KULON PROGO, KOMPAS.com - Belum banyak masyarakat yang memanfaatkan keberadaan hunian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dari 360 hunian di 3 tower rusunawa di Kulon Progo, hingga kini, baru 1 rusunawa saja yang terisi. Itu pun baru terisi sebagian saja.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo terus berupaya merekrut warga yang ingin menghuni rusunawa-rusunawa yang ada.
"Salah satu rusun sudah terisi 75-an persen. Satu rusun baru 30-an pendaftar. Satu lagi belum diserah terima ke kami," kata Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Suparno, Rabu (20/2/2019).
Pemerintah membangun rusunawa di berbagai daerah untuk pemenuhan kekurangan kepemilikan rumah bagi warga dan juga bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Pemkab Kulon Progo menangkap peluang itu karena melihat perekonomian warga terus menggeliat, keluarga muda terus tumbuh, dan warga pendatang bertambah seiring pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang masif di daerah.
Pemkab dan Kementerian PUPR pun bekerja sama membangun ratusan hunian rusunawa ini demi menangkap peluang-peluang yang ada itu.
Mereka membangun rusunawa pada daerah industri seperti di Desa Triharjo dan Giripeni di Kecamatan Wates antara 2014-2016. Satu rusunawa lagi di dibangun di Dusun Krebet, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo.
"Dengan harapan, warga kami yang bekerja di sekitar (rusunawa) akan menempati rusunawa itu," kata Suparno.
Sekedar diketahui, Kulon Progo memiliki 3 rusunawa yang dibangun Kementerian PU. Pertama adalah dua tower rusunawa di Triharjo dengan kapasitas hunian 196 rumah hunian.
Masing-masing tower memiliki 5 lantai dengan luas hunian 24 meter persegi. Hunian tidak dilengkapi dengan furniture di dalamnya.
Hunian kedua ada di Desa Giripeni dengan jumlah 98 unit. Besar dan fasilitas unit sama dengan Triharjo, yakni tanpa furniture di dalamnya dan luas 24 meter persegi.
Rusunawa Tuksono merupakan hunian terbaru yang dibangun pada 2017. Rusun ini terdiri dari 70 hunian dengan luas 36 meter persegi tiap huniannya.
Fasilitas yang diberikan cukup lengkap, terdiri dari furniture. Dari ketiga rusun itu, baru Rusunawa Triharjo yang ditempati warga, rusunawa di Giripeni belum beroperasi, sedangkan Rusunawa Tuksono tak lama lagi dimasuki warga.
"Sementara ini, sebanyak 30 keluarga sudah mendaftar masuk yang Tuksono," kata Suparno.
Suparno mengatakan, selain rusunawa, Kementerian PUPR juga membangun 50 rumah khusus (rusus) di Kecamatan Temon. Rusus ini kini sudah penuh. "Kami mau membangun lagi di Kaligintung pada 2019 ini," kata Suparno.
Kepala Dinas PU, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman, Gusdi Hartono mengharapkan, warga tidak menunda masuk ke rusun yang sudah tersedia.
"Rusun ini bukan kos-kosan, tetapi bagi mereka yang belum punya rumah namun sudah berkeluarga. Jangan tidak ditempati, karena kasihan orang lain. Jangan ragu untuk cepat menempati, karena kalau ditunda maka akan mundur terus," kata Gusdi.
Untuk memancing peminat, pemerintah berencana meluncurkan hunian itu pada 25 Februari 2019.
"Kami akan acarakan hari perdana warga yang masuk rusun (Tuksono) ini. Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo sendiri yang akan meluncurkannya," kata Gusdi, ketika menerima 30-an perwakilan keluarga yang berencana menghuni rusun Tuksono.