Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


25 February 2020

Fakta Miris di Balik Prank Maut yang Tewaskan 2 Remaja di Kulon Progo - Detiknews


Kulon Progo -
Dua orang remaja tewas tenggelam di Underpass Kulur Kulon Progo, usai salah seorang di antaranya mendapat prank ulang tahun. Terdapat beberapa fakta miris di balik kejadian ini. Apa saja?
Peristiwa ini terjadi di Underpass Kulur, Kecamatan Temon, Kulon Progo, Sabtu (22/2) sore. Saat itu ada tujuh orang remaja sedang duduk-duduk di dinding underpass.
Entah siapa yang memiliki ide, mereka bercanda dengan mendorong Rian Haryanto (15) yang saat itu sedang berulang tahun ke underpass yang sedang tergenang air. Rian akhirnya tercebur ke dalam genangan yang ternyata kedalaman airnya lebih dari tiga meter.
Rian ternyata tidak bisa berenang. Dua orang temannya yakni Ramli (15) dan Tegar (16) akhirnya menceburkan diri untuk membantu Rian. Sedangkan remaja lainnya yang masih ada di atas underpass meminta pertolongan warga.
Warga akhirnya berhasil menolong Ramli dalam kondisi pingsan. Sedangkan Tegar dan Rian sudah meninggal dunia.
Polisi telah menyelidiki kasus ini. Kapolsek Temon Kompol Hery Setyo Budi mengungkap polisi sudah memeriksa sejumlah saksi.
"Sengaja diceburkan, untuk surprise, dia kan ulang tahun," kata Hery kepada wartawan, Santu (22/2) malam.
Sumber Berita : Fakta Miris di Balik Prank Maut yang Tewaskan 2 Remaja di Kulon Progo - Detiknews
 
Share:

Terkait Insiden Susur Sungai Sempor, Disdikpora Kulon Progo : Jangan Sampai Terjadi di Kulon Progo - Tribun Jogja



Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Peristiwa yang menimpa ratusan siswa SMP N 1 Turi yang mengakibatkan 10 orang diantaranya meninggal dunia, ketika mengikuti kegiatan susur sungai yang digelar sekolah tersebut di Sungai Sempor, Turi, Sleman, menarik perhatian banyak pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
Sebagai langkah antisipasi atas peristiwa tersebut di wilayah Kulon Progo, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo telah mengimbau seluruh SMP untuk lebih hati-hati dalam menggelar kegiatan luar ruang.
Himbauan tersebut disampaikan saat rapat koordinasi dengan seluruh Kepala Sekolah dan guru dengan Disdikpora Kulon Progo, Senin (24/2/2020) dan disampaikan langsung oleh Kepala Disdikpora Kulon Progo, Sumarsana.  "Untuk antisipasi, kami sudah lakukan dalam bentuk imbauan. Kami tekankan yang terjadi di SMPN 1 Turi tidak boleh terjadi di Kulon Progo," katanya.
Selain itu, dalam rapat koordinasi tersebut kepala sekolah juga dituntut untuk lebih selektif dalam menyetujui penyelengaraan kegiatan luar ruang.
Sumarsana menyampaikan, kegiatan susur sungai seperti yang digelar SMP N 1 Turi boleh saja dilakukan, namun terdapa catatan pada pelaksanaannya yakni ada pendampingan dari pembina atau pihak lain yang sudah berkompeten.
"Kepala sekolah juga harus mengetahui semua program atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) baik di dalam maupun luar sekolah," tegasnya.
Disi lain, Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kulon Progo, ikut merespon tragedi yang menimpa ratusan siswa SMP N 1 Turi beberapa waktu yang lalu.
Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dan Humas Kwarcab Gerakan Pramuka Kulonprogo, Eko Wisnu Wardhana, meminta seluruh pembina pramuka di bawah naungan Kwarcab Kulonpogo, untuk selalu menjalankan tugasnya sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Saya harap kakak pembina dapat selalu merencanakan kegiatan sesuai SOP dan mengantisipasi kemungkinan yang perlu diantisipasi, khususnya potensi risiko dalam setiap kegiatan," tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM

Sumber Berita : Terkait Insiden Susur Sungai Sempor, Disdikpora Kulon Progo : Jangan Sampai Terjadi di Kulon Progo - Tribun Jogja
Share:

Bupati Kulon Progo Hadiri Doa Bersama di Underpass Kulur - Tribun Jogja


Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pascakejadian tenggelamnya sejumlah pelajar yang menewaskan dua orang beberapa waktu yang lalu di Underpass Kulur, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Senin (24/2/2020) segenap warga masyarakat menggelar doa bersama di sekitar Underpas.
Doa bersama ini ditujukan untuk mendoakan kedua korban yang ditemukan tewas tenggelam di Underpas Kulur serta memohon agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Pada kegiatan ini, Bupati Kulon Progo beserta sejumlah Kepala Dinas juga hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memanjatkan doa bersama.
Ayat-ayat doa pun terus dikumandangkan, memecah keheningan seputar lokasi Underpas Kulur.
Terlihat Bupati Kulon Progo yang mengenakan baju koko berwarna putih lengkap dengan peci, dengan khusuk memanjatkan doa sembari bersila di samping Underpass Kulur.
Pada kesempatan tersebut Bupati Kulon Progo, Sutedjo, menyampaikan rasa belasungkawanya yang mendalam secara pribadi maupun mewakili pemerintah Kabupaten.
Selain itu dia berharap bahwa kejadia kemarin merupakan kejadian yang terakhir kalinya.
Di hadapan masyarakat, dirinya juga menegaskan bahwa sudah melakukan upaya untuk mengeringkan air di dalam Underpass Kulur. 
"Hari ini sudah kita kerahkan 5 mesin pompa untuk mengeringkan atau setidaknya mengurangi ketinggian air sampai titik di mana tidak berbahaya lagi bagi Masyarakat," jelasnya.
Dirinya juga meminta kepada masyarakat yang tinggal disekitar lokasi tersebut untuk senantiasa waspada.
"Terutama untuk yang memiliki anak-anak maupun orang tua yang sudah lanjut usia, harus lebih berhati-hati untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan," katanya.
Acara doa bersama ini lalu ditutup dengan tabur bunga di lokasi kejadian, bersama dengan keluarga korban dan dilanjutkan dengan peninjauan mesin air. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber Berita : Bupati Kulon Progo Hadiri Doa Bersama di Underpass Kulur - Tribun Jogja
Share:

SD di Kulon Progo Kebanjiran, Guru-Ortu Siswa Kerja Bakti Reresik - Detiknews

Hujan deras yang mengguyur Perbukitan Menoreh mengakibatkan SD Widoro yang terletak di Pedukuhan Pereng, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, kebanjiran. Para guru dan orang tua siswa pun melakukan kerja bakti bersih-bersih.
Kepala SD Widoro Edy Maryani mengatakan banjir itu terjadi sore tadi sekitar pukul 15.00 WIB. Air datang dari luapan dua selokan yang ada di depan sekolah. Imbasnya, sebagian ruangan terendam banjir.
"Yang kemasukan parah tiga ruang kelas dan ruang komputer. (Tinggi) air sekitar 30 sentimeter," kata Edy saat berbincang dengan detikcom, Senin (24/2/2020).
Edy mengatakan, akibat peristiwa tersebut, para siswa dipulangkan lebih awal. Dia menyebut banjir ini baru pertama kali terjadi sejak dia bekerja di sekolah tersebut. Menurutnya, banjir ini terjadi sejak selokan yang ada di depan sekolah dibuat permanen.
"Tidak ada kerugian, hanya kotor. Semuanya sudah dinaikkan," jelasnya.
SD di Kulon Progo Kebanjiran, Guru-Ortu Siswa Kerja Bakti Reresik
Ortu siswa dan guru gotong royong reresik SD Widoro, Kulon Progo. (Sayoto Ashwan/detikcom)
Pantauan detikcom, setelah hujan reda, para orang tua atau wali siswa mulai berdatangan ke sekolah. Mereka bekerja bakti membersihkan ruangan kelas yang sempat terendam.
Para orang tua ini dibantu warga sekitar dan PMI menyingkirkan lumpur di ruangan yang terendam banjir. Informasi tentang SD Widoro kebanjiran ini sebelumnya memang beredar di grup WhatsApp. Di antara orang tua siswa ada yang membawa mesin diesel untuk menyemprot ruangan kelas yang banyak lumpur.
"Ini kesadaran warga dan wali, agar besok anak-anak sudah bisa sekolah," tutur salah seorang warga bernama Widi.
(ams/ams)

Sumber Berita : 
SD di Kulon Progo Kebanjiran, Guru-Ortu Siswa Kerja Bakti Reresik - Detiknews

Share:

Ground Breaking 2 Gedung Baru Pendidikan Vokasi UNY di Kulon Progo - Tribun Jogja


Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Peletakan batu pertama atau ground breaking sebagai tahap awal pembangunan dua gedung baru untuk pendidikan vokasi Universitas Negeri Yogyakarta, Senin (24/02/2020) dilaksanakan di Wates, Kulon Progo.
Bersama Bupati Kulonprogo dan jajaran Forkopimda, Rektor UNY Prof Sutrisna Wibawa melakukan peletakan batu bertama penambahan dua gedung di kampus UNY Wates.
Peletakan batu pertama ini menjadi sebuah perwujudan dari komitmen UNY dalam memajukan pendidikan vokasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Kami ingin UNY menghadirkan atmosfer pendidikan vokasi yang unggul di Wates, sehingga bermanfaat untuk mahasiswa dan daerah. Terlebih lagi, kampus Wates adalah perintis vokasi yang kami miliki,” ungkapnya. 
Dia menambahkan bahwa kampus UNY Wates adalah perintis, karena telah hadir sejak tahun Agustus 2000.
Dulunya, gedung UNY adalah bekas Sekolah Guru Olahraga (SGO).
"Ketika SGO dibekukan pemerintah dan digabungkan ke UNY, jurusan D3 mulai beroperasi di kampus tersebut.
Sampai akhirnya pada tahun 2019, seluruh jurusan D4 dipusatkan di kampus Wates sebagai satu kesatuan vokasi," katanya.
Hal ini sejalan dengan visi Presiden yang berfokus dengan pendidikan vokasi, dan amanat Permenristekdikti bahwa vokasi harus diselenggarakan kampus di daerah yang berbeda dari pendidikan sarjana.
“Terlebih lagi, pendidikan akademis sarjana memang berbeda dengan vokasi. Jadi kampus Wates sejak tahun lalu difokuskan untuk vokasi. Penambahan dua gedung ini akan meningkatkan atmosfer pendidikan vokasi disana,” katanya.
Sumber Berita :
Ground Breaking 2 Gedung Baru Pendidikan Vokasi UNY di Kulon Progo - Tribun Jogja
Share:

Hiu Paus Terdampar di Pantai Glagah Kulon Progo - Tagar News


Kulon Progo - Seekor hiu paus terdampar di Kawasan Pantai Glagah, Kulon Progo, Minggu, 23 Februari 2020. Terdamparnya hewan yang memiliki nama latin Rhincodon Typus ini, pertama kali diketahui warga saat sedang memancing di laut.
Koordinator SAR Linmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Pantai Glagah, Kulon Progo, DIY, Aris Widiatmoko mengatakan setelah mendapat laporan dari warga, pihaknya langsung mendatangi lokasi terdamparnya hiu paus tersebut. Aris menjelaskan, saat ditemukan, hewan mamalia tersebut masih dalam kondisi hidup.
"Hiu tersebut sepertinya kembali sendiri ke laut. Saat anggota datang ke lokasi, posisinya sudah mulai ke selatan (laut lepas)," ucap Aris.
Adanya hius paus terdampar, pihaknya langsung berkoodinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY untuk melakukan evakuasi.
Hiu tersebut sepertinya kembali sendiri ke laut. Saat anggota datang ke lokasi, posisinya sudah mulai ke selatan (laut lepas).
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA DIY, Untung Suripto mengatakan hiu paus yang terdampar merupakan salah satu hewan yang dilindungi pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/KEPMENKP/2013.
Untung menjelaskan, ada beberapa penyebab hiu paus terdampar ke pinggir pantai. Selain karena gelombang besar, polusi juga bisa menjadi penyebab hiu paus mencari makan sampai jauh ke dekat pantai.
Faktor lainnya, imbuh Untung, juga karena gangguan dari aktivitas manusia seperti sonar kapal atau percobaan bom/nuklir di laut, sehingga navigasi hiu paus terganggu.
"Makanan dari hiu paus adalah plankton dan ikan atau udang kecil. Setiap tahun ada kejadian seperti ini, namun tempatnya tidak selalu sama," ujar Untung.
Dia mengimbau kepada nelayan, apabila menemukan hewan seperti hiu paus ini terdampar di pinggir pantai agar bisa membantu menghalau kembali ke lautan. Hal ini dilakukan agar hewan ini terhindar dari kepunahan. []

Sumber Berita : Hiu Paus Terdampar di Pantai Glagah Kulon Progo - Tagar News
Share:

Longsor Kembali Jebol Rumah Warga Kulon Progo - Kompas.com - KOMPAS.com


KULON PROGO, KOMPAS.com - Tanah longsor kembali melanda rumah warga di dataran tinggi Bukit Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Longsor yang terjadi saat hujan cukup deras, merusak satu rumah milik Mujiyono di Pedukuhan Tritis, Kalurahan Ngargosari, Kapanewon Samigaluh. 
Material longsor menjebol dinding dan jendela kamar yang biasa digunakan sebagai gudang penyimpanan barang.
"Saat itu hujan sudah berlangsung 3 jam. Tanah longsor kena rumah sekitar pukul 16.00 WIB," kata Febri (22), anak kedua dari Mujiyono, Minggu (16/2/2020). 
Febri menceritakan, rumah itu dihuni empat orang. Ketika peristiwa terjadi, semua orang sedang berada dalam rumah. 
Mereka terkejut ketika ada suara keras yang berasal dari gudang belakang. Saat diperiksa, dinding bangunan sudah jebol.
Akibat kejadian ini, Mujiono merugi hingga Rp 9 juta,
"Kami akan segera membersihkan lokasi longsor," kata Febri.  

Sementara itu, Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo, Edi Wibowo mengungkapkan, telah menerjunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk penanganan awal.
"Rencana kalau tidak ada acara lain maka TRC melaksanakan assesment," kata Edi.
Baru-baru ini, tanah longsor juga terjadi di Pedukuhan Keji, Kalurahan (desa) Hargotirto, Kapanewon (kecamatan) Kokap.
Dinding samping rumah milik Dulmanan ini sampai jebol diterjang  longsor tebing. Tidak ada korban akibat peristiwa ini. 
Longsor terjadi bersamaan dengan hujan menerpa semua wilayah Kulon Progo sepanjang Jumat (14/2/2020).
Sumber Berita : Longsor Kembali Jebol Rumah Warga Kulon Progo - Kompas.com - KOMPAS.com

Share:

Balapan Ala Fast and Furious di Underpass Kulon Progo, Sopir Dijerat 3 Pasal - Detiknews


Kulon Progo -
Polisi telah memanggil dua orang sopir mobil dan seorang perekam video balapan di Underpas Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo. Dua sopir telah ditilang dengan jeratan tiga pasal, apa saja?
"Di sini kami tetap berpedoman kepada pelanggaran lalu lintas setelah kita lakukan lidik dengan kasat lantas dan tim ini merupakan pelanggaran lalu lintas," ujar Kapolres Kulon Progo AKBP Tartono, saat jumpa pers di Mapolres Kulon Progo, Rabu (19/2/2020).
Tartono mengungkapkan, dari hasil penyelidikan dan pengecekan kendaraan, ditemukan beberapa pelanggaran. Di antaranya melanggar batas kecepatan maksimal di lokasi tersebut yakni 40 km/jam.
"Di situ ada rambu dan ketentuan batas kecepatan yakni 40 km per jam dan ada rambu dilarang berhenti serta parkir, itu yang dilanggar," kata dia.
"Selain itu, dalam video itu kami teliti ternyata sabuk pengaman tidak digunakan. Jadi ada tiga pelanggaran yang dilakukan," paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kasat Lantas Polres Kulon Progo, AKP Didik Purwanto menambahkan para pelanggar lalu lintas sudah dikenakan pelanggaran penilangan sesuai pasal.

Sumber Berita :
Share:

05 December 2019

Tak Ada Lagi Kecamatan dan Desa di Kulon Progo 2020

 Pemkab Kulon Progo menjadi yang terdepan mengubah nomenklatur sesuai UU Keistimewaan di Yogyakarta. Tahun depan kecamatan dan desa sudah berganti.

Perubahan nomenklatur di DIY berdasarkan UU Keistimewaan Yogyakarta dan Perda Keistimewaan tentang Kelembagaan. (Foto: Humas Pemda DIY/Tagar/Ridwan Anshori)

Kulon Progo - Kulon Progo menjadi kabupaten yang terdepan menerapkan perubahan nomenklatur di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Targetnya akhir tahun ini nomenklatur kecamatan dan desa sudah berganti. Nama kecamatan berganti menjadi kepanewon, nama desa berubah menjadi kalurahan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMD Dalduk-KB) Kabupaten Kulon Progo, Sudarmanto mengatakan, perubahan nomenlaktur kemungkinan besar bisa terlaksana pada akhir tahun ini.

Pemkab Kulon Progo telah membuat dan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2019 tentang Penetapan Kalurahan dan Peraturan Bupati Nomor 68 tahun 2019 tentang Pedoman Umum dan Tata Kerja Kalurahan.

Menurut dia, sebanyak 87 kepala desa di Kulon Progo juga sudah diinstruksikan untuk menyusun Peraturan Desa (Perdes) tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Desa, menyesuaikan dengan perubahan nonmenlaktur. "Targetnya selesai pada minggu ini," ujar Sudarmanto di Kulon Progo, Selasa, 3 Desember 2019.

Sudarmanto menuturkan, untuk memastikan Perdes selesai pekan ini, koordinasi dengan kepala desa dan camat sudah dilakukan. Apabila Desa mengalami kesulitan dalam pembuatan, maka bantuan siap diberikan. "Kini sudah ada beberapa desa yang mengirim ke kami. Saat perdes selesai pekan ini, maka akhir tahun bisa menerapkannya," terangnya.

Dia mengatakan perubahan nomenlaktur desa menjadi kalurahan juga ikut mengubah nama jabatan di pemdes. Kepala desa berubah menjadi lurah, sekretaris desa menjadi carik, seksi kesejahteraan dan kemakmuran berganti jadi ulu-ulu dan lain sebagainya.


Targetnya selesai pada minggu ini.

Perubahan ini, juga akan menambah kewenangan lembaga. Jika sebelumnya hanya menerapkan UU No 6/ 2014 tentang Desa, nanti desa juga akan mendapat mandat berdasarkan UU No 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta. Dengan mandat ini, desa turut berperan terkait dengan kebudayaan, urusan tata ruang hingga pertanahan.


Pawai budaya untuk mengokohkan Yogyakarta sebagai daerah berstatus di Istimewa di di Kulon Progo belum lama ini. (Foto: Tagar/Harun Susanto).

"Ini hanya berlaku untuk desa ke kalurahan. Untuk kalurahan perangkatnya non ASN. Sedangkan untuk Kelurahan Wates tetap, secara kelembagaan masih menjadi bagian perangkat Kapanewon Wates sehingga pegawainya tetap dari aparatur sipil negara (ASN)," ujar Sudarmanto.

Kepala Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh Damar mengaku sudah menyusun perdes tersebut. Hasilnya sudah disampaikan kepada Kecamatan Samigaluh agar dievaluasi. Jika lancar, dalam waktu dekat Perdes itu segera dikirimkan ke DPMD Dalduk-KB.

Dia mengatakan dalam penyusunan Perdes bersama dengan BPD Gerbosari berjalan lancar. "Masyarakat desa kami juga mendukung perubahan nonmenlaktur tersebut," ungkap Damar. []


Sumber Berita :
Share:

Ini untuk memetakan kerawanan macet.



Kulon Progo - Sejumlah lokasi di Kabupaten Kulon Progo berpotensi menjadi titik macet pada libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru). Salah satu lokasi rawan macet, ada di kawasan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), di Kecamatan Temon.

Kepala Seksi Operasional dan Pengendalian Dinas Perhubungan Kulon Progo Bhekti Nurada mengatakan beroperasionalnya bandara YIA sejak Mei yang lalu, berpotensi menjadi titik macet baru di saat libur Nataru. Bandara baru ini memiliki letak strategis, karena berada di pinggir jalan nasional dan berdekatan dengan pintu masuk Kulon Progo dari sisi barat.

"Potensi penumpukan kendaraan di jalan nasional yang berada di depan pintu masuk bandara sebenarnya bisa terkurangi dengan adanya underpass yang melintasi Bandara YIA. Namun belum diketahui pasti kapan underpass akan dibuka," ujar Bhekti Nurada di Kulon Progo, Selasa, 3 Desember 2019.

Berdasarkan informasi sementara pelaksana proyek undeerpass PT. Wijaya Karya (Wika) akan menyelesaikan pembangunan underpass pada tanggal 6 Desember. Tahap selanjutnya penyerahan kepada Pemda DIY. Namun operasional underpass ini belum tentu dilakukan pada tanggal penyerahan.

Atas dasar itu, Dinas Perhubungan Kulon Progo bersama pihak terkait mulai mengantisipasi kemacetan yang berpotensi terjadi. Bersama Satuan Lalu Lintas Polres (Satlantas) Polres Kulon Progo dan sejumlah pihak lainnya, meninjau sejumlah lokasi rawan macet, salah satunya di sekitar Yogyakarta International Airport (YIA) pada Selasa, 3 Desember 2019.

Sejumlah titik ditinjau dalam kegiatan itu. Antara lain di pintu masuk bandara, area underpass, simpang tiga pangkalan, Temon dan kawasan Pasar Glaeng, Temon. "Ini untuk memetakan kerawanan macet," tuturnya.

Dia mengatakan setelah pemetaan langkah selanjutnya adalah mengantisipasi kemacetan. Antisipasi ini apakah akan dilakukan rekayasa lalu lintas atau ada cara lainnya. Pada pekan kedua Desember, rencananya akan diadakan rapat koordinasi seluruh unsur terkait, untuk antisipasi kemacetan dan potensi lain yang merugikan masyarakat di saat Nataru.

"Pengamanan lalu lintas pada Nataru ini, dilakukan di enam gereja dan sejumlah titik rawan macet, termasuk kawasan bandara. Personel Dinas Perhubungan yang diterjunkan, sejumlah 35 personel mulai tanggal 24-31 Desember," ungkapnya.

Kepala Satlantas Polres Kulonprogo, Ajun Komisaris Polisi Didik Purwanto mengatakan sejumlah pos jaga di sejumlah titik akan didirikan untuk memantau arus mudik dan balik saat Nataru. Pos tersebut terletak di sekitar Pasar Sentolo, Alun-alun Wates dan kawasan YIA.

"Polres Kulon Progo bersama dengan jajaran Polsek, secara mobile juga akan melakukan pengawasan di jalan-jalan wisata," ujar AKP Didik.

Dia menyatakan Polres Kulon Progo juga akan melakukan rekayasa lalu lintas pada saat malam Natal dan Tahun Baru. Area yang akan direkayasa, salah satunya di Alun-alun Wates, yang dimungkinkan jadi pusat keramaian. []

Sumber Berita :
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP