Harianjogja.com, KULONPROGO-SMK Negeri 1 Pengasih memastikan dua
siswanya tidak dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) bersistem Computer
Based Test (CBT) pada 13-16 April mendatang. Keduanya mendapat
dispensasi untuk mengerjakan UN secara manual atau Paper Based Test
(PBT).
Wakil Kepala Bidang Humas SMK Negeri 1 Pengasih, Supriyanto
mengungkapkan, kedua siswa yang mendapat dispensasi tersebut sedang
dalam kondisi sakit.
"Kondisinya tidak memungkinkan untuk ikut UN CBT di sekolah. Kami
sudah mengajukan permohonan ke Disdikpora DIY. Solusinya, kedua anak
itu diizinkan ikut PBT," kata Supriyanto, Kamis (9/4/2015).
Supriyanto menambahkan, kedua siswa tersebut juga diperkirakan tidak
sanggup ke sekolah sehingga harus menjalani UN di rumah masing-masing.
"Kemungkinannya nanti kami akan mengirim pengawas ke rumah mereka. Ada
dua pengawas untuk setiap anak," paparnya.
Supriyanto juga menyampaikan, SMK Negeri 1 Pengasih sudah siap
melaksanakan UN CBT. Tim dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten
Kulonprogo juga sudah melakukan pengecekan sarana prasarana
pendukungnya pada Rabu (8/4/2015) kemarin.
"Hanya saja, ada dua siswa yang tidak bisa ikut. Namun itu tidak
masalah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dindik Kulonprogo, Sumarsana menegaskan,
pemberian dispensasi kepada dua siswa SMK Negeri 1 Pengasih tidak akan
mengganggu pelaksanaan UN CBT secara keseluruhan.
"Sudah izin Disdikpora DIY. Kondisi mereka juga tidak memungkinkan
untuk ujian di sekolah. Keduanya akan mengerjakan secara manual, tidak
CBT," kata Sumarsana menjelaskan.
Berdasarkan hasil pantauannya para Rabu siang, Sumarsana juga yakin
dengan kesiapan SMK Negeri 1 Pengasih. "Sudah disiapkan semua. Ada
tiga tim yang akan bertugas untuk tiga tahap ujian. Siswa juga sudah
beberapa kali latihan," ucapnya kemudian.
SMK Negeri 1 Pengasih menjadi satu-satunya sekolah yang dinilai layak
dan mampu menyelenggarakan UN CBT di Kabupaten Kulonprogo tahun ini.
Sebelumnya, SMK Negeri 2 Pengasih juga ditunjuk jadi calon
penyelenggara.
Namun, keterbatasan sarana prasarana, terutama kurangnya jumlah unit
komputer, membuat SMK Negeri 2 Pengasih tetap melaksanakan UN secara
PBT
siswanya tidak dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) bersistem Computer
Based Test (CBT) pada 13-16 April mendatang. Keduanya mendapat
dispensasi untuk mengerjakan UN secara manual atau Paper Based Test
(PBT).
Wakil Kepala Bidang Humas SMK Negeri 1 Pengasih, Supriyanto
mengungkapkan, kedua siswa yang mendapat dispensasi tersebut sedang
dalam kondisi sakit.
"Kondisinya tidak memungkinkan untuk ikut UN CBT di sekolah. Kami
sudah mengajukan permohonan ke Disdikpora DIY. Solusinya, kedua anak
itu diizinkan ikut PBT," kata Supriyanto, Kamis (9/4/2015).
Supriyanto menambahkan, kedua siswa tersebut juga diperkirakan tidak
sanggup ke sekolah sehingga harus menjalani UN di rumah masing-masing.
"Kemungkinannya nanti kami akan mengirim pengawas ke rumah mereka. Ada
dua pengawas untuk setiap anak," paparnya.
Supriyanto juga menyampaikan, SMK Negeri 1 Pengasih sudah siap
melaksanakan UN CBT. Tim dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten
Kulonprogo juga sudah melakukan pengecekan sarana prasarana
pendukungnya pada Rabu (8/4/2015) kemarin.
"Hanya saja, ada dua siswa yang tidak bisa ikut. Namun itu tidak
masalah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dindik Kulonprogo, Sumarsana menegaskan,
pemberian dispensasi kepada dua siswa SMK Negeri 1 Pengasih tidak akan
mengganggu pelaksanaan UN CBT secara keseluruhan.
"Sudah izin Disdikpora DIY. Kondisi mereka juga tidak memungkinkan
untuk ujian di sekolah. Keduanya akan mengerjakan secara manual, tidak
CBT," kata Sumarsana menjelaskan.
Berdasarkan hasil pantauannya para Rabu siang, Sumarsana juga yakin
dengan kesiapan SMK Negeri 1 Pengasih. "Sudah disiapkan semua. Ada
tiga tim yang akan bertugas untuk tiga tahap ujian. Siswa juga sudah
beberapa kali latihan," ucapnya kemudian.
SMK Negeri 1 Pengasih menjadi satu-satunya sekolah yang dinilai layak
dan mampu menyelenggarakan UN CBT di Kabupaten Kulonprogo tahun ini.
Sebelumnya, SMK Negeri 2 Pengasih juga ditunjuk jadi calon
penyelenggara.
Namun, keterbatasan sarana prasarana, terutama kurangnya jumlah unit
komputer, membuat SMK Negeri 2 Pengasih tetap melaksanakan UN secara
PBT