Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


10 October 2015

Ratusan Pemuda Bersihkan Tempat Ibadah

PENGASIH ( KRJogja.com)- Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan
dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengerahkan ratusan
pemuda dari lima kabupaten/ kota melakukan bhakti sosial (bhaksos)
membersihkan tempat ibadah di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Kegiatan
tersebut sebagai bagian pembinaan peran serta pemuda dan pembangunan.

Menurut Ketua Forum Sarjana Pengerak Desa DIY Setiyo Purnomo, bhaksos
tahun ini difokuskan di Kulonprogo. Selama beberapa hari seratus
peserta menginap di Wisma Dharmais di Desa/ Kecamatan Pengasih untuk
mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari outbound, pramuka sampai
kegiatan-kegiatan pembangunan. "Kegiatan pembinaan merupakan salah
satu upaya memotivasi pemuda agar aktif dalam pembangunan. Khusus pada
Jumat (9/10) kegiatan bhaksos kami fokuskan membersihkan tempat ibadah
meliputi Masjid Taubat Terbah, Masjid Jami Driyan, Masjid Al Manar
Wonosidi, Majis di Kompleks Wisma Dharmais dan Gereja Kristen serta
Gereja Katolik," katanya, Jumat.

Gerakan bersih-bersih tempat ibadah merupakan upaya meningkatkan
kerukunan antarumat beragama. "Dalam pelaksanaan bhaksos peserta
dibagi enam kelompok, empat kelompok membersihkan masjid sisanya dua
kelompok bersih-bersih di gereja Kristen dan Katolik," terangnya
menambahkan pembagian kelompok tidak mendasar pada agama.

Selain membersihkan tempat ibadah, bhaksos yang melibatkan sejumlah
organisasi kepemudaan tersebut juga di melaksanakan droping air bersih
di Desa Tuksono Kecamatan Sentolo. "Kami juga akan membangun gardu dan
rumah budaya di Sewon dan Kemusuk, Argodadi, Sedayu Bantul," tuturnya.

Peserta, Amri Kristiani mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut.
Apalagi banyak peserta dari berbagai organisasi kepemudaan. "Selama
mengikuti kegiatan kami bisa bekerjasama dan diskusi berbagai hal.
Pengabdian masyarakat yang menyenangkan," katanya.(Rul)
Share:

09 October 2015

Rencana Pembangunan Bandara Kulonprogo Abaikan PK Petani

Metrotvnews.com, Yogyakarta:Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo bersikukuh
melanjutkan tahapan prapembangunan Bandara Kulonprogo walaupun
mendapat tentangan dari warga. Hingga kini pihaknya masih menunggu
salinan putusan kasasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) dari Mahkamah Agung
(MA) untuk bertindak.

"Kalau secara hukum sah (ada salinan putusan kasasi IPL dari MA) kita
tetap berjalan (proses tahapan prapembangunan bandara)," kata dia
melalui sambungan telepon di Yogyakarta, Kamis (8/10/2015).

Namun, ia tetap menghormati langkah hukum peninjauan kembali yang akan
dilakukan warga penolak pembangunan bandara yang tergabung dalam
kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT) . "Mekanisme hukum yang ada kita
hormati dan ikuti mekanisme yang ada," katanya.

Ketika ditanyakan apakah langkah hukum yang akan dilakukan WTT akan
mengganggu proses prapembangunan bandara, Hasto menegaskan tidak.

"Kita akan tetap berjalan walaupun banyak pihak yang tidak setuju.
Masyarakat tidak setuju itu bukan harga mati. Mereka tidak setuju
karena banyak yang belum tahu terkait kepastian relokasi tanah dan
penggantian tanah dari tim appraisal tanah independen," katanya.

Sebelumnya Tim kuasa hukum WTT dari lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Yogayakarta Rizky Fatahillah mengatakan akan melakukan berbagai upaya
hukum, salah satunya peninjauan kembali (PK) pengabulan gugatan ILP
oleh Mahkamah Agung.

"Kami sedang menunggu salinan putusan kasasi dari MA. Setelah kami
pelajari, akan kami lakukan tindakan hukum serta politik untuk mencari
keadilan," kata dia.
(UWA)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

30 Hektar Lahan Cabai Di Kulonprogo Terserang Virus Kuning

*KULONPROGO* – Sekira 30 hektar (ha) lahan tanaman cabai yang tersebar pada
empat kecamatan di Kulonprogo terserang virus kuning. Akibatnya petani
terancam merugi karena pertumbuhan cabai yang tidak sempurna.

Menurut Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kulonprogo Eko Purwanto, sekira 30 ha lahan yang terserang virus kuning
berada di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur.

"Kalau kena virus kuning, buah buah rontok, Kalaupun jadi buah tidak
sempurna. Atau mutu masuk kategori ketiga," kata Eko, Kamis (8/10/2015)

Menurut Eko, virus kuning mudah berkembang biak saat musim panas. Apalagi
beberapa wilayah merupakan endemis persisten. Virus bisa ke rumput
wedusan/letungan yang menular lewat vektor kutu kebul.

"Untuk penanganan yang bagus sebaiknya tanaman dicabut, tidak sekedar
dipotong," ujarnya.

Untuk mengatasi permasalah ini, Dinas Pertanian menggelar bakti sosial
dengan gerakan masal pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) cabai,
khususnya pada serangan antraknose (kekek) dan virus kuning.

"Melalui gerakan ini, diharapkan dapat mengendalikan penyebaran OPT agar
tanaman cabai tetap menghasilkan buah, dengan sasaran luas sekira 8-10 Ha,"
kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bambang Tri Budi Harsono.

Selain membahas OPT, Bambang Tri juga mengajak petani membuat pola tanam
dan komoditas agar harga jual produk terjaga. Sebab, saat ini harga cabai
hanya Rp4.000 per kilogram. Harga ini dinilai terlalu rendah dan kurang
menguntungkan petani.

"Beberapa daerah transmigrasi Kalimantan, beberapa tahun ini juga sudah
mulai tanam cabai, sehingga produk cabai banyak. Hal ini menyebabkan harga
cabai menurun saat panen raya," ujarnya.
*(fds)*
Share:

Kisah Pelajar Kulonprogo Wakili Indonesia ke AS

REPUBLIKA.CO.ID,WATES -- Pelajar SMA Negeri Sentolo Kulonprogo, Anisa
Rahmadani mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat (AS).

Pada Kamis (8/10), Anisa melaporkan kegiatannya selama empat pekan di
Virginia, AS kepada Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.

Anisa menyampaikan, dirinya ke Amerika Serikat sebagai siswa Program
Kepemimpinan Muda (*Youth Leadership Program)* Indonesia-Amerika. Ia berada
di Universitas George Mason Fairfax, Virginia, Amerika Serikat.

Selama di Amerika Serikat, kata Anisa, dirinya mengikuti program intensif
yang bertujuan pertama, meningkatkan pemahaman anak muda tentang demokrasi,
hak dan tanggung jawab masyarakat serta meningkatkan komitmen untuk
terlibat dalam masyarakat, pelayanan dan kepemimpinan.

Lalu, memperkuat kapasitas pemuda dengan membekali mereka dengan
keahlian-keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi warga
negara yang terlibat aktif dalam komunitas.

Anisa juga berupaya meningkatkan dialog dan memfasilitasi interaksi yang
memiliki arti dan berbobot antara peserta Indonesia dan Amerika. "Sehingga
mereka bisa memiliki pemahaman yang positif satu sama lain," katanya.

Saat di AS antara 20 Juli – 21 Agustus 2015, Anisa mengikuti analisa
akademik yang inovatif melalui praktik, pelatihan langsung, dan
pengembangan keterampilan.

"Banyak hikmah yang bisa diambil selama di AS, seperti sifat kekeluargaan,
kerjasama antar sesama, persamaan antara yang normal dan penyandang
disabilitas, dan toleransi antar pemeluk agama," kata Anisa.

Saat ditanya Hasto program apa yang akan dilakukan setelah dari AS, Anisa
menyampaikan ingin mengubah pandangan anak-anak sekolah dan masyarakat
sekitar agar peduli lingkungan sekitar.

"Salah satu hal kecil seperti agar tidak buang sampah sembarangan, kemudian
mendaur ulang sampah," kata Anisa yang berangkat ke AS bersama 19 peserta
dari Indonesia lainnya.
Share:

Pejantan Etawa Unggul Tidak Boleh Dijual

[image: Anggota tim juri memeriksa ukuran tubuh kambing peranakan etawa
yang mengikuti kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih,
Kulonprogo, Rabu (7/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)]


*Harianjogja.com, KULONPROGO*-Peternak kambing peranakan etawa (PE) diimbau
tidak menjual pejantan unggul kepada konsumen luar daerah. Tujuan demi
mempertahankan kualitas bibit kambing PE asal Kulonprogo.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan Perikanan
dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kulonprogo, Nur Syamsu Hidayat, di sela
kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih, Kulonprogo, Rabu
(7/10/2015). Dia mengaku sudah menyepakati kebijakan itu dengan
kelompok-kelompok peternak di Kulonprogo.

Nur memaparkan, upaya penjaringan bibit kambing PE kualitas A masih terus
dilakukan. Kambing-kambing itu sebisa mungkin tidak boleh keluar dari
Kulonprogo. Pemkab Kulonprogo juga menyediakan anggaran khusus untuk
pengembangan bibit kambing PE berkualitas unggul.

"Kambing PE yang boleh keluar hanya kualitas B dan C," kata Nur.
Nur menyadari peternak rawan tergiur dengan harga tinggi yang ditawarkan
konsumen demi pejantan unggul. Apalagi jika pejantan itu sering memenangkan
kejuaraan. Dia mengungkapkan, pernah ada pejantan yang ditawar sampai Rp90
juta. Meski demikian, dia berharap peternak bisa menjaga komitmen untuk
menjaga kualitas bibit kambing PE.

Kontes hari itu, lanjut Nur, juga diselenggarakan untuk meningkatkan
kualitas bibit kambing PE. Acara itu sekaligus menjadi ajang evaluasi
program pendampingan dan penyuluhan yang selama ini dilakukan DKPP
Kulonprogo.

"Peternak yang menjadi peserta bisa saling tukar informasi dan berbagi tips
perawatan kambing," ujar Nur.

Bambang Subagiyo, peternak asal Dusun Gendu, Desa Jatimulyo, Kecamatan
Girimulyo mengaku kambing PE pejantan miliknya seberat 115 kilogram pernah
ditawar Rp50 juta. Menurutnya, pejantan yang pernah meraih prestasi tingkat
nasional bahkan bisa bernilai Rp100 juta.

"Tapi tetap tidak kita buka [jual]," ungkap Bambang.

Bambang bertekad tidak menjual pejantan unggulnya. Anak kambing atau cempe
berusia tiga bulan ke bawah saja bisa dihargai Rp3 juta hingga Rp15 juta
per ekor. Terakhir, dia menjual seekor cempe berusia tiga bulan seharga
Rp10 juta ke Jakarta.

"Kalau jual pejantan itu ibarat kehilangan kekuatan intinya," ucapnya.

Bambang lalu menjelaskan, kualitas kambing PE diantaranya terlihat dari
kondisi fisik yang tinggi dan besar. Hal itu juga tampak dari panjang dan
tebalnya bulu bagian belakang panjang serta telinga. Selain memperhatikan
kualitas pakan, kambing PE juga harus rajin perawatan. Misalnya dimandikan
dengan sampo dan kondisioner seminggu sekali.
Share:

08 October 2015

Kekeringan meluas di Kulon Progo

Kulon Progo (ANTARA News) - Area yang mengalami kekeringan di
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ini lebih
luas daripada tahun lalu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Untung
Waluyo pada Rabu mengatakan tahun 2014 hanya ada 118 titik kekeringan
dan sekarang bertambah menjadi 200 titik.

"Kekeringan semakin parah," kata Untung serta menambahkan kekeringan
diprakirakan berlangsung sampai November.
Ia mengatakan area kekeringan di Kulon Progo meliputi Kecamatan Kokap,
Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Pengasih dan Sentolo.
Dan sekarang meluas ke Kecamatan Lendah dan Panjatan.

"Kami berupaya melakukan pipanisasi sumber mata air ke rumah tangga.
Supaya jumlah kepala keluarga yang kekurangan air dapat berkurang,"
katanya.
Untung mengatakan kelompok masyarakat yang mengharapkan bantuan air
bersih semakin banyak.

"Permintaan bantuan air bersih di wilayah yang dilanda kekeringan
akibat musim kemarau terus bertambah," katanya.

Menurut dia, persediaan air bersih untuk masyarakat di wilayah yang
mengalami kekeringan selama musim kemarau sekitar 300 truk tangki.

Sejak musim kemarau hingga awal Oktober, BPBD Kulon Progo sudah
memberikan bantuan air bersih sekitar 200 tangki di luar bantuan dari
berbagai pihak.

BPBD Kulon Progo terus memberikan air bersih kepada kelompok
masyarakat yang sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih.

"Bantuan tersebut bukan untuk perseorangan, seharusnya dapat
dimanfaatkan bersama-sama," katanya.

"Kelompok masyarakat yang mengharapkan bantuan air bersih harus
bersabar. Tidak bisa hari ini mengajukan permohonan bantuan terus
dikirim hari itu juga karena harus antre," katanya.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Suhardiyana menjelaskan mobil
tangki yang dioperasikan masih mampu melayani permintaan bantuan
masyarakat.

Menurut dia, kelompok masyarakat yang mengajukan permohonan bantuan
air bersih kebanyakan berasal dari wilayah Kecamatan Kalibawang,
Girimulyo, Samigaluh, Kokap dan wilayah Kecamatan Lendah.

"Untuk sampai pada gilirannya, paling tidak harus menunggu antara dua
sampai tiga hari," katanya.

Editor:Maryati
COPYRIGHT ©ANTARA2015
Share:

05 October 2015

Trotoar Kulonprogo Diganti Batu Andesit, Anggaran Rp1,5 Miliar

Bisnis.com, KULONPROGO- Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menganggarkan
kawasan pedestrian diganti dengan batu andesit sebesar Rp1,5 miliar.
Adapun sebagian trotoar di kawasan Kota Wates masih layak pakai.

Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo Zahram
Asurawan mengatakan, perbaikan trotoar tersebut merupakan bagian dari
penataan Kota Wates. Ada beberapa titik trotoar yang diperbaiki dan
dibongkar untuk diganti dengan andesit.

"Trotoar ini dibangun sejak tahun 2001, jadi sebagian besar trotoar
memang sudah rusak, kira-kira kerusakannya mencapai 80 persen. Trotoar
kami bongkar semua, sebagian akan diganti dengan batuan andesit
produksi Kulonprogo," ujar Zahram, Jumat (2/10/2015).
Zahram memaparkan, material trotoar yang lama akan diganti dengan batu
alam yakni andesit. Upaya tersebut dilakukan untuk mengangkat potensi
produk tambang batu alam dari Kulonprogo. Meski demikian, Zahram
menandaskan, penggantian material trotoar dengan andesit tidak mutlak
dilakukan. Pasalnya, hal itu juga menyesuaikan dengan ketersediaan
andesit yang ada.

Sejumlah trotoar yang akan diperbaiki yakni berada di ruas Jalan
Sutijab, kawasan Bank BPD, Jalan Moh. Dawan, Jalan KH Dahlan dan ruas
Jalan Mandung di wilayah Pengasih. Zahram mengungkapkan, anggaran
perbaikan trotoar tersebut mendapai Rp1,5 miliar. Adapun total trotoar
yang diperbaiki sejauh dua kilometer. Sedangkan, lebar trotoar yang
diperbaiki cukup variatif. Beberapa trotoar diantaranya memiliki lebar
yang lebih sempit.

"Perbaikan ini disesuaikan dengan kebutuhan jalan. Jadi tidak semua
trotoar lebarnya sama. Tujuannya, jika nanti ada pelebaran jalan,
masih ada ruang cukup yang disisakan," jelas Zahram.

Pengerjaan perbaikan trotoar tersebut sudah dimulai sejak beberapa
hari yang lalu. Ditargetkan pengerjaan kawasan pedestrian ini selesai
tiga bulan ke depan. Perbaikan kawasan pejalan kaki ini disambut baik
warga, baik yang memanfaatkan trotoar di kawasan tersebut, maupun
warga yang tinggal di sekitarnya.

Salah satunya, Anita, 26, warga Wates mengaku senang dengan perbaikan
trotoar tersebut. Menurut dia, beberapa trotoar yang rusak terkadang
membahayakan pejalan kaki, karena tidak jarang banyak yang tersandung
pecahan lantai trotoar.

"Tetapi sayang sekali, beberapa trotoar ada yang masih bagus, tapi
juga ikut dibongkar. Selain itu, saya harap bisa dimanfaatkan sesuai
fungsinya sebagai ruang bagi para pejalan kaki dan bukan untuk
berdagang PKL," papar Anita.

Editor : Mediani Dyah Natalia
Share:

Bupati Kulonprogo Nyatakan Proyek Bandara Berjalan Sesuai Rencana

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo,
menegaskan bahwa proses pembangunan megaproyek bandara di Temon,
sampai saat ini telah berjalan sesuai rencana.

Meski sebelumnya sempat tersendat oleh gugatan dan proses kasasi izin
penetapan lokasi (IPL), akhirnya kini proyek tersebut dapat
dilanjutkan.

Hasto mengatakan hal itu saat pembukaan Manunggal Fair 2015 di
seputaran Alun-alun Wates. Dalam event tahunan itu pun Pemkab
Kulonprogo menampilkan pesawatmarchettidanenginedari Sekolah Tinggi
Teknik Adisutjipto Yogyakarta.

"Sampai saat ini progres bandara tetap on the track. Semoga berjalan
lancar. Kami sampaikan terimakasih kepada STT Adisutjipto Yogyakarta
karena berkenan bergabung memeriahkan Kulonprogo Expo ini," kata
Hasto, Jumat (2/10/2015) lalu.

Terlepas dari pernyataan bupati bahwa proyek bandara tetap berjalan
sesuai rencana, dalam Manunggal Fair di Kulonprogo memang dipajang
pesawat dari Sekolah Tinggi Teknik Adisutjipto Yogyakarta.

Harapannya, keberadaan stand berikut pesawatnya itu memotivasi pelajar
Kulonprogo untuk mengetahui seputar pesawat dan penerbangan.

Bupati berharap dengan adanya bandara kelak, para putra daerah
Kulonprogo pun akan lebih jauh terlibat dalam bidang penerbangan.
Sebab itu, bupati pun merespon positif kelanjutan megaproyek bandara
di Temon. Hasto saat ini juga telah menyiapkan tim tingkat kabupaten.
Rencananya, tim tersebut bakal turun lapangan membantu tim dari DIY
untuk memperlancar tahapan bandara, termasuk pendekatan kembali kepada
warga yang masih menolak dan rencana pembebasan lahan.
Sekda Kulonprogo, Astungkoro, mengatakan persiapan memang mulai
dilakukan. Meski demikian, saat ini pemkab dan semua pihak terkait
proyek tersebut masih menunggu salinan putusan MA.
Selain itu, Astungkoro mengaku sangat konsen pada rencana community
development bagi masyarakat terdampak.
"Pendekatan sudah pasti dilakukan. Namun comdev bagi masyarakat juga
tidak boleh diabaikan, masyarakat harus siap saat maupun
pascapembangunan bandara, termasuk penyaluran tenaga kerja bagi
mereka," kata Astungkoro.(*)
Share:

Enam Pasangan Diciduk Satpol PP

TEMON ( KRjogja.com)- Sejumlah enam pasangan tak resmi terjaring
petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kulonprogo saat
menggelar rasia di sejumlah penginapan dan hotel di Kawasan Objek
Wisata (obwis) Pantai Glagah Kecamatan Temon, Minggu (4/10/2015)
petang. Selain keenam pasangan tak resmi, petugas juga mengamankan
sejumlah perempuan pemandu karaoke (lady companion).

Menurut Kepala Satuan (Kasat) Pol PP setempat Duana Heru S pihaknya
sengaja menggelar razia pada petang hari, untuk menjaring mereka yang
'week end' di penginapan. Dijelaskan, razia merupakan upaya penegakan
Peraturan Daerah (Perda) nomor 4/2013 tentang Ketertiban Umum
(Tibum)," jelasnya.

Rasia lebih pada upaya non yustisi sehingga para pelaku yang terjaring
tidak diajukan ke pengadilan seperti pada razia sebelum-sebelumnya.
Para pelaku hanya dibina. Jika kembali tertangkap, mereka akan
ditindak tegas.

Sementara Kasi Penegakan Perda Rockgiarto mengungkapkan, sebagian
mereka yang diamankan petugas masih remaja. Bahkan ada tiga orang yang
masih berstatus pelajar dan mahasiswa pada kartu identitasnya dan
mereka berasal dari sejumlah beberapa wilayah DIY dan Jawa Tengah
(Jateng).

"Kebanyakan masih remaja," jelasnya usai razia seraya menambahkan
beberapa diantara yang diamankan adalah pemandu karaoke.
"Saat diamankan, mereka mengaku kost di tempat penginapan. Tapi karena
tidak ada izin tinggal dan tanpa identitas mereka tetap kami bawa
untuk diberi pembinaan," jelasnya.(Rul)
Share:

Nelayan Kulon Progo Sulit Peroleh Buku Kapal

YOGYAKARTA,(PRLM).- Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimekawa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah
pusat mempermudah nelayan mendapatkan grossakte dan buku kapal untuk
legalitas melaut.

Penjabat Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon
Progo Sudarna di Kulon Progo, Minggu (4/10/2015) mengatakan, grossakte
yang mengeluarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan buku kapal
diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Selama ini, nelayan, khususnya di Kulon Progo, kesulitan mendapatkan
grossakte dan buku kapal karena prosedurnya sangat sulit hingga ke
pusat," kata Sudarna.

Sudarna mengatakan kapal Inka Mina bantuan dari pemerintah pusat,
hingga saat ini belum memiliki grossakte dan buku kapal. Sehingga,
nelayan yang melaut tidak membawa perlengkapan melaut dapat dimaklumi.
Pihaknya pun sudah memfasilitasi dengan berbagai upaya, namun belum
ada kejelasan kapan penerbitan grossakte dan buku kapal. Penerbitan
grossakte dan buku kapal disesuaikan antara pengusaha dan nelayan
kecil.

"Nelayan Kulon Progo itu mayoritas petani, kami sudah bersyukur mereka
mau menjadi nelayan dan diikutkan dalam berbagai kegiatan pelatihan.
Kalau ada kasus seperti ini, nelayan ditangkap karena tidak membawa
perlengkapan perizinan, mereka pasti takut," ucapnya.

Aparat penegak hukum,kata Sudarna, harus dapat memaklumi soal
perizinan. Menurutnya, tidak sepenuhnya menjadi kesalahan nelayan
kalau mereka tidak memiliki izin. Kasus penangkapan nelayan dari Jawa
Tengah dan Jawa Timur saat membongkar ikan di Pelabuhan Sadeng, Gunung
Kidul, menjadi bahan pelajaran bagi semua pihak.

"Kasus seperti ini belum pernah menimpa nelayan Kulon Progo, namun
kami belajar dari penangkapan nelayan oleh Polisi Air (Polair) Polda
DIY di Gunung Kidul," ujarnya.

Selain grossakte dan buku kapal, lanjut Sudarna, nelayan harus
memiliki izin lain yakni ankapin dan adkapin. Ankapin harus dimiliki
seorang nahkoda dan adkapin harus dimiliki teknisi kapal. Untuk
mendapatkan surat tersebut, nelayan harus mengikuti pelatihan atau
diklat secara rutin yang diselenggarakan Unit Pelaksana Teknis KKP.

"Setelah mereka mengikuti diklat dan sudah profesional, maka nelayan
bisa mendapatkan sertifikat adkapin dan ankapin," katanya.

Sementara itu, Salah seorang nelayan Karangwuni, Kecamatan Wates,
Affandi (56) mengatakan, ia tidak memiliki adkapin atau ankapin,
karena dirinya hanya mengoperasikan kapal motor tempel.

"Kami berharap dapat memilikinya, sehingga saat pelabuhan beroperasi
dapat melaut dengan kapal lima grosston," katanya. (Wilujeng
Kharisma/A-147)***
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP