Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


30 July 2015

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa
Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,
Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan
aplikasi vaksin dan probiotik.

Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak
tanggal 10 April 2015 lalu.

Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara
(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih
"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato
Aero".

"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,
Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo
(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata
Poernomo di Wates, Ahad (27/7).

Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele
tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui
tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun
2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.

"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,
Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada
Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan
Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.

Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai
20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan
relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar
berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.

Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi
benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama
pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80
persen.

Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8
pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap
penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri
Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.
Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten
Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu
menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok
Pesantren di wilayah Kulonprogo.
"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap
menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata
Triyono.

Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air
tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak
53 hektare.
Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun
2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih
Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.

Red:Damanhuri Zuhri
Rep:heri purwata

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Investasi Asing di Bandara Kulonprogo Akan Dibatasi

VIVA.co.id- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan
Hamengku Buwono X meminta pemerintah kabupaten Kulonprogo untuk
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan mengelompokkan investasi
sektor mana saja yang nantinya akan ada di dalam bandara internasional
di daerah tersebut.
Ditegaskan Sultan, Kamis 30 Juli 2015, hal itu sangatlah penting.
Agar, keberadaannya dapat dipastikan membawa keuntungan lebih untuk
Yogyakarta, khususnya masyarakat sekitar.
"Keberadaan bandara akan diikuti dengan perkembangan perusahaan dan
lapangan kerja baru. SDM yang profesional dan mumpuni harus
disiapkan," kata Ngarso Dalem panggilan akrab Sri Sultan H X, usai
Syawalan di Gedung Kesenian Wates, Kuloprogo, Yogyakarta.
Raja Keraton Yogyakarta tersebut khawatir, jika SDM tidak disiapkan,
peluang bisnis dan lowongan kerja yang tercipta hanya akan terisi
kalangan profesional asing. Apalagi, akhir tahun ini sudah masuk era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Investasi harus dikelompokkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi
daerah. Misalnya, investasi pemberdayaan masyarakat harus dibantu
dengan ketersediaan infrastruktur, kemudian investasi yang berdampak
ganda pada ekonomi daerah harus didorong," tambahnya.
Dia mengatakan, investasi yang masukpun harus benar-benar dipilih
dengan pertimbangan yang matang. Bahkan, jika diperlukan harus ada
pembatasan investasi di sektor-sektor tertentu, misalnya yang tidak
menciptakan lapangan kerja.

BKPM Bakal Tarik Investor Singapura di Tiga Sektor

"Investor asing hanya diperuntukkan bagi perkembangan UKM (Usaha Kecil
Menengah), koperasi, kemitraan, BUMD dan BUMN," imbuhnya.

Sultan optimistis, bisa menang dalam proses hukum terhadap gugatan
Wahana Tri Tunggal (WTT) yang masih dalam tahap kasasi di Mahkamah
Agung. Sehingga, tidak ada lagi keputusan yang membuat pembangunan
bandara itu tertunda.

"Sementara, proses hukum berjalan, Pemkab harus melakukan pendekatan
ke pihak yang tidak setuju dengan pembangunan bandara," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan, pihaknya
sedang berupaya menjalankan arahan program dari Pemda DIY itu. Hal ini
merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Mudah-mudahan, bisa terwujud Kulonprogo yang lebih maju dan
sejahtera," katanya. (asp)
© VIVA.co.id


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bayi Tujuh Bulan Tewas Tercebur Kolam Ikan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Seorang bayi berusia tujuh bulan enam hari
tewas setelah tercebur ke kolam ikan di dalam rumahnya di Dusun
Jatirejo, Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo, Rabu
(29/7/2015) pagi. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat tapi
nyawanya sudah tidak tertolong.

Kanit Reskrim Polsek Lendah, Ipda Moch.Winarso mengungkapkan,
peristiwa yang dialami bayi bernama Fahmi Ahya Daru Affan itu terjadi
sekitar pukul 09.45 WIB. Saat itu, korban sedang tidur di kamar yang
berjarak sekitar tujuh meter dari kolam ikan. Ibu korban, Rubianti,
35, meninggalkan korban untuk menyapu rumah. Sementara ayah korban,
Sudarsono, 46, tidak ada di rumah karena sedang pergi ke sawah.

