TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Masalah klasik berupa permodalan masih saja menjadi kendala dalam pengembangan dan perberdayaan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) di Kulonprogo.
Hal itu diungkapkan Pimpinan PT Bank BPD DIY Cabang Wates, Riani Ernastuti, saat mengisi seminar kesehatan dan manajemen keuangan usaha di Gedung Kaca Kulonprogo, Selasa (29/9/2015).
Menurutnya, kebanyakan pelaku usaha UMKM di Kulonprogo kemudian berusaha memperkuat permodalan itu melalui tabungan.
Namun tidak jarang UMKM yang akhirnya harus meminta bantuan kerabat.
"Yang tidak bisa dipungkiri, ternyata masih banyak juga pelaku UMKM yang akhirnya mendapat modal dengan pinjaman renternir," kata Riani.
Dia menegaskan permasalahan itu harus diatasi dengan cara sinergi antar lembaga dan pemerintah.
Pasalnya, fakta di lapangan menunjukkan jumlah UMKM adalah yang terbanyak di antara jenis usaha yang ada di masyarakat.
Pihaknya menegaskan pula bahwa akses permodalan melalui perbankan memberi kesempatan luas untuk terus mengembangkan usaha.
"Kami siap memberi pelayanan permodalan untuk pedagang pasar, keliling, bahkan perajin yang bisa diakses secara kelompok maupun perorangan,” katanya.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan dua hal antara kesehatan dan bekerja tidak akan terpisahkan. Sebab itu, proses kerja harus tetap didukung tubuh yang sehat.
"Selain permodalan, dua hal itu harus beriringan," kata Hasto.
Adapun seminar ini digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kulonprogo.
Harapannya, melalui acara itu para pelaku UMKM di Kulonprogo dapat semakin bersemangat wirausaha dan wawasan kesehatan serta manajemen keuangan usaha. (tribunjogja.com)