TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Taman Budaya Kulonprogo tahun ini akan menjalani penyempurnaan sebelum mulai bisa digunakan secara resmi.
Pemerintah Kabupaten Kulonprogo sudah menyiapkan anggaran hingga Rp27 miliar untuk proses penyempurnaan tersebut.
Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan pemukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Zahram Azzurawan mengatakan, rancang bangun Taman Budaya Kulonprogo dibagi jadi tiga konsep ruang pertun jukkan.
Yakni, gedung hall utama, gedung galeri seni, dan juga teater terbuka. Adapun yang sudah dibangun saat ini barulah gedung hall yang sudah memasuki tahap akhir sebelum digunakan.
“Bangunannya sudah jadi dan tahun ini juga bisa digunakan. Kami akan memulai pekerjaan penyempurnaannya dengan penataan landscape, pembangunan joglo, pagar, fasilitas mushola, juga pengurukan akses jalannya,” kata Zahram, Minggu (19/2/2017).
Anggaran untuk penyempurnaan tersebut mencapai Rp27 miliar yang diambilkan dari Dana Keistimewaan.
Meski begitu, belum diketahui kapan pekerjaan penyempurnaan itu akan mulai dilakukan.
Namun, Zahram memastikan bahwa pekerjaan dilakukan tahun ini sehingga di akhir tahun nanti gedung sudah bisa digunakan.
“Kalau landscape dan pagar berikut joglonya selesai, sudah langsung bisa digunakan. Sedangkan dua gedung pertunjukan lainnya akan dibangun pada tahun anggaran berikutnya secara bertahap,” kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Untung Waluyo berharap Taman Budaya Kulonprogo bisa segera dituntaskan pembangunannya pada tahun ini juga.
Nantinya, Taman Budaya itu akan digunakan untuk mengakomodasi pentas seni maupun kegiatan kebudayaan di Kulonprogo.
Pihaknya sudah menginventarisir beberapa event rutin di Kulonprogo yang nantinya bisa dialihkan lokasi penyelenggaraannya ke Taman Budaya tersebut.
Di antaranya Festival Budaya Menoreh, Festival Kesenian Yogyakarta, hingga Manunggal Fair.
“Karena sudah rutin, diharapkan bisa dikonsentrasikan ke situ, tidak di Alun-alun lagi. Ini sekaligus membuka wawasan baru pengembangan perekonomian di Kulonprogo,” kata dia. (*)