Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


16 February 2019

Kulonprogo Tak Ingin KLA Mentok di Madya - Harian Jogja



Harianjogja.com, KULONPROGO—Kulonprogo sudah dua tahun terakhir hanya mendapat predikat Madya dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA). Tahun ini, diupayakan ada peningkatan predikat Nindya dalam menuju Kulonprogo KLA.

Kepala Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulonprogo Listyani mengungkapkan sejak evaluasi tiap tahun soal KLA dilakukan, pada 2017 dan 2018, predikat yang didapat Kulonprogo hanya tingkat Madya.

"Sebelumnya dapat predikat Pratama pada 2015, lalu meningkat jadi Madya di 2017. Tahun lalu [2018], masih Madya," katanya kepada Harian Jogja, Jumat (15/2/2019). Ada lima tingkat menuju KLA, yaitu Pratama, Madya, Nindya, Utama lalu KLA.

Setelah dilakukan evaluasi, tiap kabupaten mendapatkan skor. Skor dalam tiap tingkatan KLA yaitu dari 500 pada Pratama sampai 1.000 untuk tingkatan KLA. Untuk skor Kulonprogo saat ini masih berkutat sekitar poin 600.

Listyani mengatakan dalam mewujudkan KLA, harus ada komitmen dari masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). Berbagai indikator dalam penilaian KLA di antaranya adanya ruang bermain ramah anak (RBRA), kecamatan ramah anak, desa ramah anak dan sekolah ramah anak.

Sejauh ini Kulonprogo belum mempunyai RBRA. Ruang bermain anak yang ada di Alun-Alun Wates belum tergolong ramah anak. Listyani menambahkan dari 12 kecamatan, baru tujuh kecamatan yang sudah mendeklarasikan kecamatan ramah anak. Untuk desa ramah anak hanya 25% saja yang sudah deklarasi desa ramah anak.

Mengenai akan diresmikannya New Yogyakarta International Airport (NYIA), ia berharap agar disiapkan juga fasilitas-fasilitas yang menunjang ramah anak. "Di bandara harusnya disediakan juga ruang-ruang publik, ada ruang laktasi, ruang ramah bermain anak ataupun toilet khusus anak," ujar Listyani.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengungkapkan dalam mencapai tingkat KLA, perlu berbagai persiapan dari Pemkab. "Dalam mewujudkan KLA, butuh berbagai langkah terutama komitmen dari OPD, juga bekerja sama dengan dunia usaha, perguruan tinggi, juga media," katanya.
Share:

09 February 2019

Bupati Kulon Progo Targetkan Tali Asih PAG Cair Pekan Kedua Februari - Tribun Jogja



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo menyebut kemungkinan pencairan dana tali asih bagi warga penggarap lahan Paku Alam Gorund (PAG) terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon bisa terlaksana jelang pertengahan Februari 2019 ini.

Saat ini tengah dilakukan persiapan teknis pencairan ke rekening bank milik warga.

Hasto mengatakan, saat ini yang perlu berkejaran waktu adalah penyiapan teknis oleh bank yang ditunjuk untuk proses pencairan tersebut, yakni Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY.

Adapun persiapan teknis yang dimaksudnya antara lain penyelesaian pendaftaran rekening warga dan penyiapan notaris untuk mendampingi Pakualaman dalam proses pencairannya nanti.

"Target saya minggu kedua Februari ini bisa terlaksana (pencairan)," kata Hasto, Kamis (7/2/2019).

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, Pura Pakualaman sebagai pemilik lahan itu memang menjanjikan dana kompensasi berupa tali asih bagi para warga bekas penggarapnya.

Nilainya mencapai Rp 25 miliar untuk 1.602.988 meter persegi lahan garapan yang terdampak pembangunan NYIA di Desa Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran.

Dana tersebut diambilkan dari hasil ganti rugi pembebasan lahan PAG seluas 160 hektare oleh PT Angkasa Pura I sebesar Rp701,512 miliar yang sebelumnya dikonsinyasikan di Pengadilan Negeri Wates.

Berdasar pendataan yang dilakukan pihak desa bersama paguyuban penggarap, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (PTR) Kulon Progo mencatat ada ratusan warga penggarap dari keempat desa terdampak itu yang masuk data nominatif sebagai calon penerima dana tali asih.

Yakni, Jangkaran 121 orang, Sindutan 69 orang, Palihan 182 orang, dan terbanyak di Glagah 476 orang.
Share:

Dinas Kesehatan DIY Sosialisasikan Gerakan Hidup Sehat di Kulon Progo - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM - Penyakit tidak menular (PTM) menjadi momok bagi kesehatan masyarakat modern saat ini.
Hal itu sebetulnya bsia dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DIY, dr Veronika Nur Hardiyarti mengatakan ada perubahan pola penjangkitan penyakit di tengah masyarakat saat ini.
Jika dulunya warga lebih banyak terserang penyakit menular, mereka kini justru didera berbagai jenis penyakit tidak menular (PTM).
Di antaranya stroke, diabetes melitus, jantung, asma, kanker, dan lainnya.
Yogyakarta disebutnya termasuk dalam daftar teratas kota di Indonesia dengan riwayat PTM cukup tinggi di masyarakatnya. 
Kondisi itu menurutnya tak lepas dari pola hidup masyarakat yang kurang menerapkan PHBS, di antaranya jarang beraktivitas fisik, kebiasaan merokokdan mengonsumsi minuman beralkohol, kurang konsumsi buah dan sayur, dan lainnya.
Ditambah, sebagian masyarakat kurang menyadari pentingnya cek kesehatan berkala seperti pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan lainnya.
"Tujuh dari 10 persen pasien PTM itu tidak tahu dirinya sakit karena tidak pernah mengecek kondisi tubuhnya,"kata Veronika saat ditemui Tribunjogja.com dalam Sosialisasi Gerakan Hidup Sehat (Germas) di Balai Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Kamis (7/2/2019).
Germas disebutnya digelar dengan tujuan menciptakan masyarakat yang tetap sehat dan produktif sehingga bisa mencegah munculnya penyakit.
Share:

Hujan Deras Picu Sejumlah Bencana di Kulon Progo, Mulai Banjir Hingga Tanah Longsor - Tribun Jogja

  •  
  • TRIBUNJOGJA.COM - Hujan deras yang mengguyur Kulon Progo pada Jumat (8/2/2019) dinihari memunculkan sejumlah kejadian bencana di Kulon Progo. Mulai dari banjir genangan hingga tanah longsor.
    Di wilayah Wates, air setinggi sekitr 30 centimeter menggenangi lingkungan SDN Conegaran, Pedukuhan Tambah, Desa Triharjo, Kecamatan Wates.
    Air mulai menggenang sejak sekitar subuh hari yang berasal dari luapan air irigasi dan drainase di sekitar lingkungan sekolah yang juga bersebelahan dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kulon Progo itu.
    Akibatnya, tiga ruang kelas berikut perpustakaan, UKS, dan area parkir sekolah itu terendam.
    "Saluran di sisi barat BLK mampet lalu airnya meluap ke sekolah sejak sekitar pukul 04.30," jelas Penjaga SDN Conegaran, Teguh Santosa. 
    Lebatnya hujan yang turun juga membuat kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun di Wates terendam air setinggi sekitar 50 cm di halaman dan jalan masuk kantor tersebut.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mencatat ada sekitar empat laporan kejadian bencana setelah hujan deras pada Jumat.
    Antara lain pohon tumbang di Sri Kayangan yang sempat menutup jalan setempat meski kemudian bsia tertangani oleh TIm Reaksi Cepat (TRC). Lalu juga ada tanggul jebol di Margosari, Pengasih dengan material menutup jalan menuju underpass rel kereta api. Kondisi sudah bisa tertangai dengan dukungan loader (alat berat) dari Kodim 0731 Kulon Progo.
    Selain itu, ada dua kejadian tanah longsor di Ngruno, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih serta Pedukuhan Puguh, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang.(tribunjogja)

Share:

07 February 2019

5 Desa di Kulon Progo Telah Tersentuh Pamsimas - Tribun Jogja

 


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Lima desa di Kulon Progo kini telah melengkapi diri dengan instalasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas).

Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo meresmikan kelima instalasi tersebut secara simbolik, Rabu (6/2/2019) di kompleks Masjid Al Muttaqin, Pereng, Ngentakrejo, Kecamatan Lendah.

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, kelima desa penerima program Pamsimas 2018 itu yakni Ngentakrejo, Sukoreno (Sentolo), Banyuroto (Nanggulan), Karangwuni (Wates), dan Sogan (Wates).

Instalasi Pamsimas di Ngentakrejo memiliki total sambungan rumah (SR) 100 unit, Banyuroto 20 unit, Sukoreno 67 unit, Sogan 100 unit, dan Karangwuni 50 unit.

Baca: Kawasaki W175 Cafe Bakal Jadi Idola Baru Pecinta Motor Retro

Seusai penandatanganan prasasti, Wakil Bupati membuka keran air di halaman masjid sebagai simbolis peresmian Pamsimas tersebut.

Sutedjo mengapresiasi perjuangan kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) demi terselenggaranya penyediaan air bersih di tiap desa tersebut.

Menurutnya, ketersediaan air bersih sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.

Ia berharap instalasi tersebut dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.

Warga diminta menjada sumber mata air dengan menanam berbagai pohon di sekitarnya. 

"Pamsimas perlu dirawat dan di manajemen dengan baik. Musim hujan bisa dimanfaatkan dengan menanam pohon," kata Sutedjo.

Camat Lendah, Sutrisno mengatakan penyerahan Pamsimas sangat membantu masyarakat saat kemarau panjang.

Di wilayah instalasi Pereng, Pamsimas mencakup tiga pedukuhan yakni Pereng, Temben, dan Bendo.

Ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang kekurangan air saat musim kemarau di wilayah itu dan tahun ini bisa terlayani 100 KK melalui Pamsimas yang menaikkan 1.300 meter kubik air ke penampungan di utara masjid.

"Kami berharap tahun berikutnya Pamsimas juga dibangun di desa lain, seperti Tuksono," jelas Sutrisno. (*)
Share:

Wisata Kulon Progo, Kunjungi Hutan Sermo saat Musim Gugur - iNews


JAKARTA, iNews.id - Travelling ke Kulon Progo, Anda akan dimanjakan dengan berbagai destinasi wisata menarik untuk dijelajahi. Mulai dari Pantai Glagah, wisata alam Kalibiru, hingga Hutan Lindung Sermo yang sedang hits di kalangan traveler kekinian.

Berada di hutan lindung ini, Anda dapat melihat flora dan fauna secara langsung. Menariknya ketika berada di kawasan Hutan Sermo, traveler tak hanya dapat melihat flora dan fauna. Tetapi juga bisa eksis berburu spot foto menarik yang Instagramable. Apalagi ketika memasuki musim gugur, pemandangan di hutan ini terlihat seperti di luar negeri.



"Seperti lagi musim gugur di Kulon Progo," tulis Instagram @Jogja, dikutip Kamis (7/2/2019)

Terletak di sekitar 26 km dari Yogyakarta. Lokasi Suaka Margasatwa Sermo berada di tiga desa, yakni Desa Hargowilis dan Desa Hargorejo. Lokasinya berada di Kecamatan Kokap, serta di Desa Karangasri yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta.

Memiliki luas area 181 hektare, Hutan Sermo awal mulanya adalah berfungsi sebagai hutan produksi yang dikelola Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Memasuki kawasan hutan, traveler akan disajikan dengan pemandangan pepohonan pinus, jati, akasia, kayu putih, dan lainnya. Pohon-pohon ini dibagi menjadi petak-petak dan disesuaikan dengan jenis masing-masing pohon. Hal ini dibuat agar pengunjung, khususnya pelajar atau mahasiswa bisa melakukan penelitian dengan mudah.

Waktu tepat mengunjungi Hutan Sermo adalah pagi hari, ketika sinar matahari menyinari area pepohonan. Di Kulonprogo, Hutan Sermo menjadi favorit traveler kekinian. Jika tertarik berkunjung ke sini, jangan lewatkan untuk berburu foto yang mirip dengan luar negeri.

Editor : Vien Dimyati
Share:

Siang Hari, Sleman, Kulon Progo dan Bantul Diprediksi Bakal Diguyur Hujan - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta merilis prakiraan cuaca pada Kamis, 7 Februari 2019.
Potensi hujan masih akan terjadi di beberapa wilayah diantaranya Sleman, Kulon Progo dan Bantul.
Pagi hingga menjelang siang hari hampir seluruh wilayah DIY diprakirakan akan mengalami cuaca berawan.
Hingga pada siang harinya tiga wilayah yakni Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul bakal diguyur hujan dengan beragam intensitas.
Kabupaten Sleman diprakirakan akan diguyur hujan sedang dibeberapa wilayah khususnya di bagian utara. Cuaca ini bakal berlangsung hingga sore hari.
Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Kulon Progo, hampir semua wilayah bakal diguyur hujan sedang serta pada sore harinya hujan ringan masih akan mengguyur.
Sedangkan untuk Kabupaten Bantul, hujan sedang juga diprediksi masih akan mengguyur mulai siang hingga sore hari.
Untuk wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul siang hari hanya akan dinaungi cuaca berawan hingga pada sore harinya potensi hujan masih akan mengguyur.
Suhu di semua wilayah diprediksi akan berkisar antara 23-31 derajat celcius dengan kecepatan angin berhembus 10 km/h dengan arah barat daya. Kelembaban udara diperkirakan antara 65-90 persen.(TRIBUNJOGJA.COM)
Share:

Pamsimas untuk Lima Desa Kulonprogo Diresmikan - Kedaulatan Rakyat



  • LENDAH, KRJOGJA.com - Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas) tahun 2018 untuk lima desa di Kabupaten Kulonprogo diresmikan. Kelima desa masing-masing Desa Ngentakrejo Lendah, Desa Sukoreno Sentolo, Desa Banyuroto Nanggulan, Desa Karangwuni Wates, dan Desa Sogan Wates.
    Peresmian dan penandatanganan prasasti program Pamsimas III Tahun 2018 untuk 5 desa di Kulonprogo diresmikan Wakil Bupati (Wabup) Drs H Sutedjo di kompleks masjid Al-Muttaqin Pereng Ngentakrejo Lendah Rabu (06/02/2019). Seusai penandatanganan prasasti, Wabup membuka kran air yang ada di halaman masjid, disaksikan Kepala OPD terkait, dan tamu undangan.  
    Wabup Sutedjo mengapresiasi Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) yang sudah berjuang demi terselenggaranya penyediaan air bersih ini. Sebab air sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan. Diharapkan air bersih ini dimanfaatkan dengan baik, Pamsimas dikelola dengan baik, warga juga menjaga sumber mata air dengan melakukan penanaman pohon.
    "Kami berharap air bersih dimanfatkan sebaiknya. Disini tidak ada lahan yang gundul, mari kita manfaatkan musim hujan dengan menanam pohon. Diharap Pamsimas bisa dirawat dengan baik, bisa dikelola dengan manajemen dengan baik," ujar Wabup sambil menyatakan dengan dukungan Bank Dunia setiap tahun resmikan Pamsimas.
    Dikatakan Sutrisno Camat Lendah, dengan penyerahan Pamsimas ini sangat membantu masyarakat saat kemarau panjang. Pamsimas yang diserahkan di Pereng ini mencakup tiga pedukuhan, yaitu Pedukuhan Pereng,  Temben dan Bendo. Ada 200 lebih Kepala Keluarga (KK) kekurangan air saat musim kemarau. Tahun ini dapat untuk melayani 100 KK. "Pamsimas di Pedukuhan Pereng ini, harus menaikkan air 1.300 m sebelah utara masjid, sehingga perlu peralatan untuk menaikkan, dan perlu perawatan, sehingga dibutuhkan ketrampilan untuk merawat dan memelihara agar Pamsimas bisa berkembang," ujar Sutrisno. (Wid)

Share:

05 February 2019

Bawaslu Kulon Progo Butuh Ribuan Pengawas TPS - Tribun Jogja




TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kulon Progo akan merekrut 1.258 petugas pengawas tempat pemungutan suara (TPS).

Proses rekrutmen akan berlangsung pada Februari-Maret 2019.

Koordinator Divisi Organisasi, SDM, Data, dan Informasi, Bawaslu Kulon Progo, Wagiman mengatakan peran Pengawas TPS ini sangat penting karena jadi ujung tombak pengawasan Pemilu.

Terutama saat tahap pemungutan dan penghitungan suara.

Pengawas yang tersedia hanya 1 orang tiap TPS dan harus mengawasi proses pemungutan dan penghitungan suara.

"Termasuk juga mengawasi seluruh 7 orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) agar bekerja sesuai regulasi," kata Wagiman pada Tribunjogja.com, Minggu (3/2/2019).

Pihaknya bersama Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) tingkat kecamatan memberi peluang kepada seluruh masyarakat dalam rekrutmen tersebut.

Adapun syarat usia minimal adalah 25 tahun dengan pendidikan minimal SMA atau sederajat dan berdomisili di wilayah kerja masing-masing.

Pendaftaran dimulai pada tanggal 11 hingga 21 Februari 2019. Pengambilan dan pengembalian formulir pendaftaran dilaksanakan di kantor Panwaslu Kecamatan (kantor kecamatan) atau Panwaslu Desa masing-masing.

Jumlah anggota Pengawas TPS berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 yakni sebanyak 1 orang per TPS.
Share:

Kulon Progo Tambah e-Warong untuk Layani BPNT. - galamedianews.com




kabar-banten.com

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(Dinsos P3A) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menambah jumlah e-Warong milik warga miskin yang melayani Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Kepala Dinsos P3A Kulon Progo, Eka Pranyata, di Kulon Progo, Minggu, mengatakan, pada 2019 jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 51.974 KPM dari sebelumnya 47.323 KPM, sementara jumlah e-Warong hanya ada 111 unit.


"Idealnya satu unit e-Warong hanya melayani 300 KPM. Namun saat ini ditemui tiap e-Warong penyedia kebutuhan pokok bagi para KPM itu justru melayani lebih dari jumlah tersebut. Untuk itu, kami akan menambah jumlah e-Warong yang dikelola warga miskin," katanya.

Ia mengatakan, rencana penambahan jumlah unit e-Warong untuk memaksimalkan pelayanan dan menumbuhkan ekonomi warga miskin lainnya.

Dia mencontohkan di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, satu e-Warong melayani 800 KPM.

"Itu akan kami bagi untuk dilayani di dua tempat," katanya.

Dalam penambahan ini, Dinsos P3A mempertimbangkan sejumlah faktor. Selain perbandingan jumlah antara KPM dan e-Warong di suatu wilayah, juga memperhitungkan tata letak geografis.

Dia merujuk, Kecamatan Panjatan yang memiliki sekitar 500 KPM tidak perlu ditambah e-Warong. Pasalnya di kecamatan tersebut akses KPM untuk menjangaku e-Warong lebih mudah karena masuk dalam wilayah dataran rendah.

"Kalau di wilayah pegunungan, meski KPM hanya 300, tetapi karena faktor geografis, seperti dari sulit mengaksesnya dan jarak antara e-Warong dengan pemukiman warga jauh, maka kemungkinan tetap akan ditambah," ujar Eka.

Kepada para pengelola e-Warong, Dinsos P3A Kulon Progo juga mendorong agar tiap unit bisa menyediakan kebutuhan yang berkualitas baik kepada KPM.

Kasi Penanganan Fakir Miskin Dinsos P3A Kulon Progo, Ika Dwi Wahyuning Astuti, mengatakan, pada 2019, Kementerian Sosial melakukan perluasan dari penerima Program Keluarga Harapan (PKH) juga akan dapat mendapat BPNT.

Setiap satu KPM akan mendapat dua bantuan, baik PKH sebesar Rp500 ribu per triwulan, dan BPNT senilai Rp110 ribu per bulan.

"Dari total 51.974 KPM, ada 374 KPM PKH yang belum mendapatkan BPNT," katanya.

Ika mengatakan, uang yang beredar di Kulon Progo setiap bulan dengan adanya BPNT dari Kemensos sebesar Rp5,61 miliar. Warga penerima BPNT membelanjakan di e-Warong yang beranggotakan 10 warga miskin.

Di Kulon Progo terdapat 111 e-Warong, yang disuplai beras dan telur dari petani dan peternak lokal. Sehingga, perputaran uang Rp5,61 miliar yang masuk kepada KPM tetap di Kulon Progo.

"BPNT ini mampu menggerakan ekonomi masyarakat miskin. Setiap e-Warong dapat melayani 500 KPM. Selain itu, BPNT mampu menekan kemiskinan di Kulon Progo," katanya.

Editor: Endan Suhendra
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP