Pemkab Kulonprogo diminta untuk memetakan dan mengembangkan potensi kuliner di Kulonprogo. Pembangunan sentra kuliner hingga ke tingkat kecamatan juga bisa membantu kemauan produk panganan lokal.
Hal tersebut disampaikan oleh Priyo Santoso, anggota Komisi II: Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kulonprogo. Menurutnya, pengembangan industri lokal harus sejalan dengan geliat pembangunan Kulonprogo.
“Pemerintah harus memfasilitasi pengembangan potensi produk dan makanan lokal menjadi unggulan,” jelasnya pada Senin (6/2/2017).
Selain itu, dinilai belum ada sentuhan untuk menggerakan potensi kuliner unggulan di Kulonprogo. Sentra kuliner hingga tingkat kecamatan harus dikemas menjadi tujuan kuliner yang khas dan istimewa.
Terlebih lagi, saat ini tren kuliner sedang menanjak popularitasnya. Prioyo menjelaskan ini bisa menjadi alternatif pengembangan kewirausahaan bagi masyarakat.
Jika digarap dengan serius, Priyo optimis pemburu kuliner juga bisa mengalihkan tujuannya ke Kulonprogo. Dibarengi pula dengan pemetaan strategi pemasaran dan penambahan daya tarik seperti spot pengunjung.
Ia menyebutkan sejumlah potensi kuliner yang layak garap seperti mangut di Galur, ikan asap di sepanjang pantai selatan, dan juga kampung geblek. Hal serupa menurutnya telah terbentuk di beberapa daerah tetangga dan terbukti membuahkan hasil.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kulonprogo, Sri Hermintati mengatakan pengembangan kuliner di Kulonprogo diakomodir dengan berbagai cara. Salah satunya dengan ketersediaan rak khusus bagi olahan lokal di Tomira. Selama ini, sejumlah produk lokal yang ada di Tomira dipasol dari Koperasi Binangun Sejati.
Sedikitnya, ada 7 Tomira di seluruh Kulonprogo yang telah menyediakan ruang bagi penjualan produk lokal ini. Meski tak seluruhnya merupakan produk kuliner namun sebagian besar yang dijual di Tomira merupakan produk olahan makanan. Kapasitas produksi juga cenerung terbetas sehingga diakui masih belum maksimal.
Editor: Nina Atmasari harian jogja