Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


23 November 2015

Alun-alun Wates Jadi Representasi Cinta Puspa dan Satwa di Kulonprogo

Harianjogja.com, KULONPROGO-Permasalahan terkait kelestarian lingkungan semakin kompleks. Perburuan satwa liar menjadi salah satu ancaman yang harus dicegah karena bisa mengganggu keseimbangan ekosistem.


 
Hal itu diungkapkan Asisten Sekretaris Daerah DIY, Didik Purwadi, pada peringatan hari cinta puspa dan satwa tingkat DIY di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Minggu (22/11/2015).

Menurutnya, masyarakat hendaknya berpartisipasi mencegah perburuan satwa liar yang kian marak. Masih banyak orang tidak bertanggung jawab yang memburu satwa liar dan langka untuk diperdagangkan secara ilegal.

Didik menegaskan, hukum harus ditegakkan karena perburuan satwa liar termasuk tindak kejahatan. Di sisi lain, pemerintah juga senantiasa menempuh upaya preventif dengan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kelestarian satwa.


 
Masyarakat juga perlu disadarkan mengenai pentingnya menjaga kelestarian puspa demi keberlanjutan ekosistem alam. "Perlu digalakkan kegiatan yang mampu merangsang seluruh lapisan masyarakat utuk mengenal keanekaragaman hayati dan menjga kelestarian ekosistem," kata Didik.

Masyarakat harus dibiasakan mencintai keindahan puspa dan satwa sehingga secara sadar terdorong ikut dalam upaya pelestarian. "Dengan cara yang tepat, potensi kekayaan alam bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambah Didik kemudian.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, Alun-alun Wates menjadi representasi cinta puspa dan satwa di Kulonprogo. Keindahan taman dan kebersihan lingkungan terus ditingkatkan dan dibenahi. Puluhan pasang burung dara yang dipelihara di kawasan tersebut juga disebut menjadi lambang cinta satwa.

Upaya melestarikan lingkungan juga diwujudkan dengan mengelola sampah rumah tangga melalui kegiatan kelompok swadaya masyarakat (KSM). KSM bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk mengumpulkan sampah ke tempat pembuangan sementara.

Sampah-sampah tersebut akan dipilah dan diolah sebagian, sebelum akhirnya dikirim ke tempat pembuangan akhir. "Kami juga tidak mau ada kontainer sampah di pinggir jalan agar tidak memicu timbulnya tempat pembuangan liar," ujar Hasto.

Hasto lalu memaparkan, kegiatan hari itu merupakan momentum tepat untuk menyadarkan diri mengenai pentingnya kelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Dia pun sepakat jika keanekaragaman hayati bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dikelola secara tepat.

Editor: Nina Atmasari |
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP

Archive