Setelah selesai menyapu rumah selama kira-kira 10 menit, Rubianti
segera kembali ke kamar tapi anaknya tidak ada. Dia lalu segera
mencari dan menemukan korban ada di dalam kolam ikan sedalam 30
sentimeter. Saat itu korban diperkirakan sudah meninggal dunia.

"Saat tinggal menyapu, pintu kamar dalam keadaan terbuka. Diperkirakan
bayi merangkak ke luar lalu masuk kolam," papar Winarso, ditemui di
lokasi kejadian.
Winarso mengatakan, warga sekitar sempat membantu berusaha
menyelamatkan korban dengan membawanya ke Puskesmas Galur II yang
terletak di Dusun Sepaten, Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kulonprogo.
Namun korban kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Suasana duka langsung menyelimuti rumah keluarga korban. Warga dan
kerabat berdatangan menyampaikan ungkapan bela sungkawa. Rabu Siang,
jenazah korban yang kembali dibawa pulang itu dimandikan untuk segera
dimakamkan. Pihak keluarga juga menolak memberikan keterangan apapun
kepada wartawan karena masih merasa sangat terpukul dan berduka.

Camat Lendah, Sumiran, berharap keluarga korban diberikan ketabahan
dan kekuatan. Dia kemudian mengimbau masyarakat agar lebih
berhati-hati dan cermat sebelum meninggalkan bayi sendiri di tempat
tertentu. "Kita tentu berharap kejadian ini tidak terulang lagi,"
ungkap Sumiran, saat datang melayat ke rumah duka, Rabu siang.

Sumiran menambahkan, sebelum kejadian itu, ada anggota keluarga yang
memiliki firasat aneh. "Ada yang bermimpi rumah ini didatangi orang
banyak. Ternyata itu sebuah firasat dan hari ini banyak orang yang
datang untuk melayat," ujarnya.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

KEKERINGAN DI KULONPROGO : Warga Mulai Ajukan Bantuan Air Bersih

Harianjogja.com, KULONPROGO– Beberapa dusun di Kecamatan Girimulyo
mulai mengajukan proposal permintaan dropping air bersih. Lima unit
truk tangki air disiapkan untuk mendistribusikan air bersih di
sejumlah wilayah yang membutuhkan air guna keperluan rumah tangga.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung
Waluyo mengungkapkan, titik kekeringan pada tahun ini belum terlalu
signifikan. Namun, ada lima unit truk tangki air yang disiapkan untuk
mendistribusikan air bersih ke masyarakat yang membutuhkan.

"Dua unit diantaranya dari PDAM, lalu tiga unit masing-masing dari
Dinas Sosial yakni Tagana, BPBD dan PMI. Nantinya truk tangki ini akan
dioperasikan segera, setelah permintaan air benar-benar mendesak,"
ujar Untung, Selasa (28/7/2015).

Selama puasa lalu, dropping air bersih telah mulai dilakukan. Namun,
sasaran distribusi air bersih adalah untuk memenuhi kebutuhan
tempat-tempat ibadah. Sebagian besar disalurkan ke wilayah Kokap,
seperti Dusun Plampang I dan Plampang II, Sengir dan Kalibuko.

Usai Lebaran, permintaan air mulai banyak datang dari masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Data dari BPBD Kulonprogo,
paskalebaran ini sudah masuk sejumlah proposal permintaan dropping
air. Sebagian besar proposal yang masuk berasal dari Kecamatan
Girimulyo dan ada sekitar tujuh dusun.

"Dari tujuh itu, ada beberapa yang sedang diproses untuk segera
disalurkan air bersih," ungkap Untung.
Meski diprediksi titik kekeringan akan bertambah karena adanya musim
kemarau panjang. Namun, upaya dropping air diprediksi akan berkurang.
Untung memaparkan, adanya pengembangan pipa jaringan air bersih baru
di sejumlah wilayah, turut mengurangi agenda dropping air di musim
kemarau.

"Selain itu, kami juga membangun instalasi untuk memompa dan
menyalurkan air bersih di wilayah-wilayah yang memiliki potensi sumber
mata air. Program tersebut sudah kami lakukan sejak tahun lalu.
Harapannya, dropping air bisa dikurangi," jelas Untung.

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Binangun Jumantoro
menambahkan, upaya pembangunan instalasi jaringan pipa air bersih
terus dilakukan. Diresmikannya jaringan pipa air bersih di Dusun
Clapar I dan Clapar II, Kokap, setidaknya telah bertambah 188
pelanggan baru.
Jumantoro mengungkapkan, bantuan pemasangan jaringan pipa air bersih
secara gratis bagi warga kurang mampu masih akan terus diberikan.
Setidaknya, ada 48 pelanggan baru yang mendapatkan pemasangan
instalasi jaringan air bersih gratis yang dibiayai dari anggaran APBD
maupun APBN.

"Sedangkan di Kalirejo ada 78 pelanggan baru. Kami harap program ini
mampu mengurangi droping air bersih dengan mobil tangki," tandas
Jumantoro.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bupati Minta Ponpes Jaga Kerukunan Umat Beragama

http://img.krjogja.com/thumbhead/622e9dd37a748d4ab94c026c219e2a29_thumb.jpgB
upati silaturahmi di ponpes. (Foto : Widiastuti)

0
inShare <javascript:void(0);>

KULONPROGO (KRjogja.com) - Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K),
Wabup Drs H Sutedjo, Forkompinda, Kemenag dan Kepala SKPD melakukan
silaturahmi pada tiga pondok pesantren di wilayah Kulonprogo, Jumat
(24/07/2015). Bupati minta para pengasuh pondok pesantren untuk tetap
menjaga kerukunan umat beragama, agar kejadian seperti di Papua (Tolikara)
tidak muncul lagi di masyarakat.

"Kami juga minta pengasuh mendoakan pemerintah agar dalam menjalankan amanah
pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan, karena pembangunan yang
dilakukan pemerintah daerah banyak manfaatnya. Kami juga menyampaikan terima
kasih karena pondok pesantren telah ikut mendidik dan menumbuhkan karakter
masyarakat Kulonprogo menjadi lebih baik lagi," kata Hasto.

Dalam silaturahmi, bupati menyalurkan bantuan Rp 24 juta untuk 3 pondok
yakni Pondok Pesantren An-Nadwah (Wates), Al-Maunah (Panjatan) dan Al-Manar
(Galur). Masing-masing pondok mendapat Rp 8 juta, berasal dari Bazda Rp 5
juta, CSR Rp 2 juta, dan PT Bank BPD DIY Rp 1 juta, untuk bantuan
pembangunan dan penyelenggaraan pondok.

Di Pondok An-Nadwah Bendungan Wates bupati beserta rombongan diterima
Pengasuh KH Saefudin, di Al-Maunah Bojong Panjatan oleh Pengasuh KH Suhadi
Ishomulhadi dan di Pondok Modern Al Manar Muhammadiyah Boarding School
Brosot Galur diterima pengasuh Ustad Ismail Taufiq. Di Bojong, KH Suhadi
Ishomulhadi menyampaikan dengan silaturahim semoga dapat maunah. "Tidak
hanya saya, tapi juga rakyat ada kesalahan, dengan silaturahim semoga
dilebur dosanya," ujar KH Suhadi.

Di Bendungan Wates, KH Saefudin menyatakan, dengan silaturahmin dapat
memberikan barokah. Umaro dan ulama kebaikannya sangat diharapkan
masyarakat. Umaro dan Ulama, ibarat seperti uang koin, dua sisi yang sama
harganya. Dengan bersatu, akan menentramkan masyarakat.

Di Klampok Brosot Galur, Ustad Ismail Taufik mengungkapkan, di Pondok Al
Manar dengan sistem boarding school atau tinggal di pondok , saat ini ada 74
santri, yang berasal dari 9 provinsi yang paling barat Bengkulu, Sumsel dan
paling timur dari NTT, yang sekaligus sekolah di SMP dan SMA.

"Unggulannya adalah hafalan Alquran, lulus SMP wajib 3 juz, SMA wajib 6 juz.
Tertinggi lulusan SMP 7 juz siswa dari Buleleng Bali. Lulusan SMA disini
juga ada yang diterima di Fakultas Kedokteran UMY melalui jalur prestasi,"
kata Ismail.

Kepada Ustad Ismail Taufiq, bupati menyampaikan terima kasih, karena selain
mendidik masyarakat Kulonprogo juga dari provinsi lain di Indonesia. Selain
membawa nama baik Kulonprogo, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. (Wid)
Share:

Judi Domino Digerebek Polisi

_____

http://img.krjogja.com/thumbhead/05e0bb715f87f057f579de9515ac5ccf_thumb.jpgE
nam penjudi dimintai keterangan di Mapolsek Kalibawang. (Foto : Amin
Kuntari)

KULONPROGO (KRjogja.com) - Enam warga Padaan Ngasem, Desa Banjarharjo
Kecamatan Kalibawang harus mendekam di sel tahanan mapolsek setempat setelah
digerebek petugas saat bermain judi, Rabu (22/07/2015) dini hari. Meski
hanya taruhan Rp 500, enam penjudi ini dijerat Pasal 303 ayat 3 KUHPidana
dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.

Kapolsek Kalibawang, Kompol Joko Sumarah WTW menguraikan, penangkapan keenam
tersangka yakni Miyanto (27), Suprihatin (46), Surahmat (34), Wisnu Saputra
(28), Suyatman (28) dan Suwartono alias Saiful (42) ini bermula dari laporan
warga setempat yang merasa resah dengan adanya perjudian tersebut. Pasalnya,
perjudian ini sudah dilakukan para tersangka sejak sebelum Ramadan.

"Dari laporan tersebut, kami melakukan pengembangan dan menggerebek para
pelaku saat bermain judi di kediaman warga, Suyono. Ada 11 orang yang kami
ciduk, namun lima lainnya termasuk dua orang pemudik dari Tangerang dan
Bandung juga pemilik rumah tidak ditangkap karena tidak terbukti melakukan
perjudian," kata Joko kepada wartawan, Jumat (24/07/2015).

Dari tangan pelaku, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa kartu
domino yang digunakan untuk bermain judi, serta uang tunai senilai Rp 1 juta
sebagai taruhan. Mapolsek Kalibawang terus melakukan penyelidikan atas kasus
ini untuk mendeteksi kemungkinan adanya perjudian lainnya.

Saat dimintai keterangan, salah satu tersangka, Suyatman (27) mengatakan,
semula ia dan rekan-rekannya hanya berniat berkumpul dengan rekan lain yang
sedang mudik ke kampung halaman. Namun di lokasi, mereka kemudian
berinisiatif untuk bermain judi. "Maksudnya biar betah melek. Kumpul
teman-teman kan lama, semalam suntuk ," ujarnya.

Hal senada diungkapkan tersangka lain, Surahmat. Menurutnya, perjudian
tersebut hanya iseng untuk mengisi waktu sembari berkumpul dengan
teman-teman.

"Main judi baru kali ini, baru sebentar, main jam 23.00 WIB sudah ditangkap
sekitar pukul 02.00 WIB. Taruhannya juga cuma Rp 500 sampai Rp 1.500, kalau
yang diamankan petugas sebagai barang bukti, itu uang pribadi di dompet
kami," katanya.

Sebelum digerebek, Surahmat sempat memenangkan permainan Rp 40.000. Uang
tersebut kemudian digunakannya untuk membeli rokok dan bensin. "Kami
menyesal telah melakukan perbuatan ini, karena mengantar ke sel tahanan,"
katanya. (Unt)

_____
Share:

29 July 2015

Titik Baru Nikmati Kerlip Kota Wates

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN -Satu lagi objek wisata alam di puncak
perbukitan Menoreh Kulonprogo dibuka. Jika sebelumnya telah dikenal
Kalibiru, kini di wilayah kecamatan yang sama, Kokap, tepatnya di
Dusun Clapar II Hargowilis, resmi diluncurkan objek wisata alam
Canting Mas Puncak Dipowono.

Peresmian atau peluncuran secara resmi dilakukan langsung oleh Bupati
Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Senin (27/7/2015). Meski terbilang sebagai
puncak tertinggi di antara pegunungan Menoreh, Canting Mas Puncak
Dipowono dapat dijangkau dengan kendaraan.

Berada pada ketinggian sekitar 600 Mdpl, pengunjung dapat menikmati
pemandangan alam seputar Kota Wates dan Waduk Sermo. Mendukung potensi
tersebut, Kelompok Hutan Kemasyarakatan Sido Akur bersama masyarakat
setempat sebagai pengelola melengkapinya dengan berbagai wahana
sebagaimana ada di objek wisata Kalibiru.

Selengkapnya simak di halaman 6 Tribun Jogja edisi Selasa (28/7/2015). (*)

Penulis: ose
Editor: ton
Sumber: Tribun Jogja

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Rp750 Juta untuk Pengembangan Kebun Teh di Kulonprogo

Bisnis.com, KULONPROGO-Tahun ini, Pemerintah Desa Ngargosari,
Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo mendapatkan bantuan senilai Rp750 juta
dari Pemda DIY. Dana itu dialokasikan untuk pengembangan kebun teh,
khususnya di Dusun Tritis.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut)
Kabupaten Kulonprogo, Widi Astuti mengatakan, bantuan itu dimanfaatkan
untuk pembelian bibit tanaman teh, pupuk, hingga kegiatan pelatihan
pengolahan teh pasca panen. Sebuah embung untuk menampung air hujan
juga akan segera dibangun. "Embung itu akan mendukung jaringan
pengairan kebun teh," ungkap Widi, Senin (27/7/2015).
Widi menambahkan, potensi pariwisata sektor perkebunan, termasuk kebun
teh Tritis, masih berpeluang besar untuk digali. Banyak orang mulai
berdatangan, terutama saat akhir pekan dan masa liburan.

Oleh karena itu, bantuan dari Pemda DIY juga akan digunakan untuk
mengembangkan beberapa fasilitas pendukung kebun teh sebagai obyek
wisata. Tujuannya demi memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.
Widi lalu berharap, Pemda DIY akan kembali mengucurkan bantuan pada
2016 mendatang. "Selain Samigaluh, kami juga ingin mengembangkan
agrowisata di Girimulyo," tambahnya.

Kepala Desa Ngargosari, Surasa mengatakan, bantuan pengembangan kebun
teh Tritis berawal dari kunjungan Gubernur DIY pada Desember 2014
lalu. "Saat itu, beliau merasa terkesan dengan potensi kebun teh kami
lalu memberi kesempatan mengembangkan budi daya tanaman teh," ungkap
Surasa, dikonfirmasi Harian Jogja pada Senin pagi.

Upaya pengembangan diharapkan bisa meningkatkan produktivitas
perkebunan teh. Ia mencontohkan dengan membangun bak penampung air
hujan untuk memenuhi kebutuhan pengairan. "Bentuknya seperti embung
tapi lebih kecil," ujar Surasa.

Surasa berpendapat, pengembangan kebun teh juga akan mendukung
kegiatan pariwisata di sana. Perkebunan dengan luas sekitar 50 hektare
tersebut memang mulai ramai dikunjungi wisatawan. Kondisi tersebut
membuat kebun teh Tritis butuh beberapa fasilitas dan sarana
pendukung.

"Nanti juga akan ada pembangunan panggung terbuka beserta
kelengkapannya di Dusun Tritis dan Trayu. Kelengkapannya itu
menyangkut area parkir, warung-warung, dan kamar mandi," paparnya.
Pengembangan pariwisata di Desa Ngargosari juga didukung dengan aliran
bantuan dana keistimewaan (danais) sebesar Rp24 juta. Mereka
memanfaatkannya untuk mengadakan gelar seni kantong budaya.

"Kami memilliki beberapa lokasi wisata alam yang akan dikelola lebih
profesional. Acara gelar seni diharapkan jadi nilai tambah yang bisa
menarik wisatawan," katanya.

Editor : Nina Atmasari


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

PAD Obyek Wisata di Kulonprogo Lampaui Target

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Perolehan PAD dari kunjungan objek
wisataselama masa Lebaran di Kulonprogo melampaui target. Dari target
senilai Rp 300 juta, PAD yang masuk Disbudparpora Kulonprogo selama
Lebaran hingga 26 Juli 2015 mencapai Rp 424,103 juta.

Kasi Objek dan Sarana Prasarana Pari wisataDisbudparpora Kulonprogo,
Kuat Tri Utomo, mengatakan pencapaian itu berarti telah lebih dari
target. Tahun lalu, menurutnya, pada periode yang sama selama libur
Lebaran tercapai PAD Rp 280 juta dari target senilai Rp 250 juta.

"Tahun ini target naik menjadi Rp 300 juta. Sekarang pencapaian bahkan
melampaui target," katanya, Selasa (28/7).
Pencapaian terbesar tersebut berasal dari retribusi Pantai Glagah.
Lebih dari Rp 300 juta pendapatan terkumpul karena pengunjung pantai
tersebut cukup padat. Sumber pendapatan objek wisatalainnya dari
Pantai Trisik, Congot, Waduk Sermo, Goa Kiskendo, dan Suroloyo.
Kuat mengatakan selama libur Lebaran tersebut retribusi yang
diterapkan masih berdasarkan aturan lama. Pasalnya, aturan sesuai
perda baru yang menyebutkan tarif masuk dihitung per kepala masih
dalam penggodokan oleh biro hukum Pemda DIY.

Kabid Pengembangan Wisata Disbudparpora Kulonprogo, Totok Subroto,
mengatakan optimisme pencapaian target PAD selama libur Lebaran memang
telah terasa hingga pertengahan pekan lalu. Saat itu, meski
perhitungan PAD belum secara total karena laporan belum semua masuk,
namun perolehannya cukup signifikan.

"Pekan kemarin sebelum masa Lebaran ditutup pendapatan sudah Rp 246
jutaan. Jadi memang optimistis dan akhirnya tercapai." imbuhnya.(*)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

28 July 2015

Tujuh kecamatan di Kulon Progo terancam kekeringan

Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksi 118
dusun di tujuh kecamatan akan mengalami kekeringan dan kesulitan air
bersih selama kemarau 2015.

Kepala BPBD Kulon Progo Untung Waluyo di Kulon Progo, Senin,
mengatakan enam kecamatan tersebut yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh,
Kalibawang, sebagian Sentolo, sebagian Pengasih dan sebagian
Nanggulan.

"Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMGK) Yogyakarta kekeringan diperkirakan sampai November. Pada
Agustus, September dam Oktober merupakan puncak kekeringan di Kulon
Progo," kata Untung.

Untuk mengantisipasi kekeringan, kata Untung, pihaknya telah
mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti PMI,
pemerintah kecamatan, Dinsosnakertrans, dan PDAM. Hasil pertemuan,
mereka siap mendistribusikan air bersih di daerah-daerah yang
membutuhkan air bersih.

"Kami telah menyiapkan lima tangki yang siap mendistribusikan air
bersih," kata dia.

Meski demikian, ia mengatakan, hingga saat ini belum banyak proposal
permintaan air bersih dari masyarakat. Sejauh ini baru 10 titik yang
meminta air bersih sebelum lebaran yakni dari warga Kecamatan Kokap,
Girimulyo, Sentolo satu titik dan Nanggulan satu titik.

"Kami memperkirakan, permintaan air bersih akan naik diperkirakan
terjadi pada Agustus," katanya.
Namun pihaknya belum bisa menetapkan Kulon Progo siaga bencana sebelum
ada surat resmi BMKG Yogyakarta yang menyatakan kemarau panjang.
Ia juga mengatakan bahwa untuk meminimalisir jumlah kekeringan di
Kulon Progo, BPBD DIY telah membangunkan tempat penampungan air dan
pipanisasi di tiga titik yakni Jatimulyo (Girimulyo), Gerbosari
(Samigaluh) dan Sentolo.

Meski demikian, dalam pengoptimalan sumber mata air ini seringkali
juga menghadapi kendala yakni debit air yang masih kecil hingga sumber
mata air di desa tertentu yang dimanfaatkan untuk desa lain.

"Dengan adanya pipanisasi, dropping air ke daerah kekeringan jauh
berkurang, dan daerah kekeringan juga berkurang. Kami berharap, ada
bantuan dari BPBD DIY ataupun BNPB, minimal satu atau dua titik
pipanisasi," katanya.

Dia mengatakan apabila setiap tahun Kabupaten Kulon Progo mendapat
satu atau dua titik pipanisasi, persoalan kekeringan di wilayah ini
akan cepat teratasi.

"Pada 2015, baru satu kecamatan yang telah mengajukan bantuan
pemanfaatan sumber air bersih yakni Kecamatan Kalibawang," katanya.

Editor:Suryanto
COPYRIGHT ©ANTARA2015

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP