Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


01 February 2017

Pemkab Kulonprogo Hapus Aset Bangunan di Glagah



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pemerintah Kabupaten Kulonprogo melakukan penghapusan aset bangunan yang ada di wilayah Pantai Glagah, Rabu (1/2/2017).

Penghapusan dilakukan dengan penghancuran 15 unit bangunan kios berikut beberapa fasilitasnya yang lama mangkrak. Kegiatan dipimpin langsung oleh Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono dan diikuti proses perataan bangunan yang didirikan pada 2007 itu oleh petugas Satpol PP dan tenaga lain serta mendapat pengawalan dari Polres Kulonprogo serta Kodim 0731/Kulonprogo.

Budi Antono mengatakan, aset ini tidak lagi sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kulonprogo.

Pasalnya, lokasi bangunan berada di areal sempadan pantai yang memang haram untuk berdiri bangunan.
"Sehingga, keberadaan bangunan di sini cenderung tidak aman. Apalagi, nanti wilayah sini juga masuk Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)," kata Budi.
Tindak penghapusan aset ini juga menjadi bentuk show off kewenangan Pemkab dalam mengatur pertumbuhan bangunan di sekitar kawasan Pantai Glagah.

Apalagi, belakang juga marak muncul bangunan liar berupa penginapan di sisi barat tak jauh dari aset Pemkab yang dihapuskan ini.

"Ini (penghapusan aset bangunan Pemkab) jadi peringatan untuk yang lain. Zonasi ini (sempadan dan KKOP) tidak boleh ada bangunan. Kami sudha kirim surat peringatan dua kali dan kalau sampai ketiga kali tidak dihiraukan tentu kita akan sapu bersih," kata Budi. (tribunjogja.com)
Share:

31 January 2017

Ribuan Surat Suara Pilkada di Kulon Progo Rusak

Ribuan surat suara untuk Pilkada di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan rusak karean terdapt noda tinta pada kolom. Surat suara yang rusak itu sebanyak 1.705 surat suara, dan direncanakan akan dimintakan ganti ke percetakan di Ngawi, Jawa Timur.


tirto.id - Ribuan surat suara untuk Pilkada di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan rusak karean terdapt noda tinta pada kolom. Surat suara yang rusak itu sebanyak 1.705 surat suara, dan direncanakan akan dimintakan ganti ke percetakan di Ngawi, Jawa Timur.

"Kami akan membuat berita acara kerusakan surat suara rusak dan kami minta ganti ke percetakan. Pengajuan pengganti surat suara setelah selesai pengepakan supaya diketahui total keseluruhan kekurangannya," kata Ketua Divisi Logistik Perencanaan dan Pemilu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kulonprogo Budi Priyana di Kulon Progo, Selasa, (31/1/2017) seperti dikutip dari Antara.

Jumlah surat suara yang rusak sebanyak 1.705 terdiri Kecamatan Pengasih 128, Girimulyo 18, Sentolo 54, Temon 14, Wates 112, Galur 36, Nanggulan 54, Lendah 17, Samigaluh 402, Kokap 269, Panjatan 378, dan Kalibawang 223.

"Surat suara rusak nanti akan dihancurkan dengan mesin, sehingga sudah tidak bisa berfungsi lagi. Penghancuran surat suara dilaksanakan sebelum logistik pilkada didistribusikan pada 14 Februari," katanya.

Dijelaskan bahwa kotak dan surat suara akan didistribusikan pada 14 Februari. Distribusi dibagi dalam dua waktu. Pertama, dilakukan pada shif pagi dengan tujuan Samigaluh, Girimolyo, Kalibawang, Nanggulan, Kokap dan Pengasih. Tahap kedua, wilayah datar di Kecamatan Sentolo, Lendah, Galur, Panjatan, Wates, dan Temon.

"Berdasarkan penyelenggarakan Pilres 2014, distribusi satu hari cukup," kata dia.

Budi mengatakan setelah sortir dan pelipatan surat suara selesai, KPU Kulon Progo akan melakukan tahapan selanjutnya yakni melakukan setting dan pengepakan logistik yang dimulai Senin (30/01/2017) hingga Sabtu (04/02/2017).

"Setting dan pengepakan dilakukan oleh petugas dari masing-masing kecamatan yang berkisar 15 sampai 20 orang per hari," kata dia.

Agenda selengkapnya adalah Senin (30/01/2017) Kecamatan Temon dan Nanggulan, Selasa (31/01/2017) Galur dan Girimulyo, Rabu (01/02/2017) Samigaluh dan Kalibawang, Kamis (02/02/2017) Sentolo dan Pengasih, Jumat (03/02/2017) Lendah dan Wates, serta Sabtu (04/02/2017) Kokap dan Panjatan.

Baca juga artikel terkait KULON PROGO atau tulisan menarik lainnya Mutaya Saroh
(tirto.id - mut/mut)
Share:

Pemasangan Pagar Bandara NYIA Kulonprogo Ditargetkan Selesai Sembilan Bulan

Pemasangan pagar di lahan New Yogyakarta International Airport (NYIA) Temon Kulonprogo sudah dimulai kemarin. PT Angkasa Pura I memasang target penanda pembatas lahan bisa selesai sembilan bulan ke depan.

RADARJOGJA.CO.ID – Pemasangan pagar di lahan New Yogyakarta International Airport (NYIA) Temon Kulonprogo sudah dimulai kemarin. PT Angkasa Pura I memasang target penanda pembatas lahan bisa selesai sembilan bulan ke depan.

Pemagaran awal sebelumnya, dilakukan untuk bidang lahan di dekat jalan Nasional Jogja-Purworejo di perbatasan Desa Kebonrejo dan Desa Palihan. Setelah groundbreaking pekan lalu, pemagaran dilanjutkan untuk bidang lahan Paku Alam Ground (PAG) di wilayah Desa Jangkaran, sisi selatan Satradar Congot menuju ke Desa Glagah di sisi timur.

‘’Bidang tanah yang dipagari ini menjadi bagian dari calon lokasi runway atau landasan pacu bandara yang menjadi prioritas pembangunan bandara,” kata Pengawas lapangan pekerjaan pemagaran dari PT AP I, Eko Budi Sriyanto, kemarin (30/1).

Pemasangan pagar model teralis setinggi dua meter itu sudah mencapai panjang sekitar 200 meter. Akan diteruskan hingga sekeliling lahan dengan panjang pagar keseluruhan mencapai 5.000 meter.

“Pemasangan pagar ini untuk pengamanan aset lahan yang sudah dibebaskan. Sekaligus jadi batas wilayah lahan yang akan dibikin bandara. Targetnya Sembilan bulan selesai,” kata Eko Budi.

Namun pemagaran dimungkinkan terpotong di tengah jalan. Sebab ada beberapa bidang lahan di sisi timur yang belum resmi dibebaskan karena masih ada sengketa. Selain itu, beberapa bidang lahan berpasir itu juga memiliki kontur tanah berbukit dan tidak memungkinkan dipagari langsung.

“Butuh alat berat untuk meratakan tanah berbukit itu sebelum dipasangi pagar. Sementara waktu, pemagaran dialihkan ke ujung barat dan sisi selatan lahan PAG yang berkontur lebih rata. Kalau bidang dekat bibir pantai malah lebih rata jadi bisa langsung dipasang pagar,” kata Eko Budi.

Pekerjaan pemagaran lahan, AP menggandeng kontraktor PT Trimega Semarang. Sedikitnya 17 tenaga kerja dilibatkan menangani pemagaran tersebut, beberapa di antaranya diambilkan dari warga di lokasi.

“Kami sudah bekoordinasi dengan pemerintah desa terdampak pembangunan bandara untuk penyediaan tenaga kerja dengan jumlah menyesuaikan kebutuhan di lapangan,” katanya.

Project Manager Pembangunan Bandara Baru PT AP I Sujiastono mengungkapkan, groundbreaking adalah penanda dimulainya masa pembangunan konstruksi atas. Pekerjaan akan dilakukan secara simultan paralel dari sisi perencanaan dan pembangunan.

“Termasuk di dalamnya tes topografi, pemagaran, dan pembersihan area calon airside (area penerbangan), pemindahan pohon, hingga land clearing. Tahap awal, kami masih fokus pembuatan runway di atas lahan PAG,” ungkap Sujiastono. (tom/iwa/mar)
Share:

27 January 2017

Bandara Kulon Progo Bisa Tampung Penumpang 14 Juta/Tahun



Yogyakarta - Presiden Joko Widodo hari ini memulai pembangunan New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo. Dirut AP I menjelaskan perbandingan bandara ini dengan Bandara Adisutjipto yang ada saat ini.

Proses "Babat Alas Nawung Kridha" yang artinya membuka, membersihkan, merapikan, menata lahan, serta melakukan peletakan batu pertama pembangunan NYIA.

Acara ini dihadiri pula oleh Menhub Budi Karya Sumadi, Mensesneg Pratikno, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteru PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Direktur Utama PT Angkasa Pusa I Danang S Baskoro.

Danang menjelaskan, saat ini Bandara Adisutjipto berkapasitas 1,2 juta orang pertahun harus melayani 7,2 juta penumpang per tahun. Nantinya NYIA akan mampu menampung 14 juta penumpang per tahun.

Bandara Adisutjipto yang saat ini beroperasi hanya memiliki luas terminal 15 ribu meter persegi. Landasan pacu (runway) Bandara Adisutjipto 2.250 meter dengan apron berkapasitas 8 pesawat.

Nantinya NYIA akan dibangun di atas lahan seluas 587 hektar pada tahap I (2020-2031), akan memiliki runway sepanjang 3.250 meter, apron berkapasitas 35 pesawat.

Pada pengembangan tahap II (2031-2041) terminal NYIA akan dikembangkan menjadi 195 ribu meter persegi, runway 3.600 meter, apron yang bisa digunakan 45 pesawat dan mampu menampung hingga 20 juta penumpang setiap tahunnya.

Dengan pembangunan NYIA, lanjut Danang, permasalahan lack of capacity akan mampu teratasi. Sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa bandara.

"Tidak hanya untuk memenuhi standar pelayanan bandara bertaraf internasional di Yogyakarta, tapi juga bisa memberi multiplier effect yang bisa memacu perkembangan perekonomian, aktivitas bisnis, serta mendukung kegiatan pariwisata Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan," urai Danang.

Untuk pembangunan NYIA, PT AP I menyiapkan investasi Rp 9,3 triliun dan ditargetkan akan rampung pada Maret 2019. Selain NYIA, PT AP I juga sedang melakukan pengembangan dua bandara lainnya yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang yang ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2018 dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang rencananya akan ampung pada tahun 2019.

NYIA akan dikembangkan sejalan dengan misi PT AP I untuk mewujudkan konsep "airport city" di Yogyakarta yaitu memadukan bandara dengan kawasan logistik, kawasan industri, serta kawasan wisata dalam satu kawasan ekonomi terpadu.

"Untuk mendukung konektivitas dengan kota-kota sekitarnya, selain dihubungkan dengan jalan nasional, bandara ini juga akan teintegrasi dengan jalur kereta api untuk mempermudah transportasi dari dan ke bandara," urai Danang. (sip/mkj)

Share:

Tolak NYIA, Massa WTT Mujahadah




Harianjogja.com, KULONPROGO — Sedikitnya 500 warga penolak bandara yang digawangi oleh Wahana Tri Tunggal (WTT) menggelar mujahadah sebagai sikap penolakan atas pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).



Warga tetap berkeras menggelar aksi protes meski tak bisa mendekati lokasi acara. Davit, Humas WTT mengatakan tak peduli meski tak bisa datang langsung ke lokasi.

“Kami tetap berkeras menolak meskipun aksi terbatas hanya sekian meter nanti,”jelasnya kepada Harianjogja.com pada Kamis (27/1/2017).

Massa berkumpul di rumah ketua WTT, Kelik Martono yang terletak di Dusun Kragon, Palihan, Temon. Beberapa juga berdiri di sepanjang sisi jalan Daendels yang merupakan salah satu akses jalan menunju lokasi acara. Davit menerangkan, nantinya warga akan beriringan berjalan bersama ke arah barat.

“Jalan terus ke barat sampai mana kita bisa, karena memang sama polisi ditutup,”ujar dia. Di titik tersebut, massa akan berorasi dan dilanjutkan dengan mujahadah. Ratusan ibu mengenakan busana berwarna putih juga hadir dan siap meramaikan aksi.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Peristiwa |

Share:

Jokowi akan Groundbreaking Bandara Kulon Progo, Penjagaan Diperketat

Yogyakarta - Presiden Joko Widodo akan melaksanakan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengamanan diperketat di sejumlah lokasi.

Jokowi rencananya menuju lokasi groundbreaking menggunakan helikopter dari Bandara Adisutjipto, Yogyakarta. Lokasi groundbreaking terletak di sebelah selatan Pusat Radar 215 TNI AU, Congot, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulon Progo. Jokowi akan didampingi Menhub Budi Karya dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono.


Bupati Kulon Progo Budi Antono mengatakan Presiden dan Ibu Negara dijadwalkan hadir untuk melakukan groundbreaking. Presiden juga dijadwalkan memberikan Kartu Indonesia Pintar di SMKN 2 Pengasih, Kulon Progo. 

"Lokasi groundbreaking yang terjadwal di sebelah selatan satuan radar," kata Budi Antono pada rapat koordinasi di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Kamis (26/1).

Dirut PT Angkasa Pura I Danang S Baskoro mengatakan, setelah groundbreaking, akan langsung dilakukan pembangunan konstruksi besar-besaran dimulai dari runway, apron, dan kemudian terminal bandara. 


Pantauan di lokasi groundbreaking, Jumat (27/1/2017) pagi, setiap tamu harus melalui pemeriksaan metal detector. Penjagaan oleh polisi dan TNI sudah dilakukan di jarak sekitar 2 km dari lokasi. Setiap pengendara ditanyai kepentingannya oleh aparat. 

NYIA digadang-gadang akan menjadi bandara bertaraf internasional yang dapat menampung sekitar 15 ribu penumpang. PT Angkasa Pura I menargetkan bandara ini dapat mulai beroperasi pada Maret 2019. 

Di sisi lain, aksi protes dari kelompok warga penolak pembangunan bandara Wahana Tri Tunggal (WTT) juga disebutkan akan digelar di dekat lokasi groundbreaking. 
(sip/rna)
Share:

26 January 2017

Besok, Presiden Groundbreaking Bandara Baru Yogyakarta



KULONPROGO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), Jumat (27/1) siang. Panitia telah melakukan serangkaian persiapan dengan memasang tenda dan sarana pendukung lain di sekitar lokasi. Sebelumnya presiden dijadwalkan datang pada Senin (23/1) lalu. “Sudah 90% sudah fix, persiapan dan koordinasi terus kami lakukan,” kata Asisten II Sekda Kulonprogo, Triyono, kemarin. Persiapan terus dilakukan baik oleh Pemkab Kulonprogo, Pemda DIY, PT Angkasa Pura I, dan Sekretariat Negara (Sekneg).


Perwakilan dari Sekneg juga sudah melakukan pertemuan dengan Pejabat Bupati Kulonprogo secara tertutup di ruang kerjanya. Bahkan hari ini direncanakan juga akan dilanjutkan koordinasi dengan Pemda DIY guna memastikan urutan acara dan teknis pelaksanaan groundbreakiang. “Besok (hari ini) kami koordinasi teknis dengan Pemda DIY,” kata Triyono. Lokasi groundbreaking dipilihdisisiselatan Sat Radar Congot di kompleks TNI Angkatan udara. Lokasi yang awalnya hamparan lahan kosong telah dibersihkan dan diratakan dengan bulldozer. Bahkan kemarin siang sudah terpasang beberapa tenda, umbul-umbul maupun toilet portabel di lokasi. Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) juga sudah ada di lokasi. Hanya semua pihak yang dikonfirmasi terkait kesiapan tidak ada yang berani berkomentar. “Ini semua sudah di-handle (tangani) Paspampres,” tutur R Sujiastono, Pilot Project Kantor proyek Pembangunan Bandara NYIA PT Angkasa Pura I, kemarin. Kesiapan tidak hanya dilakukan di lokasi acara saja. Jalan yang akan dilalui oleh rombongan presiden juga sudah ditangani. Termasuk sembilan polisi tidur sudah diratakan. Dalam susunan acara, perhelatan yang dikemas dalam “Bubak Alas Nawung Krido” tersebut Presiden akan datang menggunakan helikopter Super Puma milik TNI Angkatan Udara. Presiden direncanakan akan melakukan peletakan batu pertama dengan pemasangan bata merah di lokasi yang menjadi bagian dari runway bandara. Penjabat Bupati Kulonprogo Budi Antono mengamini rencana groundbreaking akan dihadiri Presiden. Koordinasi intensif sudah dilakukan antara AP I, Pemda DIY, Pemkab Kulonprogo, dan sejumlah kementerian. “Pak Presiden pasti datang. Kalau konsep acaranya masih dikoordinasikan,” tandasnya.

Terpisah, Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I) Danang S Baskoro mengatakan, untuk pertama kalinya perseroan mengembangkan airport city dan aerotropolis di Yogyakarta. “Airport city maupun aerotropolis merupakan kota dengan tata letak, infrastruktur, dan ekonomi berpusat di bandara,” katanya dalam talk show Akselerasi Ekonomi DIY l, Selasa (24/1) malam. Airport city merupakan kawasan yang berada dalam radius 15 menit dari bandara.

Sedangkan radius jarak 15–30 menit dari bandara disebut aerotropolis. Di airport city tetap ada permukiman yang di dalamnya ada penjual berbagai barang produksi lokal. Danang mengungkapkan, untuk groundbreaking NYIA yang akan dilakukan oleh Presiden pengerjaannya ditawarkan kepada pengusaha lokal DIY. Untuk konstruksi besar seperti pembangunan landasan dan terminal bandara dikerjakan perusahaan konstruksi berpengalaman.

“Mereka juga akan menggandeng perusahaan konstruksi lokal untuk pengerjaan bagian tertentu,” ungkapnya. Diproyeksikan NYIA berkapasitas 15 juta penumpang per tahun. Saat ini Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta menampung 7,2 juta orang per tahun.

Padahal kapasitasnya hanya 1,2 juta orang per tahun. Pada kesempatan itu, Staf Khusus Menteri Perhubungan Wihana Kirana Jaya mengatakan, investasi pembangunan NYIA memberikan multiplier effect. Keberadaan bandara baru diyakini bisa mengatasi ketidakmerataan pembangunan antara Jawa bagian utara dengan selatan. Bandara NYIA juga bisa mendongkrak sektor pariwisata.

Langkah yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah meningkatkan konektivitas antara Yogyakarta–Solo– Semarang (Joglosemar). Konektivitas ini memudahkan wisatawan mengunjungi objek wisata di wilayah Joglosemar. “Konektivitas akan membuat lama tinggal wisatawan lebih baik dan panjang,” ujar Wihana. Sementara Komisaris PT Kereta Api Indonesia (KAI),

Danang Parikesit mengatakan, pembangunan NYIA di Kulonprogo tidak sekadar mendongkrak pertumbuhan perekonomian di DIY. Keberadaannya juga mendongkrak Jawa bagian selatan. “Yang jelas akan memperlancar mobilitas di Jawa bagian selatan,” katanya. Lebih lanjut dikatakannya konektivitas antarmoda transportasi sangat vital.

Harapannya kejadian pembangunan Bandara Kualanamu dan Lombok Praya tidak terulang. Dua bandara yang besar dan megah itu untuk konektivitasnya masih lemah. “Kalau hanya mengandalkan jalan raya, warga Klaten, Gunungkidul, pergi ke bandara (NYIA) akan pikir-pikir,” tuturnya. Dia menegaskan, untuk mendukung konektivitas tersebut, PT KAI berencana membangun jalur kereta lintas. Jalur tersebut tidak hanya menuju Kota Yogyakarta, tapi juga daerah lain di sebelah barat bandara NYIA.

Untuk lalu lintas kereta api saat ini masih memungkinkan rangkaian perjalanan khusus. “Yang masih perlu dipikirkan adalah titik pemberhentian dan tarifnya,” katanya.
Share:

Aliansi Aktivis Desak Jokowi Batalkan Bandara Kulonprogo




tirto.id - Aliansi puluhan organisasi masyarakat sipil, yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Tolak Bandara (Gestob) Kulonprogo, mendesak Presiden Joko Widodo menghentikan rencana peletakan batu pertama pembangunan Bandara Internasional di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penolakan itu muncul setelah tersiar kabar di media massa bahwa Jokowi berencana meresmikan peletakan batu pertama pembangunan bandara tersebut pada Jumat (27/1/2017) besok.

Mereka juga mendesak Jokowi membatalkan rencana dan seluruh tahapan pembangunan bandara ini yang telah berjalan.

Kepala Departemen Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli, juru bicara aliansi itu mengatakan desakan ke Jokowi ini punya alasan kuat. Syarat-syarat legalitas Pembangunan Bandara Kulonprogo, menurut Yogi, hingga kini belum terpenuhi.

“Kami sangat menyayangkan dan mengecam keras (Rencana peresmian pembangunan Bandara Kulonprogo),” kata Yogi dalam siaran persnya pada Kamis (26/1/2017).

Alasan pertama penolakan itu, menurut Yogi, lokasi pembangunan Bandara Kulonprogo berada di kawasan rawan bencana tsunami. Kerawanan itu tertera dalam Perpres Nomor 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali, Perda Provinsi DIY Nomor 2 tahun 2010 tentang RTRW Daerah Istimewa Yogyakarta dan Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo.

Peraturan perundang-undangan di atas juga tidak mengamanatkan pembangunan bandara di kawasan kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo.

Masterplan Pengurangan Resiko Bencana Tsunami buatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2012 juga sudah memetakan kawasan utama yang punya resiko dan probabilitas tsunami tinggi. Kawasan tersebut antara lain kawasan selat sunda dan Jawa Bagian Selatan, yang didalamnya termasuk wilayah bagian selatan Kabupaten Kulonprogo yang jadi calon lokasi pembangunan bandara.

“Pemerintah justru nekad menerabas rambu larangan itu. Bandara Kulonprogo diteruskan. Bahkan hendak dikebut pembangunannya dengan target Maret 2019 beres,” kata Yogi.

Sementara Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang dibuat PT Angkasa Pura I, kata Yogi, keabsahannya di depan hukum juga meragukan.

Sebabnya, Yogi menuding pembuatan Amdal itu melompati sejumlah tahapan wajib. Sementara, aspek pelingkupan Amdal itu juga tak memiliki kesesuaian antara lokasi rencana kegiatan pembangunan dengan rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangan.

Alasan penolakan para aktivis itu juga menyangkut kondisi lokasi pembangunan Bandara Kulonprogo yang merupakan lahan pertanian produktif. Yogi mengatakan 5 desa di Kecamatan Temon, Kulonprogo, yang menjadi lokasi pembangunan bandara, dihuni 22.000 warga dengan pekerjaan sebagai petani sawah dan tegalan yang produksi utamanya aneka sayuran dan buah, terutama cabai.

“Paling penting, Bandara Kulonprogo merampas ruang hidup masyarakat (petani),” kata Yogi.

Sebelumnya, pada Sabtu (21/1/2017) lalu, Kementerian Perhubungan merilis informasi mengenai rencana Presiden Jokowi yang segera akan meresmikan peletakan batu pertama Bandara Kulonprogo pada akhir bulan ini. Pengumuman itu muncul setelah Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno dan Direktur Utama Angkasa Pura I, Danang S Baskoro, menemui Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada akhir pekan lalu.

"Dari segi teknis PT Angkasa Pura I (Persero) sudah melakukan persiapan-persiapan yang baik dari pembebasan tanah dan persiapan teknis lain," kata Budi seusai pertemuan itu.

Budi menambahkan, "Kami berdiskusi dengan bapak Sultan untuk rencana bapak Presiden datang menghadiri (groundbreaking) pada akhir bulan ini, tentang waktunya kami akan usulkan ke Presiden melalui Mensesneg (Pratikno)." 
Share:

Kulon Progo akan Bangun Gedung Wisata Edukatif



REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulon Progo berencana membangun gedung wisata edukatif. Gedung tersebut diharapkan tahun ini dapat terwujud agar bisa menarik minat baca masyarakat dan pelajar dan anak-anak usia dini.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulon Progo Harminto mengatakan gedung baru tersebut direncanakan berlantai dua yakni lantai satu untuk arena membaca dan pameran buku, sedangkan lantai 2 sebagai aula yang dapat digunakan untuk pemutaran film yang bertajuk pendidikan atau kegiatan lain yang bersifat mendidik. Sedangkan tembok pembatas sebelah timur gedung rencana akan dipangkas dan diletakan pot-pot tanaman supaya lingkungan baca terlihat nyaman.  

Sineas Indonesia Diminta Lebih Aktif Produksi Film Edukatif

"Kami sekarang sedang menyiapkan grand desain terkait dengan rencana pembangunan gedung baru tersebut, dan bapak Penjabat Bupati sudah memerintahkan untuk segera dipresentasikan  dihadapan beliau," kata dia.

Dengan adanya gedung baru tersebut nantinya diharapkan selain sebagai tempat membaca dan pameran, juga arena wisata edukatif  taman wana winulang sebagai rekreasi baca yang menyenangkan bagi pengunjung khususnya bagi anak-anak. Untuk kehadiran anak-anak SD atau pelajar lainnya ke perpustakaan, pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan telah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan kabupaten Kulon Progo untuk menyusun jadwal setiap harinya secara bergantian supaya anak-anak sekolah tersebut bisa meramaikan perpustakaan.

Harminto mengakui bahwa jumlah kunjungan masyarakat ke perpustakaan masih belum sesuai target. Setiap harinya  mencapai 100 hingga 150 orang, sedangkan targetnya 200 orang  per hari.  Dikatakan dia, di Kulon Progo sekarang terdapat 91 unit perpustakaan desa, 50 persen masih aktif, 25 persen pasif, dan 25 persen belum sepenuhnya aktif atau kadang aktif, kadang tidak aktif.

"Oleh karena itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Kulon Progo akan melakukan kunjungan rutin ke desa-desa dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti  bedah buku yang temanya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," ujar Darminta.

Sementara itu penjabat Bupati Kulon Progo,  Budi Antono  mengatakan  di zaman yang serba canggih ini, kebiasaan membaca buku sepertinya sudah mulai berkurang, terutama di masyarakat. Sangat terlihat nyata, kini orang-orang mulai sibuk dengan gadget mereka sendiri-sendiri. Anak-anak, remaja, pemuda bahkan orang tua lebih suka bermain game,berselancar di dunia maya dan sibuk dengan media sosial seperti Facebook, Instagram, BBM, WA dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini banyak orang yang semakin malas untuk membaca buku.

"Oleh karena itu, kami berharap, kegiatan Pesta Buku Murah dan Terlengkap Kulon Progo 2017 ini, kiranya dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca, menjadi media edukasi, serta sebagai media transaksi bagi masyarakat Kulon Progo pada umumnya," kata dia.

Share:

8.966 Orang Masih Menganggur di Kulonprogo




WATES - Jumlah pengangguran di Kabupaten Kulonprogo berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 sebanyak 8.966 orang. Tahun 2016 pencari kerja tercatat 2.887 orang, sedangkan penempatan tenaga kerja dari Kulonprogo 2.099 orang.

"Upaya mengurangi pengangguran dilakukan melalui peningkatan capaian penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja, penguatan informasi pasar kerja dan bursa kerja. Selain itu mendorong tumbuh kembangnya jiwa kewirausahaan menuju wirausaha mandiri," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulonprogo Eko Wisnu Wardhana seperti mengutip KRjogja, Kamis (26/1/2017)

Eko menjelaskan, salah satu upaya menekan jumlah pengangguran di Kulonprogo adalah bekerja sama dengan BPT3TKI DIY dan Kantor Cabang PPTKIS PT Sukamulia Mandiri Agung DIY, yang saat ini akan memberangkatkan 34 CTKI. Para calon pekerja itu bakal bekerja sebagai operator produksi PT Samsung Elektronics di Malaysia.

"Semula ada 111 orang peserta yang ikut seleksi. Kuota kebutuhan sebenarnya 40 orang, yang berhasil lolos 34 orang, terdiri dari lima perempuan dan 29 laki-laki yang berasal dari Kecamatan Panjatan, Galur, Wates, Sentolo, Pengasih, Kokap, Kalibawang, Temon, Lendah dan Girimulyo," katanya.

Penjabat Bupati Kulonprogo Budi Antono mengapresiasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan berbagai pihak, sehingga pada tahun 2016 telah ditempatkan sejumlah 2.099 orang tenaga dengan rincian 755 orang tenaga kerja Antar Kerja Lokal (AKL), 1.200 orang tenaga Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), dan 144 orang tenaga kerja Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

Kepada CTKI, Budi Antono mengingatkan saat bekerja di negara lain, bukan hanya sekedar bekerja, tapi sekaligus sebagai duta bangsa, diharapkan dapat menjaga nama baik daerah dan negara. “Jalanilah pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, fokus dan penuh semangat, belajar mandiri dan dapat mengatur waktu dan keuangan dengan baik," tutur dia.

(ran)

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP