Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


14 July 2019

Dekatkan Layanan Keamanan, Polres Kulon Progo Ciptakan Aplikasi ALWA





 TRIBUNJOGJA COM, kULON PROGO - Aplikasi 'tombol panik' tengah disiapkan oleh Kepolisian Resor Kulon Progo untuk mendekatkan layanannya pada masyarakat setempat.

Warga yang sedang dirundung bahaya bisa langsung mendapatkan pertolongan dengan aplikasi ini.

Aplikasi tersebut dinamakan Alarm Warga (ALWA) yang tersedia untuk ponsel berbasis Android.


Selain tombol panik atau panic button itu sendiri, aplikasi ini juga dilengkapi fitur silent alarm, lapor, call center, dan info. 

Teknologi GPS dan layanan realtime digunakan dalam aplikasi itu sehingga bisa dimanfaatkan 24 jam oleh masyarakat.

Ketika warga menekan tombol-tombol itu, alarm di pusat pantau kepolisian akan berbunyi dan anggota yang paling dekat akan meluncur ke lokasi untuk memberi bantuan.

Singkat kata, masyarakat yang terkena risiko tindak pidana atau membutuhkan pertolongan bisa menghubungi polisi melalui aplikasi tersebut.

"ALWA merupakan aplikasi pertama yang dipersembahkan kepolisian di DIY. Tagline-nya, dua kali klik bantuan hadir,"jelas Kapolres Kulon Progo, AKBP Anggara Nasution saat ditemui Tribunjogja.com di sela peringatan Hari Bhayangkara ke-73 di Mapolsek Wates, Rabu (10/7/2019).

Aplikasi ini masih dalam tahap penyempurnaan dan akan diluncurkan untuk publik selambatnya dua pekan ke depan.
 

Namun begitu, kata Anggara, sejauh ini sudah aplikasi sudah diunduh sebanyak 1.000 kali yang menandakan animo masyarakat untuk menggunakannya cukup tinggi.

"Kami berharap program baru Polres Kulon Progo ini bermanfaat bagi masyarakat. Dengan semangat Hari Bhayangkara, kami juga berkomitmen terus meningkatkan kualitas SDM dan pembenahan layanan,"kata Anggara.

Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo yang hadir dalam kesempatan itu berharap Polres Kulon Priogo bisa mempertahankan prestasi.

Sinergi polisi, TNI, dan Pemerintah Daerah menurutnya sudah terjalin baik, semisal dalam pengamanan Pemilu maupun proyek pembangunan bandara.

Hal ini menurutnya perlu terus dijaga dan ditingkatkan.(*)




Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Dekatkan Layanan Keamanan, Polres Kulon Progo Ciptakan Aplikasi ALWA, https://jogja.tribunnews.com/2019/07/10/dekatkan-layanan-keamanan-polres-kulon-progo-ciptakan-aplikasi-alwa.

Penulis: ing
Editor: Gaya Lufityanti
Share:

13 July 2019

Baru 65%, Bandara Kulon Progo Ditargetkan Rampung Desember - detikFinance



Kulon Progo - Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo telah beroperasi sejak akhir April lalu, namun konstruksi bandara ini sebenarnya belum rampung. Ditargetkan akhir 2019 pembangunannya sudah selesai sepenuhnya.

Bahkan, bandara yang digadang-gadang menjadi yang terbesar di Yogyakarta ini pun belum juga diresmikan. Memang, April lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana meresmikan bandara ini, tapi ternyata ditunda.

Bandara Kulon Progo sendiri telah digunakan oleh dua maskapai. Batik Air dan Citilink telah membuka rute disana.

Lantas, apa alasan bandara ini belum juga diresmikan? Padahal sudah digunakan untuk penerbangan, simak rangkuman berita detikFinance. (ara/ara)
Share:

Kekerasan Seksual Masih Menghantui Anak di Kulon Progo - Tagar News




Ilustrasi perselingkuhan. (Foto: Pixabay)


Kulon Progo - Anak-anak di Kabupaten Kulon Progo belum sepenuhnya terbebas dari ancaman kekerasan seksual, fisik dan psikis. Hingga Juni 2019, kekerasan terhadap anak mencapai 26 kasus, dari total 40 kasus yang dialami perempuan dan anak-anak.

"Dari 26 kasus itu, 12 di antaranya merupakan kekerasan seksual, pemerkosaan, pencabulan kepada anak. Sementara sisanya, yaitu kekerasan fisik, psikis, dan penelantaran," ujar Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kulonprogo, Woro Kandini, di kantornya pada Jumat 12 juli 2019.

Woro menjelaskan, jumlah kasus kekerasan anak kemungkinan bisa lebih besar, karena masih banyak masyarakat yang enggan melaporkan. Musababnya belum terbentuk kesadaran di masyarakat untuk mengadukan kepada pihak yang berwenang.

Mayoritas masyarakat lebih memilih diam dan mencari aman, meski sebenarnya mengetahui jika ada kejadian kekerasan pada anak. Dalam konteks memahami, kata Woro, kekerasan pada anak belum dipahami secara menyeluruh, seperti kasus perkawinan anak yang sebenarnya sudah merenggut hak untuk tumbuh kembang, pendidikan, dan partisipasi.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kulonprogo, Woro Kandini, saat memberikan keterangan kepada Tagar di kantornya pada Jumat 12 Juli 2019. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Dia menambahkan, kekerasan pada anak dikhawatirkan menimbulkan trauma dan gangguan psikologis pada anak yang mengalami kekerasan.

"Maka dari itu, sebagai bentuk perlindungan pada anak, kami berupaya memberikan pendampingan psikologis pada setiap kasus kekerasan anak. Harus ada penanganan pengobatan. Kalau anak mengalami kekerasan seksual, kami bekerja sama dengan rumah sakit dan kepolisian, untuk penanangan psikisnya bagaimana, termasuk juga memberi efek jera pada pelakunya," ujar Woro.

Dia mengatakan, tidak hanya mendampingi, namun upaya preventif sudah dilakukan pada masyarakat, yaitu dengan sosialisasi, agar masyarakat terbuka wawasannya terkait bentuk kekerasan pada anak.

Di Kabupaten Kulon Prpgo sudah ada aturan terkait upaya perlindungan pada anak dan perempuan di Kulonprogo melalui Perda No.7/2015 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak. Dalam Perda tersebut, dijelaskan jika semua warga wajib melaporkan ketika melihat kejadian kekerasan pada perempuan dan anak.

Kasus kekerasan pada anak menjadi keprihatinan bersana. Karenanya, Anggota DPRD Kulon Progo, Nur Eni Rahayu, mendorong Pemkab Kulon Progo, agar lebih proaktif dalam memberikan sosialisasi pada masyarakat terkait bentuk kekerasan pada perempuan dan anak, karena masih banyak kasus kekerasan yang tidak dilaporkan oleh masyarakat.

"Memang sudah ada pusat aduan, namun belum banyak masyarakat yang mengetahui. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo harus lebih banyak sosialisasi lagi hingga level pedukuhan bagaimana penanganan kekerasan pada perempuan maupun anak," kata Eni.

Sumber : https://www.tagar.id/kekerasan-seksual-masih-menghantui-anak-di-kulon-progo
Share:

Begini Rute Lengkap Kereta yang Tersambung Bandara Kulon Progo


Foto: Ristu Hanafi

Jakarta - Moda kereta api akan dihubungkan dengan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo. Nantinya akan ada rel kereta yang langsung masuk ke dalam bandara.

Kereta menuju bandara Kulon Progo sebetulnya sudah ada dan beroperasi, namun hanya melayani sampai Stasiun Wojo saja. Stasiun tersebut berjarak sekitar 6 km dari bandara, atau sekitar 15 menit perjalanan darat.

Kereta bandara menuju Bandara Kulon Progo sendiri menghubungkan Stasiun Maguwo hingga Stasiun Wojo. Setidaknya ada 4 stasiun tempat pemberhentian kereta bandara ini sepanjang Maguwo hingga Wojo.

Kereta bandara ini baru hanya 1 unit yg disiapkan dan dioperasikan sekali pulang pergi setiap hari. Jadwalnya adalah kereta akan berangkat pertama kali dari Maguwo 10.40 WIB dan tiba di Wojo pukul 11.26 WIB.

Lalu kereta akan kembali ke Maguwo pukul 14.04 WIB lalu akan sampai di Maguwo pukul 14.55 WIB.

Nantinya, pemerintah akan menambahkan pemberhentian baru langsung di dalam bandara. Jalur yang akan dibuat sepanjang 5,7 km, terdiri dari 5 km elevated alias rel layang sisanya rel datar menapak tanah.

"Ada jalur KA ke YIA ini akan jadi jalur baru. Jalurnya, sepanjang 5,7km, dan akan masuk bandara dari Stasiun Wojo. Nanti akan di mix 5 km elevated, 750 m sisanya at grid, pengerjaannya 2019-2020, 2021 operasi," Direktur Angkutan dan Lalu Lintas Dirjen Perkerataapian Kementerian Perhubungan Danto Ristiawan, di Bandara Kulon Progo, Jumat (5/7/2019).
(dna/dna)

Share:

01 July 2019

Hasto Wardoyo Pergi, Kulon Progo Mencari Wabup


Reporter: Harun Susanto - Editor: Tigor Munte




Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo. (Foto: Tagar/Harun Susanto)


Kulon Progo – Hasto Wardoyo segera meninggalkan wilayah Kulon Progo, Provinsi DIY untuk menjadi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat.

Dokter spesialis kandungan ini, dijadwalkan segera dilantik Senin 1 Juli 2019 di Auditorium BKKBN di Halim, Jakarta. Delapan tahun menjabat bupati, Hasto tak ingin mengucapkan salam perpisahan.

Dalam acara pengajian akbar dan syawalan di Panti Marhaen, Pedukuhan Tobanan, Pengasih, Kecamatan Pengasih, Minggu 30 Juni 2019 malam, dia mengatakan tidak akan mengucapkan kalimat pamitan atau perpisahan.

"Meski bertugas di Jakarta, namun saya tetap merupakan warga Kulon Progo dan tidak akan melupakan tanah kelahiran," ujarnya.

Hasto berkelakar, bahwa dirinya luar dalam tetap Kulon Progo. Memang akan bertugas di Jakarta sebagai Kepala BKKBN, namun dipastikan tetap pulang ke Kulon Progo.

Karenanya, acara pengajian akbar dan syawalan itu, bukan menjadi ajang pamitan, namun menjadi ajang memohon doa restu, agar diberikan kelancaran dalam menjalankan tugas baru.

Tak lupa dia memohon maaf kepada masyarakat, apabila ada hal yang belum memuaskan selama mengabdi sebagai Bupati Kulon Progo.
Wakil Bupati

Sementara untuk jabatan wakil bupati setelah nantinya Sutedjo dilantik sebagai bupati penggantinya, Hasto menitip harapan jabatan itu diisi orang yang mengerti Kulon Progo.

Sosoknya menguasai ilmu administrasi pemerintahan, amanah, baik dan bisa membimbing masyarakat Kulon Progo.

"Harapan saya ini senada dengan pesan Ngarso Dalem (Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X), di mana wakil bupati yang akan mendampingi Pak Sutedjo dalam menjalankan tugas adalah sosok yang bisa ngemong(membimbing) masyarakat dan di samping juga harus amanah," ujarnya.

Ternyata melepas Hasto dirasa berat tidak hanya oleh jajaran pemerintahan, namun juga PDI Perjuangan.

"Suka tidak suka, memang kami harus melepas seorang kader terbaik PDIP, yang akan menjalankan tugas sebagai Kepala BKKBN pusat," ujar Ketua PDIP Kulon Progo, Sudarto.

Sudarto menambahkan, pihaknya tidak bisa larut dalam rasa kehilangan, karena juga harus memikirkan siapa yang pantas mendampingi Sutedjo membangun Kulon Progo.

Karena itu, dia meminta masukan masyarakat, terkait siapa sosok yang dianggap mampu menjabat wakil bupati.

Sudarto kesempatan itu mengucapkan rasa terima kasih kepada masyarakat Kulon Progo, yang memberikan kepercayaan kepada PDIP sebagai peraih suara terbanyak di kabupaten itu pada Pemilu 2019.

"PDIP juga memohon doa restu dan dukungan masyarakat, untuk lima tahun ke depan. Kritik dan saran terbuka bagi kami," ungkap Sudarto.

Sementara itu, Gus Miftah selaku penceramah dalam acara pengajian akbar dan syawalan di Panti Marhaen dalam tausyiahnya mengajak masyarakat untuk kembali bersatu pasca Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019.

Menurut dia, sudah tidak ada lagi kubu 01 maupun kubu 02. Kubu yang ada yakni yang menerapkan sila ke tiga dalam Pancasila yaitu Persatuan Indonesia.

"Hasil putusan Mahkamah Konstitusi dan juga KPU RI harus bisa diterima dengan lapang dada. Sudah saatnya fokus mendukung pemerintah, untuk membangun Indonesia," tuturnya

sumber: tagar.id

Share:

24 June 2019

Pelaku wisata Kulon Progo ikuti sertifikasi pemandu wisata - ANTARA News






Kepala seksi Pengelola Informasi Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kulom Progo Heri Budisantosa mengharapkan pemandu wisata tidak hanya menguasasi tentang seputar kepariwisataan akan tetapi sebaiknya juga mengerti dan memahami tentang berbagai potensi yang ada di Kulon Progo dalam segala aspek. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Sebanyak 15 pelaku wisata di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengikuti pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata supaya profesional di bidangnya.

Salah satu anggota DPD HPI DIY Isnani Fajri di Kulon Progo, Jumat, mengatakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata ini memberdayakan warga masyarakat asli Kulon Progo di destinasi obyek wisata.

"Mereka juga dibekali materi bagaimana menjadi memperkenalkan objek wisata kepada masyarakat," kata Isnani.

Ia mengatakan tujuan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata ini supayan warga Kulon Progo dengan beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta tidak jadi penonton, tetapi menjadi pelaku dan memahami daerahnya sendiri serta dampak sosialnya bahwa mereka dapat menggerakkan warga untuk mencari penghidupan melalui sektor pariwisata.

"Pengembangan secara maksimal baik itu masyarakat yang ada di lokasi dan potensi wilayahnya. Jadi semua potensi tidak hanya untuk destinasi wisata tapi berdampak sosial," katanya.

Kepala seksi Pengelola Informasi Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kulom Progo Heri Budisantosa mengharapkan pemandu wisata tidak hanya menguasai seputar kepariwisataan akan tetapi sebaiknya juga mengerti dan memahami tentang berbagai potensi yang ada di Kulon Progo dalam segala aspek.

Seorang pemandu wisata harus mampu mempromosikan potensi lokal untuk dikenalkan kepada wisatawan sehingga menjadi magnet bagi wisatawan lainnya untuk berkunjung ke Kulon Progo.

Semua pemandu wisata dalam mengikuti pelatihan dan sertifikasi harus mengenal program pemerintah untuk menunjang pengetahuan.

"Dengan begitu mereka benar-benar kompeten dan profesional dalam melayani tamunya, memahami daerahnya serta mengenal program-program pemerintahya," kata Budi.


Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2019

 
https://m.antaranews.com/berita/922859/pelaku-wisata-kulon-progo-ikuti-sertifikasi-pemandu-wisata
Share:

Kecelakaan Beruntun di Kulon Progo, 3 Orang Tewas

Kecelakaan Beruntun di Kulon Progo, 3 Orang Tewas

Ristu Hanafi - detikNews

Foto: Dok Basarnas Yogyakarta

Kulon Progo - Kecelakaan lalu lintas di Kulon Progo memakan tiga orang korban jiwa. Kecelakaan melibatkan sebuah minibus dengan truk dan bus.

"Kantor Basarnas Yogyakarta menerima info Pukul 15.00 WIB dari Rangga PMI Kulon Progo bahwa telah terjadi laka lantas di Jalan Yogya-Wates Km 25 Kedungsari, Kulon Progo," dalam keterangan tertulis Basarnas Yogyakarta, Jumat (21/6/2019).

Petugas piket Kantor Basarnas Yogyakarta yang menerima informasi tersebut langsung melaporkan ke Kasubsi Operasi dan memerintahkan Kepala Jaga untuk menyiapkan 1 Tim Rescue berjumlah 8 orang berserta peralatan Ekstrikasi VAR (VEHICLE ACCIDENT RESCUE) untuk penanganan Khusus korban lakalantas.


Kronologi mobil minibus dengan penumpang empat orang melaju dari arah barat. Sesampai di daerah Kedungsari, minibus itu mendahului kendaraan di depannya dari sebelah kanan.

Tiba-tiba minibus langsung menabrak truk dari arah timur dan oleng.

"Setelah oleng, minibus tersebut di tabrak bus dari arah barat. Korban meninggal dunia tiga orang dan luka-luka satu orang," bunyi keterangan dari Basarnas.
 Setelah sampai di lokasi kejadian, Tim Rescue Kantor Basarnas Yogyakarta langsung melakukan evakuasi dua orang korban yang terjepit.

Korban akhirnya berhasil di evakuasi dan diserahkan ke PMI Kulon Progo untuk di evakuasi ke RSUD Wates. Unsur yang terlibat terdiri dari Tim Rescue Kantor Basarnas Yogyakarta, Satlantas Polres Kulon Progo, PMI Kulon Progo dan BPBD Kulon Progo.

"Untuk identitas korban masih didata oleh petugas terkait," terang Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto. (ush/sip)

kulon progo kecelakaan kecelakaan beruntun basarnas yogyakarta birojatengdiy

Copyright @ 2019 detikcom
All right reserved
Share:

23 June 2019

Kegagalan Tanam Sabuk Hijau di Selatan Bandara Kulonprogo Cukup Tinggi, Pemeliharaan Harus Diperhatikan | Harianjogja.com

Oleh : Fahmi Ahmad Burhan


Pengendara sepeda motor melintas di samping area sabuk hijau Yogyakarta International Airport yang ditanami cemara udang, Jumat (21/6/2019). - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemeliharaan sabuk hijau yang disiapkan di selatan Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) sebagai mitigasi bencana tsunami perlu perhatian serius karena tingkat kegagalan tumbuh cemara udang cukup tinggi.

Pada Mei lalu, 2.000 pohon cemara udang ditanam di selatan YIA. Itu menjadi bagian dari pengurangan risiko bencana tsunami. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo, Arif Prastowo, mengatakan pemeliharaan ribuan pohon itu harus benar-benar dipikirkan .

"Penanaman termasuk perawatan jadi kewajiban Pemerintah Pusat, Pemprov DIY, juga Pemkab Kulonprogo. Untuk pohon yang sudah ditanam beberapa bulan lalu, kami bertanggung jawab untuk menyiraminya," ujar Arif, Jumat (21/6).

Arif mengatakan pohon cemara udang akan ditanam lagi sekitar Oktober. Menurutnya, masa pemeliharaan dari pohon-pohon itu minimal dua tahun.

Pemupukan cemara udang juga perlu diperhatikan. Menurutnya, tingkat kegagalan tumbuh pohon cemara udang tinggi. "Kami memperhitungkan teknis pemeliharaan dan tingkat kematian tanaman. Kemungkinan 40% tanaman mati kalau tidak ditangani dengan serius."

Menurut Arif, cemara udang untuk sabuk hijau ditanam secara bertahap. Diperlukan sekitar 30.000 pohon cemara udang sebagai upaya mitigasi tsunami di selatan YIA.

Sabuk hijau disiapkan di selatan bandara dengan panjang sekitar 5,3 kilometer membentang dari Pantai Glagah sampai Pantai Congot. Jenis sabuk hijau tidak hanya cemara udang, tetapi juga pule dan mahoni.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Ariadi mengatakan jawatannya bekerja sama dengan beberapa instansi untuk mengiram cemara udang secara rutin.

"Kerja sama antara BPBD DIY, BPBD Kulonprogo, juga dengan Kodim 0731/Pamungkas Kulonprogo. Kami rutin menyiram empat kali dalam sepekan menggunakan tangki milik DPUPKP [Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman]," ujar Ariadi.
 
Share:

Kulon Progo Segera Terbitkan Perbup RTRW Jamin Investasi | Republika Online Mobile


REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera menerbitkan peraturan bupati tentang rencana tata ruang wilayah. Aturan ini diterbitkan untuk memberikan kepastian hukum kepada investor yang masuk di wilayah ini.
 

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan setelah operasional Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) atau Yogyakarta International Airport pada awal Mei ini, banyak investor akan masuk ke Kulon Progo. Namun mereka terganjal review Perda RTRW DIY dan review RTRW Kulon Progo yang belum disahkan.

"Kami akan mengajukan izin ke Gubernur DIY untuk penerbitan peraturan bupati penataan kawasan YIA dan penataan tata ruang kawasan sembari menunggu ditetapkannya Perda RTRW. Saat ini banyak investor yang menunggu kepastian hukum Perda RTRW," kata Hasto pada Jumat (21/6).

Pemkab Kulon Progo akan menerapkan pembangunan ekonomi berbasis kluster yang membuka peluang masuknya investasi secara terbuka. Ekonomi berbasis kluster meliputi pembangunan aerotropolis sebagai pusat pengembangan bisnis yang terintegrasi dan pembangunan transit oriented development (TOD) yaitu pembangunan yang berbasis pada mode transportasi umum yang terintegrasi.

"Ini merupakan kesempatan bagi para investor untuk menanamkan investasinya secepatnya pada tahun ini. Saat ini harga tanah masih terbilang murah dibanding nanti jika sudah ada bandara," kata Hasto.

Untuk itu, Pemkab Kulon Progo tidak ada saringan khusus bagi investasi yang masuk ke Kulon Progo. Investasi bisa berlaku jangka panjang dan pengusaha lokal yang mau bergabung hendaknya menanamkan sifat kejujuran dan bertanggung jawab.

Pemkab juga sudah menyiapkan regulasi untuk mengantisipasi serbuan investor asing yang bisa berpotensi mencaplok aset-aset milik rakyat. Antara lain lewat Peraturan Daerah Perlindungan Produk Lokal. Ada juga Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang menurutnya sangat membatasi dan Peraturan Daerah Rencana Detail Tata Ruang yang sangat mengikat.

"Kami tidak begitu saja membebaskan investasi masuk ke Kulon Progo. Kami juga harus melindungi BUMD dan produk lokal," ujarnya.

Hasto mengatakan siapa saja bisa mengajukan investasi ke Kulon Progo baik swasta, BUMD, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga bisa ikut andil. Tujuannya, agar warga Kulon Progo bisa ikut berpartisipasi bukan hanya menjadi penonton.

"BUMD dan BUMDes bisa kongkalikong (kerja sama) untuk kemajuan Kulon Progo. Misalnya BUMD bersama AP I dengan layanan airKu dan air bersih PDAM untuk digunakan di YIA," tuturnya.

Sumber: Antara

new yogyakarta international airportkulon progo

bandara investasirtrw
Share:

Banyak Pembangunan, Jumlah Warga Kulonprogo yang Merantau Menurun - Harian Jogja



Harianjogja.com, KULONPROGO—Jumlah warga Kulonprogo yang bekerja di luar daerah menurun. Salah satu penyebabnya Kulonprogo memasuki fase pembangunan besar-besaran, terlebih dengan beroperasinya Yogyakarta Internasional Airport (YIA).

"Memang trennya sekarang berubah sejak ada bandara. Warga lebih memilih kerja di tempat asal tetapi ya masih ada yang tetap ke luar daerah karena itu hak mereka [warga]," kata Kepala Bidang Pengembangan Dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulonprogo, Susilo, Selasa (18/6/2019).

Klaim ini berdasarkan data pencari kerja Disnakertrans Kulonprogo. Pada 2017, saat YIA mulai dibangun, jumlah Angkatan Kerja Antar Daerah (AKAD) sebanyak 761 orang dan Angkatan Kerja Antar Negara (AKAN), 670 orang. Setahun kemudian, AKAD turun menjadi 570 orang dan AKAN, sebanyak 529.

Data sementara sampai Mei 2019, warga Kulonprogo yang mencari kerja luar daerah sebanyak 70 orang dan AKAN 133 orang. Namun, data ini kemungkinan bisa berbeda dengan fakta di lapangan sebab tak semua pencari kerja mengurus pendataan di Disnakertrans.

Selain karena bandara dan masifnya pembangunan, perubahan pola pikir masyarakat Kulonprogo turut mempengaruhi penurunan tersebut. Kini, masyarakat mulai beralih dari bermimpi menjadi karyawan ke membuka usaha mandiri.

Susilo memaparkan hal ini dibuktikan dengan menjamurnya usaha mikro kecil menengah (UMKM). Tren ini juga menjangkiti kalangan muda produktif yang kini tak segan-segan menjadi wirausaha dibandingkan pegawai.

Warga Desa Bendungan, Kecamatan Wates, Agus, 26, mengaku kini memilih mengadu nasib di Kulonprogo setelah pernah bekerja di sejumlah perusahaan di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi serta Sumatra.

Menurut dia, gaji di tempat rantau lebih tinggi dibandingkan upah minimum regional (UMR) sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sisa gajinya juga cukup untuk membantu orang tua di rumah.

Dipalak Preman

Namun, hal itu nyatanya tak membuat ia bertahan lama. Di Sumatra, Agus bekerja di salah satu perusahaan konstruksi kurang dari setahun. Di pulau itu, beban kerja cukup tinggi bahkan memaksanya memiliki dobel tanggung jawab.

"Saya yang basisnya ke teknis juga disuruh mengerjakan administrasi. Jadinya cukup berat," kata pria yang kini bekerja di proyek YIA itu. Tekanan kerja yang tinggi bukan satu-satunya alasan. Faktor budaya juga diakui cukup mempengaruhi betah tidaknya ia kerja di sana.

Itulah yang melatarbelakangi dirinya untuk pulang ke kampungnya di Kulonprogo. Di tempat kelahirannya, meski penghasilan tak seberapa tetapi lebih nyaman. Di samping itu juga jadi dekat dengan keluarga dan masyarakat sekitar.

Triyono, 25, juga mengungkapkan hal senada. Ia yang pernah bekerja di kawasan Jabodetabek hingga Kalimantan mengamini pernyataan Agus. Di Jakarta, ia yang bekerja di sektor konstruksi bangunan bahkan beberapa kali harus berurusan dengan para preman.

Beberapa kali, nyawanya sempat terancam saat dirinya berusaha mempertahankan harta bendanya. "Sempat dipalak dan diancam pakai pisau sama preman saat pulang kerja. Ya saya berusaha melawan. Alhamdulillah selamat," katanya.

Kini Triyono sudah berada di kampung halaman dan mengandalkan pertanian keluarganya untuk memenuhi kebutuhan. "Saya juga jadi nelayan di pesisir, mencari undur-undur, hasilnya lumayan. Sehari bisa bawa pulang uang Rp100.000," ucap pria asal Kecamatan Wates tersebut.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP