TRIBUN-BALI, SEMARAPURA - Pemkab Klungkung dalam beberapa hari belakangan, tengah getol untuk menertibkan toko waralaba berjejaring di wilayahnya.
Setelah sempat menutup beberapa toko waralaba karena izinnya telah lama mati, Pemkab Klungkung berencana akan mengerjasamakan toko-toko itu dengan Koperasi/Bumdes.
Guna memantapkan rencana itu,Bupati Klungkung Nyoman Suwirta beserta beberapa OPD terkait, Jumat (25/1/2019) menyambangi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogjakara untuk belajar pembentukan Tomira (Toko Milik Rakyat).
Dalam kunjungan itu, Pemkab Klungkung diterima langsung Bupati Kulon Progo Dr. H. Hasto Wardoyo.
Dalam penjelasannya, Bupati yang memiliki latar belakang dokter spesialis kandungan itu banyak menekankan tentang ideologi ekononi kerakyatan.
Ia menekankan bagaimana perputaran ekonomi seharusnya berputar di daerah.
"Awalnya apa yang saya lakukan, sempat menjadi pro kontra. Saya melihat jika dibiarkan menjamur, toko waralaba berjejaring ini justru merugikan kita. Perputaran ekonomi tidak ada di daerah, dan keuntungan sepenuhnya lari ke luar (pengusaha)," ungkap Hasto Wardoyo.
Melihat kondisi ini, pihaknya bersama legislatif sejak beberapa tahun lalu membuat Perda yang mengatur kerja sama antara toko waralaba berjejaring dengan koperasi setempat. Melalui kerja sama itu, setiap toko wara laba berjejaring mampu dikelola koperasi dan dinamakan Tomira (Toko Milik Rakyat)
"Melalui toko itu, juga wajib memasarkan hasil UMKM dari masyarakat Kulon Progo. Dulu yang kita hanya jual pucuk teh ke pengepul, sekarang bisa menjual produk teh siap seduh di Tomira. Demikian juga kopi dan lainnnya. UMKM makin produktif, karena didukung dengan pemasaran," jelasnya.
Tidak hanya itu, ideologi ekonomi kerakyatan yang ditekankan Hasto dikonsep dengan sesederhana mungkin.