- Laporan Reporter Tribunjogja.com, Irvan RiyadiTRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Bupati Kulon Progo, Sutedjo, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada segenap petugas medis yang bertugas di wilayah Kulon Progo, Senin (6/4/2020).Hal tersebut disampaikan langsung kepada tim medis, melalui sambungan teleconference, yang menghubungkan Kantor Bupati Kulon Progo, dengan RSUD Wates.“Terima kasih atas kerja keras tim medis sekalian, dan semoga bencana covid ini segera berakhir,” sapa Bupati, sesaat setelah membuka percakapan melalui teleconference.Ucapan terima kasih, disampaikan secara khusus, mengingat kondisi terbaru pasien positif Corona, di RSUD Wates, telah dinyatakan sembuh.Selain menyampaikan apresiasi dan terima kasih, Bupati Sutedjo, juga menanyakan kesiapan dan perkembangan lain terkait penanganan covid-19.Sementara, dari seberang, Direktur RSUD Wates, Lies Indriati, menanggapi, jika sampai saat ini, ketersediaan APD masih menjadi kekhawatiran tersendiri. Khususnya untuk masker bedah dan masker N-95.Lies, berharap, ada prioritas terhadap ketersediaan APD tersebut.“Kami berharap, semoga nanti ada prioritas untuk APD. Mengingat saat ini, bahkan di rekanan kami, pun stoknya sangat terbatas,” sambung Direktur RSUD Wates.Terkait kondisi terkini pasien yang dinyatakan sembuh, dr. Albertus Sunuwarta Triprasetya, Humas Tim Penanganan Covid-19, RSUD Wates, menyampaikan, sampai hari ini kondisi pasien semakin membaik.
07 April 2020
Pasien Positif Corona Sembuh, Bupati Kulon Progo Sampaikan Apresiasi dan Terima Kasih ke Tim Medis - Tribun Jogja
05 April 2020
Kena Tilang di Kulonprogo, Barang Bukti Akan Dikirim ke Rumah - HARIANJOGJA.COM
Harianjogja com, KULONPROGO - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kulonprogo membuat skema baru penyerahan barang bukti tilang melalui jasa ekspedisi tanpa harus datang ke Loket Tilang Kantor Kejari Kulonprogo. Strategi ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19, karena pengambilan barang bukti tilang dikhawatirkan dapat menimbulkan antrean dan kerumunan.
Kepala Kejaksaan Negeri Kulonprogo Kulonprogo, Widagdo Mulyono Petrus menjelaskan skema pengiriman barang bukti tilang melalui pos mulai diujicobakan mulai Senin (23/3/2020).
"Setelah massa uji coba tiga hari, pelayanan pengambilan tilang secara daring tersebut resmi kami terapkan pada Kamis 26 Maret 2020," terang Widagdo saat ditemui di Kantor Kejari Kulonprogo.
Widagdo menerangkan mekanisme pengambilan barang bukti tilang yakni pelanggar mengirimkan foto surat tilang melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp ke nomor petugas tilang Kejari Kulonprogo. Setelah itu petugas tilang akan memberikan jumlah denda yang harus dibayarkan bersama informasi biaya pengiriman.
Pelanggar wajib mengirimkan foto bukti pembayaran melalui nomor yang tertera sebelumnya. "Petugas selanjutnya akan mengirimkan barang bukti tilang sesuai alamat yang dikirim pelanggar," jelas Widagdo.
Bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia, BB Tilang dapat dikirim langsung ke rumah pelanggar. Widagdo mengatakan skema ini dirasa sangat tepat untuk mencegah pelanggar dari luar daerah khususnya zona merah Covid-19 karena pelanggar dari wilayah tersebut tidak perlu jauh-jauh ke Kulonprogo.
"Selain menjaga masyarakat tetap di rumah di tengah pendemi Covid - 19, skema ini menghemat waktu dan tenaga, karena tidak perlu repot datang jauh-jauh ke Kejari Kulonprogo," ucapnya.
Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri Kulonprogo, Yogi Andiawan Sagita mengatakan skema ini tetap bisa diterapkan bagi masyarakat yang tidak memiliki telepon sekalipun. Menurutnya, untuk mengirimkan foto tilang dan bukti transfer pembayaran bisa dilakukan dengan meminjam telepon genggam kerabat atau tetangga barang waktu sebentar.
Yogi mengatakan dalam sekali sidang tilang ada ratusan berkas, yang diputus. Namun kebanyakan pelanggar tidak secara langsung membayar denda dan mengambil barang bukti tilang saat putusan ditetapkan. Hal tersebut juga terjadi saat penerapan skema baru ini, dalam sekali pengiriman Kejari Kulonprogo hanya mengirim 30 sampai 50 bukti tilang dari ratusan berkas yang diputus.
"Kami akan segera mengirimkan barang bukti tilang setelah dibayarkan dendanya, jumlah pengiriman tiap hari tidak sama tergantung dari jumlah pelanggar yang membayar denda," jelas Yogi.Sumber Berita :
Kepala Kejaksaan Negeri Kulonprogo Kulonprogo, Widagdo Mulyono Petrus menjelaskan skema pengiriman barang bukti tilang melalui pos mulai diujicobakan mulai Senin (23/3/2020).
"Setelah massa uji coba tiga hari, pelayanan pengambilan tilang secara daring tersebut resmi kami terapkan pada Kamis 26 Maret 2020," terang Widagdo saat ditemui di Kantor Kejari Kulonprogo.
Widagdo menerangkan mekanisme pengambilan barang bukti tilang yakni pelanggar mengirimkan foto surat tilang melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp ke nomor petugas tilang Kejari Kulonprogo. Setelah itu petugas tilang akan memberikan jumlah denda yang harus dibayarkan bersama informasi biaya pengiriman.
Pelanggar wajib mengirimkan foto bukti pembayaran melalui nomor yang tertera sebelumnya. "Petugas selanjutnya akan mengirimkan barang bukti tilang sesuai alamat yang dikirim pelanggar," jelas Widagdo.
Bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia, BB Tilang dapat dikirim langsung ke rumah pelanggar. Widagdo mengatakan skema ini dirasa sangat tepat untuk mencegah pelanggar dari luar daerah khususnya zona merah Covid-19 karena pelanggar dari wilayah tersebut tidak perlu jauh-jauh ke Kulonprogo.
"Selain menjaga masyarakat tetap di rumah di tengah pendemi Covid - 19, skema ini menghemat waktu dan tenaga, karena tidak perlu repot datang jauh-jauh ke Kejari Kulonprogo," ucapnya.
Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri Kulonprogo, Yogi Andiawan Sagita mengatakan skema ini tetap bisa diterapkan bagi masyarakat yang tidak memiliki telepon sekalipun. Menurutnya, untuk mengirimkan foto tilang dan bukti transfer pembayaran bisa dilakukan dengan meminjam telepon genggam kerabat atau tetangga barang waktu sebentar.
Yogi mengatakan dalam sekali sidang tilang ada ratusan berkas, yang diputus. Namun kebanyakan pelanggar tidak secara langsung membayar denda dan mengambil barang bukti tilang saat putusan ditetapkan. Hal tersebut juga terjadi saat penerapan skema baru ini, dalam sekali pengiriman Kejari Kulonprogo hanya mengirim 30 sampai 50 bukti tilang dari ratusan berkas yang diputus.
"Kami akan segera mengirimkan barang bukti tilang setelah dibayarkan dendanya, jumlah pengiriman tiap hari tidak sama tergantung dari jumlah pelanggar yang membayar denda," jelas Yogi.Sumber Berita :
Inspiratif, Sekelompok Pemuda di Kulonprogo Bikin Tempat Cuci Tangan dari Kaleng Bekas - Harianjogja.com
Harianjogja.com, KULONPROGO-- Sekelompok pemuda asal Kulonprogo mendistribusikan puluhan tempat cuci tangan portabel ke sejumlah pasar tradisional, Sabtu (4/4/2020). Kegiatan sosial ini merupakan bagian dari upaya memutus rantai penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di lingkungan pasar.
Aksi yang dilakukan oleh Nosa Pramana, Septian Aryo Cahyo Seto dan sejumlah pemuda yang berasal dari berbagai wilayah di Kulonprogo itu dilandasi minimnya sarana prasarana untuk cuci tangan di pasar tradisional di Kulonprogo.
Kalaupun ada, jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Tak sebanding dengan jumlah pengunjung pasar yang dalam sehari bisa mencapai ratusan orang.
"Di tengah wabah corona, pasar-pasar di Kulonprogo tetap beroperasi, sehingga potensi penyebaran virus cukup besar, namun di sisi lain antisipasi dengan penyediaan tempat cuci tangan masih sangat minim, ini yang mendasari kami membuat tempat cuci tangan portable," ujar Nosa Pramana, Sabtu.
Nosa dan kawan-kawannya membuat tempat cuci tangan portabel dari ember bekas cat yang telah dicuci bersih kemudian dipasang kran. Adapun biaya pembuatannya menggunakan kocek pribadi dan bantuan para donatur.
"Uang yang terkumpul itu juga kami belikan perlengkapan lain seperti sabun cuci tangan, botol sabun serta kursi plastik untuk meletakkan ember berisi air bersih," ucapnya.
Sejauh ini Nosa dan kelompoknya sudah mendistribusan 50 tempat cuci tangan portable di Pasar Wates dan Pasar Bendungan, Kapanewon Wates. Tidak menutup kemungkinan distribusi bisa disalurkan ke pasar-pasar lain di Kulonprogo yang masih beroperasi.
Sementara itu salah satu petugas keamanan Pasar Wates, Wahyu mengapresiasi kegiatan ini. Pihaknya juga merasa terbantu karena pasar Wates yang menjadi salah satu tempat yang dikunjungi banyak orang dan memerlukan perhatian khusus terkait dengan kebersihan, justru mengalami keterbatasan soal ketersedian tempat cuci tangan.
"Dengan bantuan tempat cuci tangan portable ini kami sangat terbantu," katanya.
Sumber Berita : https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/04/05/514/1036088/inspiratif-sekelompok-pemuda-di-kulonprogo-bikin-tempat-cuci-tangan-dari-kaleng-bekas
Aksi yang dilakukan oleh Nosa Pramana, Septian Aryo Cahyo Seto dan sejumlah pemuda yang berasal dari berbagai wilayah di Kulonprogo itu dilandasi minimnya sarana prasarana untuk cuci tangan di pasar tradisional di Kulonprogo.
Kalaupun ada, jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Tak sebanding dengan jumlah pengunjung pasar yang dalam sehari bisa mencapai ratusan orang.
"Di tengah wabah corona, pasar-pasar di Kulonprogo tetap beroperasi, sehingga potensi penyebaran virus cukup besar, namun di sisi lain antisipasi dengan penyediaan tempat cuci tangan masih sangat minim, ini yang mendasari kami membuat tempat cuci tangan portable," ujar Nosa Pramana, Sabtu.
Nosa dan kawan-kawannya membuat tempat cuci tangan portabel dari ember bekas cat yang telah dicuci bersih kemudian dipasang kran. Adapun biaya pembuatannya menggunakan kocek pribadi dan bantuan para donatur.
"Uang yang terkumpul itu juga kami belikan perlengkapan lain seperti sabun cuci tangan, botol sabun serta kursi plastik untuk meletakkan ember berisi air bersih," ucapnya.
Sejauh ini Nosa dan kelompoknya sudah mendistribusan 50 tempat cuci tangan portable di Pasar Wates dan Pasar Bendungan, Kapanewon Wates. Tidak menutup kemungkinan distribusi bisa disalurkan ke pasar-pasar lain di Kulonprogo yang masih beroperasi.
Sementara itu salah satu petugas keamanan Pasar Wates, Wahyu mengapresiasi kegiatan ini. Pihaknya juga merasa terbantu karena pasar Wates yang menjadi salah satu tempat yang dikunjungi banyak orang dan memerlukan perhatian khusus terkait dengan kebersihan, justru mengalami keterbatasan soal ketersedian tempat cuci tangan.
"Dengan bantuan tempat cuci tangan portable ini kami sangat terbantu," katanya.
Sumber Berita : https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/04/05/514/1036088/inspiratif-sekelompok-pemuda-di-kulonprogo-bikin-tempat-cuci-tangan-dari-kaleng-bekas
Ada Wonder Woman di Lokasi TMMD Kulon Progo - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews
YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Siapa yang tak kenal dengan Wonder Woman. Salah satu tokoh komik besutan Marvel ini digambarkan sebagai sesosok wanita yang dibekali kekuatan super namun baik hati. Nah, di Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Kulon Progo yang merupakan lokasi program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-107, ada 'Wonder Woman' yang turut ambil bagian. Tak hanya satu, namun cukup banyak Wonder Woman yang turun ke lokasi.
Namun, Wonder Woman di lokasi TMMD yang diiniasi Kodim 0731/Kulon Progo ini tentu bukanlah Wonder Woman sesungguhnya. Mereka hanya kaum wanita, mayoritas ibu-ibu yang ikut membantu pengerjaan sejumlah sasaran fisik. Entah itu pembangunan talud hingga pengecoran jalan antardusun. Maka tak heran, di beberapa titik sasaran banyak dijumpai ibu-ibu yang tengah memanggul kayu atau bahkan membawa karung-karung pasir.
"Ini semua atas kesadaran dan keinginan warga sendiri termasuk para ibu-ibu ini yang ingin membantu Satgas TMMD," kata Kepala Dukuh Prangkokan, Parmono, Minggu (5/4).
Menurutnya, warga setempat termasuk para ibu-ibunya sudah merasa dekat dengan Satgas TMMD. Keterlibatan kaum hawa ini sebagai bentuk keguyuban dengan personel-personel TNI tersebut.
"Kegiatan TMMD di tempat kami tidak lama lagi akan berakhir, tepatnya 14 April nanti. Keterlibatan warga juga sebagai bentuk percepatan pembangunan agar seluruh sasaran fisik dapat diselesaikan tepat waktu," paparnya.
Cuaca yang tidak menentu bahkan cenderung turun hujan di siang dan sore hari, tidak mengendorkan semangat mereka dalam bekerja. Seolah tak kenal lelah warga Purwosari sejak dimulainya pembangunan 16 Maret lalu, hampir setiap hari meninggalkan rumah dan keluarga, mengesampingkan pekerjaan sehari-hari, untuk mendukung pelaksanakan pembangunan.
"Bahkan warga kami jauh hari sebelum pembukaan secara resmi TMMD sudah mulai bergotong royong dibantu anggota Koramil Girimulyo. Lalu mengadakan gugur gunung melebarkan badan jalan yang belum sesuai ukurannya, dengan mengepras tebing dan meratakannya secara manual dengan menggunakan peralatan seadanya," jelas dia.
Terpisah, Dansatgas TMMD Reguler ke-107 Letkol Inf Dodit Susanto mengucapkan terima kasih sebesarnya atas keterlibatan masyarakat di lokasi TMMD yang sudah mau ikut bergabung dalam menyelesaikan beberapa sasaran fisik.
"Saya lihat sendiri bagaimana kaum pria dan wanita, tua-muda ikut membantu para personel Satgas. Karena kami yakin bersama rakyat, TNI kuat," sambung Dodit.
Pria yang juga Dandim 0731/Kulon Progo itu menambahkan, kini pembangunan infrastruktur di lokasi TMMD tinggal menyisakan beberapa titik sasaran yang harus dimaksimalkan pengerjaannya salah satunya corblok jalan di Pedukuhan Prangkokan.
"Kami melihat warga justru semakin bersemangat, bekerja keras bersama Satgas TMMD untuk menyelesaikan pembangunan. Warga setempat tak lama lagi akan memiliki sarana dan prasarana umum yang bagus dan berkualitas, yang dapat dipergunakan dalam aktifitas sehari-hari dan insyaallah berguna dan dapat dinikmati sampai anak cucu mereka," pungkas Dandim.
Sumber Berita : Ada Wonder Woman di Lokasi TMMD Kulon Progo - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews
Petani Asal Kulon Progo Temukan Inovasi Penanaman Padi Tanpa Olah Tanah - Tribun Jogja
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Seorang petani tradisional asal Desa Bendungan, Wates bernama Ngadirin berhasil menemukan satu inovasi penanaman padi tanpa pengolahan tanah.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugraha , yang meninjau lokasi tersebut beberapa waktu yang lalu menyampaikan bahwa penanaman padi tersebut memanfaatkan lahan bekas penanaman cabai di musim tanam ke-3.
"Sekarang ini musim tanam ke-1 dan petani biasanya menanam padi di musim ini," katanya.
Lanjutnya, di saat itulah Ngadirin mencoba menanam Padi tanpa melepas mulsa atau plastik penutup yang pada musim tanam ke-3 digunakan untuk menanam cabai dan tanpa pengolahan tanah.
"Jadi padi disemai di tempat terpisah, setelah umur 14 hari, padi lalu ditanam di lubang-lubang penanaman cabai. Setiap lubang satu batang padi," katanya.
Padi yang ditanam tersebut merupakan padi hibrida mapan.
Dari penanaman padi dengan metode tersebut, hasilnya cukup memuaskan.
Dari satu batang padi, bisa berkembang menjadi 40 hingga 60 batang per lubang di mulsa.
Sumber Berita : Petani Asal Kulon Progo Temukan Inovasi Penanaman Padi Tanpa Olah Tanah - Tribun Jogja
Capai Separuh Target Sensus Penduduk Online, BPS Kulon Progo Sampaikan Perpanjangan Waktu Sensus - Tribun Jogja
- Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi GunawanTRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Hingga Sabtu (4/4/2020), presentase warga Kulon Progo yang sudah mengisi Sensus Penduduk Online (SP Online) mencapai sekitar 9 persen.Presentase tersebut menurut Kepala BPS Kulonprogo, Sugeng Utomo, masih cukup jauh dari target yang ditetapkan BPS Kulon Progo, yakni sebesar 19 persen dari total jumlah penduduk di Kulon Progo."Jika diangkakan, 9 persen itu sekitar 14.113 keluarga atau 45.000 lebih orang," katanya.Sugeng mengatakan belum tercapainya target SP Online tersebut diakibatkan oleh banyak faktor di lapangan.Disebutkan olehnya, tidak semua warga Kulon Progo memiliki atau bisa menggunakan gadget untuk mengakses SP Online yang rencananya berakhir pada 31 Maret 2020.Selain itu, Sugeng juga menyampaikan bahwasanya SP Online di Kulon Progo juga akan diperpanjang ditengah merebaknya Covid-19."Saat ini, dari pusat sudah mengeluarkan instruksi bahwa SP Online diperpanjang hingga 29 Mei 2020. Sedangkan pelaksanaan wawancara yang semula 1-31 Juli diundur menjadi 1-30 September 2020," ujarnya.Dia pun mengungkapkan bahwa hal tersebut dapat memberikan ruang bagi warga kulon Progo yang masih belum sempat mengikuti SP Online."Dari data yang kita peroleh, mayoritas warga Kulon Progo mengikuti SP Online di akhir-akhir periode kemarin. Dengan diperpanjangnya SP Online harapannya target 19 persen bisa tercapai," ungkapnya.Di sisi lain, Pandemi COVID-19 ternyata juga menjadi kendala tersendiri bagi pelaksanaan SP Online.Sebelum merebaknya Covid-19 BPS Kulon Progo telah menggencarkan kegiatan bertajuk mengisi SP Online bareng yang dilaksanakan di sekolah, kalurahan, kapanewon dan instansi pemerintahan.Namun, Lanjutnya, setelah mewabahnya virus tersebut dan disusul dengan berbagai protokol pencegahan Corona yang salah satunya menghentikan kegiatan yang mengumpulkan banyak massa, maka program ngisi bareng tersebut pun ikut ditiadakan."Program ngisi bareng SPO ini sebenarnya cukup mendongkrak jumlah warga yang terdata. Mereka mengisi sendiri tapi tetap dalam pendampingan kami, nah setelah adanya Corona, kegiatan itu terpaksa dihentikan," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)
Capai Separuh Target Sensus Penduduk Online, BPS Kulon Progo Sampaikan Perpanjangan Waktu Sensus - Tribun Jogja
Kabar Gembira Bagi Warga Kulon Progo, Bayi 4 Bulan di RSUD Wates Dinyatakan Sudah Negatif Corona - Tribun Jogja
- Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi GunawanTRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Bayi berusia empat bulan yang sebelumnya dinyatakan positif terjangkit Covid-19 di Kulon Progo, saat ini statusnya sudah dinyatakan negatif.Kabar gembira ini disampaikan oleh PLT Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Sri Budi Utami, Sabtu (4/4/2020) melalui sambungan telepon.Menurut keterangannya, dari Laporan Hasil Uji dari BBTKL, bayi empat bulan tersebut sudah dinyatakan negatif."Dari hasil uji laporan dari BBTKL hasilnya negatif dua Kali," katanya.Ditambahkan oleh Budi, bayi tersebut saat ini masih menjalani observasi kondisi secara keseluruhan."Mungkin masih menunggu 1-2 Hari sampai diperbolehkan untuk pulang," katanya.Bayi tersebut, diketahui telah dirawat di RSUD Wates sejak pertengahan Maret 2020 setelah mengalami gejala yang merjuk kepada Covid-19.Sebelumnya, bayi tersebut mengalami gejala mirip Covid-19 Setelah berpergian bersama orangtuanya ke salah satu wilayah terdampak di Jawa Tengah. (TRIBUNJOGJA.COM)
04 April 2020
Warga Kulon Progo Tak Perlu Keluar, 12 Koperasi Bakal Layani Belanja Daring - SuaraJogja.ID
SuaraJogja.id - Sebanyak 12 koperasi dan empat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) disiapkan Pemkab Kulon Progo untuk menyediakan kebutuhan pokok secara daring selama tanggap darurat bencana COVID-19. Dengan begitu, warga Kulon Progo tak perlu banyak keluar rumah dan bisa tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari sembari terus meminimalisasi risiko tertular maupun menularkan virus corona SARS-CoV-2.
Koordinator Gugus Ekonomi Penanganan COVID-19 Kulon Progo Bambang Tri Budi dmengatakan, 12 koperasi ini terdistribusi di 12 kecamatan, dan BUMDes yang siap melayani kebutuhan pokok yaitu BUMDes di Desa Pagerharjo, Desa Salamrejo, Triharjo, dan Ngentakrejo.
"Masyarakat tidak perlu keluar rumah, tinggal pesan melalui koperasi atau BUMDes," kata Bambang di Kulon Progo, Jumat (3/4/2020).
Dilansir ANTARA, Bambang mengatakan, koperasi dan BUMDes daring ini menyediakan seluruh kebutuhan pokok, sayur-sayuran, dan kebutuhan lainnya. Namun demikian, Bambang belum merinci nama-nama koperasi yang siap melayani kebutuhan pokok secara daring.
"Inovasi ini sangat bagus dalam menggerakkan ekonomi dalam kondisi pembatasan kegiatan kontak sosial," katanya.
Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati pun telah meminta Gugus Ekonomi agar segera merealisasikan layanan belanja daring dari 12 koperasi dan empat BUMDes itu, sehingga masyarakat tidak perlu ke pasar dan dimudahkan dengan pelayanan ini.
"Kami siap membantu Pemkab Kulon Progo menyosialisasikan 12 koperasi dan empat BUMDes kepada masyarakat, supaya memanfaatkan pelayanan ini. Hal ini sangat efektif untuk mempercepat pencegahan penyebaran COVID-19 di Kulon Progo," ujar Akhid.
Dirinya juga meminta koperasi melibatkan petani, peternak, pembudi daya, hingga pelaku usaha kecil menengah di wilayah masing-masing, sehingga masyarakat juga terbantu dalam menggerakan ekonomi.
"Kami berharap koperasi dan BUMDes yang menyiapkan kebutuhan pokok secara daring ikut andil dalam menggerakan ekonomi wilayah, sehingga bencana COVID-19 tidak sepenuhnya melumpuhkan perekonomian masyarakat," terang dia.
Sumber Berita : Warga Kulon Progo Tak Perlu Keluar, 12 Koperasi Bakal Layani Belanja Daring - SuaraJogja.ID
Dinkes Kulon Progo Berikan Materi Penanganan Korban Covid-19 - Tribun Jogja
Laporan reporter tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo memberikan pemahaman penanganan korban Covid-19, kepada Tim Gugus Tugas penanganan penyebaran Covid-19 wilayah Kulon Progo, di Aula Adikarto, kompleks Pemkab Kulon Progo, Jumat (3/4/2020).
Pelatihan ini diikuti oleh segenap perwakilan dari berbagai instansi yakni Polres, Kodim, BPBD, Tagana, Satpol PP Kulon Progo dan PMI cabang Kulon Progo.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Ananta Kogam Dwi Korawan, mengatakan hari ini merupakan koordinasi antara Polres dengan pemerintah daerah, untuk memberikan pemahaman kepada TIM Gugus Tugas untuk bisa menjadi jembatan informasi yang benar kepada masyarakat.
“Intinya adalah terkait penjelasan dan pemahaman terkait penanganan korban, diantaranya sebagai jembatan informasi tentang penanganan COVID-19, pencegahan, gejala penularan, hingga mensosialisasikan agar tidak terjadi penolakan didaerah,” jelasnya.
Dijelaskan olehnya, peran TIM Gugus Tugas adalah untuk menjelasan memeberikan pemahan tentang penaganan korban kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi penolakan karena khawatir akan dampak kesehatan masyarakat jika nantinya ada warga yang menjadi korban Covid-19.
Sementara itu, Kabag Sumda Polres Kulon Progo Kompol Agus Supriyanto mengatakan bahwa melalui kegiatan ini dapat memberikan kepastian kepada Tim Gugus Tugas dalam melangkah di masyarakat.
Selain itu menurutnya, saat ini sedang terjadi peralihan dari masalah kesehatan menjadi masalah sosial.
“Pertemuan ini sebagai langkah awal terkait penanganan korban Covid-19, perlu adanya SOP dalam menangani jenazah, sehingga dapat memberikan masukan untuk Tim Gugus untuk merumuskan, jika terdapat korban Covid-19 yang meninggal,” ujarnya.
Pada akhirnya peran masyarakat, pemerintah pusat sampai pemerintah desa juga sangat penting untuk mendukung penanganan penyebaran COVID-19.
"Adanya kolaborasi, gotong royong sangat diperlukan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia," katanya. (TRIBUNJOGJA COM)
Antisipasi Penolakan Pemudik, 4 Gedung Disiapkan di Kulon Progo - SuaraJogja.ID
Antisipasi Penolakan Pemudik, 4 Gedung Disiapkan di Kulon Progo - SuaraJogja.ID
Sumber Berita :
SuaraJogja,id - Guna mengantisipasi kedatangan pendatang atau pemudik dari luar daerah, Kabupaten Kulon Progo berencana menyediakan gedung karantina yang akan digunakan untuk isolasi mandiri jika memang ditolak oleh masyarakat setempat.
Bupati Kulonprogo, Sutedjo menyatakan, sudah menyiapkan tiga rusunawa dan satu gedung dharmais untuk dijadikan ruang isolasi mandiri untuk pendatang yang tidak diterima di daerah tempat tinggalnya.
"Kalau memang terjadi penolakan dari keluarga atau kampung akan kami siapkan. Kami memang punya fasilitas-fasilitas gedung yang tentunya masih akan dikoordinasikan terlebih dahulu kepada pihak terkait," Kata Sutedjo, saat ditemui di ruangannya, Jumat, (3/4/2020).
Di Kulonprogo sendiri terdapat 3 rumah rusunawa yang belum sepenuhnya digunakan. Ketiga rusunawa tersebut berlokasi di Desa Triharjo, Giripeni dan Tuksono. Sampai saat ini baru Rusunawa di Desa Triharjo yang sudah cukup banyak penghuni, untuk dua lainnya masih sedikit.
Sutedjo juga menambahkan, masih ada juga asrama dharmais yang dapat menampung banyak orang. Meskipun belum ada koordinasi lebih lanjut tentang penggunaannya sebagai ruang karantina.
"Nanti kalau memang terpaksa harus kita sediakan nanti akan koordinasikan. Itu beberapa fasilitas yang bisa kita cadangkan, mudah-mudahan tidak terpakai, tapi kita tetap dipersiapkan," imbuhnya.
Ia berharap, tidak banyak jumlah pendatang atau pemudik datang di tengah wabah COVID-19 yang tengah merebak ini. Namun, apabila masih terdapat kedatangan yang cukup banyak, ia berharap kesadaran dari masing-masing individu untuk mematuhi protokol yang sudah dianjurkan.
Harapannya, para pendatang atau pemudik melapor kepada pihak terkait untuk dilakukan pencatatan dan dapat mematuhi karantina mandiri di rumah selama 14 hari. Begitu juga dengan warga yang tinggal di daerah tersebut, tidak perlu secara sepihak menolak begitu saja warga yang datang.
"Sesungguhnya jika nanti itu bisa dilakukan di keluarga secara mandiri dalam arti keluarga yang didatangi dan yang datang taat dengan Protokol kesehatan yaitu dengan betul-betul karantina mandiri itu sebenernya tidak masalah," tegasnya.
Ditemui secara terpisah, Sekda Kulonprogo, yang juga selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Kabupaten Kulonprogo, RM. Astungkoro menjelaskan, adanya kemungkinan terburuk yakni menyiapkan ruang karantina untuk pemudik atau pendatang yang ditolak di daerahnya sendiri. Meski itu bukan merupakan opsi yang utama.
"Hal yang akan kita fokuskan adalah edukasi kepada masyarakat. Mestinya mereka bisa menerima, jadi kalau ada gejala macem-macem, langsung kita gunakan protokol covid-19, jadi tidak perlu ditolak. Namun jika sampai hal terjelek yang terjadi nanti kita akan siapkan lokasi-lokasi itu. Penekanan kepada edukasi masyarakat untuk menerima dan pendatang harus mematuhi protokol yang sudah ada," jelasnya.