Harianjogja.com, KULONPROGO-Ada beberapa kendala yang dihadapi Desa
Wisata dalam mempertahankan eksistensinya.
Di antaranya kendala secara umum adalah adanya persaingan antar desa
wisata yang kian banyak di wilayah DIY. Selain itu kemampuan sumber
daya manusianya yang masih kurang serta kurangnya promosi dan
pemasaran.
"Banyak desa wisata yang maju karena pemahaman promosi dan pemanfaatan
teknologi informasinya dengan baik. Sedangkan desa wisata di daerah
ini masih kurang pemahamannya," papar Seksi Usaha Pemberdayaan
Kepariwisataan Disbudparpora Kulonprogo, Trusta Hendraswara.
Ia menjelaskan ada beberapa desa wisata di wilayah Kulonprogo yang
telah menerima dana PNPM Mandiri dan 11 Desa Wisata yang masih aktif.
Empat desa yang tahun ini menerima dana tersebut yakni Desa Sidoharjo
dan Desa Purwoharjo di Kecamatan Samigaluh, Desa Sidorejo di Kecamatan
Lendah dan Desa Banjaroya, kecamatan Kalibawang. Selain empat desa
tersebut juga ada Desa Banjarsari, Kalibiru, Sermo, Jatimulyo,
Nglinggo, Glagah dan Desa Gulurejo.
"Desa Gulurejo baru embrio dan belum dapat program PNPM Mandiri. Desa
Glagah sudah pernah, tapi sayangnya kurang aktif sekarang," jelas
Trusta.
Ketua Desa Wisata Sidorejo yang juga Ketua Forum Komunikasi Desa
Wisata Kulonprogo Tukijo mengungkapkan kurangnya promosi dan pemasaran
mnejadi tantangan pengembangan desa wisata. Rencana dana PNPM Mandiri
tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan fasilitas dan layanan
desa wisata yang ada.
"Kalau sementara ini dana memang belum turun. Tapi rencana pengelolaan
dana yang kami ajukan yaitu untuk pembangunan toilet dan penambahan
peralatan outbound," jelas Tukijo.
Editor: Nina Atmasari
14 May 2014
Home »
Arsip berita kulonprogo
» Desa Wisata di DIY Semakin Bersaing