Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


03 April 2020

Ekonomi Lesu UMKM di Kulon Progo Beralih Produksi Masker Agar Tetap Eksis - TRIBUNJOGJA.COM



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kulon Progo harus memutar otak untuk tetap memperoleh penghasilan di tengah lesunya perekonomian akibat Pandemi COVID-19.

Beralih ke produksi barang yang mempunyai potensi penjualan tinggi, layaknya masker, menjadi satu dari beberapa langkah yang dilakukan oleh Widya Pernik.

Widya Ningtyas Virgo Kartika (43) selaku pemilik Widya Pernik, Rabu (1/4/2020) menuturkan bahwa sejak 17 Maret 2020, dirinya mulai memproduksi masker berbahan kain katun premium dan perca.

UMKM yang terletak di Dusun Klebakan, Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo itu menciptakan masker dengan desain yang unik dan menarik, serta berhiaskan aneka motif yakni bunga, batik dan masih banyak lainnya.
 
Widya mengakui bahwa sampai saat ini sudah lebih dari 5.000 masker berhasil diproduksi dan dijualnya.

Harga yang dipatok untuk sebuah masker itupun cukup terjangkau, Rp5.000 untuk satu buah masker berbahan kain perca, Rp8.000 bahan katun dengan tali kain, dan Rp10.000 bahan katun dengan tali karet.

Masker-masker buatannya tersebut, sebagian besar dikirim ke luar daerah karena banyaknya order dari konsumen diluar daerah.

"Puji Tuhan dalam sehari kita bisa menjual sekitar 400 buah masker," ujarnya.

Baginya, dapat memproduksi dan menjual ratusan masker dalam sehari merupakan pencapaian yang luar biasa.


"Produksi masker ini belum lama saya geluti, selama ini kita fokus dalam usaha produksi souvenir," tegasnya.
 
 Menurut penuturannya, keuntungan dari penjualan masker tersebut dapat menjaga eksistensi UMKM yang dikelolanya.

Pada awalnya, akibat wabah ini, sejumlah pesanan souvenir untuk berbagai acara terpaksa ditunda pihak pemesan dan itupun membuat dirinya cukup resah.

"Pada Maret, sebenarnya orderan mulai masuk namun sekarang dipending karena Corona. Padahal kita sudah tahap acc desain. Tapi apa boleh buat karena keadaan, ya mau gimana lagi," ujarnya.

Penundaan itu tak ayal sangat mempengaruhi pemasukan Widya Pernik yang bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp10 juta per bulan dari pesanan souvenir.
 
"Dari situlah saya putar otak, nyari apa yang sekiranya bisa dijual, hingga akhirnya saya milih buat masker," katanya.

Widya lantas berinisiatif mengajak ibu-ibu sekitar rumah untuk ikut produksi dan ternyata direspon positif oleh mereka.

Widya mengakui langkah yang diambilnya tersebut bukan hanya sekedar untuk menjaga kelangsungan usahanya, tapi juga sekaligus memberdayakan perempuan di lingkungan rumahnya.

Tercatat ada 12 perempuan yang mayoritas adalah ibu rumah tangga yang dia pekerjakan menjadi penjahit masker.

"Sebagian ada yang jahit di rumah masing-masing, sisanya kami minta jahit di sini," ucap Widya. (TRIBUNJOGJA-COM)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ekonomi Lesu UMKM di Kulon Progo Beralih Produksi Masker Agar Tetap Eksis, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/01/ekonomi-lesu-umkm-di-kulon-progo-beralih-produksi-masker-agar-tetap-eksis.
Penulis: Andreas Desca
Editor: Gaya Lufityanti
Share:

Hujan Abu Juga Dirasakan di Kapanewon Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, dan Girimulyo, Kulon Progo - tribunjogja.com


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Gunung Merapi Kamis (2/4/2020) siang, sekitar pukul 15.13 wib kembali mengalami erupsi.

Kuwat Risdiyanto warga Karang Jatisarono Nanggulan menyampaikan bahwa Malam ini di wilayah Nanggulan terjadi hujan abu meskipun hanya tipis.

"Tadi bahkan ada pengemudi motor yang sempat berhenti karena merasakan pedas dimatanya," katanya.

Risdiyanto menambahkan hujan abu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB meskipun intensitasnya tipis.

"warga juga sempat merasakan hujan abu dan sempat membuktikan dengan membiarkan Jok sepeda motor mereka kotor untuk membuktikan kalau hujan abu," tururnya.

Panewu Nanggulan Duana Heru S, turut membenarkan bahwa di Nanggulan dan sekitarnya berdasar laporan warga tadi sekitar pukul 19.00 wib, memang terjadi hujan Abu tipis.

• Sebagian Sleman Hingga Klaten Diguyur Abu Vulkanik Merapi

"Ada laporan dari warga jika terjadi hujan abu tipis," katanya.

Sementara itu, Sutarno warga Pendoworejo Girimulyo mengatakan, di wilayah Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh juga terjadi hujan abu tipis.

Dirinya menyadari adanya hujan abu ketika tengah dalam perjalanan.

"Terasa ada yang masuk ke mata, ternyata abu," ungkapnya.

Flaviana Siwi K, warga Kalibawang juga menyadari adanya hujan abu di wilayahnya.

Dia pun mencoba memeriksa atap Mobilnya yang tengah terparkir di halaman untuk memastikan bahwa memang betul ada abu vulkanik yang jatuh.

"Itu tadi ada abu diatap Mobil tapi memang tipis," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)



Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hujan Abu Juga Dirasakan di Kapanewon Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, dan Girimulyo, Kulon Progo, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/02/hujan-abu-juga-dirasakan-di-kapanewon-kalibawang-samigaluh-nanggulan-dan-girimulyo-kulon-progo.
Penulis: Andreas Desca
Editor: Ari Nugroho

Share:

01 April 2020

Cegah Penyebaran Virus Corona, Nyadran Agung di Kulon Progo Dibatalkan - Tribun Jogja


  • Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan

    TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Prosesi Nyadran Agung yang merupakan satu dari beberapa agenda rutin di Kabupaten Kulon Progo dalam menyambut bulan suci Ramadhan, tahun ini terpaksa harus dibatalkan.

    Gelaran yang kental dengan tradisi dan budaya Jawa ini, direncanakan akan digelar di Alun-alun Wates pada 17 - 18 April 2020.

    Pembatalan Nyadran Agung tersebut tidak lain dikarenakan sebagai langkah antisipasi atas potensi penyebaran Pandemi Covid-19 di wilayah Kulon Progo.

    Pasalnya, dalam pelaksanaan kegiatan Nyadran agung ini, ratusan orang dari berbagai wilayah dan juga wisatawan domestik serta asing biasa turut hadir dan ambil bagian.

    Pembatalan gelaran tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Untung Waluyo, Rabu (1/4/2020).

    Menurutnya, gelaran yang merupakan akulturasi budaya dan agama ini, terpaksa harus dibatalkan setelah diputuskan dalam rapat koordinasi dengan Forkompinda kabupaten Kulon Progo beserta berbagai instansi terkait.

    "Dari hasil rapat dengan berbagai pihak, mengingat dan mempertimbangkan berbagai kondisi, akhirnya Nyadran Agung 2020 dibatalkan," katanya.

    Selain itu, pembatalan ini dilaksanakan sebagai langkah tindak lanjut terhadap Instruksi Gubernur DIY Nomor : 2/nstr/2020  tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19) dan Surat Edaran Bupati Kulon Progo Nomor : 440/1197 tentang Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19) di Kulon Progo.

    Untung juga menyampaikan, dengan dibatalkannya gelaran tersebut, ada alternatif pengganti yang tentunya tidak melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya.

    "Nanti alternatif kegiatan pengganti direncanakan melalui tahlil. Yang dilibatkan 7 sampai 9 orang pada tanggal 17 April 2020, malam. Esensi tetap dijalankan dengan sederhana," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)


Sumber Berita :Cegah Penyebaran Virus Corona, Nyadran Agung di Kulon Progo Dibatalkan - Tribun Jogja
Share:

Dorong Produksi Padi, Petani Kulon Progo Gunakan Budidaya Teknik Mulsa - SuaraJogja.ID

 

SuaraJogja.id - Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, melakukan uji coba budidaya padi menggunakan sistem mulsa guna mendorong produksi.

Salah satu anggota dari Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan, Ngadirin di Kulon Progo menjelaskan, teknik mulsa dilakukan dengan menutupi lahan sawah menggunakan plastik yang dilubangi untuk menanam padi.

"Teknik ini biasanya digunakan untuk tanaman hortikultura. Kemudian, kami uji coba untuk tanaman padi. Semoga hasilnya mampu meningkatkan produksi padi," kata Ngadirin, Rabu (1/4/2020).

Ngadirin menjelaskan, uji coba dilakukan di lahan seluas 4.500 meter persegi. Jarak tanam padi 40 x 40 cm dengan legowo 4.1 dengan legowo 50 centi meter. Lahan yang digunakan merupakan sisa mulsa yang digunakan dalam budidaya cabai pada musim sebelumnya.

Kelebihan dari teknik budidaya padi sistem mulsa yakni bisa mengoptimalkan jumlah penanam dari metode biasanya yang bisa ditanam 8 orang, cukup dengan 4 orang, tanpa olah tanah.

"Sistem mulsa juga menghemat biaya, tidak tergantung pada traktor, hemat dalam penyiangan dan waktu pemupukan dan perawatan," kata Ngadirin, melansir Antara.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Ngadirin mengungkapkan, dalam setiap rumpun bisa menghasilkan 45-55 anakan. Hal ini sangat menguntungkan dalam rangka menggenjot produktivitas padi, karena rata-rata padi yang dihasilkan di lokasi tersebut maksimal 35 anakan per rumpun.

Teknik mulsa menggunakan sistem tanam dengan menanam satu batang per rumpun. Berbeda dengan teknik tanam padi konvensional dilakukan oleh petani di wilayah Bendungan yang umumnya menanam 2-3 batang per tanam.

"Kami optimistis budidaya tanaman padi sistem mulsa dapat meningkatkan produksi padi," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Aris Nugraha mengapresiasi inovasi budidaya tanaman padi sistem mulsa oleh Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Ia berharap kelompok tani lain juga berlomba-lomba berinovasi untuk meningkatkan produksi padi, dan tanaman pangan lain.

"Kami sangat mengapresiasi inovasi Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Inovasi ini sangat bagus untuk memotivasi kelompok tani yang lain. Kami siap memberikan pendampingan," katanya.


Sumber : Dorong Produksi Padi, Petani Kulon Progo Gunakan Budidaya Teknik Mulsa - SuaraJogja.ID

Share:

Stok Langka, Bantuan Hand Sanitizer Diberi ke Pemkab Kulon Progo - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Pemkab Kulon Progo menerima bantuan berupa hand mosturizer dan hand sanitizer yang diproduksi sendiri oleh PT Belle First. Penyerahan bantuan tersebut diterima langsung oleh Bupati Kulon Progo Sutedjo pada Selasa (31/3/2020) di ruang kerjanya.

Keprihatinan akan kelangkaan serta tingginya harga hand moisturizer dan hand sanitizer HS di pasaran mendorong PT Belle First untuk berinisiatif membuat sendiri kedua produk tersebut, yang kemudian diberikan sebagai bantuan kepada Pemkab Kulon Progo. Tidak hanya sebagai bantuan saja, produk dari Belle First itu juga tersedia di apotek di Kulon Progo.

“Bermula dari kedua barang tersebut yang sudah langka di pasaran karena adanya COVID-19, selain itu juga biasanya masyarakat membuat dengan komposisi yang tidak pas, yang berbahaya bagi kulit dan tubuh,” kata Komisaris Utama PT Belle First Yonanta Satria Nugraha saat melakukan audiensi bersama Sutedjo di ruang kerja Bupati Kulon Progo, Selasa.

Yonanta menuturkan, selanjutnya bantuan diberikan ke RSUD Wates, Dinas Kesehatan Kulon Progo, dan Dinas Koperasi UKM Kulon Progo sebagai bentuk kepedulian sekaligus dukungan terhadap penanganan COVID-19, khususnya di Kulon Progo.

“Jumlah bantuan yang diberikan untuk RSUD Wates sebanyak 50 hand moisturizer (HM) dan 100 hand sanitizer (HS), untuk Dinas Kesehatan sebanyak 10 HM dan 25 HS, dan Dinas Koperasi sejumlah 10 HM dan 25 HS. Jika masyarakat ingin membeli, produk Belle First sudah tersedia di apotek Kulon Progo”, jelasnya.

Sutedjo pun menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian dan dukungan PT Belle First, yang telah memberikan bantuan beruapa hand mosturizer dan hand sanitizer. Pihaknya juga menyatakan bahwa produk tersebut akan sangat membantu masyarakat di tengah kelangkaannya selamah wabah COVID-19 ini.

“Atas nama Pemkab Kulon Progo, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kepedulian PT Belle First, yang telah memproduksi barang yang dibutuhkan masyarakat berupa hand moisturizer dan hand sanitizer karena barang tersebut juga sudah langka di pasaran”, kata Sutedjo.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo Sri Harmintarti berharap agar RSUD turut membantu mengutamakan menggunakan produk lokal yang diproduksi oleh Belle First.

“Ini merupakan produk lokal yang diproduksi oleh PT Belle First, agar RSUD dapat membantu mengutamakan penggunaan produk ini. Di sisi lain, PT Belle First juga sudah bekerja sama dengan BPOM dalam hal komposisi produk, sehingga segala sesuatu sudah dikawal oleh BPOM”, katanya.


Sumber Berita :  https://jogja.suara.com/read/2020/03/31/184024/stok-langka-bantuan-hand-sanitizer-diberi-ke-pemkab-kulon-progo
Share:

Pesan Polres Kulon Progo soal Pembatasan Wilayah - Tagar News


Kulon Progo - Pendatang dari sejumlah wilayah di Indonesia, sudah banyak yang memasuki Kabupaten Kulon Progo. Jumlahnya lebih 3.000 orang. Melihat kondisi ini banyak masyarakat di Kabupaten Kulon Progo yang melakukan antisipasi secara mandiri. 

Warga selain dengan melaporkan ke pemangku kepentingan di wilayahnya, melakukan penyemprotan disinfektan mandiri sampai melakukan pembatasan di wilayahnya dengan mengurangi akses jalan dan membuat spanduk imbauan.

Pelaksana Harian Wakil Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo Komisaris Polisi Sudarmawan ikut menanggapi maraknya aksi pembatasan wilayah oleh masyarakat itu. Kepolisiam bisa memaklumi proteksi wilayah, namun yang perlu diperhatikan adalah pembatasan yang wajar atau tidak berlebihan.

Dia berpendapat agar spanduk yang dipasang memakai kata-kata yang humanis dan edukatif dalam penulisan. "Kita masyarakat Yogyakarta yang santun. Jadi harap diperbaiki kata-katanya," ujar Sudarmawan di Kulon Progo pada Selasa, 31 Maret 2020.

Sudarmawan justru mempersilakan masyarakat ingin melakukan pembatasan wilayah. Mereka hanya perlu mengkoordinasikan dengan pemangku kepentingan setempat seperti Panewu, Kepala Kepolisian Sektor, Komandan Rayon Militer dan lainnya, agar diberikan arahan terkait dengan akses yang ditutup dan kata-kata yang disampaikan.

Dia mengungkapkan tujuan pembatasan ini baik. "Namun akses jalan jangan ditutup semua agar tidak timbul permasalahan," tuturnya.

Kita masyarakat Yogyakarta yang santun. Jadi harap diperbaiki kata-katanya.

Sudarman mengungkapkan, kepolisian siap bertindak jika masyarakat berlebihan dalam pembatasan wilayah. Namun, tindakan yang diambil yaitu dengan pendekatan persuasif kepada masyarakat yang dianggap sudah keluar dari koridor dan norma.

Dukuh Karangtengah Kidul, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Puryono mengatakan, pihaknya akan mengganti imbauan pembatasan wilayah dengan kata yang halus, dari larangan menjadi imbauan untuk warga yang terlanjur mudik yang dipasang di pintu masuk desa.

"Kami tidak bisa melarang atau mengusir yang sudah terlanjur mudik. Kami paham dengan pembatasan akses di kota, jadi kami beri pengertian saja. Semoga warga bisa mentaati aturan yang ada," tuturnya.

Puryono menjelaskan, pihaknya tidak bisa menolak jika ada perantau yang ingin pulang ke Karangtengah Kidul. Oleh karena itu, Padukuhan menugaskan jajaran RT dan warga untuk memantau para pendatang di masa wabah Covid-19 seperti sekarang ini. 

"Kami juga perintahkan pendatang yang masuk daerahnya melakukan isolasi secara mandiri minimal hingga 14 hari," ujarnya.

Dia menambahkan, sudah ada beberapa pendatang dari luar kota yang tiba di Karangtengah Kidul. Mereka mayoritas pulang ke rumah orang tuanya, dan hanya satu orang yang pulang ke rumah miliknya. []

Share:

30 March 2020

Hari Pertama Operasional Penuh Bandara YIA Kulonprogo, Penumpang Terpantau Padati Area Keberangkatan




Laporan Reporter Tribun Jogja, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) akhirnya resmi beroperasi secara penuh, Minggu (29/3/2020).

Pengoperasian secara penuh ini dibuka dengan penerbangan dari maskapai Batik Air dengan rute Yogyakarta-Samarinda pada pukul 06.00 WIB.


Sementara kedatangan perdana dilakukan oleh maskapai Lion Air pada pukul 06.20 WIB dengan rute Jakarta-Yogyakarta.

Pada hari pertama operasional secara penuh ini, terpantau banyak calon penumpang yang memadati area keberangkatan Bandara YIA.

Mereka berbaris rapi dengan jarak yang sudah ditentukan sebelumnya yakni dua meter antar penumpang.
 
Pelaksanaan Social Distancing di area bandara pun dilakukan dengan tertib oleh para calon penumpang maupun penumpang yang datang.

Selain itu, satu per satu penumpang juga dipindai menggunakan Thermo Gun dan Thermal Scanner yang dimiliki oleh Angkasa Pura I.


Pencegahan penyebaran Covid-19 di Bandara Internasional Yogyakarta (Istimewa)

Hal tersebut merupakan pengamalan dari langkah mitigasi yang ada dan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di area Bandara.

PTS GM Yogyakarta Internasional Airport (YIA), Agus Pandu Purnama, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 115 movevent penerbangan di bandara YIA.

"Seharusnya ada 168 movemvent penerbangan, namun 53 di antaranya melakukan cancel flight akibat penurunan jumlah penumpang yang disebabkan Pandemi Covid-19," katanya.

Di sisi lain, Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I, Devi Suradji, menyampaikan bahwa hari ini seluruh tenant khususnya food and beverage sudah siap untuk melayani para penumpang pesawat.

"Dengan beroperasinya tenant food and beverage itu diharapkan akan mempermudah para penumpang untuk mencari makan setelah perjalanan yang mereka tempuh," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hari Pertama Operasional Penuh Bandara YIA Kulonprogo, Penumpang Terpantau Padati Area Keberangkatan, https://jogja.tribunnews.com/2020/03/29/hari-pertama-operasional-penuh-bandara-yia-kulonprogo-penumpang-terpantau-padati-area-keberangkatan.
Penulis: Andreas Desca


Editor: Muhammad FatoniSumber Berita :

Share:

Bupati Kulon Progo : Boleh Batasi Akses, Tapi Jangan Tolak Pemudik - Tribun Jogja


Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Beberapa warga padukuhan di berbagai wilayah di Kulon Progo akhir-akhir ini mulai membatasi akses masuk ke perkampungan.
Portal jalan dan poster menghiasi penutupan jalan yang dilakukan oleh para penduduk sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19 di sekitarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati Kulon Progo, Sutedjo, Senin (30/3/2020) menyampaikan bahwa pembatasan akses jalan itu tidak masalah untuk dilakukan.
"Jadi bukan menutup jalan sepenuhnya," katanya.
 Jika menutup kawasan sepenuhnya ataupun sering disebut Lockdown, menurut Sutedjo itu hal yang dilarang.
"Yang boleh memutuskan untuk Lockdown itu hanya pemerintah pusat," katanya.
Sementara itu jika pembatasan akses jalan, menurutnya, hal tersebut bukan merupakan suatu permasalahan asalkan tetap bisa dilalui oleh kendaraan dan tidak menggangu aktivitas.
"Dibatasi boleh, tapi tetap harus ditunggui masyarakat. Jadi nantinya jika ada pemudik yang datang, bisa segera dilaporkan dan dicatat," katanya.
Pembatasan yang dimaksud oleh Bupati tersebut yakni dengan membatasi akses masuk jika disebuah padukuhan terdapat banyak akses jalan untuk masuk.
Sumber Berita :  Bupati Kulon Progo : Boleh Batasi Akses, Tapi Jangan Tolak Pemudik - Tribun Jogja
Share:

Hadapi Corona, Kulon Progo Anggarkan Rp21 Milyar untuk APD dan Alat Medis - SuaraJogja.ID



SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menyiapkan anggaran sebesar Rp21 Milyar untuk penanganan pandemi virus corona. Anggaran itu sebagian akan digunakan untuk penambahan alat pelindung diri atau APD dan kebutuhan rumah sakit lainnya.
Hal itu disampaikan Sekda Kulonprogo, yang juga selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Kabupaten Kulonprogo, RM. Astungkoro kepada awak media, saat ditemui langsung di kantornya, Senin, (30/3/2020).
"Anggaran Rp21 Milyar, diambil dari redesign APBD, ada dari perjalanan dinas sebesar 1/4 dari seluruh APBD, makan minum untuk sidang yang sekian bulan tidak sidang, beberapa infrastruktur yang kita pangkas. Ada juga surat edaran dari Menteri Keuangan untuk memangkas Dana DAK, tapi tidak masuk ke dalam anggaran ini, hanya ditarik ke pusat tidak dicairkan," rincinya.
Anggaran tersebut akan masuk ke Dana Tak Terduga yang akan dikhususkan untuk kebutuhan medis di dua rumah sakit rujukan yang ada di Kulon Progo yaitu RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang.
Pemkab pun telah menyiapkan kamar isolasi di RSUD Wates sebagai prioritas, dengan tambahan konsumsi untuk para medis. Sementara, asrama di RSUD Wates yang baru juga dipersiapkan untuk tempat beristirahat para medis dan dokter yang menangani pasien covid-19. 
Terkait dana yang secara khusus diperuntukkan kepada masyarakat, pihaknya mengatakan belum ada. Ada gugus ekonomi yang sudah diminta untuk mengkaji terkait prosedur darurat yang jika memang terjadi lockdown penanganannya akan seperti apa.
"Jika darurat dalam kebutuhan bahan pokok kemungkinan yang dibagi bukan dalam bentuk makanan jadi tapi bahan pangan atau yang lain. Hal itu yang sedang dipelajari gugus sosial dan ekonomi. Termasuk penanganan untuk antisipasi yang terburuk," tegasnya.
Share:

Tak Bisa Tolak Pemudik, Karangtengah Kidul Imbau Warga Karantina Mandiri - SuaraJogja.id


Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Tak Bisa Tolak Pemudik, Karangtengah Kidul Imbau Warga Karantina Mandiri
Spanduk buatan warga yang sudah terpasang di salah satu pos ronda, Karangtengah Kidul RT 07, Margosari, Pengasih, Kulon Progo - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Warga Karangtengah Kidul dalam seminggu terakhir sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya di area desa dan tempat-tempat berkumpul warga.

SuaraJogja.id - Kepala Pedukuhan Karangtengah Kidul Puryono mengaku tak bisa menolak para perantau yang pulang ke daerah asalnya, termasuk ke kampungnya, Karangtengah Kidul RT 07, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena itu, pihaknya hanya menginstruksikan jajarannya untuk memantau para pendatang di masa wabah COVID-19.
Puryono memerintahkan, pendatang yang masuk daerahnya harus melakukan isolasi secara mandiri, minimal hingga 14 hari, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun begitu, sempat ada warga yang tidak melaporkan diri ke pihak desa atau puskesmas bahwa dia memang datang dari luar kota. Pihaknya berinisiatif melakukan pendataan melalui komunikasi yang ada dengan ketua RT dan RW setempat.
"Kami tidak resah, tapi tetap berjaga-jaga karena memang ada warga yang tidak percaya adanya virus COVID-19 ini, dan ada juga yang percaya. Namun kami tetap edukasi kepada siapa pun," ujarnya.
Ia menuturkan bahwa beberapa orang pendatang dari luar kota yang singgah di desanya mayoritas untuk pulang ke rumah orang tuanya. Hanya satu orang yang punya rumah di situ lalu setelah sekian lama pulang kembali.
Terkait dengan larangan bagi pemudik yang sudah telanjur ditulis di banner dan dipasang warga di pintu masuk desa, pihaknya mengatakan akan mengganti imbauan tersebut agar lebih terdengar halus. Jika sebelumnya bertuliskan larangan, maka nanti akan dituliskan menjadi imbauan untuk warga yang telanjur mudik.
"Karena kami juga tidak bisa melarang atau bahkan mengusir orang-orang dari kota yang mungkin sudah telanjur mudik karena tidak bisa makan di kota karena dibatasi aksesnya, jadi kami beri pengertian saja. Semoga warga yang datang juga menaati aturan yang ada," tegasnya.
Warga Karangtengah Kidul sendiri dalam seminggu terakhir sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya di area desa dan tempat-tempat berkumpul warga, seperti masjid dan pos ronda. Desa juga sudah meniadakan salat Jumat di masjid dan beberapa kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang.
Ia menuturkan, kendala saat ini adalah ketersediaan obat atau bahan baku untuk pembuatan disinfektan, yang makin susah didapat. Namun untuk saat ini, pihaknya mengaku masih memiliki stok untuk penyemprotan yang akan dilakukan lagi pekan depan.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua RT 07 Sugiyo mengatakan, memang ada penyemprotan secara mandiri dari hasil iuran warga yang digunakan untuk membeli bahan-bahan utama pembuat disinfektan.
"Ya itu bisa dibilang donasi dari warga, jadi memang dapatnya tidak seberapa, cuma untungnya cukup untuk membeli kebutuhan disinfektan," terang Sugiyo.
Ia menjelaskan bahwa warga juga sudah diberi sosialiasi terkait imbauan pemerintah, baik untuk sosial distancing atau tidak berkumpul dengan banyak orang untuk sementara waktu. Masyarakat pun mendukung serta menerapkan imbauan tersebut dalam kegiatan sehari-hari.
"Ya semoga semuanya bisa jadi normal kembali, virusnya bisa hilang," harapnya.

Sumber Berita : https://jogja.suara.com/read/2020/03/30/131319/tak-bisa-tolak-pemudik-karangtengah-kidul-imbau-warga-karantina-mandiri

 
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP