

Namun, sampai saat ini lahan tersebut masih menjadi tanah warga sehingga perangkat desa juga tidak bisa berbuat banyak. Nota kesepahaman diperlukan untuk mengantisipasi konflik klaim kepemilikan lahan setelah pengembangan dan bantuan infrastruktur diberikan.

Dukungan dari pemerintah desa sendiri sejauh ini berupa pembangunan akses jalan yang bersumber dari APBDes. Pembangunan tersebut bisa dilakukan karena bersifat fasilitas umum.

Samiran mengatakan pihaknya berharap pengembangan Gua Kebon bisa dilakukan karena Panjatan sampai saat ini belum memiliki obwis ikonik. Terkait dengan status wisata edukasi yang masih pincang, ia menilai kelengkapan sarana bisa dilakukan menyusul di kemudian hari.

Adapun, obwis Gua Kebon sendiri saat ini menjadi perwakilan Kulonprogo untuk lomba pariwisata tingkat DIY. Terdapat 3 obwis di Kulonprogo yang diikutsertakan dalam lomba ini termasuk Pantai Congot, Temon dan Waduk Sermo, Kokap.
Baca Halaman sumber.....
Share:

Tiga Wisatawan Tewas Terseret Ombak di Pantai Glagah Kulon Progo




Kulonprogo - Tiga wisatawan tewas terseret ombak di kawasan Pantai Glagah, Temon, Kulon Progo, Rabu (15/3/2017). Dari ketiga korban itu, dua orang adalah guru dan murid asal Kabupaten Kulon Progo dan satu wisatawan asal Jakarta Barat.

"Ketiga korban adalah wisatawan yang sedang berwisata di Pantai Glagah," kata Syamsuddin dari kantor SAR Glagah Kulon Progo.

Ketiga korban itu adalah Supriyanto (24), Muhammad Mahfud (12), dan Putra Kristanto (18). Korban Supriyanto adalah guru di SDN 2 Kaliwuluh, Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah, dengan alamat Dusun Telogowiryo, Desa Kapulogo, Kecamatan Kepil, Wonosobo. Muhammad Mahfud adalah siswa kelas VI SDN 2 Kaliwuluh dengan alamat Cebungan, Kaliwuluh, Kepil, Wonosobo. Sedangkan Putra Kristanto adalah warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.

Menurut Syamsuddin, mereka adalah rombongan wisatawan SDN 2 Kaliwuluh kelas VI bersama empat orang guru pendamping yang tengah melakukan rekreasi menjelang pelaksanaan ujian nasional. Sebelum kejadian, sudah ada beberapa petugas yang memperingatkan agar tidak mandi di kawasan tersebut. Namun peringatan itu tidak dihiraukan.

Korban Muhammad Mahfud bersama teman-temannya bermain dan mandi di pinggir pantai dekat muara sungai sekitar pukul 13.00 WIB. Saat bermain, korban tidak mengetahui kalau ada ombak besar yang langsung menerjang. Kristanto, yang hendak menolong, juga ikut terseret ombak.

"Korban langsung terjatuh dan terseret arus. Saat itu gurunya, Supriyanto, bersama korban lain, Putra Kristanto, hendak menolong, namun justru ikut terseret arus dan tenggelam," katanya.

Setelah mendapatkan laporan, lanjut Syamsuddin, Tim SAR langsung melakukan pertolongan dan pencarian. Dua korban, yakni Supriyanto dan Putra Kristanto, ditemukan terlebih dulu dalam kondisi meninggal dunia.

"Korban terakhir Mahfud ditemukan di muara, pertemuan sungai dengan laut. Korban ditemukan sekitar pukul 16.45 WIB setelah dilakukan penyelaman menggunakan alat selam," katanya.

Dia menambahkan, ketiganya sudah diperiksa oleh puskesmas setempat. Ketiga jenazah langsung diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan. sumber : https://news.detik.com/berita/d-3448023/tiga-wisatawan-tewas-terseret-ombak-di-pantai-glagah-kulon-progo
Share:

14 March 2017

Lebih dari Separuh Nelayan di Kulon Progo Belum Miliki Kartu Asuransi



REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Saat ini di Kulon Progo terdapat sekitar 670 nelayan. Dari 670 nelayan ini yang memiliki kartu asuransi nelayan baru 318 nelayan.

"Karena itu saya tugaskan kepada Kepala Dinas Kelautan  dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo untuk memberi perhatian kepada nelayan agar semua nelayan di Kulon Progo bisa memiliki kartu asuransi nelayan. Kalaupun belum bisa semuanya, tetapi setidaknya menuju ke sana," kata Penjabat Bupati Kulon Progo Budi Antono, Senin (13/3) malam.

Dalam rilis yang diterima Republika, Senin (13/3),  penjabat bupati Kulon Progo menyerahkan klaim asuransi nelayan dari PT Asuransi Jasindo DIY kepada Musidah, warga Imorenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur sebesar Rp 160 juta.  Suami Musidah yang bernama  Kliman (Muhadi Wiyono) seorag nelayan yang meninggal mendadak saat berladang.

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Kulon Progo Sudarno, Karena Kliman meninggal tidak sedang beraktifitas sebagai nelayan, klaim cair Rp 160 juta. Jika sedang melakukan aktivitas nelayan bisa mendapat sekitar Rp 200 juta.

"Bentuk konkirt kepedulian pemerintah yang diberikan kepada nelayan adalah dalam bentuk premi sebesar Rp 175 ribu untuk satu tahun. Harapannya nelayan bisa perpanjang sendiri dalam membayar premi asuransi," tutur Sudarno.

Hal ini, katanya menambahkan, membuktikan bahwa pemerintah hadir untuk masyarakat, khususnya ahli waris. Hak sudah diberikan sesuai dengan yang sudah tertuang oleh PT Asuransi Jasindo. "Kami mewakili Pemkab Kulon Progo dan masyarakat. Apresiasi kepada PT Asuransi Jasindo Yogyakarta yang sudah komitmen dengan menyerahkan jaminan santunan sesuai dengan komitmen yang disepakati,” kata Anton panggilan akrab Budi Antono.

"Pemerintah akan mengayomi nelayan, diwujudkan dalam kepedulian untuk sesegera mungkin memberi kartu asuransi. Syukur jika bisa semua (nelayan) dapat kartu," kata Anton yang juga Kepala Dinas Perdagangan dan Peridustrian DIY ini.

Kepada Mursidah, berharap bisa berativitas seperti sediakala lagi, apa yang sudah diterima bisa dimanfaatkan untuk menyambung kebutuhan kehidupan lagi atau modal usaha sesuai dengan kemampuan. "Kepada semua pihak agar ikut melakukan sosialisasi agar nelayan mengetahui, dengan pemberian santunan ini sebagai bukti negara ikut hadir. Dengan adanya jaminan asuransi kecelakaan, diharapkan nelayan berani melaut lagi," tuturnya.
Baca Halaman sumber.....
Share:

Banyak yang Dipelosok, Belum Semua Desa di Kulonprogo Punya Website



WATES, KRJOGJA.com - Di Kabupaten Kulonprogo, sampai saat ini baru Kecamatan Panjatan, Sentolo, Pengasih dan Lendah yang semua desanya telah mempunyai web, meski masih jarang di update. Karena pentingnya website, maka Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kulonprogo menggelar pelatihan pembuatan dan pengelolaan website desa, 13 hingga 14 Maret di ruang laboratorium komputer Diskominfo setempat.

Pelatihan kerjasama dengan Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta tersebut dibuka Kepala BPPKI Yogyakarta Eka Handayani SE MM,  diikuti perwakilan Perangkat Desa Tayuban Panjatan, Desa Sidoharjo Samigaluh, Desa Donomulyo Nanggulan, Desa Banjarharjo Kalibawang dan Desa Sendangsari Pengasih.

Dikatakan Kadinas Kominfo Kulonprogo Drs R Agus Santosa MA, era teknologi dan keterbukaan informasi sekarang ini keberadaan website sangat penting bagi pemerintah desa, terlebih dalam perlombaan desa juga ditambah indikator tentang teknologi informasi. "Adanya dukungan dari BPPKI Yogyakarta menjadi semangat bagi Kominfo Kulonprogo untuk setahap demi setahap nantinya desa yang ada mempunyai web desa," kata Agus.

Kepala BPPKI Yogyakarta Eka Handayani SE MM berterima kasih atas respon yang baik dari kunjungan sebelumnya terkait dengan kegiatan pelatihan aplikasi bagi website desa. Terlebih kerjasama yang dibangun Dinas Kominfo dengan Dinas yang membawahi pemerintahan desa serta kecamatan. "Sehingga kedepan keberadaan website desa akan lebih bermanfaat dengan adanya dukungan dengan instansi di Pemkab Kulonprogo," ujarnya. (Wid)
Baca Halaman sumber.....
Share:

13 March 2017

Seleksi Operator Sekolah Segera Digelar

Harianjogja.com, KULONPROGO — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo tak cuma berencana merekrut tenaga guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menambah nilai pelayanan pendidikan, terutama jenjang SD. Perekrutan juga bakal dilakukan untuk posisi operator sekolah.

Kepala Bidang Pembinaan Ketenagakerjaan Dinas Pendidikan, Pemuda, serta Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kulonprogo, Budi Rohyatunu berbicara perekrutan guru maupun operator sekolah nonASN direncanakan terlaksana pada Maret ini. Sistem yang dipakai merupakan seleksi terbuka.

“Ini kita tetap melakukan sejumlah persiapan,” ujar Budi, Sabtu (11/3/2017).

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora Kulonprogo, Sumarsana berpendapat, operator sekolah berperan penting kepada nilai dapodik yang berubah acuan serta rujukan dalam pelaksanaan beberapa program di bidang pendidikan. Dapodik diantaranya berubah dasar penentuan besar alokasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tunjangan guru, rehabilitasi gedung sekolah, persiapan ujian nasional, sampai  pengajuan bantuan pembangunan ruang kelas baru.

Sumarsana mengatakan, pemutakhiran dapodik dilakukan dengan-cara berkala. Sistem yang dipakai pun semakin disempurnakan demi menambah nilai data. Namun, sistem tersebut cuma bisa manjur/tepat bertujuan jika operator sekolah bisa juga petugas pendataan di tingkat sekolah sanggup mengoperasikannya dengan-cara optimal. “Itu berkaitan dengan validitas data yang dilaporkan. Petugas pendataan dituntut rutincermat serta teliti waktu mengisi setiap kolom pada software dapodik,” ujar Sumarsana.
Baca Halaman sumber.....
Share:

SD di Kulonprogo Masih Gunakan ’Dingklik Angkringan’ - KRjogja

Seorang pegawai memperhatikan mebeler ruang kelas di SDN Trisik, menggunakan ’dingklik’ angkringan. (Foto : Agussutata)
KRJOGJA com - Kelengkapan sarana serta prasarana sebagian SD di Kulonprogo, belum sanggup memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan. Tidakhanya ruangan sekolah belum lengkap, tetap ada kursi tempat duduk dua siswa dengan ukuran sama panjang meja belajar di kelas. Mirip dengan dingklik yang dipakai pedagang di warung angkringan.

Kepala SDN Trisik, Purwanto mengakui kelengkapan sarana serta prasarana di sekolahnya, tergolong belum bisa memenuhi persyaratan SPM pendidikan. Khususnya untuk mebeler kursi tempat duduk untuk siswa, tetap menggunakan_dengan belahan satu potong kayu. ”Masih tersedia kurang lebih 30 persen, di kelas menggunakan_dengan kursi panjang,” jelas Purwanto.

Sebagian tempat duduk telah menggunakan_dengan satu kursi satu siswa tetapi ukuran kursi untuk orang dewasa. Kursi tersebut dipasangkan dengan meja tempat belajar untuk ukuran siswa. Siswa yang duduk di kursi lebih tinggi dengan siswa kurang lebih yang duduk di kursi panjang.

Menurutnya, penyelenggara sekolah sedang menganjurkan ada meja serta kursi yang memenuhi persyaratan SPM ke Dinas Pendidikan Pemuda serta Olahraga (Dikpora) Kulonprogo. Sekolah juga belum mempunyai ruang UKS itu dikarenakan sekolah tak mempunyai ruangan kosong.

Kepala Bidang Pembinaan SD, Dikpora Kulonprogo, Suharyono serta Kepala Seksi Kelembagaan serta Sarana Prasarana, Yulianto yang dikonfirmasi mengakui belum semua sarana prasarana pendidikan sekolah SD, memenuhi syarat SPM. Yulianto membahas pemerintah melewati Dikpora bakal berupaya sarana prasarana bisa memenuhi SPM pendidikan. Penyelenggara sekolah bisa membikin usulan untuk kelengkapan sarana prasarana pendidikan. (Ras)
Share:

Investor Rusia Bakal Bangun Smelter di Kulon Progo



YOGYAKARTA, (PR).- Investor yang perusahaannya berpusat di Rusia, Blackspace, tertarik bekerjasama dengan PT Jogja Magasa Mining (JMM) untuk mengolah pasir besi yang berada di Kabupaten Kulonprogo, DIY. Direktur Blackspace, Yosef Paskananda mengatakan, mereka akan membangun pabrik pengolahan tambang atau smelter ketika sudah tercapai kesepakatan.

"Sementara ini, kami masih membentuk tim kerja. Apakah ke depan bisa kita lakukan kerjasama ini ataukah tidak," katanya.

Bila kerjasama tersebut benar-benar terwujud, Yosef menuturkan maka pembangunan smelter dilakukan pada Agustus 2016. Berdasarkan pengalaman mereka membangun smelter, maka diprediksi smelter tersebut akan selesai dalam rentang waktu satu tahun.

Yosef mengatakkan, pihaknya telah membangun pabrik pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara sejumlah 2 line dan di Sulawesi Tengah sebanyak 52 line. Berawal dari batu bara, dan juga kereta api, selanjutnya pihaknya merambah smelter nikel tersebut.

"Teknologi yang digunakan untuk smelter, adalah teknologi sendiri. Kita mungkin studi mana yang lebih efisien dan cocok. Ini masih membentuk tim kerja apakah bisa kita tindak lanjuti, karena ada dua pemilik mayoritas dan minoritas. Kita harus berbicara dengan dua grup ini," tuturnya.

Sementara itu, Komisaris PT Jogja Magasa Mining (JMM), Luthfi Heyder mengatakan bahwa yang mendasari kerjasama tersebut adalah karena Blackspace sudah berpengalaman membangun smelter.

"Dan kebetulan kita memulai kembali. Permasalahannya, dua dan tiga tahun yang lalu harga metal di dunia jatuh. Kemudian ada Blackspace yang tertarik untuk itu," ucapnya.

Ia sendiri tidak berani menargetkan terbentuknya smelter di Kulonprogo. Pasalnya butuh waktu yang panjang untuk membuat workshop dari sisi legal, perizinan, keuangan dan juga teknis. "Kalau itu selesai, kita bertemu, dealnya gimana karena dalam kontrak ada batasan-batasannya apa yang boleh dikerjakan JMM dan apa yang boleh dikerjasamakan," katanya.***
Baca Halaman sumber.....
Share:

08 March 2017

Tabrakan Libatkan Tiga Mobil, Satu Tewas - TRIBUNJOGJA.COM



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO – Satu orang meninggal dunia dalam kecelakaan lalulintas di ruas jalan Wates-Yogyakarta KM 16, Pongangan, Sentolo, Selasa (7/3/2017) dinihari.
Kecelakaan ini melibatkan tiga buah mobil serta satu di antaranya terguling ke jurang jalan sedalam lima meter.

Kejadian bermula saat/ketika Kijang Innova bernomor polisi AB 1585 HH yang dikemudikan Herman Pratmaka (48), warga Sleman meluncur dari arah Purworejo.
Saat tiba di kawasan Pongangan dengan jalan menikung serta miring itu, mobilnya melanggar marka jalan serta masuk ke lajur sebelah kanan.

Sementara, dari arah berlawanan melaju pula mobil boks AB 8480 BU yang dikemudikan Kukuh Yudhistiya (32), warga Sleman. Itu dikarenakan jarak yang telah terlalu dekat, tubrukan keras dua kendaraan itu pun tidak dapat dihindari.

“Innova menikung melebihi marka tidak terputus yang ada di jalan tersebut. Lalu disambar mobil dari arah berlawanan,” jelas Kasat Lantas Polres Kulonprogo, AKP Imam Bukhori.

Tak berselang lama, itu dikarenakan berada di tengah bidang jalan, mobil boks ditubruk dari arah belakang oleh Isuzu Panther AB1302 FB yang dikemudikan Arif Munawar, warga Bantul.
Mobil boks tersebut langsung terguling ke jurang tepi jalan dalam posisi terbalik.

Akibat fenomena ini, satu penumpang Innova, Paikem (86) tewas dampak  benturan yang menyebabkan luka di kepalanya.

Saat kejadian, korban yang juga bunda dari pengemudi Innova itu duduk di belakang kursi sopir lalu terlempar ke depan sehabis terjadi tabrakan.

Tiga penumpang lainnya maupun pengemudi mobik boks serta Panther terjadi sesuatu luka ringan serta dilarikan ke RSUD Wates untuk perawatan intensif.

Polisi sampai  waktu ini tetap melakukan penyidikan atas fenomena tersebut. Dugaan sementara fenomena ini dampak  kelalaian pengemudi Innova yang menikung sampai  melanggar marka jalan.

“Sementara ini kita belum dapat menyimpulkan apakah pengemudi ini mengantuk bisa juga tidak. Yang jelas dirinya melanggar marka jadi terjadi tabrakan. Sopir tetap belum dapat dimintai keterangan itu dikarenakan tetap di rumah sakit,” kata Imam. (*)
Baca Halaman sumber.....
Share:

Pemkab Upayakan Tenggat Pengosongan Lahan Bandara Diperpanjang



Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo meminta target pengosongan lahan bagi warga terdampak bandara yang memilih relokasi bisa diperpanjang. Pasalnya, masyarakat masih belum memiliki tempat tinggal pengganti hingga lahan relokasi selesai digarap.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Zahram Assurawan mengatakan pengosongan lahan bagi warga terdampak masih belum memungkinkan. “Makanya target pengosongan kalau bisa diperpanjang,” ujarnya pada Selasa (7/3/2017).

Pengerjaan pengurukan sendiri seringkali terkendala hujan. Penolakan dari warga juga sempat muncul meski kemudian berusaha diselesaikan oleh pemerintah daerah.

Ditargetkan pengerjaan ini baru akan selesai pada 3 Mei mendatang. Namun, 30 hari terakhir akan digunakan untuk memperbaiki jalan yang rusak karena dilalui truk pengangkut.

Permintaan ini dipastikan akan menggangu proses pembangunan Bandara Temon. Padahal, tenggat waktu operasional pada tahun 2019 sudah ditetapkan langsung oleh Presiden RI.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kulonprogo, Akhid Nuryati menyatakan rasa pesimisnya akan terpenuhi batas waktu tersebut. “Apa bisa selama 2 tahun lebih sedikit mampu membuat bandara sampai operasional, seperti ini kita pesimis target waktu bisa terpenuhi” ujarnya.

Editor: Nina Atmasari | dalam: Kulon Progo |

Baca Halaman sumber.....
Share:

Pra Operasi Sudah Serap 6.000 Tenaga Kerja



Harianjogja.com, JOGJA – Pemda DIY memperkirakan keterserapan tenaga kerja pra pengoperasian New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo mencapai 6.000 orang yang bekerja di bidang industri dan konstruksi pengerjaan fisik. Jumlah itu diprediksi akan meningkat tiga kali lipatnya saat bandara sudah beroperasi. Oleh karena itu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigras (Disnakertrans) DIY menggenjot pelatihan bagi kesiapan tenaga kerja.


Kepala Disnakertrans DIY Andung Prihadi menjelaskan, dalam rangka menyiapkan ketenagakerjaan saat pra operasi hingga pengoperasian NYIA di 2019, pihaknya telah mempersiapkan banyak hal. Seperti penguatan tenaga kerja dari sisi skill, dan penguatan dari sisi profesionalitas. “Di sana dibutuhkan berbagai macam tenaga kerja yang sifatnya profesional dan skill jadi kami membagi sebelum bandara beroperasi dan pada saat beroperasi,” terangnya di Kompleks Kepatihan, Selasa (7/3).

Penguatan skill dibutuhkan untuk pekerja saat pembangunan bandara. Salahsatu pelatihan yang diberikan berupa las baja. Kemampuan itu diharapkan bisa diimplementasikan saat proses pembangunan bandara. Pelatihan ini diberikan kepada tenaga kerja dengan lulusan SMA/SMK.

Sedangkan pelatihan untuk meningkatkan profesionalitas menyasar calon tenaga kerja lulus D3 ke atas. Mereka diberikan materi pelatihan seperti airline staf, administrasi penerbangan dan lainnya. Adapun calon tenaga kerja berasal dari seluruh DIY. “Jumlahnya tidak banyak, setiap bidang yang kami tingkatkan skillnya sekitar 100 orang. Karena memang anggaran terbatas. Bukan dari Kulonprogo saja karena mungkin SDM Kulonprogo belum bisa mewakili semua,” kata dia.

Andung mengakui dampak pembangunan NYIA terhadap keterserapan tenaga kerja tergolong besar. Pada pra operasi saja untuk bidang industri diprediksi sekitar 3.389 orang tenaga kerja dan 2.688 orang di bidang konstruksi atau bangunan fisik. Saat ini yang dilatih di Balai Latihan Kerja (BLK) seperti materi instalasi listrik sebanyak 88 orang dan las listrik 108 orang.

Berdasarkan pengkajian dari jumlah prediksi serapan tenaga kerja pra operasi itu, akan meningkat tiga hingga empat kali lipatnya saat nanti bandara sudah beroperasi, mulai dari efek ke pariwisata dan industri. Andung meyakini, keberadaan NYIA bakal mengurangi penganguran di DIY secara signifikan.

“Kita bisa mengurangi pengangguran kalau sekarang 4,07% mungkin bisa sampai 2%, itu pengangguran terbukanya. Kalau 2016 kan 2,5%. Saya kira akan signifikan penurunannya [jumlah pengangguran],” ungkap dia.

Pemda DIY akan mengupayakan warga DIY dapat mengakses pekerjaan di NYIA Kulonprogo. Pemda DIY akan mendorong kabupaten/kota lainnya di DIY selain Kulonprogo, agar menjalin kerjasama dengan PT Angkasa Pura guna memberikan akses warga DIY mendapatkan pekerjaan. Tentunya dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing. Saat ini calon tenaga kerja yang disiapkan, selain dilatih di BLK, ada pula di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta. “Sudah ada MoU untuk Kulonprogo, nanti bisa dikembangkan ke kabupaten/kota. Seperti yang usulan kegiatan, ada untuk cleaning service, airline staf, dan kami siapkan juga untuk sekelas supervisor,” kata dia.

Editor: Sumadiyono | dalam: Kota Jogja |

Editor: Sumadiyono | dalam: Kota Jogja |
Baca Halaman sumber.....
Share:

March 07 2017 Longsor Kembali Terjadi di Kalibawang



RADARJOGJA.CO.ID – Bencana longsor kembali terjadi di Kalibawang, Minggu (5/3) petang. Material longsor menerjang jalan menuju Gereja Santa Maria Lourdes Promasan, Desa Banjaroya, Kalibawang. Dusun Kajoran, Tanjung, serta Semawung di Banjaroya serta Kalisentul juga terkena longsoran.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Banjaroya Esanto berbicara longsor tersebut adalah longsor susulan. Sebelumnya terjadi longsor pada Minggu (26/2) pekan lalu.

“Hujan deras terbukti terjadi berbagai pekan terbaru . Sepekan lalu tanah telah longsor serta Minggu (5/3) itu longsor susulan,” kata Esanto.

Longsor pertama tentang jalan menuju Gereja Santa Maria Loudes Promasan. Material longsor dibersihkan warga bersama relawan serta Taruna Siaga Bencana (Tagana).

“Jalan telah dibuka kembali sehabis ditutup sementara. Namun longsor kembali terjadi, hari ini stabil di lokasi longsor pertama serta kondisinya lebih parah itu dikarenakan material longsor menutup seluruh badan jalan,” kata Esanto.

Empat dusun pernah terisolasi, Kajoran, Tanjung, serta Semawung di Desa Banjaroya serta Kalisentul di Desa Banjarharjo. “Warga telah menyingkirkan material longsor. Jalan wajib dibuka itu dikarenakan adalah jalan utama,” kata Esanto.

Penutupan jalan dilakukan kendati menyulitkan warga yang ingin ke Gereja Santa Maria Lourdes Promasan bisa juga berziarah di Gua Maria Sendangsono. Namun itu untuk mengantisipasi adanya koban jiwa apabila terjadi longsor lagi.

“Mereka wajib memutar dengan selisih 700 meter lebih jauh. Jalannya juga lebih sempit, bagi rombongan peziarah yang datang dengan bus besar wajib diturunkan jauh dari lokasi serta melanjutkan berlangsung kaki,” ucap Esanto.

Salah seorang peziarah Paimin pasrah menghadapai penutupan jalan. “Saya berharap longsor tak terj
Baca Halaman sumber.....
Share:

Tunggu Pengganti Bangunan SDN Glagah 3 Kulonprogo


Satu sekolah terdampak New Yogyakarta International Airport (NYIA) adalah SDN  Glagah 3. Diinginkan bangunan sekolah tetap dapat dimanfaatkan sembari menantikan bangunan baru. SDN Glagah 3 tersedia enam kelas, 120 siswa, dan sembilan guru dan kepala sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kulonporogo Sumarsana berbicara SDN Glagah 3 ada di daerah yang paling tak sedikit dihuni wali siswa terdampak bandara. Namun tak semua orang tua murid ikut direlokasi.

“Menunggu bangunan penggati jadi. Namun apabila terbukti terpaksa wajib pindah siswa dapat dititipkan ke sekolah terdekat bagai SDN Glagah 1 dan SDN Glagah 2,” kata Sumarsana.

SDN Glagah 3 adalah fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) milik pemerintah daerah yang sudah diganti menyesal PT Antariksa Pura 1 senilai Rp 6 miliar. Sekolah di Dusun Kepek, Glagah ini berubah satu-satunya institusi pendidikan yang masuk kawasan bandara.

Terkait pembangunan sekolah pengganti Antariksa Pura I menyebutkan mampu membangun gedung pengganti. Namun pembangunan disesuaikan ketersediaan dana ganti rugi.

“Tidak masalah, kita tinggal mencarikan rekanan pembangunan,” kata Humas Proyek Pembangunan NYIA PT Antariksa Pura I Didik Catur.

Hal tersebut hampir sama dengan pembangunan relokasi bagi warga terdampak bandara. Pihaknya cuma bakal menjembatani dengan berupaya mencarikan lahan yang sesuai.

“Mencarikan tanah dan gedung pengganti bagi fasilitas umum warga terdampak ini perlu waktu. Namun harga lahan di kurang lebih kawasan tersebut dikabarkan meroket,” ucap Didik.

Pemkab Kulonprogo dan PT Antariksa Pura I belum sempat berjumpa terkait rencana pembanguan gedung pengganti SDN Glagah 3. PT Antariksa Pura I tetap fokus melakukan persidangan konsinyasi warga di PN Wates dan petambak udang di lahan bandara di tingkat Mahkamah Konstitusi. (tom/iwa/mar)
Baca Halaman sumber.....
Share:

07 March 2017

Bandara Adi Sumarmo Solo Bakal Terhubung KRL ke Bandara Kulonprogo



TRIBUNSOLO.COM, YOGYA - Bandara Adi Sumarmo Solo di Kabupaten Boyolali, Jateng, bakal terhubung dengan Bandara Baru Kulonprogo, DIY, sampai  Kutoarjo, Jateng, melalui jalur kereta api (KA).

Tepatnya, menggunakan_dengan Kereta Rel Listrik (KRL), yang juga bakal hadir di jalur Yogyakarta.

Manajer Humas PT KAI Daop 6, Eko Budiyanto, membenarkan info bahwa pemerintah bakal membangun proyek tersebut melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Indonesia.

Jalur KRL itu bakal menghubungkan titik-titik transportasi serta keramaian.
"Jadi kelak ada sambungan dari Bandara Adi Sumarmo Solo, melalui Stasiun Bandara Adi Sutjipto (Stasiun Maguwo, Red)," ucap Eko, Minggu (5/3/2017), di Yogyakarta.

"Lalu bandara baru di Kulonprogo sampai  ke Kutoarjo," katanya menambahkan.
Namun ia tak dapat membahas dengan-cara rinci perihal proyek tersebut.
Sebab, saat serta biaya proyek berada sepenuhnya di pihak kementerian jadi belum dapat dipublikasikan.

"Saya belum dapat ngomong itu dikarenakan belum tahu tak sedikit serta itu ranahnya ada di kementerian."

"Namun sambungan itu jelas ada serta bakal jalan," ucap Eko.
Adapun sebelumnya, di penghujung tahun 2016 lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut bakal memboyong KRL untuk jalur kereta api Yogyakarta-Magelang, Jateng. (tribun jogja/ikrar gilang rabbani)

Baca Halaman sumber.....
Share:

Kulon Progo genjot produksi sapi bunting



KULON PROGO. Dinas Pertanian serta Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan 16.800 ekor sapi bunting pada 2017 untuk mendongkrak populasi sapi di daerah ini.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian serta Pangan (DPP) Kulon Progo, Nur Syamsu Hidayat mengatakan, Kementerian Pertanian melewati Dinas Pertanian DIY memberatkan sasaran sapi bunting 16.800 ekor.

Ia berbicara pihaknya menerjunkan 26 insiminator dokter fauna ke keduabelas kecamatan untuk mencapai sasaran tersebut. Sebanyak 26 insiminator tersebut telah mempunyai sertifikat khusus yang dikeluarkan Balai Pelatihan Pertanian Malang Jawa Timur.

Setiap insiminator setiap hari ditargetkan menyuntik lima ekor sapi. Mereka harus melakukan pencatatan serta mengabarkan terhadap koordinator insiminator yang tergabung dalam paguyuban insiminator.

"Koordinator setiap hari melapor ke provinsi serta dilaporkan langsung ke Menteri Pertanian (Mentan) melewati media sosial WhatsApp," katanya.
Ia berbicara tingkat kesuksesan kawin suntik dipengaruhi berbagai hal yakni ketercukupan pakan serta gizi pada sapi. Tidakhanya itu, dipengaruhi oleh tipe indukan.

Program sapi bunting ini juga diikuti dengan gerakan pengembangan pakan berkualitas. Bantuan yang diberikan yakni rumput gajah, legum bisa juga kacang-kacangan. "Pakan ternak ini proteinnya amatlah tinggi, yakni 30% yang diperlukan seekor sapi," katanya.

Salah satu peternak Kecamatan Sentolo Adi Karsono mengatakan, dia merawat sapi simental. Tingkat kesuksesan insiminasi buatan bisa juga kawin suntik amatlah kecil. "Saya telah mengawinkan sapi tiga kali tak ada yang berhasil," kata dia.

(Sutarmi)

Baca Halaman sumber.....
Share:

Gelombang Dinilai Masih Normal, Nelayan Kulonprogo Tetap Nekat Melaut



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Siklon tropis Blance tengah berkecamuk di perairan barat Darwin, Australia serta memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan Indonesia.

Namun begitu, nelayan di pesisir Kulonprogo waktu ini justru sedang dianugerahi gelombang landai yang tepat untuk melaut.

Ketua kelompok nelayan Ngudi Rejeki Karangwuni, Wates, Winarto mengaku tak tahu menahu adanya putaran angin sikon tersebut. Ia justri berbicara dua kali ini cuaca serta kondisi  laut selatan  sedang bagus-bagusnya.

Tinggi gelombang terbilang normal cenderung landai  dengan ombak yang minim jadi nelayan dengan bebas dapat mengarahkan kapalnya masuk ke laut lepas untuk mencari ikan.

“Ombaknya hampir ngga ada, landai saja. Ibaratnya jalan, kini lagi timbul tol di laut itu dikarenakan gelombangnya normal serta baik buat melaut. Kemarin ada yang dapat bawa pulang tangkapan hinggasatu kuintal,” kata Winarto, Senin (6/3/2017).

Namun begitu, pihaknya masih berusaha niteni kondisi cuaca serta gelombang laut. Khususnya untuk menghindari terjebak badai di tengah laut maupun perahu terbalik waktu menerjang gelmbang laut di pinggiran pantai waktu hendak berangkat. Apabila kondisi cuaca berubah, biasanya gelombang juga bakal meninggi.

Hanya saja, perubahan cuaca serta gelombang kadang tak dapat diprediksi. Cuaca cerah dapat saja berubah berubah hujan deras serta kondisi di luat bakal cepat berubah pula.
“Selama ada lubang gelombang untuk masuk, ya nelayan bakal masih melaut. Andai tak dapat masuk, nelayan ya benerin jaring,” katanya. (*)

Baca Halaman sumber.....
Share:

Korban Hanyut di Magelang Ditemukan di Pantai Trisik Kulonprogo



MAGELANG, KOMPAS.com - Salah satu korban yang amblas di Sungai Sono Magelang, Syamsul Ma'rif (30), ditemukan terdampar di bibir pantai Trisik, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (3/3/2017), kurang lebih pukul 16.00 WIB.

Lokasi penemuan berjarak lebih dari 70 kilometer dari lokasi amblas di Sungai Sono, Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Jenazah Syamsul ditemukan oleh Robingun (43), warga yang sedang memancing di kurang lebih pertemuan ajaran Sungai Progo dengan pantai Trisik. Penemuan itu dilaporkan terhadap tim SAR Kokam Kulonprogo yang kemudian diteruskan terhadap tim SAR perpaduan di Magelang.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Susanto menjelaskan, korban ditemukan telah tak bernyawa dan tanpa busana. Tidakhanya itu, ada berbagai luka lebab di tahap tubuhnya diduga dampak  benturan-benturan di sepanjang sungai.

Ciri-ciri fisik pada jenazah tersebut diketahui identik dengan Syamsul, bagai pada tinggi badan, rambut, tato pada lengan dan paha dan gelang yang dikenakan di tangan kanan korban.

"Setelah ada info penemuan jenazah di pantai Trisik, kita segera kroscek ke pihak keluarga dan nyatanya terbukti benar jenazah tersebut adalah korban atas nama Syamsul," ucap Edi, Jumat (3/3/2017) malam.

Selanjutnya, perwakilan keluarga didampingi anak buah tim SAR Magelang menuju Kulonprogo untuk serah terima jenazah yang telah disemayamkan di RSUD Wates. Jenazah segera dibawa menggunakan_dengan ambulans dan tiba di rumah duka di Dusun Banyuurip I, Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, kurang lebih pukul 22.15 WIB.

Menurut Kepala Dusun Banyuurip I, Ma'arif, jenazah tiba di rumah duka langsung dimandikan untuk kemudian dimakamkan dengan-cara pantas di pemakanan dusun setempat. Pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian Syamsul sebagai musibah jadi meminta jenazah segera dimakamkan.

"Kondisi jenazah juga telah tak baik, telah berbau, jadi diputuskan untuk dimakamkan Jumat malam ini," kata Ma'arif.

Dengan ditemukannya korban Syamsul, kata Edi, maka tetap ada satu lagi korban atas nama Azis Muslim (20) yang belum ditemukan. Pihaknya tetap bakal melakukan pencarian dan penyisiran mulai di sepanjang Sungai Sono, Elo sampai  Progo.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan tim SAR yang ada di Kulonprogo untuk mengantisipasi penemuan korban di lokasi yang sama dengan korban sebelumnya.

Diberitakan sebelumnya, lima orang amblas di Sungai Sono yang adalah anak sungai Elo, Desa Banyuurip, waktu sedang bermain river tubing. Arus Sungai Sono waktu itu sedang banjir besar itu dikarenakan usai diguyur hujan deras pada, Kamis (2/3/2017) sore.

Dua orang sanggup menyelamatkan diri dari terjangan arus, yakni Cahyo (18) dan Wildan (18), warga Banyuurip. Seorang lagi bernama Agus Setiawan (30) ditemukan meninggal dunia tersangkut ranting-ranting tanaman di Dusun Sorobayanatau kurang lebih 2 kilometer dari titik start river Tubing.

Saat ditemukan korban tetap menggunakan_dengan helm pengaman dan kaki terbelit pada ban. Adapun korban Syamsul telah ditemukan di pantai Trisik Kulonprogo. Waktu ini tim SAR perpaduan tetap melakukan upaya pencarian.

Penulis : Kontributor Magelang, Ika Fitriana
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Baca Halaman sumber.....
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive