Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


16 March 2017

Pengembangan Gua Kebon Terganjal Status Tanah



Solopos.com, KULONPROGO – Pengembangan objek wisata Gua Kebon di Dusun VII, Krembangan, Panjatan terhalang kesepakatan kepemilikan tanah. Meski berlabel wisata edukasi, air terjun tersebut sampai saat ini belum dilengkapi sarana prasarana yang sesuai.

Mat Nurhadi, Ketua Kelompok Sadar Wisata Taman Tirta selaku pengelola mengakui jika keunggulan obwisnya belum nampak secara fisik. “Baru sebagai air terjun alami saja, edukasinya belum,” terangnya pada Selasa(14/3/2017).

Pihaknya sebenarnya berencana melakukan kerjasama untuk mewujudkan objek wisata berbasis pendidikan lingkungan.

Ia menyebutkan rencana untuk menambahkan sarana pembibitan dan laboratorium alam sebagai bentuk pendidikan non formal. Namun, rencana membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

Akses dana ke pemerintah desa juga belum bisa dilakukan karena terbentur aturan yang ada. Pemerintah mensyaratkan nota kesepahaman sebagai dasar penggunaan tanah objek wisata agar bisa memanfaatkan dana daerah.

Samiran, Kepala Desa Krembangan mengatakan jika tanah obwis terkait harus jelas statusnya dalam nota kesepahaman tersebut. “Harus ada MOU, apakah tanah sewa, hibah atau apa,” terangnya.

Namun, sampai saat ini lahan tersebut masih menjadi tanah warga sehingga perangkat desa juga tidak bisa berbuat banyak. Nota kesepahaman diperlukan untuk mengantisipasi konflik klaim kepemilikan lahan setelah pengembangan dan bantuan infrastruktur diberikan.

Dukungan dari pemerintah desa sendiri sejauh ini berupa pembangunan akses jalan yang bersumber dari APBDes. Pembangunan tersebut bisa dilakukan karena bersifat fasilitas umum.

Samiran mengatakan pihaknya berharap pengembangan Gua Kebon bisa dilakukan karena Panjatan sampai saat ini belum memiliki obwis ikonik. Terkait dengan status wisata edukasi yang masih pincang, ia menilai kelengkapan sarana bisa dilakukan menyusul di kemudian hari.

Adapun, obwis Gua Kebon sendiri saat ini menjadi perwakilan Kulonprogo untuk lomba pariwisata tingkat DIY. Terdapat 3 obwis di Kulonprogo yang diikutsertakan dalam lomba ini termasuk Pantai Congot, Temon dan Waduk Sermo, Kokap.
Baca Halaman sumber.....
Share:

Tiga Wisatawan Tewas Terseret Ombak di Pantai Glagah Kulon Progo




Kulonprogo - Tiga wisatawan tewas terseret ombak di kawasan Pantai Glagah, Temon, Kulon Progo, Rabu (15/3/2017). Dari ketiga korban itu, dua orang adalah guru dan murid asal Kabupaten Kulon Progo dan satu wisatawan asal Jakarta Barat.

"Ketiga korban adalah wisatawan yang sedang berwisata di Pantai Glagah," kata Syamsuddin dari kantor SAR Glagah Kulon Progo.

Ketiga korban itu adalah Supriyanto (24), Muhammad Mahfud (12), dan Putra Kristanto (18). Korban Supriyanto adalah guru di SDN 2 Kaliwuluh, Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah, dengan alamat Dusun Telogowiryo, Desa Kapulogo, Kecamatan Kepil, Wonosobo. Muhammad Mahfud adalah siswa kelas VI SDN 2 Kaliwuluh dengan alamat Cebungan, Kaliwuluh, Kepil, Wonosobo. Sedangkan Putra Kristanto adalah warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.

Menurut Syamsuddin, mereka adalah rombongan wisatawan SDN 2 Kaliwuluh kelas VI bersama empat orang guru pendamping yang tengah melakukan rekreasi menjelang pelaksanaan ujian nasional. Sebelum kejadian, sudah ada beberapa petugas yang memperingatkan agar tidak mandi di kawasan tersebut. Namun peringatan itu tidak dihiraukan.

Korban Muhammad Mahfud bersama teman-temannya bermain dan mandi di pinggir pantai dekat muara sungai sekitar pukul 13.00 WIB. Saat bermain, korban tidak mengetahui kalau ada ombak besar yang langsung menerjang. Kristanto, yang hendak menolong, juga ikut terseret ombak.

"Korban langsung terjatuh dan terseret arus. Saat itu gurunya, Supriyanto, bersama korban lain, Putra Kristanto, hendak menolong, namun justru ikut terseret arus dan tenggelam," katanya.

Setelah mendapatkan laporan, lanjut Syamsuddin, Tim SAR langsung melakukan pertolongan dan pencarian. Dua korban, yakni Supriyanto dan Putra Kristanto, ditemukan terlebih dulu dalam kondisi meninggal dunia.

"Korban terakhir Mahfud ditemukan di muara, pertemuan sungai dengan laut. Korban ditemukan sekitar pukul 16.45 WIB setelah dilakukan penyelaman menggunakan alat selam," katanya.

Dia menambahkan, ketiganya sudah diperiksa oleh puskesmas setempat. Ketiga jenazah langsung diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan. sumber : https://news.detik.com/berita/d-3448023/tiga-wisatawan-tewas-terseret-ombak-di-pantai-glagah-kulon-progo
Share:

14 March 2017

Lebih dari Separuh Nelayan di Kulon Progo Belum Miliki Kartu Asuransi



REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Saat ini di Kulon Progo terdapat sekitar 670 nelayan. Dari 670 nelayan ini yang memiliki kartu asuransi nelayan baru 318 nelayan.

"Karena itu saya tugaskan kepada Kepala Dinas Kelautan  dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo untuk memberi perhatian kepada nelayan agar semua nelayan di Kulon Progo bisa memiliki kartu asuransi nelayan. Kalaupun belum bisa semuanya, tetapi setidaknya menuju ke sana," kata Penjabat Bupati Kulon Progo Budi Antono, Senin (13/3) malam.

Dalam rilis yang diterima Republika, Senin (13/3),  penjabat bupati Kulon Progo menyerahkan klaim asuransi nelayan dari PT Asuransi Jasindo DIY kepada Musidah, warga Imorenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur sebesar Rp 160 juta.  Suami Musidah yang bernama  Kliman (Muhadi Wiyono) seorag nelayan yang meninggal mendadak saat berladang.

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Kulon Progo Sudarno, Karena Kliman meninggal tidak sedang beraktifitas sebagai nelayan, klaim cair Rp 160 juta. Jika sedang melakukan aktivitas nelayan bisa mendapat sekitar Rp 200 juta.

"Bentuk konkirt kepedulian pemerintah yang diberikan kepada nelayan adalah dalam bentuk premi sebesar Rp 175 ribu untuk satu tahun. Harapannya nelayan bisa perpanjang sendiri dalam membayar premi asuransi," tutur Sudarno.

Hal ini, katanya menambahkan, membuktikan bahwa pemerintah hadir untuk masyarakat, khususnya ahli waris. Hak sudah diberikan sesuai dengan yang sudah tertuang oleh PT Asuransi Jasindo. "Kami mewakili Pemkab Kulon Progo dan masyarakat. Apresiasi kepada PT Asuransi Jasindo Yogyakarta yang sudah komitmen dengan menyerahkan jaminan santunan sesuai dengan komitmen yang disepakati,” kata Anton panggilan akrab Budi Antono.

"Pemerintah akan mengayomi nelayan, diwujudkan dalam kepedulian untuk sesegera mungkin memberi kartu asuransi. Syukur jika bisa semua (nelayan) dapat kartu," kata Anton yang juga Kepala Dinas Perdagangan dan Peridustrian DIY ini.

Kepada Mursidah, berharap bisa berativitas seperti sediakala lagi, apa yang sudah diterima bisa dimanfaatkan untuk menyambung kebutuhan kehidupan lagi atau modal usaha sesuai dengan kemampuan. "Kepada semua pihak agar ikut melakukan sosialisasi agar nelayan mengetahui, dengan pemberian santunan ini sebagai bukti negara ikut hadir. Dengan adanya jaminan asuransi kecelakaan, diharapkan nelayan berani melaut lagi," tuturnya.
Baca Halaman sumber.....
Share:

Banyak yang Dipelosok, Belum Semua Desa di Kulonprogo Punya Website



WATES, KRJOGJA.com - Di Kabupaten Kulonprogo, sampai saat ini baru Kecamatan Panjatan, Sentolo, Pengasih dan Lendah yang semua desanya telah mempunyai web, meski masih jarang di update. Karena pentingnya website, maka Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kulonprogo menggelar pelatihan pembuatan dan pengelolaan website desa, 13 hingga 14 Maret di ruang laboratorium komputer Diskominfo setempat.

Pelatihan kerjasama dengan Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta tersebut dibuka Kepala BPPKI Yogyakarta Eka Handayani SE MM,  diikuti perwakilan Perangkat Desa Tayuban Panjatan, Desa Sidoharjo Samigaluh, Desa Donomulyo Nanggulan, Desa Banjarharjo Kalibawang dan Desa Sendangsari Pengasih.

Dikatakan Kadinas Kominfo Kulonprogo Drs R Agus Santosa MA, era teknologi dan keterbukaan informasi sekarang ini keberadaan website sangat penting bagi pemerintah desa, terlebih dalam perlombaan desa juga ditambah indikator tentang teknologi informasi. "Adanya dukungan dari BPPKI Yogyakarta menjadi semangat bagi Kominfo Kulonprogo untuk setahap demi setahap nantinya desa yang ada mempunyai web desa," kata Agus.

Kepala BPPKI Yogyakarta Eka Handayani SE MM berterima kasih atas respon yang baik dari kunjungan sebelumnya terkait dengan kegiatan pelatihan aplikasi bagi website desa. Terlebih kerjasama yang dibangun Dinas Kominfo dengan Dinas yang membawahi pemerintahan desa serta kecamatan. "Sehingga kedepan keberadaan website desa akan lebih bermanfaat dengan adanya dukungan dengan instansi di Pemkab Kulonprogo," ujarnya. (Wid)
Baca Halaman sumber.....
Share:

13 March 2017

Seleksi Operator Sekolah Segera Digelar

Harianjogja.com, KULONPROGO — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo tak cuma berencana merekrut tenaga guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menambah nilai pelayanan pendidikan, terutama jenjang SD. Perekrutan juga bakal dilakukan untuk posisi operator sekolah.

Kepala Bidang Pembinaan Ketenagakerjaan Dinas Pendidikan, Pemuda, serta Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kulonprogo, Budi Rohyatunu berbicara perekrutan guru maupun operator sekolah nonASN direncanakan terlaksana pada Maret ini. Sistem yang dipakai merupakan seleksi terbuka.

“Ini kita tetap melakukan sejumlah persiapan,” ujar Budi, Sabtu (11/3/2017).

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora Kulonprogo, Sumarsana berpendapat, operator sekolah berperan penting kepada nilai dapodik yang berubah acuan serta rujukan dalam pelaksanaan beberapa program di bidang pendidikan. Dapodik diantaranya berubah dasar penentuan besar alokasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tunjangan guru, rehabilitasi gedung sekolah, persiapan ujian nasional, sampai  pengajuan bantuan pembangunan ruang kelas baru.

Sumarsana mengatakan, pemutakhiran dapodik dilakukan dengan-cara berkala. Sistem yang dipakai pun semakin disempurnakan demi menambah nilai data. Namun, sistem tersebut cuma bisa manjur/tepat bertujuan jika operator sekolah bisa juga petugas pendataan di tingkat sekolah sanggup mengoperasikannya dengan-cara optimal. “Itu berkaitan dengan validitas data yang dilaporkan. Petugas pendataan dituntut rutincermat serta teliti waktu mengisi setiap kolom pada software dapodik,” ujar Sumarsana.
Baca Halaman sumber.....
Share:

SD di Kulonprogo Masih Gunakan ’Dingklik Angkringan’ - KRjogja

Seorang pegawai memperhatikan mebeler ruang kelas di SDN Trisik, menggunakan ’dingklik’ angkringan. (Foto : Agussutata)
KRJOGJA com - Kelengkapan sarana serta prasarana sebagian SD di Kulonprogo, belum sanggup memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan. Tidakhanya ruangan sekolah belum lengkap, tetap ada kursi tempat duduk dua siswa dengan ukuran sama panjang meja belajar di kelas. Mirip dengan dingklik yang dipakai pedagang di warung angkringan.

Kepala SDN Trisik, Purwanto mengakui kelengkapan sarana serta prasarana di sekolahnya, tergolong belum bisa memenuhi persyaratan SPM pendidikan. Khususnya untuk mebeler kursi tempat duduk untuk siswa, tetap menggunakan_dengan belahan satu potong kayu. ”Masih tersedia kurang lebih 30 persen, di kelas menggunakan_dengan kursi panjang,” jelas Purwanto.

Sebagian tempat duduk telah menggunakan_dengan satu kursi satu siswa tetapi ukuran kursi untuk orang dewasa. Kursi tersebut dipasangkan dengan meja tempat belajar untuk ukuran siswa. Siswa yang duduk di kursi lebih tinggi dengan siswa kurang lebih yang duduk di kursi panjang.

Menurutnya, penyelenggara sekolah sedang menganjurkan ada meja serta kursi yang memenuhi persyaratan SPM ke Dinas Pendidikan Pemuda serta Olahraga (Dikpora) Kulonprogo. Sekolah juga belum mempunyai ruang UKS itu dikarenakan sekolah tak mempunyai ruangan kosong.

Kepala Bidang Pembinaan SD, Dikpora Kulonprogo, Suharyono serta Kepala Seksi Kelembagaan serta Sarana Prasarana, Yulianto yang dikonfirmasi mengakui belum semua sarana prasarana pendidikan sekolah SD, memenuhi syarat SPM. Yulianto membahas pemerintah melewati Dikpora bakal berupaya sarana prasarana bisa memenuhi SPM pendidikan. Penyelenggara sekolah bisa membikin usulan untuk kelengkapan sarana prasarana pendidikan. (Ras)
Share:

Investor Rusia Bakal Bangun Smelter di Kulon Progo



YOGYAKARTA, (PR).- Investor yang perusahaannya berpusat di Rusia, Blackspace, tertarik bekerjasama dengan PT Jogja Magasa Mining (JMM) untuk mengolah pasir besi yang berada di Kabupaten Kulonprogo, DIY. Direktur Blackspace, Yosef Paskananda mengatakan, mereka akan membangun pabrik pengolahan tambang atau smelter ketika sudah tercapai kesepakatan.

"Sementara ini, kami masih membentuk tim kerja. Apakah ke depan bisa kita lakukan kerjasama ini ataukah tidak," katanya.

Bila kerjasama tersebut benar-benar terwujud, Yosef menuturkan maka pembangunan smelter dilakukan pada Agustus 2016. Berdasarkan pengalaman mereka membangun smelter, maka diprediksi smelter tersebut akan selesai dalam rentang waktu satu tahun.

Yosef mengatakkan, pihaknya telah membangun pabrik pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara sejumlah 2 line dan di Sulawesi Tengah sebanyak 52 line. Berawal dari batu bara, dan juga kereta api, selanjutnya pihaknya merambah smelter nikel tersebut.

"Teknologi yang digunakan untuk smelter, adalah teknologi sendiri. Kita mungkin studi mana yang lebih efisien dan cocok. Ini masih membentuk tim kerja apakah bisa kita tindak lanjuti, karena ada dua pemilik mayoritas dan minoritas. Kita harus berbicara dengan dua grup ini," tuturnya.

Sementara itu, Komisaris PT Jogja Magasa Mining (JMM), Luthfi Heyder mengatakan bahwa yang mendasari kerjasama tersebut adalah karena Blackspace sudah berpengalaman membangun smelter.

"Dan kebetulan kita memulai kembali. Permasalahannya, dua dan tiga tahun yang lalu harga metal di dunia jatuh. Kemudian ada Blackspace yang tertarik untuk itu," ucapnya.

Ia sendiri tidak berani menargetkan terbentuknya smelter di Kulonprogo. Pasalnya butuh waktu yang panjang untuk membuat workshop dari sisi legal, perizinan, keuangan dan juga teknis. "Kalau itu selesai, kita bertemu, dealnya gimana karena dalam kontrak ada batasan-batasannya apa yang boleh dikerjakan JMM dan apa yang boleh dikerjasamakan," katanya.***
Baca Halaman sumber.....
Share:

08 March 2017

Tabrakan Libatkan Tiga Mobil, Satu Tewas - TRIBUNJOGJA.COM



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO – Satu orang meninggal dunia dalam kecelakaan lalulintas di ruas jalan Wates-Yogyakarta KM 16, Pongangan, Sentolo, Selasa (7/3/2017) dinihari.
Kecelakaan ini melibatkan tiga buah mobil serta satu di antaranya terguling ke jurang jalan sedalam lima meter.

Kejadian bermula saat/ketika Kijang Innova bernomor polisi AB 1585 HH yang dikemudikan Herman Pratmaka (48), warga Sleman meluncur dari arah Purworejo.
Saat tiba di kawasan Pongangan dengan jalan menikung serta miring itu, mobilnya melanggar marka jalan serta masuk ke lajur sebelah kanan.

Sementara, dari arah berlawanan melaju pula mobil boks AB 8480 BU yang dikemudikan Kukuh Yudhistiya (32), warga Sleman. Itu dikarenakan jarak yang telah terlalu dekat, tubrukan keras dua kendaraan itu pun tidak dapat dihindari.

“Innova menikung melebihi marka tidak terputus yang ada di jalan tersebut. Lalu disambar mobil dari arah berlawanan,” jelas Kasat Lantas Polres Kulonprogo, AKP Imam Bukhori.

Tak berselang lama, itu dikarenakan berada di tengah bidang jalan, mobil boks ditubruk dari arah belakang oleh Isuzu Panther AB1302 FB yang dikemudikan Arif Munawar, warga Bantul.
Mobil boks tersebut langsung terguling ke jurang tepi jalan dalam posisi terbalik.

Akibat fenomena ini, satu penumpang Innova, Paikem (86) tewas dampak  benturan yang menyebabkan luka di kepalanya.

Saat kejadian, korban yang juga bunda dari pengemudi Innova itu duduk di belakang kursi sopir lalu terlempar ke depan sehabis terjadi tabrakan.

Tiga penumpang lainnya maupun pengemudi mobik boks serta Panther terjadi sesuatu luka ringan serta dilarikan ke RSUD Wates untuk perawatan intensif.

Polisi sampai  waktu ini tetap melakukan penyidikan atas fenomena tersebut. Dugaan sementara fenomena ini dampak  kelalaian pengemudi Innova yang menikung sampai  melanggar marka jalan.

“Sementara ini kita belum dapat menyimpulkan apakah pengemudi ini mengantuk bisa juga tidak. Yang jelas dirinya melanggar marka jadi terjadi tabrakan. Sopir tetap belum dapat dimintai keterangan itu dikarenakan tetap di rumah sakit,” kata Imam. (*)
Baca Halaman sumber.....
Share:

Pemkab Upayakan Tenggat Pengosongan Lahan Bandara Diperpanjang



Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo meminta target pengosongan lahan bagi warga terdampak bandara yang memilih relokasi bisa diperpanjang. Pasalnya, masyarakat masih belum memiliki tempat tinggal pengganti hingga lahan relokasi selesai digarap.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Zahram Assurawan mengatakan pengosongan lahan bagi warga terdampak masih belum memungkinkan. “Makanya target pengosongan kalau bisa diperpanjang,” ujarnya pada Selasa (7/3/2017).

Pengerjaan pengurukan sendiri seringkali terkendala hujan. Penolakan dari warga juga sempat muncul meski kemudian berusaha diselesaikan oleh pemerintah daerah.

Ditargetkan pengerjaan ini baru akan selesai pada 3 Mei mendatang. Namun, 30 hari terakhir akan digunakan untuk memperbaiki jalan yang rusak karena dilalui truk pengangkut.

Permintaan ini dipastikan akan menggangu proses pembangunan Bandara Temon. Padahal, tenggat waktu operasional pada tahun 2019 sudah ditetapkan langsung oleh Presiden RI.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kulonprogo, Akhid Nuryati menyatakan rasa pesimisnya akan terpenuhi batas waktu tersebut. “Apa bisa selama 2 tahun lebih sedikit mampu membuat bandara sampai operasional, seperti ini kita pesimis target waktu bisa terpenuhi” ujarnya.

Editor: Nina Atmasari | dalam: Kulon Progo |

Baca Halaman sumber.....
Share:

Pra Operasi Sudah Serap 6.000 Tenaga Kerja



Harianjogja.com, JOGJA – Pemda DIY memperkirakan keterserapan tenaga kerja pra pengoperasian New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo mencapai 6.000 orang yang bekerja di bidang industri dan konstruksi pengerjaan fisik. Jumlah itu diprediksi akan meningkat tiga kali lipatnya saat bandara sudah beroperasi. Oleh karena itu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigras (Disnakertrans) DIY menggenjot pelatihan bagi kesiapan tenaga kerja.


Kepala Disnakertrans DIY Andung Prihadi menjelaskan, dalam rangka menyiapkan ketenagakerjaan saat pra operasi hingga pengoperasian NYIA di 2019, pihaknya telah mempersiapkan banyak hal. Seperti penguatan tenaga kerja dari sisi skill, dan penguatan dari sisi profesionalitas. “Di sana dibutuhkan berbagai macam tenaga kerja yang sifatnya profesional dan skill jadi kami membagi sebelum bandara beroperasi dan pada saat beroperasi,” terangnya di Kompleks Kepatihan, Selasa (7/3).

Penguatan skill dibutuhkan untuk pekerja saat pembangunan bandara. Salahsatu pelatihan yang diberikan berupa las baja. Kemampuan itu diharapkan bisa diimplementasikan saat proses pembangunan bandara. Pelatihan ini diberikan kepada tenaga kerja dengan lulusan SMA/SMK.

Sedangkan pelatihan untuk meningkatkan profesionalitas menyasar calon tenaga kerja lulus D3 ke atas. Mereka diberikan materi pelatihan seperti airline staf, administrasi penerbangan dan lainnya. Adapun calon tenaga kerja berasal dari seluruh DIY. “Jumlahnya tidak banyak, setiap bidang yang kami tingkatkan skillnya sekitar 100 orang. Karena memang anggaran terbatas. Bukan dari Kulonprogo saja karena mungkin SDM Kulonprogo belum bisa mewakili semua,” kata dia.

Andung mengakui dampak pembangunan NYIA terhadap keterserapan tenaga kerja tergolong besar. Pada pra operasi saja untuk bidang industri diprediksi sekitar 3.389 orang tenaga kerja dan 2.688 orang di bidang konstruksi atau bangunan fisik. Saat ini yang dilatih di Balai Latihan Kerja (BLK) seperti materi instalasi listrik sebanyak 88 orang dan las listrik 108 orang.

Berdasarkan pengkajian dari jumlah prediksi serapan tenaga kerja pra operasi itu, akan meningkat tiga hingga empat kali lipatnya saat nanti bandara sudah beroperasi, mulai dari efek ke pariwisata dan industri. Andung meyakini, keberadaan NYIA bakal mengurangi penganguran di DIY secara signifikan.

“Kita bisa mengurangi pengangguran kalau sekarang 4,07% mungkin bisa sampai 2%, itu pengangguran terbukanya. Kalau 2016 kan 2,5%. Saya kira akan signifikan penurunannya [jumlah pengangguran],” ungkap dia.

Pemda DIY akan mengupayakan warga DIY dapat mengakses pekerjaan di NYIA Kulonprogo. Pemda DIY akan mendorong kabupaten/kota lainnya di DIY selain Kulonprogo, agar menjalin kerjasama dengan PT Angkasa Pura guna memberikan akses warga DIY mendapatkan pekerjaan. Tentunya dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing. Saat ini calon tenaga kerja yang disiapkan, selain dilatih di BLK, ada pula di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta. “Sudah ada MoU untuk Kulonprogo, nanti bisa dikembangkan ke kabupaten/kota. Seperti yang usulan kegiatan, ada untuk cleaning service, airline staf, dan kami siapkan juga untuk sekelas supervisor,” kata dia.

Editor: Sumadiyono | dalam: Kota Jogja |

Editor: Sumadiyono | dalam: Kota Jogja |
Baca Halaman sumber.....
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP