TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sekitar 49 peristiwa tanah longsor terjadi di Kulon Progo sepanjang musim hujan yang berlangsung sejak November 2018 hingga awal 2019 ini.
Satu titik longsor hingga kini belum bisa tertangani tuntas.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mencatat, peristiwa tanah longsor banyak terjadi di wilayah Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, dan Kalibawang.
Penanganan telah dilakukan bersama relawan, polisi, tentara, dan masyarakat.
Namun, titik longsor yang menutup jalan kabupaten di ruas Gedong-Gendu, Desa Purwosari, Girimulyo hinga saat ini belum bisa tuntas tertangani.
Badan jalan dipenuhi longsoran material tanah dan batu hasil longsoran tebing setinggi 15 meter di tepi jalan tersebut.
Jalan tidak bisa dilewati kendaraan sehingga warga yang hendak melintas harus memutar lewat jalur lain.
"Kondisi tanahnya masih labil dan berisiko terjadi potensi longsoran sehingga kami belum bisa membersihkan jalan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Ariadi, Rabu (23/1/2019).
Disebutkannya, kawasan itu memang rawan longsor dan sejak November tercatat sudah empat kali terjadi tanah longsor.
Longsoran awalnya terjadi di area bawah jalan dan bisa diperbaiki namun sekarang giliran bagian atas yang ambrol.