Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


18 July 2016

Pemkab Kulonprogo menyiapkan pariwisata untuk mendukung bandara.

Keberadaan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Glagah dianggap berpotensi tinggi mendongkrak pariwisata Kulonprogo. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo memiliki waktu dua tahun menyiapkan potensi dan kualitas pengelolaan kawasan wisata sebelum bandara dioperasikan pada tahun 2020 mendatang.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan kawasan hutan lindung di sekitar Waduk Sermo berpotensi dikembangkan menjadi wisata Taman Safari. Pengembangan ini dianggap menjadi tambahan paket lengkap yang ditawarkan oleh Kulonprogo.

Dengan keberadaan bandara, harapannya wisatawan bisa langsung mengunjungi sejumlah objek wisata yang ada dan Kulonprogo bukan hanya tempat persinggahan. Pengembangan ini juga menjadi daya tampung bagi mega proyek Bedah Menoreh yang digagas untuk menampung sejumlah wisatawan asing yang selama ini membanjiri kawasan Borobudur, Magelang.

“Kita kembangkan pariwisatanya sebelum bandara dioperasikan,”ujarnya, Sabtu(16/7/2016).


Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Kokap, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar mengatakan kawasan strategis pariwisata seperti daerah Waduk Sermo berjarak hanya sekitar 15 kilometer dari bandara.

Kondisi ini membuat kawasan maupun mayarakat daerah tersebut terpapar dampak pariwisata yang cukup masif. Karena itu, Pemkab Kulonprogo diminta menyiapkan pendidikan SDM yang memadai serta memahami interaksi pariwisata yang terjadi. Di sisi lain, kesadaran masyarakat juga harus dibangun agar menyeimbangkan pengembangan wisata dengan keberadaan hutan.

“Selama ini kesadaran masyarakat akan hutan dan pohon sangat kurang,”ujarnya.

Terlebih lagi, lokasi strategis wisata di kawasan utara Kulonprogo juga masih cukup hijau sehingga harus terus dijaga. Ia menekankan bahwa hutan harus bisa diselamatkan sembari memanfaatkan potensi hutan itu sendiri bagi pariwisata.



Editor: Mediani Dyah Natalia | 
sumber Harianjogja.com, 
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive