Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


23 January 2017

Wabah Antraks Positif Serang Satu Desa di Kulon Progo - REPUBLIKA.CO.ID

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - During this time in DI Yogyakarta declared free of anthrax because it has previously not been a case. But with the cases of anthrax that occurred in several hamlets in the village Purwosari Girimulyo District of Kulon Progo Regency, then in the Perwosari village tested positive for anthrax outbreaks. It was announced by the Director of the Animal Health Directorate General of Livestock and Animal Health Ministry of Agriculture Fajar Rasa Sumping Tjatur on Republika.co, id, at the Center for Veterinary Wates, Monday (23/1). "Although only one animal positive anthrax and the area has never been a case it is called an outbreak. So, in the village of Purwosari to say an outbreak of anthrax," said the former Director of the Center for Veterinary Wates in 2011 hinga end of 2016. In order not to disrupt the economy, then in the Village area Purwosari, District Girimulyo created zone that is associated with the points where livestock deaths occurred. To have it done mapping the views of the population and distribution of these animals will follow geographical conditions. He admitted in the zone closest to the point of incidence, livestock in the region was until now not allowed out. For that of the officer at the Center for Animal Health and BB Girimulyo Veterinier continue monitoring and sampling. "Prohibition animals should not be out until anthrax germs in the area declared negative," he said. According to Fajar, in the hamlet of occurrence of cases of anthrax quite secluded so it is rather strange that in these hamlets case of anthrax. He admits it is limited in terms of the knowledge society. Dead animals considered normal so they do not report. As for the animal breeders valuable. So when sick slaughtered and then consumed, so they would not lose if the animal is dead. "Therefore from now on continue to socialize that if there is a sick animal, let alone the dead should report to Clinic (Center for Animal Health) in each district," he said. He acknowledged health worker is still limited, so even though they've been around to the public but may be in a remote area is missed. So, we need also an active part of society. "With this event we take positive lessons that people should know when there is a disease in any animal, let alone the disease can spread to other animals should be reported," said Fadjar asserted.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama ini di DI Yogyakarta  dinyatakan bebas antraks karena sebelumnya memang tidak pernah ada kasus. Namun dengan adanya kasus antraks yang terjadi di beberapa dusun di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo, maka di Desa Perwosari tersebut dinyatakan positif terjadi wabah antraks.

Hal itu disampaikan Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa pada Republika.co,id, di Balai Besar Veteriner Wates, Senin (23/1). "Walaupun hanya satu ekor hewan yang positif antraks dan di daerah tersebut belum pernah ada kasus maka itu disebut wabah. Sehingga di Desa Purwosari bisa dikatakan terjadi wabah antraks," jelas mantan Direktur Balai Besar Veteriner Wates di tahun 2011 hinga akhir 2016 ini.

Agar tidak mengganggu perekonomian, maka di wilayah Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo dibuat zona yang dikaitkan dengan titik-titik di mana kasus kematian hewan ternak terjadi. Untuk itu telah dilakukan pemetaan yang dilihat dari populasi dan distribusi hewan ini akan mengikuti kondisi geografis.

Dia mengakui di zona yang paling dekat dengan titik kejadian, hewan ternak di wilayah tersebut memang sampai sekarang tidak boleh keluar. Untuk itu dari petugas di Pusat Kesehatan Hewan Girimulyo dan BB Veterinier terus melakukan pemantauan dan pengambilan sampel. "Pelarangan hewan tidak boleh keluar sampai kuman antraks di daerah tersebut dinyatakan negatif," ujarnya. 

Menurut Fadjar, di dusun terjadinya kasus antraks cukup terpencil sehingga agak aneh bila di dusun tersebut terjadi kasus antraks. Dia mengakui memang dari segi pengetahuan masyarakat terbatas. Hewan yang mati dianggap biasa sehingga mereka tidak melapor.  

Sementara bagi peternak hewan tersebut berharga. Sehingga ketika sakit disembelih lalu dikonsumsi, supaya mereka tidak rugi kalau hewan tersebut mati. "Karena itu mulai sekarang terus dilakukan sosialisasikan bahwa apabila ada hewan yang sakit, apalagi mati harus melapor ke Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) yang ada di setiap kecamatan," tuturnya. 

Dia mengakui petugas Puskesmas memang masih terbatas, sehingga meskipun mereka sudah keliling ke masyarakat tetapi mungkin di daerah terpencil ada yang terlewatkan. Sehingga diperlukan juga peran aktif masyarakat. "Dengan kejadian ini kita ambil hikmah positif bahwa masyarakat harus tahu bila ada penyakit pada hewan apapun, apalagi penyakit tersebut bisa menyebar ke hewan lain harus dilaporkan," kata Fadjar menegaskan.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive