Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


19 February 2017

Mencicipi Growol Versi Modern



Growol merupakan satu dari sederet makanan tradisional khas Kulonprogo yang patut diicipi. Growol bahkan sudah memiliki versi trendi yang cukup mudah ditemukan di sejumlah toko modern di Kulonprogo.

Growol terbuat dari singkong. Sebelum digiling dan dikukus hingga matang, singkong yang telah dikupas harus direndam dalam air selama sekitar tiga hari. Pada zaman dahulu, growol yang rasanya hambar ini sering dijadikan pengganti nasi.

Namun, bentuk makanan khas Kulonprogo ini dianggap cenderung tidak menarik sehingga tidak cocok dijadikan oleh-oleh. Selain itu, tidak semua orang mampu menerima cita rasa yang ditawarkan growol.

“Growol itu baunya dianggap tidak enak jadi tidak semua kalangan bisa menikmati growol. Sekarang orang Kulonprogo sendiri saja belum tentu doyan,” kata Desti, beberapa waktu lalu.

Sejak April 2016, Desti dan ibunya, Sri Puji Astuti merintis usaha stik growol di rumah mereka, Dusun Karangwuluh Lor, Desa Karangwuluh, Kecamatan Temon, Kulonprogo. Keduanya mencoba berinovasi agar growol dapat dinikmati semuanya kalangan.

Pembuatan stik growol dimulai dari mengukus growol selama beberapa menit. Growol kemudian dicampur dengan berbagai bahan seperti tepung terigu, maizena, mentega, serta bumbu pendukung sesuai rasa yang diinginkan. Ada enam rasa yang ditawarkan, yaitu original, bawang, pedas, stroberi, keju, dan barbeque.

Adonan lalu dicetak dengan mesin penggiling hingga berbentuk seperti mie dengan panjang sekitar 10 sentimeter. Goreng hingga kering dan jadilah stik growol yang siap santap.

Sri sendiri merupakan salah satu anggota aktif Koperasi HJKP Manunggal. Setelah melalui serangkaian proses, stik growol mendapatkan akses untuk dijual di Toko Milik Rakyat (Tomira) yang dikelola koperasi.

Namun, stik growol saat juga sudah masuk beberapa toko moderen lain sehingga semakin memudahkan konsumen. Mereka juga menggunakan sistem penjualan online sehingga konsumen stik growol juga berdatangan dari wilayah Jogja, Jawa Tengah, Kalimantan, bahkan Papua.

Sri menambahkan, growol aman dikonsumsi penderita diabetes karena mempunyai kandungan gula yang rendah. “Harganya Rp10.000 per kemasan. Cocok untuk oleh-oleh,” ucap dia.
Share:

16 February 2017

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Magelang-Kulon Progo Telah Dibuka




MAGELANG, KOMPAS.com - Akses jalan Magelang-Kulon Progo, tepatnya di Desa Sambeng, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sudah dapat dilalui setelah sempat tertutup material longsor sejak Selasa (14/2/2017) malam.

Jalan dibuka sekitar pukul 12.30 WIB, Rabu (15/2/2017).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Magelang Edi Susanto mengatakan, petugas dibantu masyarakat sempat mengalami kesulitan saat membersihkan material tanah karena terkendala hujan dan medan yang gelap. Saat membersihkan pun sempat terjadi longsor susulan pada Selasa malam.

"Kegiatan pembersihan kemudian kami lanjutkan Rabu pagi, dengan mendatangkan alat berat agar lebih cepat," ujar Edi, Rabu siang.

Edi menuturkan, longsor di jalur alternatif wisata Borobudur itu terjadi akibat hukan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam. Tanah menjadi labil, dan menyebabkan tebing setinggi 15 meter, lebar 10 meter, dan tebal 1,5 meter runtuh.

"Selain menutup jalan, longsor juga sempat menimpa tiga orang pengendara sepeda motor. Namun, mereka tidak mengalami luka, hanya trauma," ungkap Edi.

