Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


23 January 2017

Kementan Kirim 17.500 Dosis Vaksin Antraks



REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA –- Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian bergerak cepat menanggapi kasus antraks di Kulon Progo. Kementan telah memberikan bantuan berupa vaksin antraks sebanyak 17.500 dosis, antibiotika sebanyak 48 botol masing-masing 100 mililiter, vitamin sebanyak 48 botol masing-masing 100 mililiter, desinfektan sebanyak empat botol masing-masing sebanyak 2,5 liter dan satu unit sprayer.

Yogyakarta Waspadai Penyebaran Anthrax

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan adanya bantuan Vaksin dari Ditjen PKH Kementerian Pertanian.  "Vaksinnya sudah kami terima. Rencananya akan dilakukan vaksinasi Februari. Karena untuk pemberian vaksin setelah pemberian antibiotik dua minggu, baru bisa dilakukan vaksinasi," kata dia kepada Republika.co.id.

Surveilens dan monitoring secara terus menerus dilakukan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates bersama Dinas Peternakan Kabupaten Kulon Progo terutama dengan meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak dari dan ke lokasi kejadian dan sekitarnya. Mulai dari penutupan lalu lintas sampai pembatasan dan pemeriksaan ternak yang akan keluar dan masuk wilayah.

Selain itu, pengambilan dan pengujian sampel oleh laboratorium BBVet Wates juga terus dilakukan secara intensif untuk memonitor cemaran kuman di lokasi dan kondisi ternak yang ada di sekitar kejadian. Koordinasi dengan Pemkab Kulon Progo juga terus dilakukan dengan melibatkan lintas instansi antara lain  Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya, terutama untuk menyusun langkah-langkah pengendalian kasus anthrax, baik untuk pengamanan terhadap masyarakat juga pengamanan pada hewan. 
Share:

Dokter dan Survailans Yogyakarta Antisipasi Antraks



REPUBLIKA.CO.ID,Dinkes Yogya Kumpulkan Dokter dan Survailans Guna Anisipasi Antraks
YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam waktu dekat akan mengumpulkan seluruh dokter puskesmas dan surveilans kesehatan di setiap kelurahan di Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan antraks yang diindikasikan sudah menyerang di Kabupaten Sleman dan Kulonprogo.

"Sampai saat ini belum ada laporan kasus antraks di Yogyakarta. Tetapi kita sudah meminta semua dokter dan tenaga kesehatan di Puskesmas untuk waspada," ujar Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu, Senin (23/1).

Menurut Endang, pihaknya sudah mengirimkan surat himbauan melalui grup media sosial ke seluruh dokter dan tenaga medis di puskesmas di Kota Yogyakarta. Himbauan tersebut terkait pencegahan dan penanganan antraks. Namun secara resmi, Dinkes setempat baru akan mengeluarkan surat edaran pada pekan ini. Seluruh layanan kesejhatan di Kota Yogyakarta sendiri menurut Endang, siap untuk merawat pasien yang didindikasikan antraks. Rumah sakit rujukan awal yang ditunjuk adalah RS Pratama.

Meski begitu, pihaknya berharap tidak ada kasus antraks di Kota Yogyakarta. Karena dalam sejarah hal tersebut juga belum pernah ditemukan di Kota Yogyakarta. Akan tetapi kesiagaan tetap dilakukan termasuk dengan mengumpulkan para dokter puskesmas dan tenaga surveilans. "Mereka akan kita bekali pengetahuan tentang antraks, penanganan dan pencegahannya," katanya.

Dia mengatakan dari sisi obat ketersediaan di Kota Yogyakarta sangat cukup. Karena pasien antraks terbagi dalam empat type yaitu antraks yang menyerang kulit, saluran pernafasan, pencernaan dan otak. Antraks yang menyerang pernafasan, kulit dan pencernaan lebih banyak kemungkinan untuk bisa disembuhkan dengan pengobatan antibiotik. Namun yang menyerang otak kemudian menjadi meningitis sebagian besar sulit disembuhkan.

Menurutnya, spora dan bakteri antraks bukan hanya diwaspadai di daging saja tetapi juga bisa menyebar melalui rumput, tanaman bahkan udara. Karenanya kata dia, sosialisasi gerakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci utama dalam pencegahan penyakit antraks ini.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Pertanian, Sugeng Darmanto mengatakan, pihaknya gencar melakukan sosialiasasi ke mitra tani terkait kasus antraks tersebut. Menurutnya, daging yang beredar di pasar tradisional di Kota Yogyakarta sebagian besar dipasok dari rumah pemotongan hewan (RPH) Giwangan. Karenanya pihaknya optimis daging tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan dan layak dikonsumsi masyarakat.

Meski begitu, pihaknya juga terus melakukan pengawasan terhadap peredaran daging dan hewan ternak yang ada di Kota Yogyakarta terutama yang datang dari daerah yang endemis antraks.
Share:

Wabah Antraks Positif Serang Satu Desa di Kulon Progo - REPUBLIKA.CO.ID

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - During this time in DI Yogyakarta declared free of anthrax because it has previously not been a case. But with the cases of anthrax that occurred in several hamlets in the village Purwosari Girimulyo District of Kulon Progo Regency, then in the Perwosari village tested positive for anthrax outbreaks. It was announced by the Director of the Animal Health Directorate General of Livestock and Animal Health Ministry of Agriculture Fajar Rasa Sumping Tjatur on Republika.co, id, at the Center for Veterinary Wates, Monday (23/1). "Although only one animal positive anthrax and the area has never been a case it is called an outbreak. So, in the village of Purwosari to say an outbreak of anthrax," said the former Director of the Center for Veterinary Wates in 2011 hinga end of 2016. In order not to disrupt the economy, then in the Village area Purwosari, District Girimulyo created zone that is associated with the points where livestock deaths occurred. To have it done mapping the views of the population and distribution of these animals will follow geographical conditions. He admitted in the zone closest to the point of incidence, livestock in the region was until now not allowed out. For that of the officer at the Center for Animal Health and BB Girimulyo Veterinier continue monitoring and sampling. "Prohibition animals should not be out until anthrax germs in the area declared negative," he said. According to Fajar, in the hamlet of occurrence of cases of anthrax quite secluded so it is rather strange that in these hamlets case of anthrax. He admits it is limited in terms of the knowledge society. Dead animals considered normal so they do not report. As for the animal breeders valuable. So when sick slaughtered and then consumed, so they would not lose if the animal is dead. "Therefore from now on continue to socialize that if there is a sick animal, let alone the dead should report to Clinic (Center for Animal Health) in each district," he said. He acknowledged health worker is still limited, so even though they've been around to the public but may be in a remote area is missed. So, we need also an active part of society. "With this event we take positive lessons that people should know when there is a disease in any animal, let alone the disease can spread to other animals should be reported," said Fadjar asserted.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama ini di DI Yogyakarta  dinyatakan bebas antraks karena sebelumnya memang tidak pernah ada kasus. Namun dengan adanya kasus antraks yang terjadi di beberapa dusun di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo, maka di Desa Perwosari tersebut dinyatakan positif terjadi wabah antraks.

Hal itu disampaikan Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa pada Republika.co,id, di Balai Besar Veteriner Wates, Senin (23/1). "Walaupun hanya satu ekor hewan yang positif antraks dan di daerah tersebut belum pernah ada kasus maka itu disebut wabah. Sehingga di Desa Purwosari bisa dikatakan terjadi wabah antraks," jelas mantan Direktur Balai Besar Veteriner Wates di tahun 2011 hinga akhir 2016 ini.

Agar tidak mengganggu perekonomian, maka di wilayah Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo dibuat zona yang dikaitkan dengan titik-titik di mana kasus kematian hewan ternak terjadi. Untuk itu telah dilakukan pemetaan yang dilihat dari populasi dan distribusi hewan ini akan mengikuti kondisi geografis.

Dia mengakui di zona yang paling dekat dengan titik kejadian, hewan ternak di wilayah tersebut memang sampai sekarang tidak boleh keluar. Untuk itu dari petugas di Pusat Kesehatan Hewan Girimulyo dan BB Veterinier terus melakukan pemantauan dan pengambilan sampel. "Pelarangan hewan tidak boleh keluar sampai kuman antraks di daerah tersebut dinyatakan negatif," ujarnya. 

Menurut Fadjar, di dusun terjadinya kasus antraks cukup terpencil sehingga agak aneh bila di dusun tersebut terjadi kasus antraks. Dia mengakui memang dari segi pengetahuan masyarakat terbatas. Hewan yang mati dianggap biasa sehingga mereka tidak melapor.  

Sementara bagi peternak hewan tersebut berharga. Sehingga ketika sakit disembelih lalu dikonsumsi, supaya mereka tidak rugi kalau hewan tersebut mati. "Karena itu mulai sekarang terus dilakukan sosialisasikan bahwa apabila ada hewan yang sakit, apalagi mati harus melapor ke Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) yang ada di setiap kecamatan," tuturnya. 

Dia mengakui petugas Puskesmas memang masih terbatas, sehingga meskipun mereka sudah keliling ke masyarakat tetapi mungkin di daerah terpencil ada yang terlewatkan. Sehingga diperlukan juga peran aktif masyarakat. "Dengan kejadian ini kita ambil hikmah positif bahwa masyarakat harus tahu bila ada penyakit pada hewan apapun, apalagi penyakit tersebut bisa menyebar ke hewan lain harus dilaporkan," kata Fadjar menegaskan.
Share:

Komisi IX Desak Pemerintah Pastikan Dugaan Penyebaran Anthrax di Kulonprogo - TRIBUNNEWS.COM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Commission IX urge the government to ensure the alleged spread of anthrax virus in Kulon Progo, Yogyakarta. Because the news spread of the virus has caused unrest in the community. Moreover, the virus has reportedly menalan casualties. "The news we hear, the Ministry of Health has been conducting research. The samples have been studied in the laboratory. However, an official announcement has not been delivered. Of course, this still raises a question mark," said Vice Chairman of Commission IX Saleh Daulay via short messages, Monday (23/1 / 2017). Saleh warned alleged anthrax spread of this virus should not be underestimated. Moreover, until recently the anthrax virus transmission is not so clear. If that's true, of course this can cause concern and anxiety. "The medical world we are not very familiar with anthrax. Including drugs and tools needed to heal the victims," ​​said the PAN politician. If it is true there is the spread of anthrax in Kulon Progo, the government should immediately take steps necessary. In addition to the unexpected treatment efforts have contracted, the government was also asked to undertake anticipatory measures. Including dissemination related symptoms, causes, diagnosis, treatment, and prevention methods. "People need to be given an accurate explanation about this virus. That way, people can avoid and do things that are needed if there is suspicion of spread of the virus in the environment," said Saleh. In addition, Saleh also called on the government to study the spread of anthrax cases that have occurred in other countries. It should also explore ways of treatment they do. Because anthrax is already considered a dangerous outbreak, WHO would also own research-related research. Their results could be used as an initial reference. "If not mistaken, in 2002, scientists at Rockefeller University, New York, United States, never claimed to have found a cure for anthrax. Antibiotics named PlyG Lysine has been tested and it works. But it is not known to the continuation of the study. Perhaps, and even then need to explore, "said Saleh


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR mendesak pemerintah untuk memastikan dugaan menyebarnya virus anthrax di Kulonprogo, DIY. Pasalnya, berita penyebaran virus tersebut telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Apalagi, virus itu dikabarkan telah menalan korban jiwa.
"Kabar yang kita dengar, Kemenkes telah melakukan penelitian. Sampelnya telah diteliti di laboratorium. Hanya saja, pengumuman resmi belum disampaikan. Tentu ini tetap menimbulkan tanda tanya," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Daulay melalui pesan singkat, Senin (23/1/2017).

Saleh mengingatkan dugaan penyebaran virus anthrax ini tidak boleh dianggap remeh. Apalagi, sampai saat ini penularan virus anthrax ini belum begitu jelas. Kalau itu betul, tentu ini bisa menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan.

"Dunia medis kita belum begitu familiar dengan anthrax. Termasuk obat dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menyembuhkan korban," kata Politikus PAN itu.
Jika betul ada penyebaran anthrax di Kulon Progo, pemerintah diminta segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan.

Selain upaya pengobatan bagi yang terduga terjangkit, pemerintah juga diminta untuk melakukan langkah-langkah antisipatif. Termasuk melakukan sosialisasi terkait gejala, penyebab, diagnosa, pengobatan, dan cara pencegahan.

"Masyarakat perlu diberi penjelasan yang akurat soal virus ini. Dengan begitu, masyarakat bisa menghindari dan melakukan hal-hal yang diperlukan jika ada dugaan penyebaran virus itu di lingkungannya," kata Saleh.
Selain itu, Saleh juga meminta pemerintah untuk mempelajari kasus-kasus penyebaran anthrax yang pernah terjadi di negara lain.

Perlu juga ditelusuri cara pengobatan yang mereka lakukan. Karena anthrax ini sudah dianggap sebagai wabah berbahaya, tentu WHO juga sudah memiliki penelitian-penelitian terkait.
Hasil penelitian mereka bisa saja dijadikan sebagai referensi awal.
"Kalau tidak salah, tahun 2002 lalu, ilmuwan di Universitas Rockefeller, New York, Amerika Serikat, pernah mengklaim menemukan obat untuk mengatasi anthrax. Antibiotik yang diberi nama PlyG Lysin telah pernah diujicobakan dan berhasil. Tetapi tidak diketahui kelanjutan hasil penelitian tersebut. Mungkin, itupun perlu ditelusuri," tutur Saleh
Share:

22 January 2017

Isu Antraks di Kulon Progo, Wapres JK: Harus Diadakan Operasi - detikNews



Makassar - Isu Antraks menyebar di wilayah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta dilakukan operasi pemusnahan ternak yang terjangkit virus itu.

"Pasti harus diadakan operasi," kata JK di kediamannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (22/1/2017).

Selain dilakukan pemusnahan terhadap hewan ternak yang terjangkit, Wapres JK menilai isu antraks ini akan membuat masyarakat takut untuk makan daging.

Karena itu, JK kembali mengingatkan untuk segera dilakukan operasi pencegahan. "Ini sangat berbahaya. Biasanya kalau ada terbuka begitu kadangkala orang takut. Bahayanya masyarakat takut makan daging," terangnya.

"Kementerian kesehatan harus operasi pencegahan agar tidak menyebar," tambahnya.

Kementerian Kesehatan menegaskan tidak benar ada 15 warga Kulon Progo, DIY, yang dirawat di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta akibat terkena antraks. Warga pun diimbau tetap tenang.

"Masyarakat tidak perlu khawatir karena rumah sakit aman untuk berkunjung maupun berobat," Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/1) malam.

Selain itu, Oscar menambahkan, terkait kematian hewan juga sudah dilakukan investigasi dengan dinas peternakan setempat dan diperkuat oleh Kemenkes. Masyarakat khususnya di wilayah Kulon Progo tidak perlu takut mengonsumsi daging asalkan dagingnya sehat.

"Pastikan daging yang dibeli bersertifikat, masak daging dengan sempurna dengan suhu lebih dari 100 derajat celcius selama 5–10 menit, serta selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," katanya.

"Yang pasti sampai saat ini tidak ada lagi penambahan korban, kita minta masyarakat tenang, jangan khawatir untuk mengonsumsi asal berperilaku hidup sehat diutamakan," tuturnya.
(fiq/idh)
Share:

Menhub Ingin Kereta Api Jadi Akses ke Bandara Kulonprogo - Harian Kompas



YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan bakal memanfaatkan transportasi kereta api sebagai akses menuju Bandara Baru di Kulonprogo. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerangkan, awalnya terdapat tiga rencana untuk akses ke bandara tersebut melalui kereta api.

Rencana pertama, dengan mengoperasikan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Yogyakarta-Solo-Purworejo yang nantinya melewati daerah bandara tersebut. Nantinya, dari stasiun yang terdekat dapat dilanjutkan melalui bus feeder menuju bandara tersebut.

Kedua, sama seperti rencana pertama dengan KRL, tetapi saat sampai di stasiun terdekat akan dilanjutkan dengan menggunakan kereta tanpa awak atau automated people mover system menuju ke bandara tersebut.

"Rencana ketiga yakni dari trase kereta api yang ada nanti dibelokkan langsung ke bandara. Namun kita lebih memilih rencana pertama, karena investasinya tidak terlalu mahal," ujar Budi Karya saat meninjau Bandara Baru di Kulonprogo, Yogyakarta, Sabtu (21/1/2017).

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini menugaskan PT Kereta Api Indonesia (KAI) membangun dua stasiun sepanjang jalur KRL Yogyakarta-Solo-Purworejo. Hal ini untuk mendukung pengoperasian KRL tersebut. Satu stasiun, jelas Budi Karya akan dibangun dekat dengan Bandara Baru di Kulonprogo.

Dirinya pun memperkirakan, investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 50 miliar - Rp 100 miliar. Pengerjaan dua stasiun tersebut nantinya paralel dengan pembangunan Bandara Baru di Kulonprogo Terkait KRL, kata Budi Karya, pengoperasian akan dimulai dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta.

Karena, menurut dia Stasiun Lempuyangan belum begitu padat dibandingkan Stasiun Tugu.

"Jadi nanti Stasiun Tugu untuk jarak jauh, Stasiun Lempuyangan untuk KRL. Stasiun Lempunyangan juga strategis di tengah Kota," jelas dia.

Namun, Budi Karya tidak menutup kemungkinan untuk menjalankan rencana kedua dan ketiga. Akan tetapi, hal itu menunggu kesiapan pembiayaan rencana tersebut.

"Untuk tahap pertama pasti (dijalankan). Untuk dua rencana kita lihat kesiapan investasinya," tandasnya.

Sekadar informasi, jarak antara pusat kota Yogyakarta dengan Kulonprogo sepanjang 40 kilometer. Jika menggunakan kereta api, maka waktu perjalanan bisa ditempuh selama 40 menit.

Penulis : Achmad Fauzi
Editor : Fidel Ali

Share:

21 January 2017

Antisipasi Antraks, Sleman Batasi Daging Sapi Kulonprogo



REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Guna mengantisipasi penyebaran virus antraks ke Kabupaten Sleman, pemerintah setempat mulai membatasi penjualan daging sapi asal Kulonprogo. Bupati Sleman, Sri Purnomo menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Pangan dan Kehutanan (DPPK) untuk mengawasi distribusi daging sapi di wilayah setempat.

“Kami tentunya mencegah antraks masuk ke Sleman. Dinas Pertanian sudah melakukan berberapa upaya pengawasan,” katanya saat ditemui di Dusun Cibuk Kidul, Margoluwih, Seyegan, Jumat (20/1). Meski di Sleman belum pernah ada kejadian antraks, Sri mengemukakan, pencegahan penyakit hewan yang bisa menular pada manusia itu penting dilakukan. Karena virus antraks sangat berbahaya.

Kepala DPPK Sleman, Widi Sutikno membenarkan adanya upaya pencegahan peredaran daging sapi asal Kulonprogo. DPPK juga menambah jumlah petugas kesehatan hewan di lapangan untuk meningkatkan pengawasan, baik di pasar tradisional maupun pasar hewan.

“Kita mencegah bukan artinya kita anti Kulonprogo. Tapi ini kan demi kebaikan kita bersama,” ujarnya. Selain melakukan pengawasan, DPPK berencana untuk melakukan vaksinasi terhadap sapi-sapi yang diduga sakit.

Namun demikian, Widi menyampaikan, upaya pencegahan antraks yang tidak kalah penting adalah sosialisasi pada masyarakat. Pasalnya awal mula kasus antraks di Kulonprogo terjadi karena warga menyembelih dan memakan sapi yang sedang sakit.

Padahal sapi yang sakit seharusnya ditangani secara medis. Bukan malah dikonsumsi tanpa mengetahui penyakitnya terlebih dulu. “Jadi kalau ada sapi sakit tolong lapor ke kita. Kita sudah bekerjasama dengan Balai Besar Veteriner Wates untuk memantau antraks,” tutur Widi.

Menurutnya, fasilitas kesehatan hewan untuk memantau kejadian antraks di Sleman sudah cukup memadai. Setidaknya ada 14 Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang tersebar di Kabupaten Sleman yang mampu memberikan vaksin antraks pada sapi.
Share:

Warga Kulonprogo Demo Tolak Peletakan Batu Pertama Bandara Yogya



KBR, Yogyakarta- Warga tiga desa terdampak pembangunan bandara baru New International Yogyakarta Airport (NIYA) di Temon Kulonprogo menolak rencana peletakan batu pertama pembangunan. Rencananya, peresmian proyek  bandara digelar akhir Januari 2017.

Sekitar 300 KK yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) mengklaim menguasai 350 hingga 400 bidang tanah. Lahan seluas 50 hektare di antaranya berstatus hak milik. Ketua WTT Martono menyatakan menolak segala bentuk pendekatan yang dilakukan pemrakarsa maupun pemerintah. Termasuk upaya pembayaran konsinyasi bagi warga terdampak.

"Kami tetap menolak groundbreaking. Cacat hukum, melanggar tata ruang, alih fungsi lahan, terletak di kawasan rawan tsunami. Tetap menolak walaupun dengan presiden sekalipun," kata Martono, di sela aksi menolak pembangunan bandara Kulonprogo di halaman DPRD DIY, Jl Malioboro, Jum'at (20/01/2017).

Martono juga menegaskan tidak akan menanggapi panggilan sidang proses konsinyasi. Martono meminta pemrakarsa bertemu langsung dengan warga tanpa melalui Pengadilan Negeri Wates untuk membicarakan proses konsinyasi.

"Kami nggak akan menggubris. Emangnya yang mau mbangun Pengadilan? Yang punya gawe atau hajat itulah yang seharusnya turun menemui warga. Pemrakarsa dan pemerintah tidak pernah turun ke bawah," lanjutnya.

Lahan milik WTT di tiga desa yakni Sindutan, Palihan dan Glagah berada di tengah-tengah lokasi pembangunan bandara baru. Warga enggan pindah karena merasa telah hidup sejahtera di lahan produktif pertanian sayur mayur tersebut.

"Kita tahunnya di situ sejahtera dan hidup mapan. Mana kita tahu kalau dipindah tetap sejahtera?" tandas Martono.


Editor: Rony Sitanggang
Share:

Dua Pemuda Asal Kulonprogo Ciptakan Jam Unik dari Limbah Kayu



YOGYAKARTA - Berawal dari kecintaan pada jam tangan, dua pemuda asal Kulonprogo bernama Iyos Pramana dan Furqon Aziz mendaur ulang limbah kayu menjadi jam tangan mewah dan unik.

"Kami memilih kayu karena kami akrab dengan kayu sejak kecil, kami anak tukang kayu," kata Iyos Pramana (27) di Yogyakarta, baru-baru ini

Iyos bersama sang adik yang baru saja merampungkan pendidikan SMA-nya tergelitik memanfaatkan limbah meubel dari usaha ayahnya.

Potongan kayu-kayu furnitur diasah dan diserutnya menjadi rangka jam tangan yang unik, sehingga terciptalah brand yang mulai terangkat namanya kini JK Watch.

Terlebih di daerah tempatnya tinggal yakni di Kulonprogo, limbah kayu bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicari. Maka keduanya pun bertekad semakin serius memproduksi jam tangan unik dari kayu yang dibuat seluruhnya secara hand made dan eksklusif sesuai pesanan.

"Saking seriusnya kami sampai pinjam uang Rp5 juta ke bank untuk modal," kata Furqon yang tahun ini genap berusia 19 tahun.

Setelah mendapatkan endorsement dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam sebuah pameran UKM, keduanya pun tak ragu membranding jam tangan buatannya dengan nama JK Watch yang juga bisa berarti Jam Kayu atau Jam asli Kulonprogo.

"Saat awal sampai beberapa bulan kami produksi sama sekali tidak laku, tapi kami tidak menyerah kami terus promosi terutama di media sosial," katanya.

Kerja keras keduanya membuahkan hasil, ketika sedikit demi sedikit JK Watch mulai menunjukkan prospek cerahnya terlebih setelah beberapa kali mengikuti pameran UKM di sejumlah kota.

Usaha yang genap berusia setahun itu kini mulai kebanjiran pesanan meski produksinya belum bisa secara massal, paling banyak 20 jam per bulan.

"Sebab untuk membuat satu jam kami perlu waktu dua hari," kata Furqon.

Jam yang dihasilkannya kini sudah semakin dikenal dan diminati bahkan menjadi souvenir khas yang dipesan beberapa instansi termasuk Kementerian Koperasi dan UKM. Rata-rata harga jam buatan dua bersaudara itu dijual berkisar Rp600.000-Rp850.000 per buah dengan garansi mesin ganti baru dan kerusakan dalam dua tahun.

Selain jam tangan, kakak adik itu pun memproduksi kaca mata kayu untuk melengkapi koleksi konsumen pencinta kayunya. Ke depan keduanya bertekad semakin serius menggeluti bisnis jam kayu yang unik tersebut.

"April tahun ini kami akan melaunching seri jam premium dengan mesin buatan Swiss dan bahan kayu terbaik," kata Iyos.

Semangat keduanya pun didukung penuh oleh keluarga bahkan kini ayahnya yang dulu berbisnis meubel berbalik membantu usaha kedua anaknya.

"Dulu kami bantu bapak, sekarang terbalik bapak bantu kami," kata Iyos.

(sus)
Share:

Menhub Temui Sri Sultan HB X Bahas Proyek Bandara Kulon Progo



Yogyakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan HB X, siang ini. Pertemuan ini membahas kesiapan groundbreaking New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo.

"Pagi ini saya ditemani Mensesneg berdiskusi persiapan rencana pembangunan bandara di Kulon Progo," ujar Budi di kediaman Sultan, Keraton Kilen, Yogyakarta, Sabtu (21/1/2017).

Pertemuan yang dihadiri juga oleh Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara), Pratikno dan Dirut PT Angkasa Pura (AP) I, Danang S Baskoro. Selama sekitar 1 jam mereka melaksanakan pertemuan tertutup.

"Secara teknis, AP 1 melaporkan sudah persiapannya baik, pembebasan tanah dan teknis. Oleh karenanya kami berdiskusi dengan Sultan untuk rencana Presiden datang pada akhir bulan ini," imbuhnya.

Danang mengamini pernyataan Budi, pihaknya menyatakan siap melaksanakan groundbreaking. Menurutnya, pembangunan bandara ini merupakan pekerjaan infrastruktur yang harus segera dilaksanakan sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo terkait kebutuhan masyarakat akan kapasitas bandara yang sudah harus ditambah di Yogyakarta.

Sultan menambahkan pihaknya juga telah siap melaksanakan pembangunan NYIA. Dia telah mengusulkan sejumlah tanggal kepada Mensesneg.

"Kami usulkan tanggal 23, 28, 30 (Januari 2017), maupun tanggal lain. Tergantung presiden bisa meluangkan waktunya. Silakan tanggal berapa, prinsipnya kita siap," kata Sultan.

Menanggapi hal itu, Pratikno siap mengatur jadwal Presiden agar grounbreaking segera dilaksanakan.

"Saya konteksnya berdiskusi agar segera groundbreaking, secepatnya segera akan cek jadwal (Presiden Jokowi) dal waktu singkat akan kami sampaikan (kepastiannya)," tutur Pratikno. (sip/hns)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP