|
TERIMA PENGHARGAAN: Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono, dan Kepala BPMPDPKB Kulonprogo, Sri Utami, menunjukkan penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Tahun 2016 Tingkat Madya usai diserahkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Yembise, di Jakarta. (suaramerdeka.com/Panauju Triangga) |
KULONPROGO,suaramerdeka.com – Prestasi tingkat nasional kembali diraih Kabupaten Kulonprogo, yakni mendapat penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Tahun 2016 Tingkat Madya.
Penghargaan diserahkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Yembise kepada Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono, di Gedung Auditorium Manggala Wana Bhakti, Jakarta, pekan kemarin.
Penghargaan APE Tahun 2016 Tingkat Madya diberikan kepada Kabupaten Kulonprogo sebagai Kabupaten yang memiliki komitmen dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak.
APE dianugerahkan sebagai apresiasi dan penghargaan atas semangat dan antusiasme kementerian/ lembaga, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam bekerjasama, berkolaborasi, dan saling bahu membahu menjadikan perempuan dan anak Indonesia berada pada garis aman, mandiri, bermartabat, dan berkualitas.
Penghargaan APE juga menunjukkan bahwa strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kulonprogo, Sri Utami mengatakan, pemberian penghargaan tersebut diselenggarakan setiap dua tahun sekali, dan diberikan pada momen peringatan Hari Ibu. Penghargaan terdiri atas empat kategori, yakni Pratama, Madya, Utama, dan Mentor.
“Pada tahun 2016 ini Kulonprogo mendapat APE tingkat Madya, tapi pada 2 tahun mendatang diharapkan dapat meraih APE tingkat Utama,” katanya.
Menurut Sri Utami, peran perempuan dalam bidang ekonomi cukup besar, dengan basis pendidikan yang baik dan didukung tekologi yang maju telah mengantar peranan perempuan menjadi lebih baik secara sosial politik.
Upaya pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan perlindungan anak terus dilakukan di Kulonprogo agar tidak terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dicontohkan, di pedasaan dari 12 Kecamatan di Kulonprogo saat ini sudah terbentuk konselor hukum, psikologi, dan forum perlindungan korban kekerasan sebagai pendamping perempuan dan anak. Dengan demikian mereka akan merasa terlindungi, aman, dan nyaman hidup di tengah masyarakat.
“Kami berharap Kulonprogo dapat terbebas dari tiga hal, yaitu kekerasan perempuan dan anak, trafficking, dan kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan,” harapnya.
Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono, sangat mengapresiasi atas prestasi yang diraih tersebut. Dia berharap pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, perlindungan anak di Kulonprogo dapat terus dibangun dengan baik sehingga betul-betul dapat memberikan rasa aman, nyaman, bagi kaum perempuan dan anak-anak.
“Serta dapat meningkatakan akses ekonomi perempuan khususnya, dan masyarakat pada umumnya,” imbuh Budi.
(Panuju Triangga/CN39/SM Network)