Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


17 February 2019

Navigasi Bandara Baru Kulon Progo akan Dilayani "Mobile Tower" - KOMPAS.com




KULON PROGO, KOMPAS.com - Lalu lintas udara di Bandara udara New Yogyakarta International Airport (NYIA) rencananya akan dilayani mobile tower dalam pada April 2019 mendatang.

Pasalnya, tower navigasi atau biasa disebut tower Air Traffic Controller (ATC) bandara diperkirakan belum selesai sepenuhnya di awal NYIA beroperasi.

"Saat ini untuk bangunan tower masih proses pembangunan, jadi untuk pengoperasian penerbangan International nantinya memakai satu mobile tower, AirNav yang menyediakan dan diletakkan di sisi Barat apron," kata Hendro Susanto, Non Terminal Manager NYIA dari AP I, ketika ditemui di prouek pembangunan NYIA, Sabtu (16/2).

Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu pernah memanfaatkan mobil tower seperti ini pada Oktober 2018 silam. Gempa yang mengguncang Palu dan sekitarnya turut merobohkan tower ATC bandara. Kehadiran mobile tower memulihkan sementara lalu lintas udara di Palu, ketika itu.

Rencana pemanfaatan mobile tower dilakukan pada Maret mendatang. "Sambil menunggu bangunan tower ATC bisa digunakan," kata Hendro.

Pembangunan NYIA terus menunjukkan pertumbuhan infrastruktur dan bangunan di dalamnya. Secara keseluruhan proyek NYIA sudah memasuki 35 persen pembangunan fisik.

Progres pembangunan terminal salah satu yang paling kelihatan. Terminal sudah berdiri 2 lantai dan dindingnya sudah terpasang kaca.Terminal juga sudah dipasang ubin, platform, hingga instalasi listrik. Masjid tampak sudah selesai lebih dulu.

Landasan pacu sudah memasuki tahap pengaspalan di beberapa titik. Apron hingga paralel taxiway sudah memasuki tahap betonisasi. Semua digarap sekitar 4.500 pekerja.
Share:

Anggota DPR Sebut Bandara Kulon Progo Rawan Gempa & Tsunami - detikFinance

Jakarta - Anggota DPR-RI heran proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo atau Bandara Kulon Progo dibangun di tengah patahan gempa. Padahal dulunya di lokasi proyek NYIA Kulon Progo pernah terjadi tsunami hebat.
"Dari BNPB sendiri itu meginformasikan kepada kami bahwa NYIA itu di tengah patahan tsunami, bukan hanya gempa," ujar Anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai NasDem, Choirul Muna Chozin kepada detikcom.
Hal itu disampaikan Choirul seusai kunker Komisi VIII DPR RI ke Pemda DIY, Kamis (14/2/2019). Dalam kunjungan ini mereka diterima oleh Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pengeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X.

Choirul menjelaskan, kepada Komisi VIII DPR RI pihak BNPB membenarkan bahwa dulu pernah terjadi tsunami di tempat yang kini dibangun NYIA, makanya dia heran kenapa NYIA dibangun di tempat berisiko.
"Kalau memang betul-betul itu adalah tanah patahan untuk tsunami, itu kan sangat berbahaya," katanya.
Dia mempertanyakan kenapa potensi tsunami ini terkesan tak dianggap serius, padahal menurutnya dalam membangun NYIA pemerintah harus memperhatikan aspek bangunan, penanggulangan, dan mitigasinya.

"Oleh karena itu tadi saya katakan, tanya pada BPBD yang ada di sini seberapa jauh kalau itu memang informasi BNPB (benar). Kenapa ini tidak ditindaklanjuti untuk persoalan ini. Jadi ada suatu keheranan di sini," tuturnya.
Namun karena NYIA terlanjur dibangun, Komisi VIII meminta agar pemerintah melalui pelaksana proyek memperkuat aspek mitigasinya. Serta memperkuat penanggulangan apabila sewaktu-waktu terjadi tsunami.
"Seperti (bandara) di Jepang, juga perlu kita belajar seperti yang ada di sana. Kenapa bandara-bandara yang ada di Jepang dengan tsunami yang begitu hebat itu tidak berimbas begitu hebat. Ini yang perlu dikaji," tutupnya.
Respons Pemprov DIY
Pernyataan berbeda disampaikan KGPAA Paku Alam X. Menurutnya, belum pernah terjadi tsunami di wilayah yang kini sedang dibangun NYIA Kulon Progo, namun dia mengakui ada potensi gempa di sana.

"Kalau informasi patahan itu (gempa) memang secara geologi tergambar. Jadi di sebelah selatan Pulau Jawa itu adalah patahan pasifik. Tapi sepengetahuan saya belum ada cerita tentang tsunami (di lokasi NYIA)," tuturnya.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan belum pernah ada gempa di lokasi proyek NYIA. Akan tetapi dia tak menampik adanya potensi tsunami di bandara baru ini.
"Oleh kerana itu mitigasi menjadi bagian pembangunannya, bagaimana kemudian sepanjang pantai di perbatasan bandara dengan laut itu bisa dilakukan langkah-langkah penanaman pohon," ungkapnya.
"Sehingga kemudian mitigasinya adalah baik itu pada konteks infrastruktur maupun konstruksi bangunan bandaranya itu sendiri sudah memperhitungkan aspek itu (kemungkinan terjadinya tsunami)," pungkasnya. (ush/hns)

Share:

16 February 2019

Cegah DBD, Pemkab Kulon Progo Canangkan Gertak PSN - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mencanangkan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) yang digelar sebulan penuh.

Hal ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya penyakit demam berdarah di tengah masyarakat.

Pencanangan Gertak PSN itu ditandai dengan penggalangan komitmen dari forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) di Kulon Progo serta masyarakat, Jumat (15/2/2019) dengan penandatanganan komitmen bersama.

Gertak PSN untuk memberantas jentik nyamuk itu akan digelar mulai hari itu hingga empat pekan ke depan secara berturut-turut setiap Jumat.

"Ini penting untuk sosialisasi kepada masyarakat dan mencegah demam berdarah. Semua unsur akan bergerak mulai pekan ini hingga sebulan ke depan. Semoga dengan ini Kulon Progo bisa terbebas dari penyakit itu," kata Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo pada Tribunjogja.com.

Kabupaten terbarat di wilayah DIY itu sejauh ini memang masih bergulat dengan penyakit demam berdarah.

Data Dinas Kesehatan setempat menunjukkan bahwa kasus demam berdarah terus muncul setiap tahunnya di berbagai wilayah kecamatan.

Antara lain di wilayah Kecamatan Wates, Kokap, Temon, Pengasih, Lendah, Galur, Nanggulan, Kalibawang, dan Samigaluh.

Tercatat hingga pertengahan Februari ini sudah ada 25 kasus demam berdarah dengue (DBD) dan 116 kasus Demam Berdarah (DB) yang muncul selama 2019.

Adapun pada 2018 lalu terdapat sebanyak 109 orang penderita DBD, 2017 sebanyak 79 orang, dan 2016 terdapat angka tertinggi dalam enam tahun terakhir sebanyak 381 penderita.
Share:

Seluruh SMP Negeri di Kulon Progo Harus Bisa UNBK Mandiri - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajatnya di Kulon Progo ditargetkan bisa menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara mandiri pada 2020 nanti.

Kucuran dana dari pemerintah pusat dan daerah akan dioptimalkan untuk mewujudkannya.

Adapun saat ini ada 81 SMP/sederajat di Kulon Progo.

Sebanyak 49 sekolah di antaranya sudah melaksanakan UNBK secara mandiri sementara 30 lainnya masih menumpang di sekolah lain.

Sedangkan dua sekolah belum menggelar UNBK karena masih terhitung baru berdiri.

Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo, Sumarni mengatakan bahwa target itu sangt mungkin tercapai mengingat adanya bantuan anggaran dari pemerintah setiap tahunnya untuk pemenuhan sarana prasarana sekolah.

Di antaranya Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kulon Progo.

Selain itu pihak skeolahjuga mendapat sumbangan dari wali murid maupun ikatan alumni dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"SMP Negeri kami usahakan bisa UNBK mandiri di 2020. Kalau yang swasta jadi tanggungjawab yayasan namun tetap ada bantuan dari pemerintah," kata Sumarni pada Tribunjogja.com, Jumat (15/2/2019).

Alokasi bantuan dana itu sedikit banyak memang turut mendongkrak kemampuan sekolah dalam penyiapan sarpras sehingga semakin banyak sekolah yang mampu menggelar UNBK secara mandiri.
Share:

KIM di Kulon Progo Wajib Miliki Website dan Medsos - Tribun Jogja



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) wajib memiliki laman jejaring (website) dan akun media sosial seiring digebernya program Kota Pintar (Smart City) di Kulon Progo.

Hal ini untuk meningkatkan pelayanan informasi dan mengimbangi perekembangan teknologi saat ini.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kulon Progo, Rudiyatno mengatakan gencarnya program Smart City itu menuntut KIM untuk mengikuti perkembangan di era teknologi informasi saat ini.

Ia menilai kepemilikan website dan media sosial wajib hukumnya bagi KIM agar tak terseok menghadapi perkembangan teknologi.

"KIM yang fokus dalam informasi harus mengikuti jalannya program Smart City dari Pemkab Kulon Progo. Sehingga, harus segera memiliki website untuk layanan informasi,"kata Rudi dalam rapat koordinasi dengan 11 KIM di wilayah Kulon Progo, Rabu (13/2/2019).

Atas hal itu, Diskominfo berencana memberi pelatihan pembuatan dan pengelolaan website kepada KIM melalui laboratorium komputer yang dimilikinya.

Rencananya, kegiatan itu akan dilakukan pada kurun Februari-Maret 2019 ini.

Perwakilan KIM yang mahir bidang teknologi informasi akan diundang untuk pelatihan itu.

Nantinya, website KIM akan diintegrasikan dengan laman milik Diskominfo agar layanan informasi lebih terdiseminasi.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kulon Progo, Agung Kurniawan menyebut keberadaan KIM sangat penting.
Share:

Kulonprogo Tak Ingin KLA Mentok di Madya - Harian Jogja



Harianjogja.com, KULONPROGO—Kulonprogo sudah dua tahun terakhir hanya mendapat predikat Madya dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA). Tahun ini, diupayakan ada peningkatan predikat Nindya dalam menuju Kulonprogo KLA.

Kepala Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulonprogo Listyani mengungkapkan sejak evaluasi tiap tahun soal KLA dilakukan, pada 2017 dan 2018, predikat yang didapat Kulonprogo hanya tingkat Madya.

"Sebelumnya dapat predikat Pratama pada 2015, lalu meningkat jadi Madya di 2017. Tahun lalu [2018], masih Madya," katanya kepada Harian Jogja, Jumat (15/2/2019). Ada lima tingkat menuju KLA, yaitu Pratama, Madya, Nindya, Utama lalu KLA.

Setelah dilakukan evaluasi, tiap kabupaten mendapatkan skor. Skor dalam tiap tingkatan KLA yaitu dari 500 pada Pratama sampai 1.000 untuk tingkatan KLA. Untuk skor Kulonprogo saat ini masih berkutat sekitar poin 600.

Listyani mengatakan dalam mewujudkan KLA, harus ada komitmen dari masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). Berbagai indikator dalam penilaian KLA di antaranya adanya ruang bermain ramah anak (RBRA), kecamatan ramah anak, desa ramah anak dan sekolah ramah anak.

Sejauh ini Kulonprogo belum mempunyai RBRA. Ruang bermain anak yang ada di Alun-Alun Wates belum tergolong ramah anak. Listyani menambahkan dari 12 kecamatan, baru tujuh kecamatan yang sudah mendeklarasikan kecamatan ramah anak. Untuk desa ramah anak hanya 25% saja yang sudah deklarasi desa ramah anak.

Mengenai akan diresmikannya New Yogyakarta International Airport (NYIA), ia berharap agar disiapkan juga fasilitas-fasilitas yang menunjang ramah anak. "Di bandara harusnya disediakan juga ruang-ruang publik, ada ruang laktasi, ruang ramah bermain anak ataupun toilet khusus anak," ujar Listyani.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengungkapkan dalam mencapai tingkat KLA, perlu berbagai persiapan dari Pemkab. "Dalam mewujudkan KLA, butuh berbagai langkah terutama komitmen dari OPD, juga bekerja sama dengan dunia usaha, perguruan tinggi, juga media," katanya.
Share:

09 February 2019

Bupati Kulon Progo Targetkan Tali Asih PAG Cair Pekan Kedua Februari - Tribun Jogja



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo menyebut kemungkinan pencairan dana tali asih bagi warga penggarap lahan Paku Alam Gorund (PAG) terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon bisa terlaksana jelang pertengahan Februari 2019 ini.

Saat ini tengah dilakukan persiapan teknis pencairan ke rekening bank milik warga.

Hasto mengatakan, saat ini yang perlu berkejaran waktu adalah penyiapan teknis oleh bank yang ditunjuk untuk proses pencairan tersebut, yakni Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY.

Adapun persiapan teknis yang dimaksudnya antara lain penyelesaian pendaftaran rekening warga dan penyiapan notaris untuk mendampingi Pakualaman dalam proses pencairannya nanti.

"Target saya minggu kedua Februari ini bisa terlaksana (pencairan)," kata Hasto, Kamis (7/2/2019).

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, Pura Pakualaman sebagai pemilik lahan itu memang menjanjikan dana kompensasi berupa tali asih bagi para warga bekas penggarapnya.

Nilainya mencapai Rp 25 miliar untuk 1.602.988 meter persegi lahan garapan yang terdampak pembangunan NYIA di Desa Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran.

Dana tersebut diambilkan dari hasil ganti rugi pembebasan lahan PAG seluas 160 hektare oleh PT Angkasa Pura I sebesar Rp701,512 miliar yang sebelumnya dikonsinyasikan di Pengadilan Negeri Wates.

Berdasar pendataan yang dilakukan pihak desa bersama paguyuban penggarap, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (PTR) Kulon Progo mencatat ada ratusan warga penggarap dari keempat desa terdampak itu yang masuk data nominatif sebagai calon penerima dana tali asih.

Yakni, Jangkaran 121 orang, Sindutan 69 orang, Palihan 182 orang, dan terbanyak di Glagah 476 orang.
Share:

Dinas Kesehatan DIY Sosialisasikan Gerakan Hidup Sehat di Kulon Progo - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM - Penyakit tidak menular (PTM) menjadi momok bagi kesehatan masyarakat modern saat ini.
Hal itu sebetulnya bsia dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DIY, dr Veronika Nur Hardiyarti mengatakan ada perubahan pola penjangkitan penyakit di tengah masyarakat saat ini.
Jika dulunya warga lebih banyak terserang penyakit menular, mereka kini justru didera berbagai jenis penyakit tidak menular (PTM).
Di antaranya stroke, diabetes melitus, jantung, asma, kanker, dan lainnya.
Yogyakarta disebutnya termasuk dalam daftar teratas kota di Indonesia dengan riwayat PTM cukup tinggi di masyarakatnya. 
Kondisi itu menurutnya tak lepas dari pola hidup masyarakat yang kurang menerapkan PHBS, di antaranya jarang beraktivitas fisik, kebiasaan merokokdan mengonsumsi minuman beralkohol, kurang konsumsi buah dan sayur, dan lainnya.
Ditambah, sebagian masyarakat kurang menyadari pentingnya cek kesehatan berkala seperti pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan lainnya.
"Tujuh dari 10 persen pasien PTM itu tidak tahu dirinya sakit karena tidak pernah mengecek kondisi tubuhnya,"kata Veronika saat ditemui Tribunjogja.com dalam Sosialisasi Gerakan Hidup Sehat (Germas) di Balai Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Kamis (7/2/2019).
Germas disebutnya digelar dengan tujuan menciptakan masyarakat yang tetap sehat dan produktif sehingga bisa mencegah munculnya penyakit.
Share:

Hujan Deras Picu Sejumlah Bencana di Kulon Progo, Mulai Banjir Hingga Tanah Longsor - Tribun Jogja

  •  
  • TRIBUNJOGJA.COM - Hujan deras yang mengguyur Kulon Progo pada Jumat (8/2/2019) dinihari memunculkan sejumlah kejadian bencana di Kulon Progo. Mulai dari banjir genangan hingga tanah longsor.
    Di wilayah Wates, air setinggi sekitr 30 centimeter menggenangi lingkungan SDN Conegaran, Pedukuhan Tambah, Desa Triharjo, Kecamatan Wates.
    Air mulai menggenang sejak sekitar subuh hari yang berasal dari luapan air irigasi dan drainase di sekitar lingkungan sekolah yang juga bersebelahan dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kulon Progo itu.
    Akibatnya, tiga ruang kelas berikut perpustakaan, UKS, dan area parkir sekolah itu terendam.
    "Saluran di sisi barat BLK mampet lalu airnya meluap ke sekolah sejak sekitar pukul 04.30," jelas Penjaga SDN Conegaran, Teguh Santosa. 
    Lebatnya hujan yang turun juga membuat kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun di Wates terendam air setinggi sekitar 50 cm di halaman dan jalan masuk kantor tersebut.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mencatat ada sekitar empat laporan kejadian bencana setelah hujan deras pada Jumat.
    Antara lain pohon tumbang di Sri Kayangan yang sempat menutup jalan setempat meski kemudian bsia tertangani oleh TIm Reaksi Cepat (TRC). Lalu juga ada tanggul jebol di Margosari, Pengasih dengan material menutup jalan menuju underpass rel kereta api. Kondisi sudah bisa tertangai dengan dukungan loader (alat berat) dari Kodim 0731 Kulon Progo.
    Selain itu, ada dua kejadian tanah longsor di Ngruno, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih serta Pedukuhan Puguh, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang.(tribunjogja)

Share:

07 February 2019

5 Desa di Kulon Progo Telah Tersentuh Pamsimas - Tribun Jogja

 


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Lima desa di Kulon Progo kini telah melengkapi diri dengan instalasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas).

Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo meresmikan kelima instalasi tersebut secara simbolik, Rabu (6/2/2019) di kompleks Masjid Al Muttaqin, Pereng, Ngentakrejo, Kecamatan Lendah.

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, kelima desa penerima program Pamsimas 2018 itu yakni Ngentakrejo, Sukoreno (Sentolo), Banyuroto (Nanggulan), Karangwuni (Wates), dan Sogan (Wates).

Instalasi Pamsimas di Ngentakrejo memiliki total sambungan rumah (SR) 100 unit, Banyuroto 20 unit, Sukoreno 67 unit, Sogan 100 unit, dan Karangwuni 50 unit.

Baca: Kawasaki W175 Cafe Bakal Jadi Idola Baru Pecinta Motor Retro

Seusai penandatanganan prasasti, Wakil Bupati membuka keran air di halaman masjid sebagai simbolis peresmian Pamsimas tersebut.

Sutedjo mengapresiasi perjuangan kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) demi terselenggaranya penyediaan air bersih di tiap desa tersebut.

Menurutnya, ketersediaan air bersih sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.

Ia berharap instalasi tersebut dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.

Warga diminta menjada sumber mata air dengan menanam berbagai pohon di sekitarnya. 

"Pamsimas perlu dirawat dan di manajemen dengan baik. Musim hujan bisa dimanfaatkan dengan menanam pohon," kata Sutedjo.

Camat Lendah, Sutrisno mengatakan penyerahan Pamsimas sangat membantu masyarakat saat kemarau panjang.

Di wilayah instalasi Pereng, Pamsimas mencakup tiga pedukuhan yakni Pereng, Temben, dan Bendo.

Ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang kekurangan air saat musim kemarau di wilayah itu dan tahun ini bisa terlayani 100 KK melalui Pamsimas yang menaikkan 1.300 meter kubik air ke penampungan di utara masjid.

"Kami berharap tahun berikutnya Pamsimas juga dibangun di desa lain, seperti Tuksono," jelas Sutrisno. (*)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP