NET
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (B{BD) Kulon Progo memprediksi musim kemarautahun ini tidak separah tahun lalu. Krisis air bersih dimungkinkan tidak akan berdampak pada banyak warga.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Ariadi mengatakan pada tahun lalu cukup banyak warga yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Setidaknya ada 7.000 warga di 109 pedukuhan yang mengalami krisis air bersih. Hal ini lantaran kemarau tahun lalu bertepatan dengan adanya penutupan saluran induk irigasi Kalibawang untuk pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan.
Kondisi itu mengakibatkan lahan pertanian seluas 3.936 hektare tidak mendapat pasokan air serta berimbas kepada warga yang membutuhkan air di sekitar saluran tersebut.
"Proyek itu saat ini sudah masuk tahap penyelesaian sehingga dimungkinkan tahun ini ada penurunan dampak kemarau. Sampai sekarang belum ada laporan krisis air yang masuk," kata Ariadi, Rabu (8/5/2019).
Meski diprediksi dampak kemarau tahun ini tidak separah tahun lalu, Ariadi mengatakan pihaknya tetap melakukan sejumlah langkah antisipasi.
Antara lain berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti PMI, Dinas Sosial dan PDAM, serta penyiapan anggaran bencana. Tahun lalu, BPBD Kulon Progo mengambil anggaran sebesar Rp450 juta dari Dana Tak Terduga (DTT) untuk penanganan bencana kekeringan meski hanya terpakai Rp148 juta. (Tribunjogja I Singgih Wahyu)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Musim Kemarau dan Kekeringan di Kulon Progo Diprediksi Tak Separah Tahun Lalu, http://jogja.tribunnews.com/2019/05/08/musim-kemarau-dan-kekeringan-di-kulon-progo-diprediksi-tak-separah-tahun-lalu.
Penulis: ing
Editor: has