Baca juga: Longsor di Jalur Magelang-Kulon Progo, 3 Orang Tertimbun

Kepala Desa Sambeng, Sugiyarto, mengungkapkan bahwa longsor di lokasi tersebut adalah yang keempat sejak beberap waktu terakhir. Hal itu karena adanya rekahan tanah di atas tebing, serta kondisi tanah yang mudah sekali longsor jika terkena hujan deras.

“Longsoran ini sudah keempat kalinya. Setiap musim hujan di sini sering longsor,” jelas Sugiyarto.

Camat Borobudur, Nanda Cahyadi Pribadi, menyebutkan, di wilayah Borobudur ada beberapa desa yang rawan longsor, seperti Desa Kenalan, Desa Giritengah, dan Desa Giripurno.

Bahkan, hujan deras kemarin juga mengakibatkan longsor dan nyaris menimpa rumah warga di Dusun Kemiriombo, Desa Giripurno.

Pihaknya mengimbau masyarakat yang berada di wilayah rawan longsor agar tetap waspada mengingat curah hujan masih berintensitas tinggi.

“Apabila terjadi hujan deras segera mencari tempat yang lebih aman agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” imbau Nanda.

Sementara itu, dari hasil pantauan BPBD Kabupaten Magelang, sejak Selasa (14/2/2017), telah terjadi longsor di empat titik di Kabupaten Magelang, antara lain dua titik di Kecamatan Borobudur dan dua titik di Salaman.

Selain itu, terjadi pula angin kencang yang menyebabkan sebuah rumah di Dusun Tempuksari, Desa Candisari, Kecamatan Secang.

Sebagai antisipasi longsor susulan, pihaknya bersama masyarakat segera menutup rekahan dan mengeruk tanah yang masih berpotensi longsor jika terjadi hujan.

Penulis : Kontributor Magelang, Ika Fitriana
Editor : Farid Assifa 
Share:

Penggugat Paku Alam Ground di Lokasi Bandara Kulonprogo Dilaporkan ke Polisi




TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Polemik perebutan hak kepemilikan yang menyelimuti lahan Paku Alam Ground (PAG), lokasi calon pembangunan bandara baru di Temon, Kulonprogo kian panas.

Pihak yang menggugat Puro Pakualaman atas klaim tanah tersebut kini justru dilaporkan ke polisi.
Sebelumnya ada 8 orang yang menyebut diri sebagai cucu dan cicit dari PB X dan BRAy Moersoedarinah yang diklaim merupakan pemilik sah lahan tersebut.

Para penggugat itu antara lain Suwarsi, Eko Wijanarko, Endah Prihatini, Hekso Leksmono Purnomowati, Nugroho Budiyanto, Rangga Eko Saputro, Diah Putri Anggraini dan Ida Ayuningtyas.

Adapun pihak tergugat yakni Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X dan Direksi PT Angkasa Pura I.
Isi gugatan tersebut memperkarakan perbuatan melawan hukum terkait lahan yang diklaim milik tergugat tanpa disertai alas hak yang benar menurut hukum.

Belakangan, gugatan intervensi dilayangkan atas perkara perdata tersebut oleh tiga orang yang mengaku sebagai ahli waris sah dari BRAy Moersoedarinah yang merupakan permaisuri PB X.

Ketiganya yakni BRAY Koes Siti Marlia, M Munier Tjakraningrat, dan M Malikul Adil Tjakraningrat. Kubu ini mengklaim sebagai ahli waris sah dari perkawinan Moersoedarinah dan PB X.

Kubu inilah yang kini mengajukan laporan pidana atas pihak penggugat pertama atau kubu Suwarsi.
Pelaporan disampaikan di Mapolres Kulonprogo melalui berkas pengaduan bernomor Reg/13/II/2017/SPKT pada Rabu (15/2/2017) kemarin.



Halaman
123

Share:

Pilkada Kulonprogo, Hasto Menang Telak


WATES (KRjogja.com) - Hasil penghitungan perolehan suara sementara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kulonprogo 2017, menempatkan Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 2, dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)-Drs H Sutedjo sebagai pemenang. Pasangan 'Sedulur Hasto-Tedjo' (Sehat) berdasarkan perolehan suara sementara menang telak mengalahkan Paslon Nomor Urut 1, Drs H Zuhadmono Azhari-BRAy Hj Iriani Pramastuti (Hadir).

Hasto bersyukur atas hasil sementara yang memenangkannya, dan akan menjalin komunikasi serta silaturahmi dengan Paslon Hadir, termasuk mengakomodir program-program mereka. Sementara Zuhadmono menyatakan legawa dan menerima kekalahan ini.

Di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 13 Pedukuhan Klepu Desa Hargowilis, Kokap tempat Hasto menggunakan hak pilihnya, Paslon Sehat meraih kemenangan mutlak dengan 245 suara sedangkan Paslon Hadir hanya kebagian empat suara. Demikian pula di TPS 01 Pedukuhan Temanggal, Wijimulyo, Nanggulan, tempat Cawabup Drs H Sutedjo nyoblos, Paslon Sehat menang telak dengan mendulang 428 suara sementara Hadir hanya satu suara.

Bahkan Zuhadmono kalah di kandang sendiri (TPS 07 Jogoyudan). Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS tersebut tercatat 239 plus 4 (pindahan 3 dan tambahan 1), total 243. Tapi yang menggunakan hak pilihnya 189 orang. Perolehan suara Paslon Hadir hanya 52 suara sementara Paslon Sehat 135 suara. Sedangkan dua suara tidak sah.

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 13 Klepu, Sukirdi mengatakan, DPT di TPS tersebut 316 orang, yang menggunakan hak pilih 251 orang dengan dua suara tidak sah. "Hasto-Tedjo dapat 245 suara, Zuhad-Iriani hanya empat suara," tegasnya.

Di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Wates, Kepala Rutan Soleh Joko Sutopo AMD IP SH MH mengatakan, TPS 32 khusus untuk warga binaan dan pegawai Rutan. DPT Rutan (TPS 32) sebanyak 83 orang, yang hadir 60 dan tidak hadir karena sudah bebas maupun pindah memilih di dekat rumah. Perolehan suara di Rutan dengan kehadiran 60 orang, Paslon 1 mendapat 11 suara dan Paslon 2 sebanyak 49 suara.

Penghitungan cepat Tim Pemenangan Paslon Hasto Wardoyo-Sutedjo baik di Rumah Klepu Hargowilis Kokap maupun Sekretariat Bersama (Sekber) Pendapa Nanggulan serta DPC PDI Perjuangan setempat menunjukkan Paslon Sehat meraih kemenangan sementara mencapai 86,12 persen. Sedangkan Paslon Zuhadmono Azhari-Iriani Pramastuti 13,88 persen.

Quick count atau penghitungan cepat di rumah Hasto, Klepu disaksikan keluarga dan Tim Pemenangan. Satu persatu laporan dari TPS di seluruh Kulonprogo dimasukkan data, hasil suara sementara Paslon Sehat jauh di atas rival mereka yakni Hadir. "Kami sangat bersyukur terhadap hasil perolehan suara sementara. Sungguh 86 persen di luar ekspektasi saya," kata Hasto usai proses hitung cepat.

Hasto menilai, perolehan 86 persen suara jauh lebih bagus dengan nilai 70 persen diperkirakannya. Diakuinya, dengan hasil memuaskan tersebut justru mengandung konsekuensi tanggung jawab yang lebih besar. Masyarakat memberikan dukungan dan kepercayaan untuk membangun Kulonprogo.
"Kemenangan ini menjadi tugas yang tidak ringan. Pasangan Hasto-Tedjo harus bekerja keras untuk memenuhi keinginan dan tuntutan masyarakat. Sehingga syukur dan istigfar akan dilakukan agar diberikan kekuatan dan bisa amanah. Terlepas dari itu kami tetap harus menunggu penghitungan manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)," ujarnya.

Paslon Sehat berjanji akan tetap menjaga tali silaturahmi dan komunikasi dengan masyarakat. Termasuk dengan Pasangan Hadir. Bahkan visi dan misi mereka saat kampanye akan diakomodir dalam program kerja nanti.

Kemenangan Paslon Sehat mendapat respons positif dari para pendukung dan sejumlah anggota DPRD Kulonprogo serta DIY. Termasuk Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Bambang Praswanto.

Pasangan Hasto-Tedjo juga memenangkan perolehan suara di TPS kawasan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Baru (New Yogyakarta International Airport/NYIA) di Kecamatan Temon. Dari hasil penghitungan sementara yang berhasil dihimpun dari 54 TPS di Temon, Zuhadmono-Iriani meraih sekitar 12,3 persen dari jumlah 21.187 pemilih. Sedangkan Hasto-Tedjo sekitar 60,2 persen.

Dalam pemantauan TPS di Kecamatan Temon, termasuk TPS di kawasan pembangunan NYIA, pemungutan suara berlangsung lancar. Keamanan tetap kondusif dan kekhawatiran adanya gangguan pada penyelenggaraan pemungutan suara tidak terjadi. (Rul/Wid/Ras/*-32)

http://krjogja.com/web/news/read/24640/Pilkada_Kulonprogo_Hasto_Menang_Telak
Baca Halaman sumber.....
Share:

14 February 2017

2 Kecamatan Terdampak Bandara Rawan Konflik

 



Solopos.com, KULONPROGO-Polres Kulonprogo mengantisipasi sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di daerah terdampak pembangunan bandara dan pabrik pasir besi. Kedua lokasi tersebut dianggap memiliki potensi konflik karena adanya gejolak masyarakat kepada program pemerintah.

AKP Heru Meiyanto, Kasubag Humas Polres Kulonprogo, menjelaskan jajaran Polres Kulonprogo telah menyelesaikan pengarahan pengamanan di berbagai TPS pada hari pelaksanaan pemungutan suara pada 15 Februari mendatang.

“Kita sudah memiliki SOP pengamanan dan penanganan potensi konflik di TPS yang rawan,” ujarnya pada Harianjogja.com pada Sabtu (11/2/2017).

Selain 2 lokasi yang disebutkan di atas, dikatakan tidak ada tempat lainnya yang mendapat perhatian khusus untuk potensi konflik. Menurutnya, nyaris tidak permasalahan berarti karena persiapan dan pemetaan yang dilakukan sudah cukup matang. Hanya saja, masih ada kendala terkait koordinasi dan komunikasi personil dengan kondisi geografis yang ada.

Heru menyebutkan komunikasi cenerung sulit dilakukan di TPS yang berlokasi di areal perbatasan Purworejo, Jawa Tengah seperti Kokap dan Temon. Hal serupa juga berlaku untuk sejumlah TPS di kawasan perbatasan Magelang areal pegunungan Menoreh seperti Samigaluh dan Kalibawang. Namun, jajaran kepolisian telah mengantisipasi hal itu dengan menyiapkan komunikasi sistem lokal yakni dengan HT.

Harapannya, komunikasi bisa tetap dijalin dengan koordinasi terpusat. Persiapan yang dilakukan juga diklaim sudah mencapai 100%. Heru menerangkan pergeseran pasukan pengamanan menuju ke lokasi masing-masing akan dilakukan sehari sebelum hari H.

Terpisah, Kapolres Kulonprogo, AKBP Nanang Djunaedi mengatakan telah menghimpun informasi berkenaan pencegahan praktik money politik. Pola pengamanan yang dilakukan pada 15 Februari mendatang juga akan disesuaikan dengan jumlah kerawanan.

Data TPS rawan milik Polres Kulonprogo akan disingkronkan dengan data dari Panwaslu. Nanang menyebutkan TPS yang rawan juga tak sebatas konflik namun juga rawan bencana alam seperti longsor
Baca Halaman sumber.....
Share:

Kulon Progo Jadi Percontohan Bantuan Pangan Non Tunai

 

YOGYAKARTA, NETRALNEWS.COM - Tujuh kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi lokasi percontohan pelaksanaan Bantuan Pangan Nontunai Kementerian Sosial.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kulon Progo Eko Pranyata, mengatakan Bantuan Pangan Nontunai merupakan nama baru dari bantuan beras bagi masyarakat miskin yang diuban menjadi beras masyarakat sejahtera dan menjadi Bantuan Pangan Nontunai.
"Program raskin dianggap merendahkan masyarakat kurang mampu dan diganti Bantuan Pangan Nontunai. Di Kulon Progo ada tujuh kecamatan yang ditunjuk Kementerian Sosial," kata Eka, seperti dilansir Antara, Selasa (14/02/2017).
 
Ia mengatakan tujuh kecamatan yanh melaksanakan program ini, yakni Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, dan Pengasih.

"Dari tujuh kecamatan ini, ada 27.848 keluarga penerima manfaat (KPM). Masing-masing KPM menerima bantuan Rp110 ribu per bulan. Bantuan tersebut baru dapat digunakan untuk membeli beras dan gula pasir di toko Sahabat RPK Bulog. Ke depan dapat dibunakan untuk membeli telur dan elpiji," kata Eka.

Eka menambahkan, total KPM di Kulon Progo sebanyak 43.021 KK. Penerima BPNT adalah keluarga sejahtera. Kartu yang diterima KPM ada kantong-kantongnya. Bantuan tidak bisa diambil secara tunai, tapi dalam wujud barang yang sudah ditentukan.

"Sampai kapan pun program tidak bisa diambil secara tunai. Hal ini menjadi tantangan Bulog menyediakan beras kualitas medium dan premium dengan standar harga eceran tertinggi (HET) beras Rp8.500 per kg dan Rp12.500 per kg untuk gula pasir," katanya.

Eka mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi bahwa BPNT sudah ditransfer sejak 23 Januari, maka sesuai ketentuan 30 hari setelah uang ditrasfer, maka kewajiban menyalurkannya.

"Artinya, 23 Februari 2017 sudah harus kita realisasikan. Waktunya tidak lama, tinggal 10 hari dan kita kerjakan bersama-sama. Semoga program ini berjalan dengan baik," tandas Eka.

Selanjutnya, kecamatan yang belum melaksanakan program BPNT, yakni Samigaluh, Kokap, Girimulyo, Nanggulan, dan Kalibawang distribusi rastra masih seperti biasa.
Baca Halaman sumber.....
Share:

1 Desa di Glagah Enggan Terima Formulir C6, Ada Apa?




Solopos.com, KULONPROGO — Hingga H-2 dari Pilkada, diketahui masih ada salah satu lokasi di Desa Glagah yang belum mau menerima surat undangan untuk memilih.

Baca Juga : PILKADA KULONPROGO : Sanksi untuk PNS Tak Netral Diberikan Setelah Pembuktian
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Kulonprogo, RM Astungkoro menyebutkan ada salah satu wilayah di Desa Glagah yang enggan menerima formulir C6. Meski mengakui jika daerah merupakan terdampak bandara, namun Astungkoro enggan mengkaitkan hal itu dengan gejolak masyarakat atas pembangunan mega proyek tersebut.

Ia menilai pemanfaatan hak pilih menjadi hak pribadi sehingga mungkin masyarakat memiliki alasan tersendiri. Areal tersebut sebelumnya memang diprediksi tidak akan menggunakan hak pilihnya dalam pilkada ini. Namun, masih dilakukan pemantauan hingga sore ini [Selasa,14/2/2017] apakah warga tetap masih menolak surat undangan tersebut atau tidak.

Sebelumnya, oknum ASN di salah satu kecamatan di Kulonprogo dilaporkan ke Panwaslu Kulonprogo atas tindakan tak netral. Oknum tersebut diketahui ikut membagikan Alat Peraga Kampanye (APK) berupa stiker paslon nomor 2 di sepanjang ruas jalan kawasan Siluwok Lor, Tawangsari, Pengasih.

Sementara itu, Ketua Panwaslu Kulonprogo, Tamyus Rochman mengatakan masih melakukan kajian atas berbagai dugaan pelanggaran yang muncul. Meski sudah memasuki masa tenang dan akan segera dilakukan pemungutan suara, dipastikan kajian dan penyelidikan atas dugaan pelanggaran terus berjalan. Tamyus menyebutkan dibutuhkan minimal dua alat bukti, adanya saksi, serta berbagai aspek lainnya untuk melakukan kajian.

Panwaslu juga akan memaksimalkan peran pengawas guna mengantisipasi praktik politik uang berupa serangan fajar di sejumlah wilayah. Lokasi tersebut menurutnya cukup banyak dan menyebar di seluruh wilayah Kulonprogo. “Sudah ada pemetaan kerawanan oleh Panwaslu,”ujar dia, Senin (13/2/2017).
Baca Halaman sumber.....
Share:

10 February 2017

Anggota Kopassus Korban Terjun Payung Dimakamkan di Brosot

 

RADARJOGJA.CO.ID – Sertu Danang Kusuma, anggota Kopassus yang hilang saat latihan terjun payung di wilayah pantai di Semarang, dimakamkan di pemakaman umun Pedukuhan Kutan, Brosot, Kecamatan Galur, Kamis (9/2). Pihak keluarga tidak kuasa menyembunyikan kesedihan yang mendalam.
Jenazah dipulangkan ke rumah duka di Brosot yang kini dihuni kakak kandungnya, Kusuma Dewi, Rabu (8/2) sekitar pukul 14.30.

Dewi mengatakan, mendiang semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang sangat ramah dan perhatiab kepada keluarga dan para keponakan. Pihak kluarga merasa sangat kehilangan dengab kepergian Danang yabg begitu cepat. “Padahal, belum genap sebulan sebelumnya, Danang sempat pulang. Saat itu, dia janji pulang. Tidak menyangka kalau pulang ke sisi Tuhan untuk selama-lamanya,” ucapnya.

Menurutnya, almarhum sempat berpamitan kepada anak Dewi (keponakan) saat hendak latihan terjun payung di Semarang. Pesan ini disampaikan pada Minggu (5/2) kemarin melalui layanan blackberry messenger (BBM), yang ternyata itu menjadi pesan terakhirnya.”Kami merasakan sangat kehilangan,” kata Dewi.

Danang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Orangtuanya berada di Ponorogo Jawa Timur. Almarhum meninggalkan seorang istri, Shinta Yuliastuti, 27, dan anak semata wayang, Fasri Danasta Kusuma, 5, yang tinggal di Cijantung, Jakarta Timur. (tom/din/mar)
Baca Halaman sumber.....
Share:

Dampak Bandara NYIA, Muncul Tiga Ahli Waris Paku Alam Grond Baru

 

RADARJOGJA.CO.ID – KULONPROGO – Sengketa tanah bandara Kulonprogo semakin rumit. Kini sengketa tak hanya melibatkan tiga pihak semata. Yakni delapan orang ahli waris GKR Hemas atau Gusti Raden Ajeng Moersoerdarinah, putri Sultan Hamengku Buwono (HB) VII yang juga permaisuri raja Surakarta Susuhunan Paku Buwono (PB) X sebagai penggugat melawan Kadipaten Pakualaman (pihak tergugat) dan PT Angkasa Pura I (pihak turut tergugat).

Tapi, muncul pihak lain yang memosisikan diri selaku penggugat intervensi. Gugatan diajukan tiga orang yang juga mengklaim sebagai ahli waris GKR Hemas yang sah.

Mereka adalah Bendara Raden Ayu (BRAy) Koes Siti Marlia, Muhammad Munier Tjakraningrat, dan Mochamad Malikul Adil Tjakraningrat. Mereka mengajukan gugatan intervensi atas perkara perdata No195/Pdt.G/2016/PN.Wat terkait kepemilikan lahan Paku Alam Grond (PAG) terdampak bandara.

”Gugatan intervensi diajukan klien kami didasarkan atas kepentingan hukum untuk menuntut dan mempertahankan hak selaku keturunan yang sah dan ahli waris GKR Hemas,” ungkap Radi Sujadi SH sebagai kuasa hukum dari kantor hukum MMS Consulting di PN Wates, Kulonprogo kemarin (9/2).
Diceritakan, ketiga kliennya merupakan keturunan langsung yang sah dan juga ahli waris dari GKR Pembajoen atau GKR Sekar Sekaton, anak kandung hasil perkawinan PB X dengan GKR Hemas.

Radi menuding delapan penggugat yakni Suwarsi, Eko Wijanarko, DM Endah Prihatini, Hekso Leksmono Purnomowatie, Nugroho Budiyanto Rangga Eko Saputro, Diah Putri Anggarini, dan Ida Ayuningtyas bukan keturunan sah serta ahli waris GKR Hemas.

Baca Halaman sumber.....
Share:

Pemkab Sudah Atur Zona Peruntukan Pantai Selatan Kulonprogo untuk Tambak Udang

 

RADARJOGJA.CO.ID Petambak udang terdampak pembangunan bandara di Temon tetap menuntut pemberian ganti rugi dari PT Angkasa Pura (AP) I sebagai pemrakarsa. Itu menyusul keputusan Pengadilan Negeri (PN) Wates yang telah mengabulkan gugatan 101 warga  dan mewajibkan AP I membayar ganti rugi senilai Rp 96,8 Miliar.

Berdasarkan salinan putusan yang sudah diterima Kejaksaan TInggi (Kejati) DIJ, Jumat (3/2) lalu. Masih ada 97 warga yang masih menunggu hasil proses kasasi di MA. “Kami hingga saat ini masih menunggu hasil keputusan  MA,” ucap kuasa hukum warga petambak udang, Deddy Suwadi, Selasa (7/2).

Menurutnya, kemungkinan keputusannya baru akan turun antara pertengahan Februari hingga awal Maret 2017 mendatang. Selama itu, pihaknya akan terus berupaya memperjuangkan gugatan warga karena berkaitan dengan hak warga negara. Tambak udang merupakan sumber mata pencaharian warga dan sudah sejak lama ada sejak sebelum Izin Penetapan Lokasi (IPL) bandara itu keluar.

“IPL itu turun awal Maret 2015 dan warga sejak sebelum itu sudah bikin tambak tanpa ada masalah apapun. Soal perizinan itu baru diungkit setelah IPL keluar, ini kan ngga logis. Jikapun mereka ngurus izin, apa mungkin dikabulkan? Mereka juga masih di daerahanya (zona peruntukan tambak) kok. Kita akan memperjuangkan itu,” katanya.

Dia saat ini masih menunggu kejelasan nasib kasasi atas 60 petambak warga Desa Jangkaran yang ada di bawah kuasanya. Adapun nilai gugatan yang diajukan warga sebelumnya mencapai nilai sekitar Rp30 miliar.
Sekretaris Daerah Kulonprogo, Astungkoro menyatakan, pihaknya tetap membuka komunikasi bagi semua komponen di Kulonprogo untuk meminimalisasi danya gangguan atas proyek tersebut. Namun begitu, dia enggan mengomentari hasil putusan MA yang mengabulkan kasasi Angkasa Pura atas warga petambak udang.

Terkait langkah akomodasi bagi warga petambak udang yang terdampak dari pemerintah, dia menilai tambak-tambak udang terdampak bandara itu ada di luar zona peruntukannya dan belum muncul ketika IPL turun dilanjut pematokan lahan calon bandara. “Kalau mereka mau usaha tambak, tentu kita akan bawa ke tata ruang yang diperkenankan dan sesuai untuk usaha itu,” tegasnya.

Pemkab Kulonprogo sudah mengatur zona peruntukan tambak hanya di wilayah Trisik (Desa Karangsewu, Kecamatan Galur) dan Pasir Mendit (Jangkaran, Temon). Sedangkan petambak baru sering seenaknya sendiri  membuat usaha tambak, terutama yang memang tidak punya lahan. “Mereka akan mencari yang dekat tempat tinggal. Tapi, kan tidak bisa membuat seenaknya. Itu yang perlu kami pikirkan,” jelasnya.

Pemerintah Kabupaten Kulonprogo juga sudah memastikan proses pembangunan bandara tetap akan berlangsung, terlebih groundbreaking sudah dilakukan. (tom/din/mar)
Baca Halaman sumber.....
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP