KULONPROGO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), Jumat (27/1) siang. Panitia telah melakukan serangkaian persiapan dengan memasang tenda dan sarana pendukung lain di sekitar lokasi. Sebelumnya presiden dijadwalkan datang pada Senin (23/1) lalu. “Sudah 90% sudah fix, persiapan dan koordinasi terus kami lakukan,” kata Asisten II Sekda Kulonprogo, Triyono, kemarin. Persiapan terus dilakukan baik oleh Pemkab Kulonprogo, Pemda DIY, PT Angkasa Pura I, dan Sekretariat Negara (Sekneg).
Terpisah, Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I) Danang S Baskoro mengatakan, untuk pertama kalinya perseroan mengembangkan airport city dan aerotropolis di Yogyakarta. “Airport city maupun aerotropolis merupakan kota dengan tata letak, infrastruktur, dan ekonomi berpusat di bandara,” katanya dalam talk show Akselerasi Ekonomi DIY l, Selasa (24/1) malam. Airport city merupakan kawasan yang berada dalam radius 15 menit dari bandara.
Sedangkan radius jarak 15–30 menit dari bandara disebut aerotropolis. Di airport city tetap ada permukiman yang di dalamnya ada penjual berbagai barang produksi lokal. Danang mengungkapkan, untuk groundbreaking NYIA yang akan dilakukan oleh Presiden pengerjaannya ditawarkan kepada pengusaha lokal DIY. Untuk konstruksi besar seperti pembangunan landasan dan terminal bandara dikerjakan perusahaan konstruksi berpengalaman.
“Mereka juga akan menggandeng perusahaan konstruksi lokal untuk pengerjaan bagian tertentu,” ungkapnya. Diproyeksikan NYIA berkapasitas 15 juta penumpang per tahun. Saat ini Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta menampung 7,2 juta orang per tahun.
Padahal kapasitasnya hanya 1,2 juta orang per tahun. Pada kesempatan itu, Staf Khusus Menteri Perhubungan Wihana Kirana Jaya mengatakan, investasi pembangunan NYIA memberikan multiplier effect. Keberadaan bandara baru diyakini bisa mengatasi ketidakmerataan pembangunan antara Jawa bagian utara dengan selatan. Bandara NYIA juga bisa mendongkrak sektor pariwisata.
Langkah yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah meningkatkan konektivitas antara Yogyakarta–Solo– Semarang (Joglosemar). Konektivitas ini memudahkan wisatawan mengunjungi objek wisata di wilayah Joglosemar. “Konektivitas akan membuat lama tinggal wisatawan lebih baik dan panjang,” ujar Wihana. Sementara Komisaris PT Kereta Api Indonesia (KAI),
Danang Parikesit mengatakan, pembangunan NYIA di Kulonprogo tidak sekadar mendongkrak pertumbuhan perekonomian di DIY. Keberadaannya juga mendongkrak Jawa bagian selatan. “Yang jelas akan memperlancar mobilitas di Jawa bagian selatan,” katanya. Lebih lanjut dikatakannya konektivitas antarmoda transportasi sangat vital.
Harapannya kejadian pembangunan Bandara Kualanamu dan Lombok Praya tidak terulang. Dua bandara yang besar dan megah itu untuk konektivitasnya masih lemah. “Kalau hanya mengandalkan jalan raya, warga Klaten, Gunungkidul, pergi ke bandara (NYIA) akan pikir-pikir,” tuturnya. Dia menegaskan, untuk mendukung konektivitas tersebut, PT KAI berencana membangun jalur kereta lintas. Jalur tersebut tidak hanya menuju Kota Yogyakarta, tapi juga daerah lain di sebelah barat bandara NYIA.
Untuk lalu lintas kereta api saat ini masih memungkinkan rangkaian perjalanan khusus. “Yang masih perlu dipikirkan adalah titik pemberhentian dan tarifnya,” katanya.